You are on page 1of 2

Sunni merupakan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah atau

Sunni. Ahlussunnah adalah mereka yang senantiasa tegak di atas Islam berdasarkan Al Qur'an dan hadits yang shahih dengan pemahaman para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in. Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran Syi'ah. Dasar Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah adalah sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :

Golongan yang selamat dan akan masuk surga adalah golongan yang berpegang dengan apa-apa yang aku kerjakan bersama sahabat-sahabatku.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw, terjadi perpecahan di antara kaumnya-yang mengklaim setiap golongan merekalah yang berhak menjadi pemimpin pengganti Nabi. Dan hal ini terjadi hingga masa kekhalifahan Sayyidina Ali ibn Abi Thalib. Dimana saat itu terdapat gencatan dari muawiyahgubernur Damaskus dan keluarga dekat bagi Sayyidiina Utsman ibn Affan. Selain itu juga, Thalhah dan Zubair yang ikut serta tidak mengakui kekhalifahan Sayyidana Ali. Ketidak pengakuan mereka terhadap Ali inilah yang kemudian memunculkan pertempuran. Pertempuran ini tepatnya di Shiffin hingga disebut sebagai perang Shiffin. Dalam pertempuran di antara keduanya ini, tentara Ali ibn Abi Thalib dapat mendesak tentara Muawiyah, hingga bisa dikatakan kemenangan bagi Ali ibn Abi Thalib berada selangkah didepan mata. Namun Amar bin Ash-tangan kanan muawiyah yang terkenal licik ini, membuat tipu daya dengan mengangkat al-Quran sebagai tanda damai. Sehingga pasukan Ali ibn Abi Thalib berhenti dan menaggalkan senjata, sehingga barisan Ali menarik diri dari peperangan itu. Dan mereka merespons seruan Amar ibn Ash. Sayyidina Ali ibn Abi Thalib berkata: Kalian telah melakukan tindakan yang melemahkan kekuatan Islam, mengurangi kekuatan Islam , serta mewariskan kelemahan dan kehinaan. Ketika kalian berhasil dan musuh-musuh kalian khawatir terkalahkan karena perang itu telah menghantam mereka dan mereka merasa sakit akibat luka-luka, maka mereka mengangkat al-Quran, menyeru kalian untuk memperhatikan sesuatu yang dapat meredakan (serangan) kalian atas mereka dan mengakhiri perang antara kalian dan mereka, serta menimbulkan rasa takut mati. Itu hanya tipu daya dan trik. Apa yang kalian lakukan ? kalian menuruti keinginan mereka, dan mengikuti tipu daya mereka. Demi allah, setelah

kalian tak mengikuti pandaganku dan tak memilki ketetapan hati ( setelah tak mengikuti) komitmenku, aku tak melihat kalian akan memiliki petunjuk.[1] Kemudian ajakan arbitrase itu dijawab oleh sebagian pasukannya yang mengusulkan Abu Musa untuk tahkim. Dan dalam hal ini Sayyidina Ali setuju karena sebagian pasukannya berambisi tetap setuju. Sayyidina Ali berkata Demi Allah aku tidak setuju melakukan ini dan aku tidak mau kalian juga setuju. Namun demikian , kalian tetap saja setuju. Akupun terpaksa setuju. Karena telah setuju , maka tidak pantas bagiku mencabut setelah setuju, dan tak layak berubah setelah menerima. Berarti aku melawan Allah jika aku melanggar kesepakatan yang telah dibuat ini, berarti jua aku melanggar kitab-Nya jika aku membatalkan secara sepihak. Karena itu, perangilah siapa saja yang melanggar perintah Allah.

You might also like