You are on page 1of 20

Gabung Multiply

Buka Toko, Gratis

Masuk ke Site

Bantuan

English

CARI

Dian's Site
BerandaBlogFotoVideoKalenderTinjauanTautan Nov 25, '08 9:57 PM untuk semuanya

Bahaya Doping A. PENGERTIAN DOPING

Doping berasal dari kata dope, yang berarti campuran candu dengandyansuhari narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di inggris. Di Afrika Selatan kata dope digunakan untuk nama minuman yang mengandung alcohol yang biasa dipakai dalam upacara adat. Dalam konteks sekarang, doping diartikan sebagai penggunaan bahan-bahan kimia terlarang yang dapat membahayakan kesehatan si pemakai. Dari beberapa penyelidikan didapat bahwa doping (dalam hal ini Amphetamine) belum pasti efektif untuk meningkatkan kemampuan fisik seseorang. Ada penyelidik yang mendapatkan bahwa betul dapat terjadi peningkatan kemampuan fisik tetapi banyak pula yang mendapatkan bahwa amphetamine tidak berpengaruh terhadap badan seseorang. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor-faktor psikologis, teknis, lingkungan atau individu itu sendiri. Seperti diketahui efek Amphetamine Dian

Pesan Pribadi Laporkan Pelanggaran

adalah : menghilangkan rasa lelah, mempercepat denyut jantung, menjadikan orang merasalebih siap siaga, menekan nafsu makan dan pemakaian waktu lama akan menyebabkan suatu ketagihan. Kemudian pada tahun 1933 beberapa dokter mendiskusikan pemakaian doping ini dari segi-segi moral dan etika dalam sport. Gerakan anti doping itu sendiri dimulai pada kurang lebih tahun 1910, setelah seorang ahli Rusia mendapatkan cara pemeriksaan doping dengan memeriksa air liur kuda. Tetapi ternyata proses-proses pemeriksaan doping pada saat tersebut mendapat tentangan dari masyarakat. Jadi pada zaman itu belum ada kesadaran masyarakat akan bahaya doping. Lalu setelah berkali-kali jatuh korban akibat doping, diadakanlah usahausaha/kampanye pemberantasan doping. Kasus kematian karena doping yang tercatat pertama kali adalah pada tahun 1886 yaitu pada balap sepeda dari kota Bordeaux ke Paris sejauh 600 km. Seorang pembalap meninggal karena terlalu banyak diberi Trimethyl oleh pelatihnya. Akhirnya disimpulkan suatu definisi untuk doping dan juga dibuat sebuah daftar obat-obatan yang dianggap sebagai dope yang dapat dibagi dalam empat golongan yaitu : psychomotor stimulants symphatomimetic amines central nervous system stimulants narcotic analgesics

Adapun definisi-definisi untuk doping ini berubah-ubah terus sesuai dengan perkembangan zaman. Definisi yang pertama digariskan adalah pada tahun 1963 dan berbunyi sebagai berikut : doping adalah pemakaian zat-zat dalam bentu apapun yang asing bagi tubuh, atau zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar dengan jalan tak wajar pula oleh seseorang yang sehat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu peningkatan kemampuan yang buatan secara tidak jujur. Juga bermacam-macam usaha psikologis untuk meningkatkan kemampuan dalam olahraga harus dianggap sebagai suatu doping. Lalu karena dirasakan sukar untuk membedakan antara suatu pemakaian doping dengan suatu pengobatan memakai obat-obat stimulantia maka ditambah pula hal-hal baru dalam definisi tersebut : Bila karena suatu pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat obat atau karena dosis yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping. Pada Kongres Ilmiah Olahraga Internasional yang diadakan pada saat berlangsungnya Olympiade Tokyo 1964 diadakan perubahan definisi doping tersebut menjadi sebagai berikut : Doping adalah pemberian kepada, atau pemakaian oleh, seorang atlit yang bertanding, suatu zat asing melalui cara apapun, atau suatu zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar, atau diberikan melalui cara tak wajar dengan maksud/ tujuan khusus untuk meningkatkan secara buatan dengan cara yang tidak jujur kemampuan si atlit dalam pertandingan. Doping adalah pemberian obat atau bahan secara oral atau parental kepada seorang olahragawan dalam kompetisi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak wajar (Richard V.Ganslen). Doping adalah pemberian atau penggunaan oleh peserta lomba, berupa

bahan yang asing bagi organism melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan dengan jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi (International Conggress of Sport Scienes;Olympiade Tokyo 1964). Selanjutnya karena masyarakat sudah mulai mengerti perlunya/ pentingnya pencegahan doping pada atlit maka pada tahun 1972 diadakan pemeriksaan doping secara resmi pada Olympiade Mexico dan pada Olympiade musim dingin di Grenoble. Kemudian pada tahun 1974 dimasukkan pula anabolic steroids kedalam daftar doping. Tetapi meskipun cara-cara pemeriksaan doping sudah dianggap cukup sempurna masih ada juga atlit-atlit yang berani memakai doping.

B. DOPING DAN PRESTASI OLAHRAGA Untuk mencapai kondisi tubuh yang kompetitif dan siap tempur, tidak ada cara yang lebih bagus kecuali latihan yang tepat, istirahat yang cukup, gizi yang terjaga baik, teknik yang sesuai, dan pelatihan yang bagus.

Manifesto ini memang baik dan benar. Tak ada seorang pun yang bisa menyangkal. Tapi dalam dunia yang kompetitif, dengan hasil yang jelas-jelas kelihatan seperti dalam dunia olahraga, lima sila tadi jelas tidak bisa dicapai setiap saat. Banyak yang berpendapat bahwa dengan doping dapat meningkatkan prestasi olahraga. Sebuah penelitian menunjukan bahwa placebo (zat doping palsu) dapat meningkatkan prestasi menggenggam 63% dan prestasi step tes 72%. Analisis terhadap hasil tersebut memperlihatkan bahwa peningkatan prestasi disebabkan oleh factor psikologis, yaitu sugesti yang muncul setelah mengkonsumsi zat-zat tertentu. Beberapa alasan mengapa para olahragawan memakai doping, antara lain : 1. Aspek psikososial Setiap individu memiliki potensi melakukan pelanggaran, ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran tersebut. 2. Kepribadian Individu yang memiliki konsep diri maupun harga diri negative atau rendah, dalam mengadapi situasi kompetitif, memiliki kecenderungan mencari keuntungan pribadi dengan jalan yang tidak sehat. Salah satunya dengan doping. 3. Lingkungan sosial individu

a.

Nilai sosial kemenangan Dalam setiap kompetisi, kemenangan, prestasi atayu medali terkadang menjadi satu-satnya tujuan dari setiap individu atau kelompok tanpa mempertimbangkan halhal lain, sehingga memungkinkan pemakaian doping.

b. Lingkungan masyarakat Masyarakat juga merupukan strestor yang cukup berarti. Kekalahan dalam bertanding selalu mendapat respon dari masyarakat, sehingga yang ada dibenak seorang atlet adalah kemenangan dalam setiap kompetisi yang diikutinya. c. Lingkungan pemain Keinginan menang selalu ada dalam lingkungan pemain, baik pelatih maupun official bahkan keluarga, sehingga dapat melahirkan keinginan dan rasa tanggung jawab yang tidak terkontrol. Pemain merasa sungakn dan takut pada atasan jika kalah dalam suatu pertandingan, sehingga kasus doping terus terjadi. 4. Kurangnya informasi tentang bahaya penggunaan doping bagi diri sendiri maupun orang lain. 5. Ketatnya persaingan. 6. Komersialisasi, para atlet atau pelatih kurang selektif menghadapi tawaran obat-obatan dari produsen.

7.

Propaganda, persaingan merebut bonus misalnya, merupakan salah satu pendorong bagi atlet untuk dapat merebut predikat terbaik dalam setiap event yang dihadapi, sehingga dapat mendorong untuk menggunakan segala cara, termasuk dengan doping.

8.

Frustasi, karena latihan yang telah dilakukanya tidak kunjung membuah-kan prestasi.

C. PEMBAGIAN DAN MACAM-MACAM ZAT DOPING Zat-zat doping dapat dikelompokkan ke dalam 7 golongan, yaitu stimulant, narkotik analgetik, anabolic androgenic, anabolic nonsteroid, penghalang beta, diuretika, dan peptide hormone. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pembagian dibawah ini : bendroflumethiazide Stistimulant 1. Amfepramone 2. Amfetaminil 3. Amineptine 4. Ampipenazo 5. Amphetamine 18. Atafedrine 19. Ethamivan 20. Atilamfetamin 21. Etilefrin 22. Fenacafamin

6. Bemegride 7. Benzephetamine 8. Caffeine 9. Chatine 10. Chlorphentermine 11. Clobenzorek 12. Clorprenalin 13. Cocain 14. Cropropamide 15. Crothetamide

23. fenetyline 24. Fenproporex 25. Furfenorex 26. Heptaminol 27. Isoetarine 28. Isoprofernol 29. Meferonex 30. Mesocarbe 31. Metaproterenol 32. Meclofenoxate

16. Dimetamphetamine 33. Metephetamine 17. Aphedrine Narkotik-Analgesik 1. Alphaprodine Morphine 2. Anileridine 9. Dipiponone 16. 8. Dihidrocodeine 15. 34. Dan senyawa-senyawa lain.

Nalbuphine 3. Buprenorpjine Oxycodone 4. Codeine Pentazocine 5. Dextromoramide Pethidine 6. Dextropropoxy phena Phenazocine 7. Diamorphine Trimeperidine Anabolic-Androgenik 1. Balasterone Oxymetholone 2. Boldenone 3. Closebol Oxymesterone 4. Dehydrochlarmethyl 10. Nandrolone 16. 8. Metenolone 14. Stanololol 15. 7. Metandienone 13. 14. Methadone 21. 13. Levorphanol 20. 12. Hydrocodone 19. 11. Ethylmorphine 18. 10. Ethoheptazine 17.

9. Methyltosterone

Testosterone Testosterone 5. Fluoxymesterone Senyawa lain. 6. Mesterolone D. Anabolik Non Steroid 1. Clenbuterol Senyawa lain. Penghalang Beta 1. Acebutotlol 2. Alprenolol Oxprenolol 3. Atenolol Senyawa lain Dierutika 1. Acetazolamid Furosemide 6. Conrenone 11. 6. Metaprolol 9. 4. Clenbuterol 5. Labetalol 7. Nedolol 8. 2. Zeranol 3. 12. Oxandrolone 11. Norethandrolone 17.

2.

Amiloride Triemterene

7. Chlormerodrine

12.

3.

Bendroflumethazide bendroflumethiazide

8.

Chlortalidone

Senyawa lain 4. Benthazide 5. Buetanide G. Peptide Hormone 1. Adrenocorticotropic hormone 2. Erythropoletin 3. Gonadotropin 4. Growth Hormone 5. Releasing factor substansi tersebut (Sumber: PB PON, 2000:15) 9. Diclofenamide 10. Athacynik acid

D. RESIKO PEMAKAIAN DOPING Sebelum membahas tentang bahaya atau resiko pemakaian doping ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu prosedur pemeriksaannya yaitu : Biasanya yang diperiksa adalah para pemenang pertama,kedua dan ketiga, lalu ditambah satu orang atau beberapa orang atlit yang diambil secara random sampling dan juga mereka yang dicurigai memakai doping. Mereka semua ini harus melaporkan diri kepada team control doping biasanya selambat-lambatnya satu jam setelah pertandingan/perlombaan selesai, bila tidak, maka ia akan langsung didiskualifikasikan. Hukuman lain yang dapat dikenakan adalah berupa denda uang (pada olahraga bayaran) atau diskors (tidak boleh bertanding) selama beberapa waktu tertentu. Yang diperiksa adalah urine atau darah si atlit, tetapiurine lebih banyak di dipergunakan karena kebanyakan zat-zat doping ini diekskresi melalui urine. Seratus cm urine yang ditampung dalam botol gelas (yang diberi tanda dan nama) ditutup dan diberi lak, lalu dibagi dua, satu botol disimpan di lemari es dan satu botol lainnya mengalami pemeriksaan-pemeriksaan yang umumnya terdiri dari dua tahap : (a).Tahap screening, untuk deteksi dan perkiraan berapa macam doping yang ada.

(b). Tahap kedua untuk identifkasi. Urutan test biasanya sebagai berikut : (1).Zat tersebut diextraksi dari larutannya. (2).Screening dilakukan dengan memakai thin layer atau gas

chromatography. (3).Identifikasi dilakukan dengan cara isolasi dan analisa memakai chromatography pula. (4).Untuk konfirmasi identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara Mass Spectrometer, Ultraviolet Absorption Spectrometer, Infrared Absorption Spectrometer. (5). Pemeriksaan anabolic steroids dilakukan dengan cara Radio Immuno Assay dan dilanjutkan dengan Mass Spectrometer pula. Pada pengambilan sample yang boleh hadir adalah : si atlit yang diperiksa, pelatih atau team manager atau dokter si atlit, petugas pengambil sample, wakil dari federasi internasional cabang olahraga tersebut dan anggota-anggota dari Komisi Kontrol Doping. Orang-orang ini semua menandatangani suatu berita acara yang menyatakan bahwa mereka hadir pada saat pengambilan sample dilaksanakan. Bila hasil test ternyata positif maka team pemeriksa segera memanggil team manager atau pengasuh si atlit yang bersangkutan dan memberitahukannya. Bila setelah perundingan antara mereka dapat disimpulkan adanya suatu kasus doping, maka hasil

tersebut segera diumumkan dalam waktu 24 jam setelah sample diterima. Suatu pemeriksaan ulangan dapat diminta oleh atlit atau team yang bersangkutan secara tertulis dalam waktu 24 jam setelah hasil pertama diumumkan. Segera botol yang disimpan di lemari es diambil untuk pemeriksaan ulangan dan pemeriksaan ulangan ini sebaiknya dilakukan dilaboratorium yang lain. Atau bila dilakukan dilaboratorium itu juga maka pemeriksaan tertebut harus dijalankan oleh teknisi atau petugas laboratorium lain pula. Dan pada pemeriksaan ulangan ini maka team manager atau pelatih atau dokter si atlit yang bertangkutan diperkenankan hadir untuk menyaksikannya . Hasilnya bila memang positif, maka siatlit atau teamnya segera didiskualifikasikan. Hukuman lain dapat pula dilakukan oleh federasi internasional cabang olahraga tertebut. Persoalan yang timbul disini ialah kadang- kadang dalam Olympiade hukumanhukuman yang dijatuhkan oleh IOC (International Olympic Committee = Komite Olympiade International ) berbeda dengan hukuman-hukuman yang terdapat dalam peraturan federasi internasional cabang testebut. Hal inilah yang memusingkan para penyelenggara pertandingan, dan kiranya hal inilah yang harus segera dirumuskan dengan baik supaya terdapat suatu peraturan yang seragam mengenai sanksisanksinya supaya tidak terdapat suatu kontradiksi. Secara umum penggunaan doping akan menyebabkan terjadinya kebiasaan yang selanjutnya mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan

obat yang pada akhirnya akan membahayakan atlet itu sendiri. Macam doping dan bahaya doping tersebut antara lain: Morphine: berpengaruh terhadap SSP (Sistem Syaraf Pusat),

berupa analgesia, meningkatkan rasa kantuk, perubahan mood dan depresi pernafasan. Pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan motilitas usus, nusea serta emesis, disamping juga keracunan akut hingga berakibat koma. Anabolic steroid: menyebabkan wanita bersifat maskulin,

gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan tulang, oedem, icterus, kanker hati, dan peningkat suhu tubuh. Disamping itu juga adanya fakta kunci dari sekelompok utama obat peningkat penampilan dan perawatan medis yang dilarang oleh komite olimpiade internasional (International Olympic Committee/IOC) adalah stimulan substansi yang beraksi di otak, meningkatkan kesiapan, kemampuan kompetitif, dan daya serang dan mengurangi kelelahan, membuat atlet merasa lebih kuat, lebih enerjik dan tegas.

Efek sampingnya termasuk meningkatkan tekanan darah dan suhu tubuh, meningkatkan dan membuat tidak beraturan detak jantung, serangan dan kegelisahan, kehilangan nafsu makan dan kecanduan. Ini dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian. Stimulan ini dapat ditemukan dalam resep dan obat-obat yang dijual di konter termasuk dalam

herbal

dan

makanan

tambahan.

Contoh satu obat perangsang yang dilarang itu termasuk amphetamines, bromantan, cocaine, ephedrines and salbutamol. STEROID Anabolic steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron.

Atlet bisa berlatih lebih keras dalam periode yang lebih lama dan pulih lebih cepat dari cedera. Obat-obat itu sah digunakan dalam kondisi tertentu seperti osteoporosis, beberapa bentuk anemia dan untuk mendukung pemulihan setelah operasi besar dan sakit yang serius. Efek samping yang diakibatkan termasuk membangun ciri-ciri pria pada seorang wanita, kehilangan kesuburan, impoten, jerawat dan kerusakan ginjal, pada laki-laki obat ini menyebabkan pengurangan spermatogenesis, kulit menjadi kasar. Mereka juga meningkatkan tekanan darah, memperkeras arteri dan meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu, pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan tertutupnya epifisis yang menghambat pertumbuhan. Contoh dari anabolic steroids adalah androstenedione, nandrolone dan stanozolol. THG (tetrahydrogestrinone) Steroid tiruan yang didesain secara

spesifik untuk membantu atlet, ini ditemukan di laboratorium Los Angeles setelah petunjuk dari seorang pria yang menyatakan sebagai pelatih atletik terkenal.

Beberapa atlet atletik termasuk juara 100 meter Eropa asal Inggris Dwain Chambers telah dinyatakan positif pada tes THG DIURETICS Diuretics membantu mengurangi cairan dari tubuh dan sebelumnya digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi, gagal jantung, sakit jantung dan lever serta ketegangan pre-menstrual. Diuretics meningkatkan produksi urin, mengurangi pembengkakan jaringan yang disebabkan cairan yang tertahan dan meningkatkan efisiensi jantung saat darah yang dipompa di sekujur tubuh kurang. Diuretics dapat disalah gunakan untuk mengurangi berat badan dan menambah the rate saat urin diproduksi dan dikurangi, membuat sulit untuk mendeteksi substansi yang dilarang dalam darah. Efek samping yang merugikan termasuk dehidrasi, sakit kepala, mual, dan detak jantung yang tidak normal. Dehidrasi yang parah dapat menyebabkan ginjal dan jantung berhenti bekerja.

Contoh diuretics adalah acetazolamide, bumetanide, chlorthalidone. Hormon peptide dan glycoprotein adalah substansi yang

diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh untuk mengendalikan fungsi-fungsi tubuh tertentu. Persamaannya adalah obat yang dibuat manusia yang mempunyai efek yang mirip dengan hormon natural. Hormon-hormon itu meningkatkan pertumbuhan, mempengaruhi perilaku umum dan seksual, pengendalian rasa sakit dan merangsang produksi sel darah merah. HGH Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia),

somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang

dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH

disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat. Presiden badan anti doping dunia (WADA) Dick Pound mengumumkan pada malam upacara pembukaan Olimpiade Athena bahwa tes HGH akan digunakan pada Olimpiade tersebut. ERYTHROPOIETIN (EPO) EPO adalah hormone yang memacu

daya tahan tubuh (endurance). EPO ini relatif susah dideteksi dalam tes doping, karena sifat hormon itu yang sama dengan hormon yang diproduksi ginjal. Memang, dalam tubuh manusia, EPO memiliki fungsi penting dalam pembentukan sel darah merah, kalau digunakan semestinya sesuai dosis. Kegunaan utama dari EPO sintetis adalah untuk mengobati anemia. Ini disalah gunakan oleh atlet jarak jauh, pemain ski cross-country dan pembalap sepeda untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurance). Efek yang merugikan termasuk tekanan darah tinggi, menyumbat pembuluh arteri dan vena, pembengkakan otak, jantung berdebar, sakit dan luka pada otot dan mual. BETA-BLOCKERS Beta-blockers membendung penyampaikan

rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam

karena

menghindarkan

getaran.

Efek merugikan yang terjadi antara lain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung. Doping darah mengatur sel darah merah atau hasil peroduksi yang terkait untuk menambah jumlah sel darah merah buatan yang ada di dalah tubuh, yang meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dalam tubuh. Darah dapat diambil dari atletnya sendiri dan disimpan selama dua atau tiga bulan menjelang kompetisi.

Sekitar sepekan sebelum pertandingan darah disuntikkan, meningkatkan jumlah sel darah merah dan menambah kapasitas pengangkut oksigen pesaing. Digunakan dalan olahraga ketahanan seperti lari, bersepeda, dan ski cross-country. Efek merugikan termasuk gagal ginjal dan lever dan kerusakan otak. Karena mengingat bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian doping pada kesehatan, maka dibentuklah suatu badan anti doping untuk melakukan pengawasan dan penggunaan doping. 1. WADA (World Anti Doping Agency) yaitu badan anti doping dunia. Badan tersebut bertugas untuk mencegah pemakaian doping di tingkat dunia. 2. LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) yaitu badan anti doping di negara Indonesia. Dasar kerja dari WADA dan LADI mengacu pada The World Anti Doping Code yang merupakan hasil deklarasi Copenhagen pada tanggal

5 Maret 2003. Penekanan program WADA dan LADI adalah melakukan tes doping kepada atlet olahraga kompetitif yang akan dilakukan di luar kompetisi dan diambil secara acak. Sebelumnya: Hakekat Pendidikan Jasmani Selanjutnya : sistem pengeluaran manusia balas

KomentarKronologis Kebalikan Berdasar topik balas audio video balasan Tambahkan Komentar

2012 Multiply Indonesian Perihal Blog Syarat Privasi Perusahaan Iklankan API Bantuan Sitemap

You might also like