You are on page 1of 9

STUDI ANALISIS STABILITAS PADA LERENG GALIAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Garup Lambang Goro Jurusan Teknik

Sipil Politeknik Negeri Semarang Abstract Earthquake is the one of many causes of slope failure on an excavation. Many seismic slope stability methods are used for slope stability design, but every method had advantages and disadvantages. One of the simple and common methods is Static Equivalent Analysis in which transient earthquake acceleration is made equivalent to a uniform horizontal force. Besides there is no representative earthquake characteristics are modeled, limitation of this method is a difficulty in assigning an appropriate seismic reduction factor. It is considered that the more realistic method is Dynamic Analysis using finite element method, which apply input motion as seismic load. The advantage of the method, which in this case by using Geo-Office computer program is it can produce minimum safety factor along the impact duration of earthquake. This study compares between Static Equivalent Analysis and Dynamic Analysis on a excavation model on Hard Site Classification SC, Medium/ Stiff Site Classification SD and Soft Site Classification SE following the site classification according to (Uniform Building Code) UBC, 1997. Depths of based rock are assumed at 30m and 100m. Earthquake mechanisms of input motion that are applied at base rock are subduction and strike-slip, with peak-based acceleration vary from 0,1g to 0,4g. The research also determines a reduction factor (fR) on an excavation model that can be used for Static Equivalent Analysis in order to produce safety factor that is similar to minimum dynamic safety factor. In this research, Static Equivalent Analysis is conducted by using a computer program Plaxis whereas Dynamic Analysis is conducted by computer program Geo-Office. The research results show that static equivalent safety factor is always lower than dynamic minimum safety factor or it can be said that Static Equivalent Analysis is more conservative than Dynamic Analysis. By Peak Based Acceleration 0,2g on strike-slip mechanism, the seismic reduction factor (fR) for excavation case over Hard Site is about 0,8, fR of Medium Site is below the value of Hard Site, is about 0,5 and for Soft Soil, the recommended fR is about 0,3. Key words: dynamic analysis, excavation, finite element method, seismic reduction factor, static equivalent analysis, Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara yang menelan korban lebih dari 150.000 jiwa, disusul gempa Yogyakarta, Jawa Tengah dan bagian barat pulau Sumatera sepanjang tahun 20062007. Analisis stabilitas lereng pada konstruksi galian tahan gempa di Indonesia masih banyak menggunakan cara statik ekuivalen. Pada metode ini efek beban dinamik yang ditimbulkan gempa bumi diubah menjadi beban statik. Cara ini mempunyai beberapa keterbatasan (Najoan, Th. F., 1991), yaitu: a. Koefisien seismik diambil dari percepatan gempa maksimum yang bekerja di permukaan tanah dibagi dengan gravitasi.

PENDAHULUAN Berdasar peta geologi, Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Australia, lempeng Asia, lempeng Pasifik dan lempeng laut Filipina. Interaksi keempat lempeng utama tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki aktivitas seismik cukup tinggi dan rawan terhadap bahaya gempa. Hal ini ditunjukkan oleh data-data pencatatan kejadian gempa di Indonesia, yaitu lebih dari 8000 kejadian tercatat gempa dengan Ms 5 dari tahun 1897 sampai tahun 2000, bahkan pada akhir tahun 2004 telah terjadi gempa dengan kekuatan 8,9 skala Richter yang menyebabkan
160

Jadi tubuh galian dianggap sebagai kesatuan yang kaku (rigid body) yang sebenarnya tidak demikian kondisinya. b. Arah gaya gempa dianggap kearah luar lereng yang meningkatkan gaya longsor. Sebenarnya gaya gempa yang bekerja bersifat transient artinya arah gaya bergantian ke luar dan masuk lereng sesuai riwayat percepatan gempa. c. Perhitungan faktor keamanan dilakukan dengan cara keseimbangan batas, dimana tegangan, regangan dan alihan permanen dari suatu lereng yang longsor tidak dapat diperoleh. Beban gempa dapat berpengaruh signifikan terhadap tegangan-tegangan dinamik horizontal dan vertikal pada lereng. Tegangan-tegangan tersebut menghasilkan tegangan normal dinamik dan tegangan geser sepanjang daerah yang berpotensi longsor. Jika dibandingkan dengan tegangan geser statik yang ada, tegangantegangan dinamik dapat melampaui tahanan geser izin tanah. Hal ini yang menyebabkan ketidakstabilan lereng. Untuk mengatasi kelemahan cara statik ekuivalen, dalam perencanaan perlu diperiksa keamanannya dengan analisis dinamik dengan metode elemen hingga. Penelitian ini mengkaji ulang analisis statik equivalen terhadap analisis dinamik pada konstruksi galian dengan menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan program komputer Plaxis dan GeoOfiice. Dalam penelitian ini juga dilakukan studi untuk melihat pengaruh parameter-parameter variabel terhadap angka keamanan longsor pada lereng galian akibat gempa. Paramater-parameter variabel itu di antaranya: a. klasifikasi tanah yang didasarkan pada kecepatan gelombang geser rata-rata, b. kandungan frekwensi (karakteristik) input motion, c. percepatan gempa maksimum di batuan dasar (PBA: Peak Base Acceleration), Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah memberikan hubungan angka keamanan minimum dari analisis dinamik (SF-dinamik minimum) terhadap angka keamanan dari analisis statik ekuivalen (SF statik ekuivalen)

dan mendapatkan faktor reduksi gempa (fR) untuk analisis statik ekuivalen yang dapat direkomendasikan guna mendapatkan angka keamanan yang sama dengan angka keamanan dinamik minimum. Pembatasan masalah diperlukan karena banyaknya masalah dalam suatu analisis. Pada penelitian ini diberikan batasan sebagai berikut. a. Analisis dilakukan pada galian di atas lapisan tanah keras, sedang, dan lunak (SC, SD, SE), yang divariasikan berdasarkan klasifikasi tanah menurut Uniform Building Code (UBC, 1997). b. Analisis dilakukan pada model dengan kedalaman batuan dasar (D) 30m dan 100m. c. Input motion yang digunakan adalah input motion sintetik gempa subduction dan strike-slip, yang masing-masing input motion mempunyai kandungan frekuensi yang berbeda. d. Percepatan gempa maksimum pada batuan dasar (PBA) ditinjau pada percepatan 0,10 g, 0,20 g, 0,30 g dan 0,4 g. e. Metode yang digunakan adalah metode elemen hingga 2D dengan bantuan program komputer Plaxis dan GeoOffice. METODE PENELITIAN Hasil perhitungan stabilitas lereng pada galian akibat beban gempa sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter, di antaranya adalah kelas tanah, kedalaman batuan dasar, kedalaman galian, kemiringan lereng, input motion dan percepatan pada batuan dasar. Dalam studi ini beberapa parameter diambil sebagai parameter variabel sedangkan parameter lainnya dianggap sebagai parameter tetap. Studi ini akan membandingkan dan mencari hubungan angka keamanan lereng dengan menggunakan analisis statik ekuivalen dan analisis dinamik. Pada studi-studi sebelumnya, hasil analisis dinamik pada bangunan galian adalah alihan tetap yang terjadi, angka keamanan lereng pada akhir gempa. Dengan menggunakan program Quake/W dan Slope/W (Geo-Slope
161

STUDI ANALISIS STABILITAS PADA LERENG GALIAN DENGAN (Garup Lambang Goro )

Office) dapat dihasilkan angka keamanan selama berlangsungnya gempa sehingga dapat diambil nilai terkecilnya (SF-dinamik minimum). Parameter dan Propertis Dinamik Tanah

Analisis akan dilakukan pada kasus galian dengan material. Tanah divariasikan pada tiga kelas tanah (SC, SD dan SE) berdasarkan kecepatan gelombang geser rata-rata tanah yang mengacu pada Uniform Building Code (UBC), 1997, dengan kriteria sebagai berikut (Tabel 1).

Tabel 1. Propertis Dinamik Tanah menurut UBC 1997 (Kramer, S.L., 1996) Golongan Jenis Tanah Kriteria Vs (m/ dt) N(SPT) Cu (kPa) SA Batuan Keras > 1500 SB Batuan 760 1500 SC Tanah sangat padat/ batuan 360 760 > 50 > 100 lunak SD Lempung kaku 180 360 15 50 50 100 SE Lempung lunak < 180 < 50 SF Mensyaratkan evaluasi Tanah liquefiable, sangat sensitif, gambut, khusus lempung plastisitas sangat tinggi (PI> 75), lempung lunak medium yang sangat tebal (> 36 m) Model material yang digunakan pada analisa Eoed Vp = dinamik dengan Quake/W adalah model equivalent linear. Pada model ini parameter masukannya adalah modulus geser (G), poisson (1 ) E Di mana: Eoed = ratio , dan damping ratio, sedangkan pada (1 + )(1 2 ) perhitungan stabilitas lereng dengan Slope/W menggunakan metode tegangan elemen hingga = (stress finite element) yang didasarkan g persamaan keseimbangan batas dengan model G tanah Mohr-Coulomb. (Microsoft Corp., 1991) Vs = Pada analisis statik ekuivalen digunakan bantuan program Plaxis dengan menggunakan model material Mohr-Coulomb dan angka keamanan dihitung dengan metode c/phi reduction. (Brinkgreve, R.B.J et. Al, 1998) Hubungan modulus elastisitas (E) , modulus geser (G), dan kecepatan gelombang tekan (Vp), serta kecepatan gelombang geser (Vs) adalah (Dakoulas, P. et.Al, 1998)

G=

E 2(1 + )

= berat isi total dan g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2) Studi ini akan dilakukan pada sebuah model galian dengan kedalaman batuan dasar 30m dan 100m, tanah dianggap homogen sampai pada kedalaman batuan dasar. Kedalaman galian adalah 8m dengan kemiringan lereng 1:2. Pemodelan dilakukan setengah konstruksi seperti pada Gambar 1.

162

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 3 Desember 2007: 160-168

Gambar 1. Pemodelan untuk Kasus Lereng Galian


Jenis Tanah Tanah Keras, SC Tanah Sedang, SD Tanah Lunak, SE Jenis Tanah Tanah Keras, SC Tanah Sedang, SD Tanah Lunak, SE E (KN/m2) 1.5536E+6 3.2103E+5 98642 Cu (KN/m2) 110 60 30

Tabel 2. Propertis Tanah


G (KN/m2) 575412.84 118899.08 36534.15 () 1 1 1

Vs (m/dtk) 560 270 160 PI 5 15 40

Diagram Alir Metode Penelitian A. Analisis Dinamik denan Program Geo-Office


Quake/W: (initial file) Analisa Statik Static Boundary

Vs (m/dtk) UBC, 1997 360 - 760 180 - 360 < 180 Cu (KN/m2) UBC, 1997 > 100 50 - 100 < 50

Quake/W: Kondisi awal: dari Initial file Analisa Dinamik: input motion

Output: Percepatan maksimum pada permukaan (PGA)

Dynamics Boundary

Slope/W:

Metode: Stress Finite Element

Output: Kurva: SF Dinamik vs Waktu SF-Dinamik minimum

B. Analisis Statik Ekuivalen dengan Plaxis


Input: Geometry model Standard Fixities Boundary

Calculation: - Multiplier acceleration: PGA (g) - Angka keamanan : c/phi reduction

Output: SF-statik ekuivalen

STUDI ANALISIS STABILITAS PADA LERENG GALIAN DENGAN (Garup Lambang Goro )

163

C. Penentuan Faktor Reduksi Gempa (fR) untuk Analisis Statik Ekuivalen pada Kasus Galian dengan berbagai Kedalaman Galian (d)
Input: - Input Motion - PBA - Kelaman Galian d (4m-16m) Input: - PGA -fR (0,1-0,7) - Kedalaman Galian d (4m-16m)

Perhitungan Dinamik (Quake/W)

Perhitungan Statik Ekuivalen (Plaxis)

- SF Statik Ekuivalen - PGA (g) - SF Dinamik minimum

- Ratio SF-Dinamik min./ SF-Statik Ekuivalen - Grafik SF Dinamik min./ SF-Stat.Ekui. vs fR (setiap d tertentu) - Tentukan fR rekomendasi dimana SF-Dinamik min./ SF-Stat. Ekui.= 1 (setiap d tertentu)

Faktor Reduksi Modulus Geser (G Reduction) dan Damping Ratio Tanah yang memikul beban dinamik akan mengalami pelemahan. Pelemahan bergantung pada regangan geser siklik (cyclic shear strain),
1.0

dikenal sebagai ratio G Reduction, G/Gmax. Ishibashi and Zhang (1993) mengembangkan persamaan untuk memperkirakan ratio G/Gmax. Variabel utamanya adalah indeks plastisitas (PI) dan tegangan batas (confining pressure).
1.0

1.0

0.8

0.8

0.8

G/Gmax

G/Gmax

0.4

0.4

G/Gmax
1e-005 0.0001 0.001 0.01 0.1

0.6

0.6

0.6

0.4

0.2

0.2

0.2

0.0 1e-006

1e-005

0.0001

0.001

0.01

0.1

0.0 1e-006

Cyclic Shear Strain

0.0 1e-006

1e-005

0.0001

0.001

0.01

0.1

Cyclic Shear Strain

Cyclic Shear Strain

Tanah Keras

Tanah Sedang

Tanah Lunak

Gambar 2. Grafik G Reduction Terhadap Cyclic Shear Strain untuk Berbagai Jenis Tanah

164

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 3 Desember 2007: 160-168

Seperti penurunan modulus geser G, naiknya regangan geser siklik akan menyebabkan luasan loop hesterisis pada kurva tegangan-regangan
350 300
300 250

meningkat. Hal ini mengindikasikan kenaikan damping ratio dengan naiknya amplitudo regangan siklik.
200

Damping Ratio (x 0.001)

Damping Ratio (x 0.001)

Damping Ratio (x 0.001)


1e-005 0.0001 0.001 0.01 0.1

250 200 150 100 50 0 1e-006

150

200

150

100

100

50

50

1e-005

0.0001

0.001

0.01

0.1

0 1e-006

0 1e-006

1e-005

0.0001

0.001

0.01

0.1

Cyclic Shear Strain

Cyclic Shear Strain

Cyclic Shear Strain

Tanah Keras

Tanah Sedang

Tanah Lunak

Gambar3. Grafik Damping Ratio Terhadap Cyclic Shear Strain untuk Berbagai Jenis Tanah Data Gempa SS-Medan.acc Pada studi ini input motion yang digunakan 0.15 adalah input motion sintetik gempa subduction 0.10 medan dengan percepatan puncak 137 cm/detik2 pada 16,42 detik, durasi gempa 43,99 detik 0.05 (Gambar 4) dan Strike-Slip medan dengan percepatan puncak 141 cm/detik2 pada 10 detik, 0.00 durasi gempa 60 detik (Gambar 5) yang -0.05 didapatkan dari keluaran program EZ-FRISK masing-masing untuk periode ulang 500 tahun -0.10 (Hendarto, 2005)
Sub-Medan.acc
0.15
Acceleration ( g ) -0.15 0 10 20 30 40 50 60 Time (sec)

0.10

Acceleration ( g )

0.05

Gambar 5. Scaled Recorded Ground Motion Strike-Slip Medan Parameter dan Propertis Tanah untuk Analisis Statik Ekuivalen Dalam analisis statik ekuivalen, sebagai data masukan adalah percepatan gempa pada permukaan tanah (PGA) sebagai beban percepatan horizontal. Agar dapat dibandingkan dengan analisa dinamik, maka PGA diambil dari hasil analisa dinamik pada kasus masing-masing. Properti tanah yang digunakan adalah modulus elastisitas (E), berat volume, poisson ratio, kohesi dan sudut geser dalam seperti pada analisis dinamik. Perhitungan dibantu dengan program komputer PLAXIS dengan menggunakan model tanah Mohr-Coulomb. Penentuan faktor reduksi gempa (fr) untuk analisa statik ekuivalen pada berbagai

0.00

-0.05

-0.10

-0.15

10

20 Time (sec)

30

40

50

Gambar 4. Scaled Recorded Ground Motion Subduction Medan

STUDI ANALISIS STABILITAS PADA LERENG GALIAN DENGAN (Garup Lambang Goro )

165

SF Dinamik Minimum

kedalaman galian (d) dilakukan dengan melakukan coba-coba beberapa nilai faktor reduksi gempa (fR)=0,1-0,7, kemudian dihitung SF-Statik ekuivalennya dan rasio SF-statik ekuivalen/ SF-dinamik minimum. Faktor reduksi gempa yang direkomendasikan diambil pada rasio SF-statik ekuivalen/ SF-dinamik minimum=1. HASIL Berikut dikemukakan hasil analisis statik ekuivalen dan analisis dinamik dari pemodelan lereng galian.
5

Sedang, dan Keras dengan Input Motion Strike-Slip pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=30m
5 4 3 2 1 0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Subduction, SC Subduction, SD Subduction, SE

PBA (g)

SF Dinamik Minimum

4 3 2 1 0 Subduction, SC Subduction, SD Subduction, SE

Gambar 8. Hubungan SF Dinamik minimum Terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan Input Motion Subduction pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=100m
SF Dinamik Minimum
5 4 3 2 1 0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Strike-Slip, SC Strike-Slip, SD Strike-Slip, SE

0.1

0.2

0.3

0.4

PBA (g)

Gambar 6. Hubungan SF Dinamik minimum terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan input motion Subduction pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=30m
5

SF Dinamik Minimum

PBA (g)
Strike-Slip, SC Strike-Slip, SD Strike-Slip, SE

4 3 2 1 0 0 0.1 0.2 0.3 0.4

PBA (g)

Gambar 9. Hubungan SF Dinamik minimum Terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan Input Motion Strike-Slip pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=100m

Gambar 7. Hubungan SF Dinamik minimum Terhadap PBA untuk Tanah Lunak,


4.5

4.5

SF Statik Ekuivalen

3.5 3 2.5 2 1.5 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4

SF Statik Ekuivalen

4 Subduction, SC Subduction, SD Subduction, SE

4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Strike-Slip, SC Strike-Slip, SD Strike-Slip, SE

PBA (g)

Gambar

10. Hubungan SF-statik ekuivalen Terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan Input Motion Subduction pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=30m

PBA (g)

Gambar

166

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 3 Desember 2007: 160-168

11. Hubungan SF-statik ekuivalen Terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan Input Motion Strike-Slip pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=30m

4.5

SF Statik Ekuivalen

4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Subduction, SC Subduction, SD Subduction, SE

PBA (g)

Gambar 12. Grafik Hubungan SF-statik ekuivalen Terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan Input Motion Subduction pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=100m
4.5

Hasil analisis statik ekuivalen juga menunjukkan bahwa angka keamanan menurun dengan naiknya PBA. Pada kasus mekanisme gempa subduction mempunyai angka keamanan yang lebih tinggi dibanding angka keamanan pada mekanisme gempa strike-slip. Kedalaman batuan dasar (D) sangat berpengaruh dengan besarnya angka keamanan (Gambar 10 Gambar 13). Berdasarkan hasil analisis penentuan faktor reduksi (Gambar 14) menunjukkan bahwa pada tanah keras mempunyai nilai fR antara 0,59 - 0,96 (fR rata-rata = 0,8) untuk kedalaman galian 4m 16m. Faktor reduksi untuk tanah sedang berada di bawah tanah keras, yaitu berkisar 0,28 0,65 (fR rata-rata = 0,5) untuk kedalaman galian 4m 16m, sedangkan untuk tanah lunak, fR rekomendasi antara 0,21 0,42 (fR rata-rata = 0,3) untuk kedalaman galian 2m 8m. Sebagai perbandingan, hasil penelitian sebelumnya tentang faktor reduksi gempa (Kramer, S.L., 1996), Terzaghi (1950) menggunakan fR sebesar 0,1 0,5 dari gempa rendah sampai gempa besar. Seed (1979) menggunakan fR = 0,10 0,12. Marcuson (1981) mengusulkan fR = 1/3 1/2 dari maksimum percepatan gempa. Seed (1979) mengindikasikan bahwa deformasi pada konstruksi dam dengan percepatan kurang dari 0,75g bernilai cukup kecil dengan angka keamanan 1,15 menggunakan fR = 0,1 (M=6,5) 0,15 (8,25). Hynes-Griffin dan Franklin (1984), dengan angka keamanan > 1,0 digunakan fR = 0,5 KESIMPULAN Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. SF-statik ekuivalen galian pada model dengan kedalaman batuan dasar D=30m mempunyai nilai yang lebih besar dibanding dengan SF-statik ekuivalen galian pada model dengan kedalaman batuan dasar D=100m dengan PBA dan klasifikasi site yang sama. Berdasar hasil analisis pada model tersebut dengan PBA=0,2g, direkomendasikan menggunakan nilai fR berkisar 0,8 untuk
167

SF Statik Ekuivalen

4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 Strike-Slip, SC Strike-Slip, SD Strike-Slip, SE

PBA (g)

Gambar

13. Hubungan SF-statik ekuivalen terhadap PBA untuk Tanah Lunak, Sedang, dan Keras dengan Input Motion Strike-Slip pada Pemodelan Galian dengan Kedalaman Batuan Dasar D=100m
Hubungan Kedalaman Galian vs Faktor Reduksi Gempa Statik

1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Faktor Reduksi (fR)

Tanah Keras SC Tanah Sedang SD Tanah Lunak SE Poly. (Tanah Keras SC) Poly. (Tanah Sedang SD) Poly. (Tanah Lunak SE)

Kedalaman Galian d (m)

Gambar

14. Hubungan Kedalaman Galian Terhadap Faktor Reduksi Gempa (fR) pada Tanah Keras, Tanah Sedang, dan Tanah Lunak, dengan PBA=0,2g

PEMBAHASAN Dari hasil analisis dinamik tampak bahwa SFDinamik minimum menurun dengan naiknya PBA, baik pada input motion subduction maupun strike-slip (Gambar 6 - Gambar 9).

STUDI ANALISIS STABILITAS PADA LERENG GALIAN DENGAN (Garup Lambang Goro )

menghitung analisis stabilitas lereng dengan cara statik ekuivalen pada tanah keras (Sc). Faktor reduksi untuk tanah sedang (SD) berkisar 0,5, sedangkan untuk tanah lunak (SE ), fR rekomendasi berkisar 0,3. DAFTAR PUSTAKA Brinkgreve, R.B.J et. Al, 1998. PLAXIS Finite Element for Soil and Rock Analysis, Version 7 Dynamics. Rotterdam: A.A. Balkema. Dakoulas, P., et. Al., 1998. Geotechnical Earthquake Engineering and Soil Dynamics III, Volume 2. Washington : University of Washington. Hendarto, 2005. Analisa Hazard Gempa Pulau Sumatera Menggunakan Probabilistic Seismic Hazard Analysis dengan Model Sumber Gempa 3 Dimensi dalam Tesis Magister. Bandung: ITB. Kramer, S.L., 1996. Geotechnical Earthquake Engineering. New Jersey : Prentice Hall inc Upper Saddle River. Microsoft Corp., 1991.Slope/W version 5 Users Guide. Canada: Geo-Slope International Ltd. ------------- 1991. Quake/W version 5 Users Guide. Canada: Geo-Slope International Ltd. Najoan, Th. F., 1991. Cara Sederhana Memperkirakan Alihan Tetap Akibat Gempa Bumi untuk Bendungan Tipe Urugan dalam JLP, No. 18 , Th. 5KW. III, Puslitbang Air. Bandung. Travasarou T, et. Al, 2004. A Probabilistic Methodology for Assessing Seismic Slope Displacements dalam Paper No. 2326 13th WCEE, Vancouver, B.C.

168

Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 3 Desember 2007: 160-168

You might also like