Professional Documents
Culture Documents
Inisial klien Status interaksi perawat-klien Lingkungan : Ny. Y : Fase kerja : Perawat dan ibu duduk dalam satu ruangan rawat kelas tiga di ruang Parikesit, duduk berhadapan, disamping ibu ada seorang anak I sedang terbaring dengan kondisi sangat lemah. Disekitar ibu terdapat beberapa orang tua yang juga sedang menunggu perkembangan kesehatan anaknya yang mengalami gangguan kesehatan fisik. Deskripsi klien : Ekspresi klien tampak tegang, mata tampak merah dan terlihat kekawatiran ibu dengan kondisi kesehatan anaknya. Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien dapat mengatasi kecemasan berkaitan dengan kesehatan anaknya Nama Mahasiswa : Heni Dwi Windarwati Tanggal : Jumat, 6 Februari 2009 Jam : 11.20 Tempat : Ruang parikesit Rumah Sakit Marzoeki Mahdi KOMUNIKASI VERBAL P : Selamat siang KOMUNIKASI NON VERBAL P : duduk berhadapan, mengulurkan tangan, tersenyum, badan agak membungkuk ke depan, tubuh sikap terbuka K : Melihat kearah perawat, mengulurkan tangan, ekspresi tampak gelisah, namun masih mencoba untuk tersenyum ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT Perawat memulai percakapan dengan sikap terbuka ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN RASIONAL Klien telah bersedia melakukan interaksi pertemuan ke pertama hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terbina hubungan saling percaya. Sesuai dengan teori bahwa keberhasilan membina hubungan saling percaya sangat dipengaruhi oleh komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh perawat Perawat mempertahankan sikap terbuka, badan condong ke depan, memandang dan mendengarkan dengan penuh perhatian ketika berinteraksi dengan klien. Sesuai dengan teori hal ini
K : Siang, Bu
K : klien mengubah posisi kakinya, memandang perawat, menjawab dengan ramah, tampak senang dengan kedatangan perawat, P : mempertahankan sikap terbuka, badan condong
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON VERBAL ke depan, memandang dan mendengarkan dengan penuh perhatian
RASIONAL merupakan sikap-sikap yang harus dilakukan dalam melakukan hubungan terapeutik sehingga klien dapat berespoin positif terhadap interaksi yang dilakukan. Perawat menunjukkan hubungan yang terbuka dengan klien. Hal ini sesuai dengan teori komunikasi yaitu teknik komunikasi terapeutik dimana bahwa untuk mendapatkan data diperlukan pertanyaan dan sikap terbuka dari perawat dalam memahami kebutuhan klien saat ini Perawat menggunakan teknik komunikasi terbuka. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikap terapeutik yaitu keterbukaan, jujur, keiklasan dan penggunaan teknik terapeutik akan mempengaruhi keberhasilan interaksi Tanda-tanda kecemasan dapat dilihat dari tanda fisiologis, kognitif, dan emosi/ perilaku. Pada kasus ini tanda-tanda yang digunakan adalah tandatanda kognitif dan emosi/ perilaku
P : Suara jelas, tetap tersenyum, mempertahankan sikap terbuka, memandang klien dengan bersahabat K : Memandang perawat, wajah tampak lebih relek namun tampak tanda-tanda kecemasan K : Ekspresi wajah sedih, mata berkaca-kaca namun masih mencoba untuk tersenyum, badan agak bergeser membenarkan posisi duduk, menjawab dengan nada suara agak rendah P : menganggukkan kepala, mendengarkan klien dan badan tetap condong ke depan
Perawat mencoba membuka diri dan mencoba menggali data baru yang mungkin sangat diperlukan oleh klien Klien tampak membutuhkan bantuan dari tenaga profesional dalam mengatasi kecemasan terhadap kesehatan anaknya Kecemasan yang dirasakan klien masih menunjukkan tanda-tanda kecemasan ringan-sedang
K : Baik, tapi saya takut dengan kondisi S apalagi perutnya semakin membesar
Perawat mempertahankan sikap terbuka menerima klien apa adanya dan menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan klien
KOMUNIKASI VERBAL P : Bagaimana kalau 15 menit ke depan sambil menunggu S disini kita bicarakan tentang ketakutan ibu tujuannya supaya ibu nanti dapat mengurangi rasa takut dengan beberapa cara yang akan saya ajarkan? K : Iya ibu
KOMUNIKASI NON VERBAL P : Badan condong ke depan, ekspresi wajah tenang, sikap terbuka K : Mendengarkan perawat, menggeser badannya untuk berganti posisi, kepala manggutmanggut dan mencoba tersenyum S K : Menganggukkan kepala, tersenyum dan memandang perawat seolah-olah memerlukan bantuan P : Tersenyum, tetap memandang klien, mencondongkan kepala P : Menjelaskan dengan kata-kata yang jelas, menekankan pada topik bahasan K : Menganggukkan kepala, mendengarkan penjelasan dari perawat
ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT Perawat mencoba memfookuskan pembicaraan pada satu topik sesuai dengan kebutuhan klien
RASIONAL Fokusing merupakan salah satu teknik komunikasi terapeutik. Sesuai degan konsep komunikasi terapeutik bahawa fokusing sangat diperlukan dalam rangka memfokuskan topik yang akan dibahas dalam suatu pembicaraan Adanya kesepakatan topik antara perawat dan klien menunjukkan ketepatan perawat dalam menganalisa kebutuhan klien saat ini
Klien menyetujui topik yang ditentukan perawat untuk dibahas. Perawat senang karena telah terjadi kesepakatan topik untuk dibahas sesuai dengan kebutuhan klien saat ini Perawat mengajak klien untuk mengenal rasa cemas yang dirasakan. Klien tampak memperhatikan fokus bahasan dalam interaksi
P : coba ibu ceritakan tentang ketakutan ibu dan apa penyebab ketakutan itu muncul!
Perawat memfokuskan topik bahasan interaksi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa interaksi yang efektif harus memenuhi teknik komunikasi, salah satunya adalah focusing
KOMUNIKASI VERBAL K : Saya takut dengan kondisi S Tadinya dia mencret-mencret dan muntah eh sekarang malah perutnya bengkak makanya saya bawa kesini.
KOMUNIKASI NON VERBAL K : Ekpresi wajah tampak sedih, air mata berlinang, sambil mengusap I yang terbaring di tempat tidur P : Mendengarkan dengan seksama, tersenyum, menganggukkan kepala
ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN Klien menyebutkan faktor presipitasi kecemasan yang dialami
RASIONAL Dalam menggali faktor presipitasi perawat dapat menggunakan pertanyaan terbuka. Menurut konsep bahwa pertanyaan terbuka akan menghasilkan data kualitatif tentang faktor pencetus terjadinya cemas
Perawat mencoba menggali faktor presipitasi kecemasan yang dialami oleh klien dengan teknik komunikasi terbuka Perawat mengajak klien untuk mengenal rasa cemas yang dirasakan. Klien tampak memperhatikan fokus bahasan dalam interaksi Klien menyebutkan faktor presipitasi kecemasan yang dialami Perawat bersikap empati terhadap perasaan klien Perawat menggali mekanisme koping yang sudah dilakukan untuk melihat apakah koping klien adaptif atau maladaptif.
K : Saya kawatir dengan biaya karena suami saya hanya sebagai kuli sedangkan saya tidak bekerja. Kalau terlalu lama dirumah sakit saya takut tidak bisa membayar P : Lalu apa saja yang sudah ibu lakukan dengan kondisi-kondisi tadi?
P : Menjelaskan dengan kata-kata yang jelas, menekankan pada topik bahasan K : Menganggukkan kepala, mendengarkan penjelasan dari perawat K : Memandang perawat, air mata berlinang, bercerita sambil mengusap air mata dan mencoba tersenyum P : Menganggukkan kepala, mendengarkan klien, tetap mempertahankan sikap terbuka P : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah bersahabat K : Mendengarkan, mencoba mengingat-ingat kembali
Perawat menggali faktor presipitasi yang dialami oleh klien. Menurut konsep bahwa pertanyaan terbuka akan menghasilkan data kualitatif tentang faktor pencetus terjadinya cemas Dalam hubungan antara perawat dan klien, perawat berkewajiban menempatkan diri dengan sikap empati. Sikap empati akan memberikan kenyamanan pada klien dalam berinteraksi dengan perawat. Sebelum melatih satu cara perawat perlu menggali mekanisme koping yang sudah dilakukan oleh klien.
KOMUNIKASI VERBAL K : Ya sekarang suami saya sudah suruh bekerja lagi, biar saya yang menjaga S. Saya sedih melihat S. Paling-paling saya istigfar supaya nggak nangis terus
KOMUNIKASI NON VERBAL K : memandang perawat, tampak lebih tenang, selalu mencoba tersenyum P : Mendengarkan klien dengan seksama, sambil menganggukkan kepala, tersenyum
ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN Mekanisme koping yang digunakan oleh klien masih berada pada rentang adaptif
RASIONAL Pada kondisi cemas ringan sampai sedang, mekanisme koping yang digunakan oleh klien masih berada pada rentang adaptif. Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu ciri cemas ringansedang adalah penyelesaian masalah masih efektif dan terjadi peningkatan kemampuan belajar. Perawat memberikan reinforcement terhadap keberhasilan klien. Hal ini sesuai dengan teori bahwa setiap keberhasilan klien meskipun hanya sedikit harus diberikan umpan balik agar klien termotivasi untuk melaksanakan latihan-latihan berikutnya. Klien mencoba berubah dengan mencoba cara baru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa syarat utama berubah adalah klien mempunyai kemauan untuk melakukan perubahan
P : Bagus, sekali, Apa yang sudah ibu lakukan sangat bagus. Nah bagaimana kalau sekarang saya ajarkan cara lain untuk mengatasi kecemasan
P : Mengacungkan jempol, tersenyum, memandang klien dengan senang K : Tersenyum, menunduk sebentar, kemudian memandang perawat
Perawat memberikan reinforcement terhadap keberhasilan klien Klien tampak senang dengan mendapak reinforment dari perawat Klien tampak bersemangat untuk mencoba cara baru Perawat senang dengan keberhasilan klien
K : Wah dengan senang hati, saya merasa tidak sendiri lagi lho apalagi bu Heni mau mengajak saya ngobrol
K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, tetap bersikap terbuka
KOMUNIKASI VERBAL P: Cara yang pertama untuk mengurangi ketakutan ibu adalah dengan berbicara dengan orang lain ya contohnya saat ini ibu bicara dengan saya. Ibu bisa melakukannya dengan ibu-ibu lain yang ada disini. Dengan Berbagi ibu akan merasa tidak sendiri lagi dan tentu saja ini akan mengurangi ketakutan ibu K : Iya betul bu saya merasa dengan ngobrol dengan ibu aja menjadi lebih plong
KOMUNIKASI NON VERBAL P : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala
ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT Perawat mencoba menjadi role model bagi klien
RASIONAL Untuk melatih kemampuan klien dimulai dengan memberikan pengetahuan secara kognitif. Kemempuan kognitif akan menjadi dasar dalam melakukan kemampuan psicomotor.
K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka P : tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien K : Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala
Klien memahami manfaat cara satu yang telah diajarkan Perawat memberikan dukungan atas keberhasilan klien dalam memahami cara pertama yang diajarkan
P: Cara kedua adalah dengan tarik napas dalam yaitu dihirup dari hidung pelan-pelan dan dikeluarkan lewat mulut caranya begini (diperagakan), nah coba sekarang ibu coba
Pada cemas ringan-sedang, terjadi peningkatan kemampuan relajar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada cemas ringan-sedang klien maz mengalami kesadaran terhadap stimulus internal dan eksternal sehingga proses belajar masih dapat berjalan dengan baik Untuk melatih kemampuan klien dimulai dengan memberikan pengetahuan secara kognitif. Kemempuan kognitif akan menjadi dasar dalam melakukan kemampuan psicomotor.
KOMUNIKASI VERBAL K : (diperagakan. Klien menarik napas lewat hidung dengan perlan dan mengeluarkan melalui mulut)
KOMUNIKASI NON VERBAL K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka P : Sikap badan terbuka, badan condong kedepan, memandang klien, berbicara dengan nada suara yang lembut, kata-kata jelas, berbicara tidak terlalu cepat, mengulurkan tangan K : Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah tenang K : Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala P : Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka
ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN Klien memperagakan cara napas dalam dengan benar
RASIONAL Pada cemas ringan-sedang, terjadi peningkatan kemampuan belajar. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada cemas ringan-sedang klien masih mengalami kesadaran terhadap stimulus internal dan eksternal sehingga proses belajar masih dapat berjalan dengan baik Klien tampak senang dengan interaksi yng telah dilakukan dengan perawat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa klien telah mampu melakukan baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor
Perawat memberikan dukungan atas keberhasilan klien dalam memahami cara kedua yang diajarkan
P : Baiklah kalau begitu coba cara mengurangi cemas yaitu ngobrol dan tarik napas dalam kita masukkan kejadwal paling tidak sekali dalam sehari. Bagaimana ibu mau melakukannya kapan?
Perawat mengakhiri pertemuan dengan tetap bersikap terbuka dan menghargai keberhasilan klien
Klien tampak memahami dan menyetujui kontrak yang dibuat oleh perawat bersama klien Klien mampu menentukan proses belajar yang akan dilakukan Perawat memberikan dukungan atas kemampuan klien
Menurut teori belajar salah satu faktor utama dalam belajat adalah kemauan klien untuk melakukan perubahan
KOMUNIKASI VERBAL P : Nah coba setelah kita ngobrol tadi berapa cara yang sudah ibu pelajari untuk mengatasi cemas dan apa manfaatnya buat ibu P:
K: K : Ada dua cara yaitu ngobrol dengan orang lain dan napas dalam. Saya merasa lebih lega dengan diajarkan cara ini. Baru kali ini ada perawat yang ngajak bicara P : Baiklah rasanya sudah 15 menit kita ngobrol dan I sekarang sudah bangun. Coba ibu latih kembali apa yang telah kita pelajari tadi. Ibu bisa memanggil perawat ruangan jika ibu masih ada yang perlu ditanyakan, besok saya kita bertemu lagi tapi sore sekitar jam 15.00. Selamat istirahat dan Wassalamu alaikum ibu K:
P:
P:
K:
KOMUNIKASI NON VERBAL Sikap badan terbuka, badan condong kedepan, memandang klien, berbicara dengan nada suara yang lembut, kata-kata jelas, berbicara tidak terlalu cepat, mengulurkan tangan Menganggukkan kepala, tersenyum, ekpresi wajah tenang Tersenyum, memandang perawat, sambil mengangguk-anggukkan kepala Ekpresi wajah senang, memperhatikan klien, mengacungkan jempol dan tetap bersikap terbuka tersenyum, memandang klien dengan senang, menjelaskan dengan nada suara yang lemah lembut, suara jelas dan memotivasi klien Tersenyum, mengangguk-anggukkan kepala
ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT Perawat mengevaluasi kemampuan klien setelah diajarkan dua cara mengatasi cemas
RASIONAL Evaluasi merupakan suatu cara untuk mengatasi ketercapaian tujuan interaksi yeng telah dilakukan
Klien tampak memahami apa yang disampaikan oleh perawat Klien mampu mengikuti proses belajar sampai dengan selesai Perawat memberikan dukungan atas kemampuan klien Perawat mengakhiri interaksi dengan terminasi Menurut konsep interaksi terapeutik maka akhir interaksi diakhiri dengan terminasi Kebutuhan klien tampak telah terpenuhi dengan proses belajar yang dilakukan bersama perawat Tujuan belajar dapat tercapai ketika tidak terjadi kesenjangan antara tujuan dan hasil belajar.
KOMUNIKASI NON VERBAL K : Tersenyum, membalas uluran tangan P : tersenyum, ekspresi wajah senang
ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT Perawat senang dengan interaksi yang dilakukan dengan klien
RASIONAL Klien sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa antara klien dan perawat telah terjadi trust. Hal ini sesuai dengan teori bahwa aspek utama untuk mempertahankan hubungan adalah adanya hubungan saling percaya
Rekomendasi: Beberapa teknik komunikasi telah digunakan diantaranya empati, fokusing, sikap terbuka dan role modeling. Teknik ini tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan klien terutama klien dengan masalah ansietas.