You are on page 1of 28

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

KAJIAN KURIKULUM SMK

Oleh: Susilo Praptomo 095514306

Kelas: S1 Elkom 2 2010

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2013

1. Silabus yang digunakan sebagai acuan adalah silabus SMK Negeri 1 Nganjuk dengan rincian penjelasan sebagai berikut: a. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka dirumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohan dan ketertinggalan. Sedangkan menurut UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas). Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman, moralitas, moralitas,individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. b. Kebijakan Dasar Pemerintah di Bidang Pendidikan Kebijakan-kebijakan pendidikan di Indonesia berpijak pada legalitas hukum yang diatur secarahirarkis dari yang tertinggi sampai yang paling rendah. Berdasarkan logika yuridis, kebijakan mengenai kebijakan pendidikan yang ada dewasa ini pada saatnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga selaras dengan logika hukum tersebut. Sebagai orang yang bertugas di wilayah praktis pendidikan. Sudah selayaknya memahami tentang kebijakan-kebijakan bidang pendidikan,. khususnya yang ada dalam
2

lingkup pendidikan dasar dan menengah. Hal ini, sangat penting untuk diperhatikan, agar selaku guru jenjang pendidikan dasar dan menengah memiliki pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugas sehari hari sambil terus meningkatkan profesionalisme diri. Agar diperoleh gambaran yang jelas dan sitematis mengenai kebijakan kebijakan pendidikan dasar dan menengah. Secara umum mengulas tentang pokok-pokok materi sebagai berikut: Kedudukan Pancasila dan UUD 45 sebagai landasan idiil dan konstitusional dari sistem pendidikan di Indonesia Pokok-pokok kebijakan bidang pendidikan yang tertera dalam GBHN UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kebijakan desentralisasi pendidikan (UU No. 22 tahun 1999) Propenas 2001 - 2005 di bidang pendidikan. bidang

c. Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah atau lembaga pendidikan dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan pada peserta didik yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Implementasi KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat serta mengefisienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (3). Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat; era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. Tujuan tingkat satuan pendidikan sebuah sekolah mengacu pada tujuan dan visi misi sekolah tersebut. Berikut tujuan SMK Negeri 1 Nganjuk adalah: 1. Mewujudkan lembaga pendidikan kejuruan yang akuntabel 2. Menghasilkan sumber daya manusia yang beretos kerja tinggi 3. Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing tamatan 4. Menerapkan manajemen sekolah yang efektif dan efisien
3

Sedangkan visi dan misi SMK Negeri 1 Nganjuk sebagai berikut: Visi: Terciptanya lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan bertaraf internasional. Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut: Misi: 1. Meningkatkan Profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai bidang keahliannya. 2. Mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien berbasis teknologi informasi. 3. Mengembangkan sekolah seutuhnya sesuai dengan perkembangan Dunia Pendidikan dan Dunia Usaha / Dunia Industri. 4. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri dengan suasana yang kondusif. 5. Mencetak tamatan yang kompeten dan terserap di dunia kerja. 6. Mencetak tamatan yang bertaqwa, berperilaku mandiri, terampil, kreatif, dan inovatif.

d. Standar Kompetensi Lulusan Penetapan standar kompetensi lulusan pada KTSP SMK menggunakan acuan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan MP dasar kejuruan merupakan pernyataan yang menggambarkan kompetensi prasyarat untuk menguasai kompetensi kejuruan, disusun oleh SMK bersama Komite SMK sesuai kebutuhan program keahlian. Standar Kompetensi Lulusan MP kompetensi kejuruan merupakan pernyataan yang menggambarkan kristalisasi standar kompetensi SKKNI, disusun oleh SMK bersama Komite
4

SMK. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal, disusun oleh SMK dan komite SMK. Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut adalah kompetensi minimum.

e. Struktur Kurikulum dalam Standar Isi Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan yang terdiri dari mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Susunan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok program, yaitu kelompok program normatif, adaptif, dan produktif. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Pengembangan diri bukan mata pelajaran dapat diperoleh dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan atau ekstrakurikuler. Dalam struktur kurikulum harus memuat durasi waktu sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global, lingkungan hidup serta materi lain yang tidak termasuk dalam struktur kurikulum dapat diintegrasikan ke dalam pengalaman belajar. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya SMK/MAK : 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global 6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
5

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris 23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya Struktur kurikulum SMK Negeri 1 Nganjuk kompetensi keahlian Teknik Audio Video dalam standar isi disajikan dalam Lampiran 1. f. Cakupan Mata Pelajaran yang Ada pada Satuan Pendidikan Struktur kurikulum SMK Negeri 1 Nganjuk, mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan karakteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada SMK. Untuk mencapai standar kompetensi yang usaha/asosiasi profesi, substansi mata produktif. Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan
6

telah ditetapkan oleh industri/dunia

pelajaran di SMK dikemas dalam berbagai mata

pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan

keterampilan yang ada di dalamnya. Mata pelajaran pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian. Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata pelajaran yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian. Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Struktur kurikulum dan cakupan mata pelajaran pada satuan pendidikan SMK Negeri 1 Nganjuk Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video disajikan pada Lampiran 2. g. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi dapat didefinisikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar kompetensi mata pelajaran Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 1 Nganjuk disampaikan pada tabel dibawah ini beserta Kompetensi Dasar , mata pelajaran, dan beban belajar. h. SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dalam mata pelajaran
7

SK (Standar Kompetensi) adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan pemilikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai melalui mata-mata pelajaran tertentu pada setiap tingkat dan/atau semester. KD (Kompetensi Dasar) adalah acuan beku yang harus dicapai dan berlaku nasional. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan di SMK Negeri 1 Nganjuk disajikan dalam tabel dibawah ini bersama dengan standar kompetensi, beban belajar dan mata pelajaran adalah sebagai berikut. I.
II. Tabel Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar SMK Negeri 1 Nganjuk Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video
Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1.1.1. Menjelaskan arus, tegangan dan tahanan listrik 1.1.2. Menjelaskan sifat-sifat beban yang bersifat resistif, kapasitif dan induktif pada rangkaian dc 1.1.3. Menjelaskan prinsip-prinsip kemagnitan listrik 1.1.4. Menjelaskan konsep rangkaian listrik 1.1.5. Menggunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus searah 1.1.6. Menggunakan hukum-hukum rangkaian listrik arus bolak-balik 1.2.1. Mengidentifikasi komponen elektronika pasif, aktif dan elektronika optic 1.2.2. Menjelaskan sifat-sifat komponen elektronik pasif dan aktif 1.2.3. Menjelaskan konsep rangkaian elektronika 1.3.1. Menjelaskan sistem bilangan 1.3.2. Menjelaskan operasi logika 1.3.3. Menjelaskan prinsip register X/1 1.4. Menerapkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) 1.4.1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja 1.4.2. Menerapkan keselamatan kerja berdasarkan OSHA (Occupational Safety and Health Administration ) 1.4.3. Mengidentifikasi gejala kejutan listrik (Electric shock) 1.4.4. Mendemonstrasikan Penggunaan fasilitas peralatan keselamatan kerja 1.4.5. Mengoperasikan alat dan perlengkapan pemadam kebakaran 1.4.6. Mengidentifi-kasi bahan kimia Polychlorinated Biphenyls (PCBs) II.1.1. Memahami elemen gelombang, Beban Belajar Alokasi Ket TM PS PI Waktu 4 4 4 4 3 3 6 6 8 8 8 8 2 2 3 3 3 3 10 5(10) 5(10) 4(8) 4(8) 4(8) 3(6) 14 (28) 15 (30) 15 (30) 11 (22) 11 (22) 11 (22) 1(2) 1(2) 2(4) 2(4) 2(4) 2(4) 2(4) 2(8) 90 36 jam x 45 menit 108ja mx 45 menit 72 jam x 45menit

Kelas / Semester X/1

1. Dasar 1.1. Menerapkan kompetensi Dasar-Dasar kejuruan Kelistrikan

X/1

1.2. Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika

X/1

1.3. Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital

90 jam x 45 menit

X/1

2.

Kompeten II.1. Memahami

si Kejuruan Teknik Audio Video

Sifat Dasar Sinyal Audio

X/1

II.2. Melakukan Instalasi Sound System

jenis-jenis dan interaksi gelombang II.1.2. Memahami sifat dan kegunaan penguat II.1.3. Menjelaskan attenuasi gelombang II.1.4. Menjelaskan decibel II.1.5. Menjelaskan konversi besaran listrik pada mikrophon dan loudspeaker II.2.1. Mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsi dari sound system II.2.2. Menjelaskan pengaruh arah speaker II.2.3. Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi kualitas suara II.2.4. Menggunakan wireless sesuai karakteristiknya II.2.5. Pengawatan peralatan sound system II.2.6. Melakukan perawatan peralatan sound sistem II.3.1. Menjelaskan fungsi mastering II.3.2. Menjelaskan perbedaan studio pembuatan master dan rekaman II.3.3. Mengidentifikasi kebutuhan alat untuk rekaman audio II.3.4. Memahami fungsi alat pendukung perekaman suara II.3.5. Menjelaskan macam dan penempatan mikropon pada instrument II.3.6. Menjelaskan mekanisme perekaman suara II.4.1. Menjelaskan proses duplikasi II.4.2. Mengoperasikan peralatan rekam II.4.3. Merawat peralatan rekam II.4.4. Melacak gangguan kerja sistem II.5.1. Menjelaskan jenis jenis radio penerima II.5.2. Menjelaskan prinsip kerja radio penerima AM II.5.3. Menjelaskan prinsip kerja radio penerima FM II.5.4. Mengoperasikan radio II.5.5. Menala tuning dan penguat II.5.6. Merawat radio II.5.7. Memperbaiki radio II.6.1. Menjelaskan prinsip rekam magnetik II.6.2. Mendiskripsikan jenis jenis cassete dan kegunaannya II.6.3. Menjelaskan prinsip kerja compact cassette recorder II.6.4. Mengoperasikan cassette recorder II.6.5. Menginstall cassette recorder II.6.6. Merawat cassette recorder II.6.7. Memperbaiki cassette recorder II.7.1. Menjelaskan media rekan CD II.7.2. Menyebutknan jenis jenis CD

9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 5 5 4 4 4 4 14 10 10 10 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8 7 7 8 8 4(8) 2(4) 3(6) 4(8)

2(8) 2(8) 2(8) 2(8) jam x 45 menit

1(4) 5 (20) 5 (20)

100 jam x 45 menit

X/2

II.3. Memahami Pembuatan Master

5 (20) 5 (20)

72 jam x 45 menit

X/2

II.4. Membuat Rekaman Audio Di Studio

4 (16) 4 (16)

80 jam x 45 menit

X/2

II.5. Memperbaiki Radio Penerima

4(8)

100 jam x 45 menit

8 (23)

X/2

II.6. Memperbaiki Compact Cassete Recorder

2(8) 2(8) 3 (12)

90 jam x 45 menit

XI / 3

II.7. Memperbaiki Cd Olayer

108 jam x

II.7.3. Menjelaskan cara kerja CD player II.7.4. Mengoperasikan CD player II.7.5. Merawat CD player II.7.6. Memperbaiki CD player XI / 3 II.8. Menjelaskan Dasar Dasar Sinyal Video II.8.1. Menjelaskan hubungan jumlah piksel dan resolusi gambar II.8.2. Menjelaskan bagian bagian sinyal video komposit dan fungsinya II.8.3. Menjelaskan perbedaan sistem PAL dan NTSC II.8.4. Menjelaskan sistem pembentukkan gambar II.8.5. Melakukan pengujian sinyal video II.8.6. Menjelaskan prinsip kerja tabung gambar II.9.1. Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi dalam sistem penerima TV hitam putih II.9.2. Menjelaskan prinsip kerja penerima TV hitam putih dan warna II.9.3. Menjelaskan macam-macam penerima televisi meliputi sistem penerima TV HP, TV Warna, TV kabel, TV satelit, TVIP, TVio dan HDTV II.9.4. Menjelaskan monitor komputer II.9.5. Menjelaskan perbedaan TV, LCD dan plasma II.9.6. Mengoperasikan penerima TV II.9.7. Mengisntall penerima TV II.9.8. Merawat penerima TV II.9.9. Memperbaiki penerima TV XI / 4 II.10. Memperbaiki Alat Reproduksi Sinyal Audio Video Compact Cassette II.11. Memperbaiki Alat Reproduksi Sinyal Audio CD II.10.1. Memilih jenis kaset sesuai kegunaan II.10.2. Menjelaskan prinsip kerja VCR II.10.3. Menginstal VCR II.10.4. Merawat VCR II.10.5. Memperbaiki VCR II.11.1. Menjelaskan perbedaan media rekam VCD dan DVD II.11.2. Menjelaskan prinsip kerja DVD player II.11.3. Mengoperasikan DVD player II.11.4. Menginstal DVD player II.11.5. Merawat DVD player II.11.6. Memperbaiki DVD player XI / 4 II.12. Melakukan Konversi Cassette Ke CD II.13. Melakukan Install Home II.12.1. Menjelaskan prinsip konversi II.12.2. Mengoperasikan peralatan konversi II.12.3. Merawat peralatan konversi II.13.1. Menjelaskan kebutuhan peralatan pembuatan home theater

8 8 8 8 14 14 13 13 13 13 6 8 2(4) 9 (36) 120 jam x 45 menit 6 (24) 7 (28) 45 menit

XI / 3

II.9. Memperbaiki Sistem Penerima Televisi

10 8 8 8 8 8 8 7 7 6 6 6 8 8 4 4 6 6 20 10 10 10 2(4) 2(8) 7 (28) 2(4) 2(8) 3 (12) 5 (20) 2(4) 2(8) 4 (16) 4(8) 2(8) 3 (12) 5 (20)

120 jam x 45 menit

60 jam x 45 menit

XI / 4

XII/6

90 jam x

10

Theater

II.13.2. Menempatkan peralatan audio menghasilkan suara surround dengan sistem 4.1, 5.1 dan 7.1 II.13.3. Menjelaskan TV proyektor II.13.4. Menempatkan monitor gambar sesuai dengan jarak tempat duduk II.13.5. Mengistall peralatan home theater dengan konfigurasi 4.1 dan 6.1 II.13.6. Melakukan trouble shooting hasil install II.13.7. Merawat home theater II.14.1. Menjelaskan urutan perkembangan video game II.14.2. Menjelaskan bagian bagian dan fungsi playstation II.14.3. Menginstall video game II.14.4. Merawat video game II.15.1. Membuat skenario rancangan pengambilan gambar II.15.2. Mengidentifikasikan jenis dan fungsi alat alat pendukung pembuatan dokumentasi video II.15.3. Menjelaskan prinsip kerja dan pengaturan kamera II.15.4. Menjelaskan teknik pengambilan gambar II.16.1. Mengoperasikan kamera II.16.2. Mengistal kamera II.16.3. Melakukan perekaman gambar II.16.4. Melakukan editing gambar II.16.5. Melakukan reproduksi hasil rekaman II.16.6. Merawat kamera II.17.1. Menjelaskan prinsip CCTV II.17.2. Mengidentifikasi kebutuhan CCTV II.17.3. Menjelaskan prinsip penempatan kamera pemantau II.17.4. Menginstal monitor pemantau II.17.5. Menginstal CCTV untuk security II.17.6. Menginstall CCTV untuk konversi terbatas II.18.1. Menjelaskan kebutuhan peralatan audio video mobil II.18.2. Memasang pengawatan peralatan audio video mobil II.18.3. Mengatur suara surround

10 8 8 6 6 6 10 8 6 6 15 12 12 13 5 5 5 5 4 4 10 10 10 8 8 8 12 12 12 3(6) 7 (28) 4(8) 3 (12) 4 (16) 90 jam x 45 menit 2(4) 4 (16) 56 jam x 45 menit 72 jam x 45 menit 2(4) 9 (36) 70 jam x 45 menit 4(8) 2(8) 5 (20) 45 menit

XII / 5

II.14. Melakukan Install Video Game

XII / 5

II.15. Mempersiapka n Pembuatan Dokumentasi Video

XII / 6

II.16. Membuat Dokumentasi Video

4(8) 2(8) 1(4) 2(8)

XII / 6

II.17. Melakukan Instal Sistem Audio Video CCTV

XII / 6

II.18. Melakukan Install Peralatan Audio Video Mobil

70 jam x 45 menit

Keterangan : TM : Tatap Muka PS : Praktek di Sekolah (1 jam praktik di sekolah setara dengan 2 jam tatap muka) PI : Praktek di Industri (1 jam praktik di Du/ Di setara dengan 4 jam tatap muka)

i. Kompetensi keahlian

11

Kompetensi keahlian adalah kemampuan bersikap, berpikir , dan bertindak secara konsisen sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik pada sebuah bidang keahlian tertentu. Kompetensi keahlian yang dimiliki oleh SMK Negeri 1 Nganjuk adalah Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video j. Ruang lingkup materi pelajaran Ruang lingkup materi pelajaran untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi, substansi mata pelajaran di SMK dikemas dalam berbagai mata pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata pelajaran pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian. Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif terdiri dari kelompok mata pelajaran yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian. Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh
12

dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. k. Beban belajar Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah. Sistem tersebut terdiri dari sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Adapun pengaturan beban belajar pada kedua sistem tersebut sebagai berikut. SMK Negeri 1 Nganjuk menggunakan sistem paket kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) hanya untuk bidang tertentu saja.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pem belajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

Beban belajar pada SMK Negeri 1 Nganjuk Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video dapat dilihat pada tabel sebelumnya. l. Kalender pendidikan Kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan sistem ganda, pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Berikut lampiran kalender akademik SMK Negeri 1 Nganjuk 1.

13

14

2. Dalam pengembangan KTSP, kajian menyeluruh tentang hal hal sebagai berikut: a. Landasan Dalam implementasi kurikulum sekolah pada suatu negara selalu dilandasi juga oleh landasan legal berupa kebijakan-kebijakan pendidikan yang diberlakukan di negara tersebut. Penyelenggaraan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang saat ini diterapkan di Indonesia dilandasi oleh kebijakan perundang-undangan sebagai berikut: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2). b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20. c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi ini mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Terbitnya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disertai dengan munculnya kebijakan-kebijakan lainnya seperti PP Nomor 19/2005, Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 saat ini membawa pemikiran baru dalam pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia yang mengarah pada berkembangnya keinginan untuk
15

melaksanakan otonomi pengelolaan pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan ini diharapkan akan mendorong terciptanya peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan pada tataran paling bawah (at the bottom) yaitu sekolah atau satuan pendidikan. Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dewasa ini sebagai bukti bahwa sekolah diharapkan menjadi centre of excellence dari inovasi implementasi kebijakan pendidikan saat ini yang bukan hanya harus dikaji sebagai wacana dalam pengelolaan pendidikan namun sebaiknya dipertimbangkan sebagai langkah strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan. b. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP Tujuan utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah atau lembaga pendidikan dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan pada peserta didik yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. Implementasi KTSP menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat serta mengefisienkan siatem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik menguasai sekurangkurangnyatingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.

c. Pengertian
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah operasional seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus d. Prinsip Pengembangan KTSP Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum biasanya ditulis secara eksplisit dalam buku atau dokumen kurikulum sekolah. Implementasi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
16

tersebut dapat dikaji atau dipelajari dalam keseluruhan isi buku kurikulum tersebut, dalam pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Sering terjadi implementasi prinsip-prinsip kurikulum itu sukar diidentifikasi, bahkan kadang-kadang yang nampak menonjol justru terjadinya peristiwa-peristiwa kurikuler yang menyimpang dari prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum itu. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.: 1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa. 2. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat isti-adat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. 3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
17

Siswa dan

keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 6. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam pelaksanaannya, KTSP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi siswa untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan perbaikan, pengayaan, dan/atau siswa mendapat pelayanan yang bersifat sesuai dengan potensi, tahap percepatan bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

perkembangan, dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
18

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). 5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). 6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. e. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan hal hal sebagai berikut: 1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia. 2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik. 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. 5. Tuntutan dunia kerja. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. 7. Agama 8. Dinamika perkembangan global. 9. Persatuan nasional dan niai-nilai kebangsaan. 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. 11. Kesetaraan gender. 12. Karakteristik satuan pendidikan.

19

Meskipun berbasis kompetensi dilihat dari prinsip dan acuan operasional KTSP di atas tidak hanya ilmu pengetahuan dan teknologi saja yang diperhatikan, unsur kemanusiaan, sosial, dan spiritual juga diperhatikan. KTSP menggunakan model pendekatan campuran yakni, sebagian dikembangkan oleh pusat, yaitu Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, sebagian lagi dikembangkan oleh daerah/sekolah. Sekolah menterjemahkan SI dan SKL ke dalam bentuk kurikulum operasional yang digunakan oleh setiap jenjang dan jenis pendidikan masing-masing sekolah dengan berpedoman kepada rambu rambu prosedur pengembangan KTSP yang dikembangkan BNSP. f. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan dengan mengacu kepada tujuan umum pendidikan, yaitu meletakkan dasar dan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan ini peran tujuan sangatlah menentukan. Ivor K. Davies (dalam Hamid Hasan, 1990) menyatakan bahwa tujuan dalam suatu kurikulum akan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikian suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicitacitakan dari suatu kurikulum yang sifatnya harus merupakan sesuatu yang final. Tujuan memberikan pegangan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan merupakan patokan untuk mengetahui sampai di mana tujuan itu telah dicapai (S. Nasution, 1987). Tujuan memegang peranan penting, akan mewarnai keseluruhan komponen-komponen lainnya dan akan mengarahkan semua kegiatan mengajar (Nana Syaodih, 1988). Tujuan kurikulum yang dirumuskan menggambarkan pula pandangan para pengembang kurikulum mengenai pengetahuan, kemampuan, serta sikap yang ingin dikembangkan (Hamid Hasan, 1990). Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi/konten, strategi dan media pembelajaran, dan evaluasi, bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah, patokan dalam menentukan komponen-komponen yang lainnya. g. Struktur dan Muatan KTSP Komponen struktur dan muatan kurikulum memuat penjelasan penjelasan yang rinci berkaitan dengan mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global (penjelasan secara rinci
20

mengenai komponen ini dapat dilihat dalam buku panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan). Struktur kurikulum pada dasarnya merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai siswa sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum tersebut. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jika ditelaah dari dokumen Standar Isi sebagai lampiran Permendiknas No. 22/2006, struktur ku rikulum tersebut dibedakan pada masing-masing tingkat satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK). Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan siswa untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Selain terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan tertentu, dalam struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah terdapat muatan lain, yaitu muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier siswa. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus siswa.
21

h. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan disusun oleh masing masing satuan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi. Kalender pendidikan mengatur waktu kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran, di antaranya meliputi uraian mengenai permulaan tahun pelajaran, waktu belajar, kegiatan tengan semester, libur sekolah, jadwal kegiatan, dsb. i. Pengembangan Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.: (1) (2) (3) Kompetensi apa yang akan dikembangkan siswa? Bagaimana cara mengembangkannya? Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai siswa?

Prinsip Pengembangan Silabus 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. 3. Sistematis

22

Komponen-komponen silabus mencapai kompetensi. 4. Konsisten

saling berhubungan secara fungsional dalam

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. 8. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor). Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan. 1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya. 2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.

23

3. Semua guru SMK, dari kelas X sampai dengan kelas XII, menyusun silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait. 4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersamasama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat. 5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

j. Pelaksanaan Penyusunan KTSP Analisis Konteks 1. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan dalam penyusunan KTSP Langkah pertama dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah mengidentifikasi landasan-landasan pembuatan kurikulum tersebut. Selain dari Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, beberapa acuan yang perlu diidentifikasi untuk penyusunan KTSP antara lain: a. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan c. Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi d. Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan e. Permendiknas No.24 tahun 2006 dan No.6 tahun 2007 mengenai pelaksanaan Permendiknas No.22-23 tahun 2006 Pengidentifikasian acuan-acuan penyusunan KTSP ini diperlukan untuk merumuskan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan serta dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sehingga Standar Isi merupakan pedoman untuk pengembangan KTSP yang memuat antara lain: o o Kerangka dasar dan struktur kurikulum Beban belajar
24

o o

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan Kalender pendidikan

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

2.

Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program. Dalam pelaksanaan penyusunan KTSP, selain menganalisis acuan penyusunan, diperlukan juga analisis terhadap kondisi satuan pendidikan. Karena, sesuai dengan pengertian dari KTSP sendiri yang merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, sehingga untuk setiap satuan pendidikan akan ada perbedaan kebutuhan dan kondisi. Hal inilah yang termasuk dalam pertimbangan sebelum pelaksanaan penyusunan KTSP. Mulai dari peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasana, biaya, dan program-program yang ada pada setiap satuan pendidikan akan dianalisis, sehingga nantinya kurikulum yang tersusun akan bisa berjalan dengan efisien.

3.

Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar : Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, Asosiasi Profesi, Dunia Industri dan Dunia Kerja, Sumber Daya Alam dan Sosial Budaya. Peluang dan tantangan yang hadir di masyarakat dan lingkungan sekitar juga menjadi pertimbangan dalam penyusunan kurikulum. Karena siswa dalam pendidikannya di sekolah, selain untuk meningkatkan kualitas diri mereka, juga dipersiapkan untuk terjun langsung dalam masyarakat. Sehingga sangat penting untuk menganalisis peluang dan tantangan yang hadir dalam masyarakat sebelum penyusunan KTSP. Analisis ini dilakukan agar setiap satuan pendidikan akan siap dengan rencananya saat ada peluang, dan siap dengan solusinya saat ada tantangan. Sehingga KTSP menjadi kurikulum yang siap mengantar siswa per satuan pendidikan sesuai tujuan pendidikan nasional.

25

Mekanisme Penyusunan 1. Tim Penyusun Tim penyusun KTSP untuk SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Di Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK. 2. Kegiatan Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan atau lokakarya sekolah/madrasah dan atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: a. Penyiapan dan penyusunan draft Pada tahap ini tim penyusun kurikulum dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil sesuai dengan subjek yang akan disusun. Misalnya kelompok yang menyusun visi dan misi. Baru kemudian dalam kelompok-kelompok kecil tersebut dirumuskan draft awal KTSP. b. Review dan revisi Setelah draft KTSP telah selesai, draft tersebut kemudian akan diteliti kesesuaiannya oleh dinas bidang pendidikan setempat. Apabila draft telah dianggap sesuai dengan analisis konteks sebelumnya, maka draft bisa kemudian difinalisasi, namun apabila ternyata terdapat beberapa kekurangan atau kesalahan, maka draft tersebut akan dikembalikan ke tim penyusun untuk kemudian di revisi. Terus berproses seperti itu sampai telah dianggap sesuai oleh dinas bidang pendidikan setempat. c. Finalisasi Setelah lulus pengamatan dinas bidang pendidikan, kemudian KTSP disahkan oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan. Mulai sejak disahkannya itu maka KTSP berlaku di sekolah tersebut. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun kurikulum masing-masing satuan pendidikan. 3. Pemberlakuan Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh Kepala Sekolah setelah mendapatkan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui oleh
26

Dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK. Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh Kepala Madrasah setelah mendapat pertimbangan dari Komite Madrasah dan diketahui oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama Pemberlakuan KTSP ini, sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.24 tahun 2006 tentang SI dan SKl, ditetapkan oleh Kepala Sekolah setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah. Sedangkan Dinas bidang pendidikan atau departemen hanya mengetahui, dengan kata lain pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, tidak ada intervensi dari dinas ataupun departemen pendidikan.

27

Daftar Pustaka

28

You might also like