Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Baik
Salah
Kekacauan
Hasil baik
Pengertian
Gangguan sensori persepsi adalah keadaan dimana individu/ kelompok mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau interpretasi stimulus yang datang
Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten dgn pengalaman Perilaku sesuai Hubungan sosial
Pikiran kadang menyimpang Ilusi Reaksi emosional berlebihan/ kurang Perilaku ganjil/ tak lazim Menarik diri
Gangguan pikir/ delusi Halusinasi Sulit berespon emosi Ketidakteraturan Isolasi sosial
Jenis Halusinasi
Karakteristik Mendengar suara paling sering suara orang. Pasien medengar perkataan bahwa pasien disuruh melakukan sesuatu, kadang melakukan hal yang berbahaya.
Perilaku pasien
Melirik ke kiri/ kanan seperti sedang mencari orang Mendengarkan dengan penuh perhatian Terlibat percakapan tanpa ada wujudnya Menggerakkan mulut seperti sedang berbicara atau menjawab Tiba-tiba tampak tergagap, ketakutan, ditakuti oleh orang lain, benda mati/ stimulus yang tidak terlihat Tiba-tiba berlari ke ruang lain
Penglihatan/ visual
Stimulus visual berupa pancaran cahaya, gambar geometris, gambar karton, dll. Bayangan bisa menyenangkan/ menakutkan spt monster
Jenis Halusinasi
Jenis halusinasi Penghidu/ olfaktori Karakteristik Bau busuk, amis, dan bau yg menjijikkan seperti darah, urin, atau feces. Kadang-kadang terhidu bau harum. Perilaku pasien Hidung yg dikerutkan seperti mencium bau yg sangat tida enak Menghidu bau Menghidu bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain.
Merasakan sesuatu yg Meludahkan makanan/ minuman busuk, amis & menjijikkan Menolak u makan, minum/ minum obat spt rasa darah, urin/ feses Tiba-tiba meninggalkan meja makan Mengalami rasa sakit/ tidak enak tanpa stimulus yg terlihat. Merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati/ orang lain Menampar diri sendiri seakan sedang memadamkan api Melompat-lompat di lantai seperti sedang menghindari nyeri/ stimulus lain pada kaki
7
Pengkajian
Faktor penyebab (predisposisi) Faktor pencetus (presipitasi) Perilaku klien Mekanisme koping
2.
3.
Biologis abnormalitas otak menyebabkan respons neurologik a. Skizofrenia keterlibatan otak yang lebih luas Psikotik lesi pada area frontal, temporal & limbik b. Kimia otak seperti dopamin neurotransmitter yg berlebihan, ketidakseimbangan, masalah pada sistem reseptor dopamin Psikologis faktor keluarga Sosial budaya stres
9
2. 3.
Biologis berlebihan proses informasi pada sistem syaraf, mekanisme penghantaran listrik di syaraf yg terganggu Stres lingkungan Pemicu gejala Kesehatan Lingkungan Sikap/ perilaku
10
Perilaku
Berhubungan dengan Kognitif: -Ingatan -Perhatian Bentuk & isi pembicaraan -Pengambilan keputusan -Isi pikir Persepsi Emosi Gerakan Perilaku Hubungan Perilaku Pelupa, tidak berminat, kurang patuh Kesulitan menyelesaikan tugas, konsentrasi terhadap tugas Kesulitan mengkomunikasikan pikiran & perasaan Kesulitan melakukan & menjalankan aktivitas Delusi Halusinasi, ilusi, masalah integrasi sensori, pengenalan bagian nyeri dlm tubuh kurang Alekstimia: kesulitan dalam pemberian nama & penguraian emosi Apati: kurang memiliki perasaan, emosi, minat/ kepedulian Katatonia, kelenturan seperti lilin, gerakan mata abnormal, meringis, apraksia, langkah yg tidak normal, efek samping ekstra piramidal Agitasi, perilaku berulang, kurang energi/ dorongan, kurang tekun dlm bekerja/ sekolah Menarik diri, harga diri rendah, ketidaksesuaian sosial, kerancuan identitas gender, stigma yg berhubungan dengan penarikan diri oleh orang lain
11
Mekanisme koping
Regresi
12
Masalah Keperawatan
Gangguan konsep diri: harga diri rendah Isolasi sosial : menarik diri Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Gangguan pola tidur
13
Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain & lingkungan Gangguan sensori persepsi: halusinasi Isolasi sosial: menarik diri Diagnosa keperawatan: 1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi . 2. Isolasi sosial: menarik diri 3. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, & lingk
14
Tidak mendukung dan tidak menyangkal Orientasikan pada realitas (waktu, orang dan tempat) Kontak sering dan singkat Berikan rasa aman Penuhi kebutuhan pasien
15
Hallucination management
Membina hubungan saling percaya dengan pasien Memonitor tingkat pergerakan aktivitas dan stimulus lingk Identifikasi adanya perilaku halusinasi Gunakan komunikasi yang terbuka dan jelas Memberikan kesempatan K menceritakan halusinasinya Gunakan teknik fokusing jika K tidak fokus Menanyakan perasaan ketika klien mengalami halusinasi Monitor kemampuan perawatan diri Kaji status fisik pasien Berikan aktivitas yangd apat memutus halusinasinya
16
2.
Memfasilitasi penggunaan alat bantu pendengaran, penglihatan Menggunakan kata yang sederhana dan pertanyaan yang pendek Meningkatkan volume suara jika dirasakan perlu Berikan sentuhan pada pasien ketika pasien memikirkan sesuatu Gunakan kertas, pensil dll jika dirasakan perlu dalam berkomunikasi Identifikasi pemberian makanan dengan menyesuaikan angka pada jam Beritahu klien tentang benda-benda yang dibutuhkan di sekelilingnya Rujuk ke terapi okupasi jika dirasakan perlu Rujuk pasien ke dokter mata jika ada gangguan pada penglihatannya
17
3.
Environmental behavior
Mengkaji kemampuan klien dalam beradaptasi terhadap lingkungan Mengajarkan pada klien bagaimana bersikap Mengajarkan klien cara bersosialisasi dengan orang lain Mengajarkan klien untuk menerima lingkungan sesuai dengan kenyataan yang ada Berikan penjelasan pada keluarga bagaimana menghadapi klien Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien Memberikan reinfoecement positif terhadap kemampuan klien
18
4.
Informasikan ke K tentang kemampuan memilih pakaian Berikan pasien pakaian yang memudahkan pergerakan misalnya saat tidur Berikan penjelasan tentang cara berpakaian Kaji kemampuan pasien untuk mencuci pakaiannya sendiri Fasilitasi klien untuk mencuci rambut Fasilitasi klien untuk bercukur Berikan reinforcement positif apabila pasien dapat melakukannya
19
Evaluasi
Pada klien: Meningkatkan orientas terhadap realita Meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan/ mengontrol halusinasi Mengelola obat secara mandiri Meningkatkan kemampuan dalam self care Pada keluarga Membantu meningkatkan kemampuan klien dalam mengontrol/ mengendalikan halusinasi
20
21
Bpk. Z, dirawat di RS Jiwa Palembang karena keluyuran dan merusak barang. Hasil wawancara perawat didapatkan klien mengatakan sering mendengarkan suara di malam hari suara tersebut menyuruh merusak, sekarang setiap malam masih suka terdengar bisikan tersebut. Hasil observasi didapatkan: klien tampak tegang, berjalan mondar mandir, bicara sendiri, melamun, jarang berinteraksi dengan teman-temannya, lebih senang sendiri. Berdasarkan kasus di atas : Klasifikasikan data berdasarkan data subjektif dan objektif Buatlah pohon masalah pada kasus tersebut Tentukan masalah keperawatan pada pasien tersebut Role playkan interaksi antara perawat dengan pasien (salah satu teman menjadi perawat dan teman lainnya menjadi pasien)
22