You are on page 1of 8

PAPER PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI PERANCANGAN KERJA

Oleh: Enggar Wanu Firmansyah Chafida Rofiatul Chasnaq Kelas: F 115100300111018 115100301111016

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Dalam kondisi kerja baik pada industri manufaktur barang maupun jasa, sering kali ditemui adanya tata cara kerja yang tidak efektif dan efisien, misalnya

terdapat kondisi kerja pada suhu yang panas atau tinggi seperti di lantai produksi dan warehouse, hal tersebut tentunya akan mempengaruhi sikap dan psikis dari pekerja. Tidak hanya di lantai produksi, pada situasi kerja industri jasa seperti bank misalnya, umumnya pekerja akan berhadapan dengan suhu tempat kerja yang dingin atau rendah. Kondisi ini berpotensi untuk membuat pekerja menjadi tidak produktif. Pada kondisi lain, seperti pada pabrik-pabrik perakitan, sering dijumpai adanya permasalahan mengenai jumlah mesin yang minimum sehingga kegiatan perakitan dilakukan manual menggunakan tangan pekerja. Pengawasan terhadap penggunaan waktu yang digunakan oleh pekerja untuk melakukan kegiatan produksi juga harus diamati dan dianalisa, misalnya apakah ada pemborosan waktu atau tidak. Masih banyak permasalahan terkait kondisi kerja pada industri, seperti pemanfaatan lini produksi dan penggunaan jumlah jalur antrian pada loket karcis. Analisis perancangan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perancangan kerja secara manual dengan menggunakan kekuatan dan keterbatasan tubuh manusia. Tujuan dari metode perancangan kerja dalam industri adalah melakukan perbaikan metode kerja di setiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan pelanggan, dan meningkatkan produktivitas kerja. Perencanaan kerja (work design) bertujuan untuk menentukan metode terbaik dalam melaksanakan operasi operasi kerja yang diperlukan dalam sebuah proses produksi sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja. Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknikteknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Pada awalnya, keilmuan Analisis Perancangan Kerja (APK) masih bernama Methods Engineering atau dulu di Indonesia disebut sebagai Teknik Tata Cara Kerja (TTCK). Sutalaksana dkk (1979) mendefinisikan Teknik Tata Cara Kerja ini sebagai suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik. Oleh karena itu, APK adalah ilmu yang terdiri dari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang terdiri dari

manusia, mesin, material, dan peralatan kerja serta lingkungan kerja agar sistem kerja tersebut efektif dan efisien. Tujuan APK adalah menghasilkan suatu sistem kerja yang ENASE, yaitu Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien. Maksud dari tujuan ini adalah bahwa dengan diterapkannya APK diharapkan sistem kerja yang dirancang menjadi efektif, yakni mampu menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan; nyaman, aman, dan sehat, bagi pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan tempat kerja itu berlangsung; serta efisien, dalam arti bahwa biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu nilainya kecil dibandingkan dengan output yang dihasilkan. Hal yang harus dilakukan dalam analisis perancangan kerja yaitu perbaikan proses, prosedur, dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin/fasilitas kerja, serta tenaga kerja. Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman. Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (work simplification). Analisis perancangan kerja pada awalnya dikembangkan oleh F.W. Taylor dan F.B. Gilberth. Penelitian-penelitian mereka sesungguhnya tidak dilakukan secara bersamaan, namun hasil-hasil penelitian mereka telah digabungkan dan dikembangkan sehingga akhirnya dikenal sebagai Teknik Tata Cara Kerja atau Methods Engineering. Adapun aplikasi dari perencanaan kerja ini diantaranya ialah : 1. Pengembangan tata cara kerja (work methods) yang lebih efektif dan efisien serta mengurangi kegiatan-kegiatan operasi yang tidak produktif dan terkait secara langsung dengan proses penambahan nilai dari produk yang sedang dikerjakan. 2. Pengaturan kondisi dan lingkungan kerja yang lebih ergonomis sehingga dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pekerja sebagai upaya untuk mempertahankan motivasi kerja yang dimilikinya.

3. Pemanfaatan dan pendayagunaan seluruh input produksi yang ada secara maksimal, terutama pendayagunaan sumber daya manusia, dimana diperlukan analisa jabatan yang tepat dan akurat sehingga semua jabatan dipegang oleh orang yang memiliki kecakapan yang memadai. Ada dua pendekatan pada perancangan sistem kerja yakni all of equal importance dan human centered design: All of Equal Importance (AEI)

Merupakan pendekatan yang banyak/umum dipakai. Pendekatan AEI yang murni adalah manusia dan pekerjaan sama-sama diubah-ubah sampai suatu kondisi dimana keduanya sesuai atau fit. Pendekatan ini sangat bertentangan dengan ergonomi karena disini manusia harus diubah-ubah bahkan sampai keluar dari batasnya. Hal tersebut bisa lebih parah karena pada prakteknya ternyata pendekatan AEI yang dipakai adalah hanya manusianya yang diubah-ubah agar sesuai dengan pekerjaan.

Human Centered Design (HCD)

Merupakan ergonomi design atau yang sesuai dengan prinsip ergonomi yakni pekerjaan lah yang harus diubah-ubah atau didesain atau redesain agar sesuai atau fit dengan manusia atau pekerjanya. Disini manusia juga bisa melakukan penyesuaian atau disesuaikan namun hanya seperlunya dan tidak sampai melampaui batas. Prinsip perencanaan kerja manual pada umumnya meliputi: Menggunakan kekuatan dan keterbatasan tubuh manusia Pengaturan kondisi tempat kerja (lingkungan kerja) Perancangan peralatan dan mesin kerja

Perancangan kerja manual didasarkan pada prinsip pengetahuan gerakan dan ekonomi gerakan yang diperkenalkan oleh Frank B. Gilbret. Ada 17 gerakan dasar dalam perancangan kerja yang disebut Therbligh yang meliputi: 1. RE 2. M 3. G 4. RL 5. PP 6. U 7. A 8. DA 9. S 10. SE 11. P 12. I 13. PL 14. UD 15. AD 16. R 17. H = Reach = Move = Grasp = Release = Pre-Position = Use = Assemble = Dis-Assemble = Search = Select = Position = Inspect = Plan (menjangkau) (membawa) (memegang) (melepas) (pengarahan sementara) (memakai) (merakit) (melepas rakitan) (mencari) (memilih) (pengarahan) (memeriksa) (merencanakan)

= Unavoidable Delay (keterlambatan yang tak terhindarkan) = Avoidable Delay = Rest = Hold (keterlambatan yang dapat dihindarkan) (istirahat) (memegang untuk memakai)

Sedangkan prinsip ekonomi gerakan adalah meminimalkan gerakan tubuh pada saat bekerja berdasarkan bahan baku dan peralatan yang digunakan serta keterbatasan manusia sendiri. Hal ini sangat terkait dengan tata letak tempat kerja dan peralatan kerja. Dalam perancangan kerja manual perlu dilakukan pengaturan fungsi kerja anggota badan lain seperti kaki atau keseimbangan beban tangan kiri dan kanan. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan Peta Kerja Tangan Kiri dan Kanan. Keterbatasan manusia dalam bekerja secara manual diukur melalui: Penggunaan energi selama bekerja Kerja jantung Tekanan pada punggung Kemampuan pengangkatan berdasarkan standart NIOSH

Pertimbangan factor manusia dalam penataan sistem kerja meliputi: Aspek fisik kemampuan pekerja: beban kerja, gerakan kerja, dan konsumsi energi tubuh Sosio-psikologis: kesesuaian sifat pekerja dengan lingkungan kerja dan pekerjaannya Faktor yang mempengaruhi gerakan dasar: Jarak Berat beban Penggunaan penglihatan Ketelitian Spesialisasi sumberdaya manusia menentukan desain pekerjaan. Pekerjaan merupakan jembatan atau penghubung antara karyawan dan organisasi atau perusahaan. Desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatankegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah organisasi. Tujuan dari desain pekerjaan yaitu mengatur pekerjaanpekerjaan yang dibutuhkan organisasi, peralatan peralatan dan hubungan social serta perilaku. Bila dilihat menurut sudut pandang bagian sumberdaya manusia merupakan kepuasan individu di dalam memangku jabatan.

Dalam mengetahui apakah suatu pekerjaan harus mempunyai tingkat spesialisasi tinggi atau rendah, ini dapat dilihat dari posisi pekerjaan. Dimana pekerjaan yang dekat dengan posisi a biasanya mempunyai tingkat spesialisasi yang tinggi, sedangkan pekerjaan pekerjaan yang dekat dengan titik c biasanya memerlukan pengurangan tingkat spesialisasi. Spesialisasi pekerjaan yang terlalu rendah perusahaan dapat melakukan simplikasi pekerjaan (penyederhanaan pekerjaan). Resiko dari simplikasi pekerjaan yaitu menimbulkan kebosanan karena terspesialisasi yang akhirnya menimbulkan kesalahankesalahan. Untuk menghindari adanya kebosanan, kadangkadang pekerjaan dapat dibuat lebih menarik dengan cara memperluasnya (pemerkayaan pekerjaan). Tiga metode untuk memperbaiki kondisi pekerjaan yang terlalu spesialisasi melalui perancangan kembali dengan rotasi jabatan, perkayaan pekerjaan secara horizontal (job enlargement) dan vertikal (job enrichment). Dengan analisis pekerjaan dan perancangan dalam bekerja diaharapkan perusahaan dan karyawan mendapatkan kepuasaan dalam bekerja sehingga bisa memberikan dampak yang positif dalam hubungan yang bersifat intagratif dan perlu memperhatikan faktor sebagai berikut: Lingkungan : Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalam persaingan yang semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja Sejarah dan kultur organisasi: Budaya organisasi yang berorientsi pada sumber daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatansumber daya manusia dengan perencanaan strategis. Strategis : Strategi pemusatan pada satu jenis bisnis inti dapat memacu potensi bagi terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia yang semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan diterapkannya program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi edisi ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

You might also like