You are on page 1of 8

PEMBAHASAN

1. Perbedaan antara otonomi dan desentralisasi Otonomi dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka munculah otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhirakhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa desentralisasi berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan berdampak positif pada pembangunan daerah-daerah yang tertinggal dalam suatu negara. Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara otomatis dapat memajukan pembangunan nasional. 2. Jakarta Sentris Mendorong Tuntutan Otonomi

Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di Jakarta (Jakarta Sentris), sementara itu pembangunan di beberapa wilayah lain dilalaikan. Hal ini bisa terlihat bahwa hampir 60% lebih perputaran uang berada di Jakarta. Sedangkan 40% sisanya digunakan diluar Jakarta. Dengan penduduk sekirat 12 juta jiwa di Jakarta maka ketimpangan sangat terlihat, karena wilayah diluar Jakarta dengan penduduk hampir 190 juta jiwa hanya menggunakan 40% dari perputaran uang secara nasional. Selain itu hampir seluruh proses perizinan investasi juga berada ditangan pemerintah pusat di Jakarta. Pembangian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata. Daerahdaerah yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah berupa minyak, hasil tambang dan hasil hutan seperti Aceh, Riau, Irian Jaya (Papua), Kalimantan dan Sulawesi ternyata tidak menerima perolehan dana yang layak dari pemerintah pusat, dibandingkan dengan daerah yang relatif tidak memiliki banyak sumber daya alam. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara suaatu daerah dengan daerah lain sangat terasa. Pembangunan fisik di suatu daerah terutama Jawa berkembang pesat sekali sedangkan pembangunan di banyak daerah masih lamban dan bahkan tebengkalai. Kesenjangan sosial ini juga meliputi tingkat pendidikan dan kesehatan. 3. Tujuan Pelaksanaan Otonomi Daerah Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain adalah untuk membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah. Dengan demikian, pemerintah pusat berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat darinya. Pada saat yang sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro (luas atau yang bersifat umum dan mendasar) nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang optimal. Kemampuan

prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di daerah akan semakin kuat. Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai berikut: Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun masyarakat yang demokratis untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi. Dengan adanya otonomi daerah, maka kekuasaan yang sebelumnya terpusat pada pemerintah di pusat dapat didistribusikan kepada daerah masing-masing dengan tetap dibawah pengawasan pemerintah pusat. Otonomi daerah juga meningkatkan partisipasi rakyat dalam upaya-upaya yang dilakukan untuk memajukan daerahnya. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk mencapai pemerintahan yang efisien. Pemerintahan yang efisien disini diartikan sebagai pemerintahan yang tepat dalam memanajemen pembagian tugas-tugas dan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah. Otonomi yang dilaksanakan masing-masing daerah akan lebih terfokus pada upaya peningkatan kemajuan daerahnya. Misalnyaa dengan pemerataan pembangunan di daerah yang bersangkutan, peningkatan layanan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan dan sarana-sarana penunjang lainnya. Pemerintah daerah juga akan lebih terfokus pada upaya peningkatan kualitas SDM dan pemanfaatan SDA secara tepat dan efisien karena pemerintah daerah tersebutlah yang lebih

mengetahui kondisi sosial masyarakat dan potensi daerahnya masingmasing. Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Kesetaraan politik (Political Equality) yaitu hak warga Negara untuk mendapatkan kesetaraan atau kesamaan politik. Menumbuhkan rasa tanggung jawab daerah (local accountability) yaitu masyarakat daerah dapat secara langsung ikut bertanggung jawab dalam membangun dan mengembangkan segaala potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan yang ada pada daerah bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di daerahnya. Membangun kesadaran daerah (local responsiveness) yaitu kesadaran daerah untuk menumbuhkembangkan segenap potensi yang dimilikinya bagi masyarakat maupun Negara. Otonomi daerah bertujuan untuk keadilan dan pemerataan.

Pembangunan tidak hanya terpusat pada suatu daerah saja sedangkan daerah lainnnya terbengkalai atau bahkan tertinggal. Dengan adanya otonomi daerah, hasil pengelolaan SDA dan potensi daerah dapat dipergunakan untuk pembangunan dan kemajuan daerah yang bersangkutan. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI. Dengan adanya otonomi yang berarti kebebasan atau kewenganan bagi pemerintah daerah untuk

mengelola dan mengatur sendiri daerahnya namun tetap dengan pengawasan pemerintah pusat dapat memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah. Karena dengan demikian dapat meningkatkan kerja sama dan komunikasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat. Otonomi daerah melibatkan peran aktif masyarakat untuk turut serta memajukan daerahnya. Hal tersebut akan mendorong pemerintah daerah untuk lebih memberdayakan masyarakatnya menjadi SDM yang terampil dan dapat mengelola potensi daerahnya dengan baik dan benar. Apabila potensi daerah dapat dikelola dengan baik, akan lebih meningkatkan kemajuan daerah tersebut. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 4. Perbandingan Antara Urusan Pemerintah di Pusat, di Provinsi dan Kabupaten Secara teoritis, pembagian tugas antara pemerintah pusat dan daerah sudah seimbang. Tugas atau urusan pemerintah pusat meliputi 6 bidang, yaitu bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, Agama. Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi meliputi 16 bidang, yaitu perencanaan dan pengendalian pembangunan. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang. Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat. Penyediaan sarana dan prasarana umum. Penanganan bidang kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi SDM potensial. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

lintas kabupaten/kota. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, termasuk lintas kabupaten/kota. Pengendalian lingkungan hidup. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil. Pelayanan administrasi umum pemerintahan. Penanaman administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota dan urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota meliputi 15 bidang, yaitu: perencanaan dan pengendalian pembangunan. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang. Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat. Penyediaan sarana dan prasarana umum. Penanganan bidang pendidikan. Penanggulangan masalah sosial. Pelayanan bidang ketenagakerjaan. Fasilitas pengembangan dan koperasi, sipil. usaha kecil dan menengah. umum modal. Pengendalian lingkungan hidup. Pelayanan pertahanan. Pelayanan kependudukan pemerintahan. catatan Pelayanan administrasi penanaman Pelayanan administrasi

Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh perundang-undangan. Dari pembagian tugas atau urusan-urusan yang dijabarkan diatas, pembagian urusan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten sudah cukup seimbang. Namun pada kenyataannya masih banyak urusan-urusan yang tumpang tindih. Misalnya pada sarana pendidikan (sekolah) di daerah-daerah terpencil yang memerlukan renovasi, ketidakjelasan mengenai prosedur-prosedur yang harus dilewati untuk mendapat bantuan dana perbaikan seringkali membuat bingung pihak-pihak sekolah yang mengajukan permohonan bantuan. 5. Pemda Kabupaten mempersiapkan SDM-nya dalam rangka otonomi daerah

Pada era otonomi, daerah harus mempersiapkan SDM untuk memenuhi kebutuhan dengan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas. Pemerintah daerah membutuhkan pekerja yang tangggap, responsif, kreatif, dan bekerja secara efektif. Untuk menunjang kinerja daerah dalam rangka kerjasama antardaerah dan pusat, Pemda membutuhkan SDM yang mempunyai kemampuan mengembangkan jaringan dan kerjasama tim, dan mempunyai kualitas kerja yang tinggi. Sebagai langkah pembinaan SDM, Pemda diharapkan mampu membuat struktur organisasi kepegawaian yang terbuka, menyediakan media bagi pegawai untuk berkreatif dan membuat terobosan baru, mendorong pegawai untuk berani mengambil resiko, memberikan penghargaan bagi yang berhasil, mengembangkan pola komunikasi yang efektif antar pegawai, membangun suasana kerja yang kondusif, mengurangi hambatan birokrasi, mencegah tindakan intervensi yang mengganggu proses kerja profesional dan mendelegasikan tugas dengan baik. Memperbaiki cara kerja birokrasi dengan cara memberikan teladan, membuat perencanaan, melaksanakan kerja dengan pengawasan yang memadai, menentukan prioritas, memecahkan masalah dengan inovatif, melakukan komunikasi yang baik, memperhatikan waktu kehadiran dan kreatifitas. Mengurangi penyimpangan pelayanan birokrasi. Pelayanan

pemerintah seringkali banyak mengalami penyimpangan yang disebabkan oleh sistem birokrasi atau keinginan menambah penghasila dari pegawai. Pemda harus melakukan perbaikan dengan menengakkan disiplin, memberikan penghargaan bagi pegawai teladan dan memberikan sanksi pada pegawai yang melanggar, membangun pelayanan yang berorientasi pada pelanggan, menetapkan tanggung jawab dengan jelas dan mengembangkan budaya birokrasi yang bersih serta memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan murah.

Dari segi non kepegawaian, Pemda dapat memfasilitasi adanya pelatihan-pelatihan kerja untuk lebih menambah keterampilan masyarakatnya. Peningkatan kualitas pendidikan di daerah bersangkutan juga merupakan elemen penting dalam mempersiapkan kualitas SDM yang handal.

KESIMPULAN

Otonomi dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.

You might also like