You are on page 1of 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Menurut laporan WHO pada bulan Oktober 1998 dalam WHO fact sheet No. 94, malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di lebih 90 negara, dengan populasi penderita 40% dari penduduk dunia. Pada tahun 2002 WHO juga mengeluarkan laporannya dalam World Health Report 2002 yang isinya menyatakan bahwa beban kasus global tahunan dari malaria adalah 300-500 juta kasus dengan 11 juta kematian, dan 44 juta cacat seumur hidup. Demikian juga dengan Indonesia, malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi permasalahan, terutama untuk Indonesia bagian Timur. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus plasmodium yang menginfeksi sel darah merah penderita. Parasit tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Spesies plasmodium yang menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falcifarum,

Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malaria merupakan penyebab malaria kuartana. Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale, sedangkan Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya karena malaria yang ditimbulkan dapat menjadi berat. Hal ini disebabkan dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh. Siklus parasit malaria dapat dilihat pada Gambar 1.1, setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium schizont jaringan dalam sel hati (ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit / kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium schizont dalam eritrosit (stadium eritrositer), mulai bentuk tropozoit muda sampai sizon tua / matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit.

Gambar 1.1. Siklus hidup parasit malaria (U.S. Department Of Health and Human Services, 2007)

Merosoit sebagian besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk dihisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia. Diagnosis malaria secara pasti dapat dilakukan apabila ditemukan parasit malaria dalam darah penderita. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2 citra preparat darah terdapat sel darah merah yang sehat, sel darah merah yang didalamnya terdapat plasmodium falciparum dengan berbagai fase dan juga fase plasmodium falciparum dalam bentuk gametozit yang terletak diluar sel darah

merah. Pendeteksian secara manual akan mengkonsumsi waktu yang banyak. Dengan demikian pendeteksian plasmodium falciparum secara otomatis dengan memperhatikan bentuk dan pola dari citra preparat darah akan sangat bermanfaat. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan, diantaranya untuk menentukan citra darah yang terdapat parasit plasmodium falciparum. Dalam penelitian ini diajukan metode yang dapat melakukan identifikasi citra darah yang terdapat ataupun yang tidak terdapat plasmodium falciparum.

Gambar 1.2. Contoh citra preparat darah (Image courtesy of CDC) (a) Sel darah merah yang sehat, (b) Ring, (c) Sizon dan (d) Gametosit

Terdapat dua tahapan utama yang dilaksanakan pada penelitian ini. Tahap pertama adalah melakukan segmentasi menggunakan active contour dan tahap terakhir adalah melakukan klasifikasi terhadap citra dengan menggunakan metode support vector machine (SVM).

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan penelitian Dias, G. (2008) telah dilakukan proses identifikasi terhadap fase-fase pada plasmodium falciparum, proses identifikasi dilakukan secara bertahap yaitu terlebih dahulu membedakan sel darah merah yang sehat dan yang tidak

sehat kemudian melakukan klasifikasi terhadap darah yang terdapat plasmodium. Pada penelitian ini menggunakan yang metode active contour untuk proses segmentasi dari citra preparat darah yang menghasilkan area yang menjadi dugaan sebagai sel darah merah dan Support Vector Machine sebagai metode klasifikasi untuk melakukan identifikasi terhadap sel darah hasil proses segmentasi sehingga bisa diketahui darah normal, thropozoit, schizont dan gametozit. Akurasi yang tinggi adalah fokus dari penelitian ini. 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Citra preparat darah yang digunakan adalah citra darah dari teknik hapusan tepi dengan kondisi semua sel darah tidak ada yang menumpuk. 2. Penentuan klasifikasi berdasarkan intensitas tingkat keabuan dari citra. 1.4. Tujuan dan manfaat penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem identifikasi fase plasmodium falciparum dari sebuah citra medis preparat darah. Citra preparat darah yang diperoleh disegmentasikan menggunakan active contour untuk mendapatkan area yang akan diklasifikasikan. Pendeteksian terhadap fase-fase plasmodium falciparum pada preparat darah hasil proses segmentasi menggunakan metode support vector machine diharapkan menghasilkan ketepatan yang tinggi dan dapat digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap citra darah dengan kondisi yang berbeda-beda. 1.5. Kontribusi Permasalahan utama dalam proses identifikasi fase plasmodium falciparum adalah proses segmentasi dari objek dalam hal ini preparat darah, ekstraksi fitur dari hasil segmentasi dan proses klasifikasi berdasarkan fitur yang digunakan. Kontribusi dari penelitian ini adalah meningkatkan akurasi pada identifikasi fase plasmodium falciparum dengan menggunakan active contour without edge sebagai metode segmentasi, pemilihan fitur pada tahap ekstraksi fitur dan support vector machine sebagai metode klasifikasinya.

You might also like