Professional Documents
Culture Documents
Data 1
1 =
1.1
1
=
3,984.610
5
2
= 1,19510
4
1 =
1
1
. 1 +
1
1
. 1 +
1
1
. 1
1 =
1
1
. 1
+
1
1
. 1 +
1.
1
2
. 1
1 =
610
5
2
. 0,0005
+
3,984
2
. 510
6
+
3,984.610
5
2
2
. 0,25
1 = 2,510
5
(Ip
1
Ip
1
) = (1,20,2)x10
-4
A
Data 2
2 =
2.2
2
=
7,52.21 10
5
4
= 3,94810
4
2 =
2
2
. 2 +
2
2
. 2 +
2
2
. 2
2 =
2
2
. 2
+
2
2
. 2 +
2.2
2
2
. 2
2 =
21 10
5
4
. 0,0005
+
7,52
4
. 510
6
+
7,52.21 10
5
4
2
. 0,25
2 = 3,410
5
(Ip
2
Ip
2
) = (3,90,3)x10
-4
A
Data 3
3 =
3.3
3
=
11,26.37 10
5
6
= 6,9410
4
3 =
3
3
. 3 +
3
3
. 3 +
3
3
. 3
3 =
3
3
. 3
+
3
3
. 3 +
3.3
3
2
. 3
3 =
37 10
5
6
. 0,0005
+
11,26
6
. 510
6
+
11,26.37 10
5
6
2
. 0,25
3 = 3,810
5
(Ip
3
Ip
3
) = (6,90,4)x10
-4
A
f. Hasil perhitungan Ip
1) (Ip
1
Ip
1
) = (1,20,2)x10
-4
A
2) (Ip
2
Ip
2
) = (3,90,3)x10
-4
A
3) (Ip
3
Ip
3
) = (6,90,4)x10
-4
A
g. Perbandingan jumlah lilitan (N) dengan Tegangan (V)
Berdasarkan persamaan :
1) Data 1
600
1200
=
2
3,984
1
2
=
1
1,99
1 = 1
2) Data 2
600
1200
=
4
7,52
1
2
=
1
1,88
1 = 1
3) Data 3
600
1200
=
6
11,26
1
2
=
1
1,88
1 = 1
g. Perbandingan Besar Kuat Arus (I) dengan Tegangan (V)
Berdasarkan persamaan
1) Data 1
1,19510
4
0,610
4
=
3,984
2
1,99 = 1,99 1 = 1
2) Data 2
3,910
4
2,110
4
=
7,52
4
1,86 = 1,88 1 = 1
3) Data 3
6,910
4
3,710
4
=
11,26
6
1,86 = 1,88 1 = 1
h. Perhitungan Tegangan Primer (V
1
) dan Sekunder (V
2
) Secara Teori
Berdasarkan persamaan :
Menghitung Vp secara teori
1) Data 1
1 =
1.1
1
=
3,984.610
5
1,210
4
= 1,99
1 =
1
1
. 1 +
1
1
. 1 +
1
1
. 1
1 =
1
1
. 1
+
1
1
. 1 +
1.1
1
2
. 1
1 =
610
5
1,210
4
. 0,0005
+
3,984
1,210
4
. 510
6
+
3,984.610
5
1,210
4
2
. 210
5
1 = 0,49
(Vp
1
Vp
1
) = (2,00,5)
V
2) Data 2
2 =
2.2
2
=
7,52.2110
5
3,910
4
= 4,05
2 =
2
2
. 2 +
2
2
. 2 +
2
2
. 2
2 =
2
2
. 2
+
2
2
. 2 +
2.2
2
2
. 2
2 =
2110
5
3,910
4
. 0,0005
+
7,52
3,910
4
. 510
6
+
7,52.2110
5
3,910
4
2
. 310
5
2 = 0,41
(Vp
2
Vp
2
) = (4,00,4)
V
3) Data 3
3 =
3.3
3
=
11,26.3710
5
6,910
4
= 6,04
3 =
3
3
. 3 +
3
3
. 3 +
3
3
. 3
3 =
3
3
. 3
+
3
3
. 3 +
3.3
3
2
. 3
3 =
3710
5
6,910
4
. 0,0005
+
11,26
6,910
4
. 510
6
+
11,26.3710
5
6,910
4
2
. 410
5
3 = 0,43
(Vp
3
Vp
3
) = (6,00,4)
V
Hasil beda tegangan primer (Vp) berdasarkan teori
a. (Vp
1
Vp
1
) = (2,00,5)
V
b. (Vp
2
Vp
2
) = (4,00,4)
V
c. (Vp
3
Vp
3
) = (6,00,4)
V
Menghitung Vs secara teori
1) Data 1
1 =
1.1
1
=
2.1,210
4
610
5
= 4
1 =
1
1
. 1 +
1
1
. 1 +
1
1
. 1
1 =
1
1
. 1
+
1
1
. 1 +
1.1
1
2
. 1
1 =
1,210
4
610
5
. 0,25
+
2
610
5
. 210
5
+
2.1,210
4
610
5
2
. 510
6
1 = 1,5
(Vs
1
Vs
1
) = (4,01,5)
V
2) Data 2
2 =
2.2
2
=
4.3,910
4
2110
5
= 7,43
2 =
2
2
. 2 +
2
2
. 2 +
2
2
. 2
2 =
2
2
. 2
+
2
2
. 2 +
2.2
2
2
. 2
2 =
3,910
4
2110
5
. 0,25
+
4
2110
5
. 210
5
+
4.3,910
4
2110
5
2
. 510
6
2 = 1,02
(Vs
2
Vs
2
) = (71)
V
3) Data 3
3 =
3.3
3
=
6.6,910
4
3710
5
= 11,19
3 =
3
3
. 3 +
3
3
. 3 +
3
3
. 3
3 =
3
3
. 3
+
3
3
. 3 +
3.3
3
2
. 3
3 =
6,910
4
3710
5
. 0,25
+
6
3710
5
. 210
5
+
6.6,910
4
3710
5
2
. 510
6
1 = 0,94
(Vs
1
Vs
1
) = (11,20,9)
V
Hasil beda tegangan sekunder(Vs) berdasarkan teori
a. (Vs
1
Vs
1
) = (4,01,5)
V
b. (Vs
2
Vs
2
) = (71)
V
c. (Vs
3
Vs
3
) = (11,20,9)
V
i. Menghitung efisiesi trafo
Berdasarkan persamaan
VI P dan
Pp
Ps
efisiensi
=
= % 100 :q
a) Data 1
Pp = Vp.Ip
= 2 . 1,2 x 10
-4
= 2,4 x 10
-4
watt
Ps = Vs.Is
= 3,984. 6,0 x 10
-5
= 23,9 x 10
-5
watt
% 58 , 99
% 100
10 4 , 2
10 9 , 23
4
5
=
=
x
x
q
b) Data 2
Pp = Vp.Ip
= 4 . 3,9 x 10
-4
= 15,6 x 10
-4
watt
Ps = Vs.Is
= 7,52 . 21 x 10
-5
= 1,579 x 10
-5
watt
% 22 , 101
% 100
10 6 , 15
10 579 , 1
4
3
=
=
x
x
q
c) Data 3
Pp = Vp.Ip
= 6 . 6,9 x 10
-4
= 41,4 x 10
-4
watt
Ps = Vs.Is
= 11,26 . 37 x 10
-5
= 41,7 x 10
-4
watt
% 72 , 100
% 100
10 4 , 41
10 7 , 41
4
4
=
=
x
x
q
Efisiensi rata- tara:
( )
% 51 , 100
3
% 72 , 100 22 , 101 58 , 99
3
3 2 1
=
+ +
=
+ + q q q
F. Jawaban Pertanyaan
1. Perbandingan besar tegangan primer dan tegangan sekunder antara teori dengan hasil
percobaan
No Tegangan Primer (Vp) Tegangan Sekunder (Vs)
Teori Percobaan Teori Percobaan
1 1,99 V 2 V 4 V 3,984 V
2 4,05 V 4 V 7,43
V 7,52 V
3 6,04 V 6 V 11,19V 11,26 V
2. Besar efisiensi trafo
a) % 58 , 99 1= q
b) % 22 , 101 2 = q
c) % 72 , 100 3 = q
d) Efisiensi rata- tara:
( )
% 51 , 100
3
% 72 , 100 22 , 101 58 , 99
3
3 2 1
=
+ +
=
+ + q q q
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas bisa disimpulkan bahwa
a. Prinsip kerja transformator didasarkan pada kenyataan bahwa arus bolak- balik dalam
satu rangkaian akan menginduksi (mengimbas) ggl bolak- balik pada rangkaian di
dekatnya karena adanya induktansi bersama (mutual induction) antara dua rangkaian
yang dihubungkan oleh fluks magnet.
a. Hubungan antara jumlah lilitan dengan tegangan pada transformator adalah
berbanding lurus, dan hal itu sudah sesuai dengan persamaan yang ada yaitu :
,
b. Hubungan besar kuat arus dengan beda tegangan adalah berbanding terbalik. Hal ini
sesuai dengan persaman P=VI. Apabila P (daya) konstant, maka
1
.
H. Pembahasan
Percobaan kali ini berjudul transformator, dimana bertujuan mengetahui prinsip kerja
pada transformator, menentuakan hubungan jumlah lilitan dengan tegangan pada
transformator dan menentukan hubungan besar kuat arus dengan beda tegangan pada
transformator.
Dalam hal ini power suplay yang berfungsi sebagai sumber tegangan primer sedangkan
trafo sebagai sumber tegangan sekunder. Pada trafo dapat diukur langsung besar kuat
arus sekundernya menggunakan multimeter digital sebagai ampermeter. Setelah itu bisa
langsung diukur besar beda tegangan yang mengalir di sumber sekunder menggunakan
voltmeter. Pada trafo sudah diberi tetapan jumlah lilitan kumparan yaitu 600 lilitan untuk
primer dan jumlah lilitan sekundernya 1200 lilitan.
Dari percobaan ini kita akan mengetahui bagaimana prinsip kerja trafo. Sesuai dengan
dasar teori yang ada bahwa prinsip kerja pada trafo didasarkan pada kenyataan bahwa
arus bolak- balik dalam satu rangkaian akan menginduksi (mengimbas) ggl bolak- balik
pada rangkaian di dekatnya karena adanya induktansi bersama (mutual induction) antara
dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformator terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara
magnet dihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan
dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi (sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday.
Pada data yang kami ambil pada percobaan kami variasi sebanyak 3 kali untuk besar
tegangan primernya. Yaitu sebesar 2 V, 4 V, dan 6 V. setelah kami analisis dari
perolehan data kami diperoleh data sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan kuat arus primer (Ip)
(Ip
1
Ip
1
) = (1,20,2)x10
-4
A
(Ip
2
Ip
2
) = (3,90,3)x10
-4
A
(Ip
3
Ip
3
) = (6,90,4)x10
-4
A
2. Perbandingan antara jumlah lilitan (N) dengan tegangan transformator (V) adalah
1 : 1 untuk semua data percobaan
3. Hubungan jumlah lilitan (N) dengan tegangan transformator (V) adalah berbanding
lurus, sedangkan hubungan besar kuat arus dengan beda tegangan berbanding
terbalik.
4. Perbandingan beda tegangan primer antara hasil dari teori dan percobaan
Hasil teori
(Vp
1
Vp
1
) = (2,00,5)
V
(Vp
2
Vp
2
) = (4,00,4)
V
(Vp
3
Vp
3
) = (6,00,4)
V
Hasil percobaan
(Vp
1
Vp
1
) = (2,00 0,25 ) V
(Vp
2
Vp
2
) = (4,00 0,25 ) V
(Vp
3
Vp
3
) = (6,00 0,25 ) V
5. Perbandingan beda tegangan skunder antara hasil dari teori dan percobaan
Hasil teori
(Vs
1
Vs
1
) = (4,01,5)
V
(Vs
2
Vs
2
) = (71)
V
(Vs
3
Vs
3
) = (11,20,9)
V
Hasil percobaan
(Vs
1
Vs
1
) = (3,9840 0,0005 ) V
(Vs
2
Vs
2
) = (7,5200 0,0005 ) V
(Vs
3
Vs
3
) = (11,2600 0,0005 ) V
6. Besar efisiensi rata-rata dari trafo sebesar 100,22%
Dari perolehan hasil diatas bisa dilihat, sudah sesuai dengan teori yang ada, hanya saja
selisih tidak terlalu jauh. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktikum yang kami lakukan
sudah mendekati benar, meskipun masih banyak kekurangan seperti pada hasil analisis
mengenai efisiensi trafo yang kami dapatkan sebesar 100,22% . Ini sangat berbeda
dengan teori yang ada, seperti pada hukum II termodinamika yang menyatakan tidak
mungkin ada proses yang hasilnya hanya menyerap panas dari reservoir pada satu suhu
dan mengubah seluruh panas ini menjadi usaha mekanikartinya tidak ada satupun mesin
kalor yang mempunyai efisiensi termal 100% (Weston, Francis. 1962)
Tetapi pada kenyataan analisis yang kami lakukan diperoleh efisiensi yang tidak sesuai
dengan dasar teori yang ada. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Karena jumlah lilitan pada transformator tidak dihitung secara langsung, sehingga
kemungkinan besar akan mempengaruhi pada hasil yang diperoleh.
2. Pembacaan hasil ukur pada multimeter yang sering berubah-ubah. Sehingga kami
kesulitan menentukan hasilnya.
3. Ketelitian pada power suplay yang tidak bisa dikalibrasi tepat pada skala nol.
I. Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA/Edisi kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Pengantar lastrik magnet dan Optika.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika, Jilid 2. Alih bahasa, Bambang Soegijono. Jakarta: Erlangga.
Weston, Fancis. 1962. Fisika Untuk Universitas 1 mekanika, panas, dan bunyi. Jakarta:
Yayasan Buku Dana Indonesia.