Professional Documents
Culture Documents
FOTOMETER
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
A. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan dapat: 1. Menentukan daya bola lampu yang belum diketahui berdasarkan lampu standart 2. Mengamati intensitas yang sama dari kedua bola lampu pada jarak tertentu melalui fotometer.
B. Alat dan Bahan 1. Bola lampu standart 2. Dua buah bola lampu yang belum diketahui dayanya 3. Fotometer 4. Bangku optik berskala cm 5. Pelat bercelah
C. Dasar teori Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lain. Sementara gelombang merambat melalui medium, energi dipindahkan sebagai energi getaran dari partikel ke partikel pada medium tersebut. Untuk gelombang sinusoidal dengan frekuensi f , partikel bergerak dalam GHS sementara gelombang lewat, sehingga setiap partikel mempunyai energi = 2 2 , dimana A adalah amplitudo geraknya, baik secara tranversal maupun longitudinal. Intensitas sebuah gelombang didefinisikan sebagai daya (energi per satuan waktu) yang dibawa melintasi daerah yang tegak lurus terhadap aliran energi. = =
/ 1
Jika gelombang mengalir keluar dari sumber ke semua arah, gelombang tersebut merupakan gelombang tiga dimensi. Contohnya adalah suara yang merambat di udara terbuka, gelombnag gempa bumi, dan gelombang cahaya. Jika medium tersebut isotropik (sama ke semua arah), gelombang dikatakan berbentuk gelombang bola. Sementara gelombnag merambat keluar, energi yang di bawanya tersebar ke area yang makin lama makin luas karena luas permukaan bola dengan radius R adalah 42 . Berarti intensitas gelombang adalah : =
/
= 4 2
Jika keluaran daya P dari sumber konstant, maka intensitas berkurang sebagai kebalikan dari kuadrat jarak dari sumber. 2 , begitu sebaliknya karena luas dari sumber itu sebanding dengan daya, maka bisa dicari hubungan atara daya dengan kuadrat jarak dari sumber sebagai berikut : 2 , sehingga ketika kita akan mencari daya dari kedua sumber yang berbeda dengan intensitas yang sama bisa menggunakan perbandingan intensitas yaitu : 1 = 2
1 4 12 1 12 1
= 4 22
2
= 22
I2 : intensitas sumber 2 (watt/m2) P1 : daya sumber 1 (watt) P2 : daya sumber 2 (watt) R1 : jarak dari sumber 1 (m) R2 : jarak dari sumber 2 (m)
. , = ,
Ketidakpastian Ps =
. = ,
Rs lampu pertama 1. (Rs1Rs1) = (45,000,05) cm 2. (Rs2Rs2) = (42,000,05) cm 3. (Rs3Rs3) = (39,100,05) cm 4. (Rs4Rs4) = (36,800,05) cm 5. (Rs5Rs5) = (33,800,05) cm Rs lampu kedua 1. (Rs1Rs1) = (59,000,05) cm 2. (Rs2Rs2) = (55,000,05) cm 3. (Rs3Rs3) = (51,500,05) cm 4. (Rs4Rs4) = (47,500,05) cm 5. (Rs5Rs5) = (43,500,05) cm
Rx lampu pertama 1. (Rx1Rx1) = (40,000,05) cm 2. (Rx2Rx2) = (38,000,05) cm 3. (Rx3Rx3) = (35,900,05) cm 4. (Rx4Rx4) = (33,200,05) cm 5. (Rx5Rx5) = (31,200,05) cm Rx lampu kedua 1. (Rx1Rx1) = (21,000,05) cm 2. (Rx2Rx2) = (20,000,05) cm 3. (Rx3Rx3) = (18,500,05) cm 4. (Rx4Rx4) = (17,500,05) cm 5. (Rx5Rx5) = (16,500,05) cm
b. Menghitung nilai Px beserta ketidakpastiannya dari lampu yang belum diketahui dayanya Lampu 1 1. Percobaan 1
=
. .
= ,
2. Percobaan 2
. .
= ,
3. Percobaan 3
=
. , . ,
= ,
4. Percobaan 4
=
. , . ,
= ,
5. Percobaan 5
=
. , . ,
= ,
. +
. +
12 12
.
2 12 . 13
2 1. 12 2.40.75 45 2
. 1 + . 0,05 +
. +
. 1
40 2 45 2
. 0,5 +
2.40 2 .75 45 3
. 0,05
1 = 0,7 2) Px percobaan 2 = 2 = 2 =
. +
. +
22 22
.
2 22 . 23
2 2. 22 2.38.75 42 2
. 2 + . 0,05 +
. +
. 2
38 2 42 2
. 0,5 +
2.38 2 .75 42 3
. 0,05
2 = 0,7 3) Px percobaan 3 = 3 = 3 =
. +
32
. +
32 32 35,92 39,12
.
2 32 . 33
2 3.
. 3 + . 0,05 +
. + . 0,5 +
. 3
2.35,9.75 39,12
. 0,05
3 = 0,8 4) Px percobaan 4 = 4 =
. +
. +
42 4 2
.
2 42 . 4 3
2 4. 4 2
. 4 +
. +
. 4
4 =
2.33,2.75 36,82
. 0,05 +
33,22 36,82
. 0,5 +
. 0,05
4 = 0,8 5) Px percobaan 5 = 5 = 5 =
. +
. +
52 52
.
2 52 . 53
2 5. 52 2.31,2.75 33,82
. 4 + . 0,05 +
. +
. 5
31,22 33,82
. 0,5 +
. 0,05
5 = 0,8 d. Hasil analisis (PxPx) pada lampu 1 1) (Px1Px1) = (59,30,7) watt 2) (Px2Px2) = (61,40,7) watt 3) (Px3Px3) = (63,20,8) watt 4) (Px4Px4) = (61,00,8) watt 5) (Px5Px5) = (63,90,8) watt Lampu 2 1. Percobaan 1
=
. .
= ,
2. Percobaan 2
=
. .
= .
3. Percobaan 3
=
. , . ,
= ,
4. Percobaan 4
=
. , . ,
= ,
5. Percobaan 5
=
. , . ,
= ,
= 1 = 1 =
. +
. +
12 12
.
2 12 . 13
2 1. 12 2.21.75 592
. 1 + . 0,05 +
. +
. 1
212 592
. 0,5 +
. 0,05
1 = 0,1
2) Px Percobaan 2
= 2 = 2 =
. +
. +
22 22
.
2 22 . 23
2 2. 22 2.20.75 55 2
. 2 + . 0,05 +
. +
. 2
20 2 55 2
. 0,5 +
2.20 2 .75 55 3
. 0,05
2 = 0,1 3) Px Percobaan 3 = 3 = 3 =
. +
. +
32 32 18,52 51,52
.
2 32 . 33
2 3. 32 2.18,5.75 51,52
. 3 + . 0,05 +
. + . 0,5 +
. 3 . 0,05
3 = 0,1 4) Px Percobaan 4 = 4 = 4 =
. +
. +
42 4 2 17,52 47,52
.
2 42 . 4 3
2 4. 4 2 2.17,5.75 47,52
. 4 + . 0,05 +
. + . 0,5 +
. 4 . 0,05
4 = 0,2
5) Px Percobaan 5
= 5 =
. +
. +
52 52
.
2 52 . 53
2 5. 52
. 5 +
. +
. 5
5 =
2.16,5.75 43,52
. 0,05 +
16,52 43,52
. 0,5 +
. 0,05
5 = 0,2 f. Hasil analisis (PxPx) pada lampu 2 1) (Px1Px1) = (9,50,1) watt 2) (Px2Px2) = (9,90,1) watt 3) (Px3Px3) = (9,70,1) watt 4) (Px4Px4) = (10,20,2) watt 5) (Px5Px5) = (10,80,2) watt
F. Kesimpulan Berdasarkan analisis yag saya lakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Daya lampu pertama dengan 5 kali percobaan besarnya adalah: 1. (Px1Px1) = (59,30,7) watt 2. (Px2Px2) = (61,40,7) watt 3. (Px3Px3) = (63,20,8) watt 4. (Px4Px4) = (61,00,8) watt 5. (Px5Px5) = (63,90,8) watt b) Daya lampu kedua dengan 5 kali percobaan besarnya adalah: 1. (Px1Px1) = (9,50,1) watt 2. (Px2Px2) = (9,90,1) watt 3. (Px3Px3) = (9,70,1) watt 4. (Px4Px4) = (10,20,2) watt 5. (Px5Px5) = (10,80,2) watt c) Intensitas kedua lampu yang dipasang pada jarak tertentu dari fotometer menunjukkan bahwa ketika diamati intensitas dari lampu yang sudah diketahui dayanya dengan lampu yang belum diketahui dayanya mempunyai kuat intensitas yang sama. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kecerahan layar pada fotometer antara sisi yang terkena pantulan sinar dari lampu yang sudah diketahui intensitasnya dengan sisi yang terkena pantulan dari lampu yang akan dicari dayanya. Dari kasus ini maka bisa digunakan untuk mencari daya lampu yang akan dicari dengan
menggunakan perbandingan daya dari kedua lampu tersebut terhadap jarak kuadrat masing-masing lampu dengan fotometer.
G. Pembahasan Praktikum yang berjudul fotometer ini bertujuan menentukan daya bola lampu yang belum diketahui berdasarkan lampu standart serta mengamati intensitas yang sama dari kedua bola lampu pada jarak tertentu. Dalam praktikum ini kami membuat jarak antara lampu yang akan dicari intensitasnya dengan fotometer (Rx) sebagai variabel bebasnya, jadi kami mengubah jarak turun 5 cm setiap perulangan pengukuran. Dan pengukuran untuk mencari Px (daya lampu yang akan dicari) kami lakukan sebanyak 5 kali pengulangan. Jadi ada 5 Rx untuk setiap lampu yang akan dicari Px_nya. Karena yang akan kita cari dayanya ada 2 lampu, jadi Rx ada 10 data. Kemudian variabel kontolnya adalah posisi lampu standartnya. Adapun variabel terikatnya adalah jarak antara lampu standart dengan fotometer (Rs). Lampu standart yang kami gunakan dalam percobaan ini dayanya sebesar 75 watt, lalu nilai skala terkecilnya adalah satu watt. Sehingga ketidakpastian untuk Px adalah nst yaitu 0,5 watt. Karena dalam mengukur jarak kami menggunakan standart penggaris, maka ketidak pastian dari Rx maupun Rs adalah nst, yaitu .0,1 = 0,05 cm. Berdasarkan dasar teori, bahwa = dimana I : intensitas gelombang (watt/m2) P : Daya gelombang (watt) A : luas bidang yang ditembus tegak lurus oleh gelombang (m2) Karena = 42 , sehingga jika intensitas dari kedua lampu itu sama, maka bisa dicari dengan persamaan : 1 = 2
1 4 12 2 1 12 2
= 22
Berdasarkan analisis yang saya lakukan terhadap perolehan data ternyata lampu pertama mempunyai daya yang hampir sama setiap pengulangan pada pengukuran yaitu sebagai berikut : 1) (Px1Px1) = (59,30,7) watt 2) (Px2Px2) = (61,40,7) watt 3) (Px3Px3) = (63,20,8) watt 4) (Px4Px4) = (61,00,8) watt 5) (Px5Px5) = (63,90,8) watt Dari perolehan hasil diatas bisa disimpulkan kalau selisih dari kelima hasil perhitungan tersebut kecil dan daya lampu pertama 60 watt. Jadi data yang kami peroleh sudah mendekati benar meskipun perolehan hasil perhitungan tdak 100% sama. Perolehan hasil untuk lampu yang kedua adalah sebagai berikut : 1. (Px1Px1) = (9,50,1) watt 2. (Px2Px2) = (9,90,1) watt 3. (Px3Px3) = (9,70,1) watt 4. (Px4Px4) = (10,20,2) watt 5. (Px5Px5) = (10,80,2) watt Dari perolehan hasil perhitungan diatas bisa disimpulkan bahwa daya lampu yang kedua sekitar 10 Watt. Karena data di atas selisihnya tidak terlalu besar. Begitu pula dengan lampu pertama. Pada percobaan kali ini tidak dapat dicari rata-rata terbaiknya dari kelima hasil perhitungan tersebut. Sebab, data yang kami ambil bukan data berulang. Melainkan pengambilan data tunggal yang dilakukan dengan memvariasi jarak dari fotometer dengan lampu yang akan dicari dayanya. Tetapi, dari perolehan data tersebut kita bisa tau semakin pendek jarak Rs semakin pendek juga jarak Rx. Sehingga dari perolehan hasil percobaan bisa diperoleh hubungan antara Rs dan Rx berbanding lurus kuadrat dan itu sesuai dengan dasar teori yang ada. Dari hasil perhitungan kesepuluh data yang diperoleh pastinya mempunyai ketidakpastian yang berbeda-beda begitu juga dengan perolehan daya untuk setiap data yang diperoleh.
Hal tersebut karena pengaruh dari beberapa faktor, antara lain: 1. Skala pada bangku optik yang kurang tepat pada posisi nol. Sehingga bisa dipastikan posisi awal sebelum menggeser fotometer dan lampu yang akan dicari dayanya kurang tepat. Maka, akan berpengaruh pada hasil perhitungan dayanya. 2. Penglihatan pengamat yang tidak sama, bisa saja menurut penglihatan saya intensitas dari kedua lampu sudah sama, tetapi belum tentu juga menurut teman yang lain sama, sehingga akan berpengaruh juga pada perolehan Rs dan Rx. 3. Keterbatasan alat ukur, yaitu ketika kita mengukur Rs dan Rx bisa saja posisi skala yang ditunjuk kurang tepat seperti ketika kita mengamati skala ukurya. Tetapi secara keseluruhan, data yang kami peroleh sudah bagus, karena hasil dari perhitungan dayanya tidak terpaut jauh. Diharapkan untuk percobaan selanjutnya dipastikan kalibrasi alat ukurnya benar-benar pas sehingga tidak terlalu berpengaruh besar pada hasil perhitungan analisisnya.
H. Daftar Pustaka
Budiyanto, joko. 2009. FISIKA : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Pengantar lastrik magnet dan Optika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika, Jilid 2. Alih bahasa, Bambang Soegijono. Jakarta: Erlangga.