You are on page 1of 1

Astro TV Siap Hadapi Kasus Liga Inggris

Kamis, 14 Pebruari 2008 | 00:38 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Direct Vision, operator televisi berbayar Astro TV, menyiapkan sejumlah dokumen untuk menghadapi pemeriksaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pekan depan. Pemeriksaan ini menindaklanjuti laporan dugaan monopoli siaran English Premier League 2007 oleh PT Indosat Mega Media (IM2), PT Indonusa Telemedia (Telkomvision), dan PT MNC Sky Vision (Indovision) mengadukan Direct Vision (Astro TV). Dokumen tadi untuk menunjukkan bahwa tak ada kesalahan atas pola hak eksklusif yang diperolehnya dari ESPN Star Sport (ESS). Menurut Vice President Corporate Affair Direct Vision Halim Mahfudz, salah satu dokumen yang disiapkan adalah somasi Indovision tertanggal 24 Maret 2006 yang meminta Astro TV menghentikan siaran Liga Italia dan Liga Spanyol. Indovision keberatan karena perusahaan itu pemegang hak siar Liga Italia dan Liga Spanyol dari Sportfive. Somasi itu menunjukkan, Indovision mengakui hak eksklusif sudah biasa dalam bisnis ini, kata Halim kepada Tempo News Room di Jakarta kemarin. Halim menuturkan, kala itu Astro mengambil siaran darichannel televisi swasta Indosiar dan RCTI yang mendapat lisensi dari Sportfive. Akibat somasi Indovision, Astro menghentikan tayangan sepakbola itu. KPPU menelisik dugaan monopoli penyiaran Liga Inggris 2007 yang dilakukan oleh Astro TV. Dalam pemeriksaan awal, KPPU menemukan pelanggaran Pasal 16 dan 19 huruf a Undang-Undang Anti Monopoli dan persaingan Tidak Sehat Nomor 5 Tahun 1999. Perusahaan Malaysia induk Direct Vision, Astro All Asia Network, bersama ESS dan Direct Vision diduga melakukan perjanjian yang bisa mengakibatkan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tak sehat. Sedangkan Astro All Asia Network dan Direct dituduh menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan. Tiga hari lalu, KPPU meminta keterangan para pelapor. Indovision mengklaim rugi sekitar Rp 2 triliun akibat ulah Astro TV dan IM2 tekor sekitar Rp 1,3 triliun. Giliran manajemen Direct Vision, Astro All Asia Network, dan ESS akan diperiksa pada Selasa pekan depan. Sekretaris Perusahaan MNC Sky Vision Arya Mahendra mengakui somasi itu. Tapi menurut dia persoalannya berbeda dengan sekarang. Perbedaannya, Sportfive menawarkan siaran Liga Spanyol dan Liga Italia kepada seluruh televisi. Tapi ESS hanya menawarkan kepada Astro All Asia Network. Padahal Liga Inggris 2006 ditayangkan oleh semua televisi berbayar. Tapi pada 2007 ESS menutu p kesempatan televisi berbayar lainnya, ucapnya. Halim mengungkapkan, dalam soal Liga Italia dan Liga Spanyol perusahaannya juga tak pernah menerima tawaran lelang penyiaran dari pemegang lisensi yakni Sportfive. Tapi kami tak protes seperti sekarang. Ia juga membantah menghalangi usaha pesaing. Mana mungkin kelinci yang baru lahir dua tahun menghalangi gajah yang lahir lebih dahulu 10 tahun, ujarnya. Jobpie Sugiharto | Agoeng Wijaya

You might also like