You are on page 1of 4

Makna Kata Iqra

Kata Iqra ( (yang dalam bahasa Indonesia berarti bacalah, merupakan suatu bentuk kata kerja, yang dalam bahasa Arab disebut fiil amr merupakan kata dasar atau fiil mudhori dari Qara a yaqrou ( gnay( artinya membaca. Surat al Alaq ini merupakan wahyu pertama Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat malaikat Jibril di Gua Hira, wahyu pertama ini tidak secara keseluruhan satu surat langsung dari surat al Alaq, wahyu pertama yang Allah turunkan adalah hanya ayat 1 5 dari surat al Alaq. Kata pertama dari surat al Alaq adalah berbunyi Iqra yang artinya bacalah. Bacalah, perintah Allah kepada nabi Muhammad SAW juga termasuk kepada ummatnya adalah diperintahkan untuk membaca. Tetapi, makna dari kata bacalah atau membaca ini tidak hanya sekedar diterjemahkan dalam makna membaca, tetapi membaca disini tidak hanya membaca. Membaca, betul betul membaca, dalam artian tidak hanya sekedar seperti kita hanya membaca buku saja, itu masih merupakan makna yang sederhana sekali. Padahal,maksud Allah memerintahkan untuk membaca adalah agar umat manusia benar benar membaca, nah bagaimana artian membaca yang sebenarnya? Disini, saya jelaskan beberapa makna dari kata membaca dalam surat al Alaq, yakni:

Iqra yang artinya bacalah, berarti ummat manusia diperintahkan untuk membaca, membaca bisa juga dimaknai dengan memahami atau fahamilah yang serupa dengan bacalah. Bisa juga berarti telitilah Bacalah juga bermakna analisalah, sintesakanlah Dan bisa juga dengan artian yang lebih luas yaitu temukan teori, temukan ilmu. Karena membaca merupakan salah satu gerbang dari ilmu pengetahuan maka ia jug bermakna temukan ilmu.

Implikasi dari Iqro, ummat Islam itu bisa memproduk sesuatu dengan ilmu atau menciptakan suatu penemuan baru dalam ilmu pengetahuan. Allah memerintahkan untuk membaca, namun obyek yang dibaca tidak disebutkan dalam Al Quran. Allah tidak menentukan apa yang harus dibaca. Artinya, bacalah: 1. Fenomena, ayat kauliyah dan ayat kauniyah Allah yang terdapat di alam semesta ini.

Ayat kauniyah merupakan ayat ayat berupa alam, seperti adanya ala mini, kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari apa yang ada di ala mini, dalam dunia pendidikan seperti kita belajar ilmu eksakta dan ilmu social, itu semua merupakan ayat kauniyah Allah. 1. Nomena (makhluk gaib/benda gaib/sesuatu yang tidak nampak yang tidak bisa dirasakan oleh indra).

fenomena dan nomena tersebut adalah merupakan obyek ilmu pengetahuan, dimana obyek ilmu pengetahuan yaitu seluruh ilmu ilmu yang berasal dari satu sumber yaitu Allah. Itulah, sekilas makna Iqra dalam surat al Alaq yang saya dapat dari bangku perkuliahan pada mata pelajaran Tafsir Hadits di semester 3 PAI. Semoga pembaca semua bisa mengambil manfaatnya, dan dapat mengimplementasikan dari makna kata Iqra yang sesungguhnya. Jadi, kita sebagai ummat Islam sudah mengetahui dan memahami bahwa Allah menyuruh kita semua untuk membaca yang tidak hanya sekedar membaca, maka ummat Islam harus menjadi ummat yang cerdas, tidak boleh bodoh dan mudah dibodohin oleh kaum barat. Yang sejatinya ummat Islam adalah lebih unggul dari ummat lain, maka berbanggalah ummat Islam dengan ilmunya jangan malah mengekor budaya barat. Ummat Islam harus mampu seperti ummat Islam terdahulu yang telah berhasil dan sukses membangun peradaban dunia dengan ilmu pengetahuan.

Lebih penting, sebagai kaum intelektual seperti mahasiswa terlebih mahasiswa muslim harus lebih cerdas dan unggul, harus bisa membaca dengan makna membaca yang sesungguhynya. Semoga, ummat Islam akan selalu sukses dan berhail dengan selalu membaca ayat kauniyah dan kauliyah Allah.

Surat Al alaq

Surat Al 'Alaq dan artinya

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,


7. karena Dia melihat dirinya serba cukup.

8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

9. bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,

10. seorang hamba ketika mengerjakan shalat[1590], [1590] Yang dimaksud dengan orang yang hendak melarang itu ialah Abu Jahal, yang dilarang itu ialah Rasulullah sendiri. akan tetapi usaha ini tidak berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. setelah Rasulullah selesai shalat disampaikan orang berita itu kepada Rasulullah. kemudian Rasulullah mengatakan: "Kalau jadilah Abu Jahal berbuat demikian pasti Dia akan dibinasakan oleh Malaikat".

11. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,

12. atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

13. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?


14. tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

15. ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubunubunnya[1591], [1591] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.

16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

17. Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

18. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah[1592], [1592] Malaikat Zabaniyah ialah Malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka.

19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

You might also like