You are on page 1of 4

I.

Latar belakang

Sesuai dengan Pasal 33 UUD Negara RI Tahun 1945 yang mengamanatkan tentang penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat. Pasal 34 ayat (2) juga mengamanatkan hal yang serupa yakni bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu, sesuai dengan martabat kemanusiaan. Sebagai pelaksanaan Pasal 28H, Pasal 33, dan Pasal 34 ayat (2) UUD Negara RI Tahun 1945 serta UU No. 23 Tahun 1992, maka dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), telah menggariskan bahwa Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan prinsip ekuitas. Pasal 19 UU inimenyebutkan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Selanjutnya Pasal 17 ayat (4) menegaskan bahwa iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh pemerintah. Jamkesmas adaah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan keehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tecapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal efektif serta efisien. Program jaminan kesehatan masyarakat diselenggarakan berasarkan konsep asuransi sosial dan diselenggarakan secara nasional. Pada tahun 2009 program ini mendanai biaya kesehatan untuk 76,4 juta penduduk. Jumlah ini termasuk 2,650 juta anak terlantar, penghuni panti jompo, tunawisma dan penduduk yang tidak mewakli kartu tanda penduduk. Kepesertaan jamkesmas meliputi: 1. Masyarakat miskin 2. Peserta pkh (program keluarga harapan) 3. Masyarakat miskin yang berasal dari penghuni panti sosial, penghuni lapas dan Rutan, akibat korban bencana paska tanggap darurat 4. Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar 5. Penderita thalasemia mayor KJS

KJS adalah kepanjangan dari Kartu Jakarta Sehat Suatu program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui UP Jamkesda Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat dalam bentuk bantuan pengobatan Tujuan Memberikan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi penduduk Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu dengan sistem rujukan berjenjang

Sasaran Program Semua penduduk DKI Jakarta yang mempunyai KTP / Kartu Keluarga DKI Jakarta yang belum memiliki jaminan kesehatan, diluar program Askes, atau asuransi kesehatan lainnya

Manfaat KJS

Rawat Jalan diseluruh Puskesmas Kecamatan / Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat II, (RSUD, RS vertikal dan RS Swasta yang bekerjasama dengan UP Jamkesda) wajib dengan rujukan dari Puskesmas Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasama dengan UP Jamkesda di kelas III

Persyaratan yang harus dibawa saat mendaftar di Puskesmas Kecamatan: Pemohon dapat menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga Provinsi DKI Jakarta di seluruh Puskesmas Kecamatan di wilayah yang sama dengan yang tertera pada identitas pemohon

Persyaratan yang harus dibawa saat berobat di Puskesmas: Kartu Jakarta Sehat atau Kartu Gakin/Kartu Jamkesda Bagi yang belum memiliki KJS, dapat menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga Provinsi DKI Jakarta

Persyaratan Pasien berobat gratis di Rumah Sakit Wajib membawa surat rujukan dari Puskesmas Kartu Jakarta Sehat / Kartu Jamkesda / Kartu Gakin Bagi yang tidak memiliki Kartu Jakarta Sehat cukup menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga Provinsi DKI Jakarta

Permasalahan Dengan adanya program kjs dijakarta diharapkan pemberian pelayanan kesehatan dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat dengan optimal di kawasan dki jakarta Kjs menjamin pembiayaan kesehatan berupa pelayanan rawat jalan diseluruh puskesmas kecamatan/ kelurahan, rawat jalan tingkat lanjut di Pemberi pelayanan kesehatan II (PPK) dan rawat inap di puskesmas dan rumah sakit yang bekerjasama dengan UP jamkesda di kelas III. Kendala ditemui dilapangan mengenai KJS yaitu tentang mekanisme kepesrtaan KJS yang kurang selektif karena hanya dengan memiliki ktp jakarta dan kk jakarta saja masyrakat setempat sudah dianggap lulus persyaratan kjs sehingga banyak masyarakat yang justru memiliki banyak asuransi jaminan kesehatan, hal ini juga berdampak pada mekanisme pengklaiman pembiayaan yang masih belom jelas. Sehingga banyak penyedia pelayanan kesehatan ragu-ragu untuk melayani pasien kjs. Selain itu sistem rujukan pada kjs juga dirasa kurang mendetail, apakah semua rumah sakit dapat melayani kjs dari seluruh wilayah jakarta atau ada pembagian regional berdasarkan domisili pemegang kartu kjs. Seharusnya pemerintah provinsi dki jakarta mengkaji ulang kebijakan tentang program kjs, perlu evaluasi ulang hasil yang sudah berjalan, untu meperbaiki sistem

pembiayaan kjs tersebut. Selain itu sebaiknya pemerintah dapat memperbaiki pelayanan kesehatan di pelayanan strata I (puskesmas,dokter umum, bidan dll) sehingga jika optimal maka tingkat pasien yang dirujuk dapat diminimalisir. Daftar pustaka: Okezone.com Webdinkes-dki.go.id Wikipedia Dinkes uu kesehatan

You might also like