You are on page 1of 16

Laporan ini Berjudul :

MENGANALISIS BAHASA PENYULUHAN TENTANG KEEFEKTIFAN DAN KEBERMAKNAAN BAHASA PENYULUHAN

SMA Negeri 1 Tejakula

Tahun Ajaran

2010/2011

Laporan ini disusun oleh :


Nama : Made Dwi Juliawan Kelas : XI. IA2 Nomor : 12

Halaman Pengesahan

Laporan yang berjudul Menganalisis Bahasa Penyuluhan Tentang Keefektifan dan Kebermaknaan Bahasa Penyuluhan ini disusun karena

adanya tugas yang diberikan oleh Guru Bahasa Indonesia yakni I Wayan Widana.

Mengetahui : Pengajar Bahasa Indonesia

I Wayan Widana

Kata Pengantar
Puja puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Materi yang ingin saya sampaikan dalam susunan laporan ini adalah tentang Menganalisis Bahasa Penyuluhan Tentang Keefektifan dan Kebermaknaan Bahasa Penyuluhan. Pembuatan laporan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan dan karena keterbatasan kemampuan sudah tentu laporan ini jauh dari kata sempurna. Demi kesempurnaan laporan ini, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia yakni I Wayan Widana yang selalu memberikan penjelasan tentang laporan ini, orang tua saya yang selalu mendoakan saya serta teman-teman yang ikut membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini. Demikian hal-hal yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang tertuang dalam laporan ini dapat memberikan manfaat dan mempermudah proses pemahaman dalam Menganalisis Bahasa Penyuluhan Tentang Keefektifan dan Kebermaknaan Bahasa Penyuluhan. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf, sekian dan terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi BAB I Pendahuluan .. .. 1.1 atar Belakang ... 1.2 umusan Masalah .. 1.3 1 T 2 1.4 M 2 BAB II Kajian Teoritis ... 2.1 Pengertian Kalimat Efektif 2.2 Jalur Pembinaan Bahasa ... 3 3 3 1 R 1 L ii

ujuan .

anfaat

2.3 Pembinaan Bahasa di SMP BAB III Pemecahan Masalah BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan 4.2 Saransaran 8 8 8 6 4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa Nasional sejak Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, mempunyai banyak fungsi. Salah satu fungsi bahasa yang paling menunjang pada semua aspek pembanguanan nasional adalah fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, penerapan aspek-aspek kebahasaan atau penggunaan aspekaspek kebangsaan tersebut hendaknya selalu di perhatikan. Aspek-aspek kebahasaan yang dimaksudkan adalah, seperti : a. Penggunaan kalimat efektif. b. Penggunaan tanda baca yang tepat.

c. Pemisahan kata yang tepat. Penggunaan aspek-aspek kebahasaan seperti tersebut di atas yang tidak tepat, akan menyebabkan pesan yang ada di dalamnya tidak mencapai sasaran yang diharapkan. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu perhatian terhadap penggunaan aspek-aspek kebahasaan pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia senantiasa ditingkatkan, agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya baik yang ada pada buku-buku, artikel-artikel, dan media massa lainnya dapat mencapai tujuan. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan atas uraian singkat pada bagian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan 2 rumusan pokok sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana penulisan kata-kata baku pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia di SMP ? 1.2.2 Sejauh mana ketetapan pemakaian tanda baca pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia di SMP ?

1.3 TUJUAN 1.3.1 Ingin mengetahui ketepatan pemakaian/penulisan kata-kata baku pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia. 1.3.2 Ingin mengetahui ketepatan pemakaian/penulisan tanda baca pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia. 1.4 MANFAAT 1.4.1 Dapat mengetahui ketepatan pemakaian/penulisan kata-kata baku pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia.

1.4.2 Dapat mengetahui ketepatan pemakaian/penulisan tanda baca pada bahasa penyuluhan dalam pengajaran bahasa Indonesia.

BAB II KAJIAN TIORITIS


2.1 Pengertian Kalimat Efektif Setiap gagasan yang dimiliki, dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat. Pada hakikatnya kejelasan suatu kalimat sangat ditentukan oleh kelengkapan kalimat tersebut. Sebuah kalimat minimal terdiri dari subyek dan predikat. Agar kalimat yang ditulis dapat memberikan informasi kepada pembaca secara tepat dan benar, maka perlu diperhatikan penulisan kalimat tersebut sehingga menghasilkan kalimat yang efektif.

Kalimat yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 2.1.1 Mempunyai unsur kesepadanan. 2.1.2 Mempunyai unsur kesejajaran. 2.1.3 Memberikan penekanan dalam kalimat. 2.1.4 Menunjukkan adanya kehematan. Di sisi lain, kalimat efektif juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yakni : a. Pemilihan kata yang tepat. b. Pemilihan bentuk kalimat yang tepat. c. Intonasi yang benar. d. Pengucapan / penulisan yang tepat.

Dengan mencermati pernyataan-pernyataan di atas, dengan jelas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif memiliki kemampuan untuk dapat mempermudah pendengar atau pembaca memahami gagasan yang hendak disampaikan oleh pembicara atau penulis. 2.2 Jalur Pembinaan Bahasa Pembinaan bahasa dapat dilakukan dengan / melalui jalur formal dan jalur informal. Pembinaan jalur formal biasanya dilakukan pada pembinaan di sekolah-sekolah termasuk juga di lingkungan pesantren. Sedangkan jalur informal yaitu pembinaan yang dilakukan lewat radio, TVRI, majalah-majalah, dan media cetak lainnya. 2.3 Pembinaan bahasa di SMP Pembinaan bahasa di SMP biasanya lebih banyak dilakukan oleh guru bahasa dibandingkan dengan yang dilakukan oleh guru bidang studi yang bukan guru bahasa. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan akan pemakaian kalimat yang tidak efektif dalam interaksi antara guru bidang studi yang bukan guru bahasa dengan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung relatif banyak.

Untuk menghindari pemakaian kalimat yang tidak efektif dalam proses belajar mengajar biasanya guru bidang studi bahasa Indonesia memberi kesempatan pada siswa untuk lebih banyak datang ke perpustakaan untuk membaca buku-buku yang ada, di samping memberikan tugas tentang/yang menyangkut masalah pemakaian kalimat efektif baik melalui pelajaran pragmatik, melalui pelajaran karang-mengarang, dan mencermati isi-isi sebuah majalah atau mencermati penulisan media cetak yang lain. Untuk mengetahui ketepatan pemakaian / penulisan kata-kata baku dan tanda baca pada bahasa pemberitaan dalam pengajaran bahasa Indonesia sebagai tujuan di atas, penulis mencantumkan guntingan koran yang memuat pemberitaan tentang MILITER, yang berjudul SAJJIL 2 MAMPU HANTAM TARGET SEJAUH 2000 KM. Masalah yang akan dibahas/dicermati dalam tulisan ini adalah : a. Penulisan sesuai EYD. b. Pemenggalan kata. c. Penulisan kata baku. d. Penulisan kalimat efektif.

Guntingan Koran :

BAB III PEMECAHAN MASALAH


3.1 Pemberitaan Militer tentang : Sajjil 2 Mampu Hantam Target Sejauh 2.000 Km

Ditinjau dari segi makna, pemakaian bahasa pada suatu pemberitaan pembangunan pertahanan, pembangunan di bidang kemiliteran/pertahanan hendaknya selalu memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Berkenaan dengan pemakaian bahasa Indonesia tersebut, khususnya pada media cetak ( majalah, surat kabar atau artikel ) sering ditemukan adanya sejumlah kekeliruan, baik kekeliruan pemakaian bahasa yang berhubungan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, penulisan kata-kata baku, dan pemakaian kalimat efektif. 3.1.1 Pemakaian Bahasa yang tidak sesuai dengan EYD Dalam guntingan Koran yang memuat bahasa pemberitaan tentang kemiliteran di atas, ditemukan kekeliruan seperti ini ; Contoh : Menguji = men-guji semestinya : me-nguji

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf pertama Latihan perang dengan menguji rudal . . . ) Contoh : Revolusi = rev-olusi Menguji = men-guji Menengah = menen-gah semestinya : re-volusi semestinya : me-nguji semestinya : mene-ngah

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf kedua Televisi nasional menyatakan pasukan elite Garda Revolusi . . . )

Contoh : Darat = dar-at Bahan = bah-an semestinya : da-rat semestinya : ba-han

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf ketiga Rudal sajjil-2 adalah rudal dua tahap paling canggih . . . ) Contoh : Setelah = set-elah semestinya : se-telah

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf keempat Latihan perang Iran dilakukan saat negeri ini . . . ) Contoh : Nuklir = nuk-lir semestinya : nu-klir

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf keenam Kemudian terungkapnya lokasi . . . ) Contoh : Mengatakan = men-gatakan semestinya : me-ngatakan

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf ketujuh Alex Vatanka, analisis senior di Timur Tengah, . . . ) Contoh : Nuklirnya = nuk-lirnya Seperti = sep-erti semestinya : nu-klirnya semestinya : se-perti

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf kedelapan Namun, Menlu AS Hillary Clinton . . . ) Contoh : Jarak = jar-ak semestinya : ja-rak

( kekeliruan ini terdapat pada paragraf kesembilan Media nasional melansir semua uji coba berjalan. . . )

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan ; Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk dapat mempermudah pendengar atau pembaca memahami gagasan yang hendak disampaikan oleh pembicara atau penulis. Kalimat efektif mempunyai ciri seperti berikut : - Mempunyai unsur kesepadanan. - Mempunyai unsur kesejajaran. - Memberikan penekanan dalam kalimat. - Menunjukkan adanya kehematan. Di samping ciri di atas, kalimat efektif juga mempunyai ciri sebagai berikut : - Pemilihan kata yang tepat. - Bentuk kalimat yang sederhana. - Intonasi yang benar. - Pengucapan/penulisan yang tepat. 4.2 Saran-saran Dalam hubungannya dengan masalah keefektifan dan kebermaknaan bahasa penyuluhan/pemberitaan pada semua aspek pembangunan, penulis menyarankan kepada semua pemakai bahasa penyuluhan/pemberitaan agar senantiasa memperhatikan keefektifan kalimat, agar pesan yang disampaikan itu dapat diterima dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

You might also like