You are on page 1of 8

ABSTRAK Sanitasi lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh

positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup sanitasi lingkungan antara lain mencakup Sarana Air Bersih (SAB), Jamban Keluarga (Jaga), tempat pembuangan sampah, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU), serta Kondisi Perumahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi sanitasi lingkungan yang di wilayah kerja Puskesmas Toili III Kab. Banggai, serta menganalisis bagaimana hubungannya dengan kejadian Penyakit Besbasis Lingkungan. Populasi dalam penelitian adalah semua rumah dan KK yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Toili III, sertasampelnya adalah 377 rumah dan KK yang ditentukan berdasarkan perhitungan sampel size dan ambil secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti (Kondisi SAB, JAGA, SPAL, Tempat Sampah, dan Kondisi Rumah) memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan berdasarkan hasil uji statistik dimana X2 hitung > X2 tabel dan nilai < 0.05. Untuk itu diperlukan intervensi dari pemerintah melalui instansi terkait untuk membantu masyarakat dalam hal penyediaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Kata Kunci : Sanitasi, Penyakit Berbasis Lingkungan PENDAHULUAN Sanitasi lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup sanitasi lingkungan antara lain mencakup Sarana Air Bersih (SAB), Jamban Keluarga (Jaga), tempat pembuangan sampah, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU), serta Kondisi Perumahan. Sebagai konsekuensi langsung dari kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, diantaranya penyakit berbasis lingkungan yang sampai saat ini masih mempunyai insiden yang cukup tinggi dan sering bersifat endemis, mewabah disertai dengan kematian yang dapat menimbulkan kepanikan bagi masyarakat, misalnya kasus diare, demam berdarah, malaria, dan ISPA. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sanitasi yang tidak sehat merupakan faktor resiko terhadap kejadian dan penularan penyakit-penyakit tertentu seperti TB Paru dan ISPA. Data Puskesmas Toili III tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan kepemilikan sarana sanitasi dasar juga masih tergolong rendah. Kepemilikan Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan baru mencapai 41,8%, kepemilikan jamban 52,65%, serta kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang baru mencapai

19,49%, Sedangkan data morbiditas Kecamatan Toili III menunjukkan bahwa sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular (52,57 %) yang didominasi oleh penyakit menular berbasis lingkungan antara lain ISPA, Malaria, Diare, Hepatitis, TBC, Bronchitis dan penyakit kulit (Data Primer PBL FKM-UNTIKA Tahun 2010). Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis hubungan kondisi sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit berbasis lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Toili III tahun 2011.Rumusan MasalahApakah ada hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit berbasis lingkungan di Kabupaten Banggai Tahun 2011 ? Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan kondisi sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit berbasis lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Toili III, Kabupaten Banggai Tahun 2011. Manfaat Penelitian Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dan institusi terkait lainnya dalam rangka perencanaan dan penentuan kebijakan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan khususnya penyehatan lingkungan di Kabupaten Banggai. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya. 2. Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas wawasan pengetahuan tentang kondisi sanitasi lingkungan terhadap kejadian penyakit berbasis lingkungan melalui penelitian lapangan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study untuk menganalisis hubungan variabel independen (Sarana Air Bersih, Jamban Keluarga, SPAL, Tempat Pembuangan Sampah, Kondisi Rumah) dan variabel dependen yakni Penyakit Berbasis Lingkungan. Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah dan Kepala Keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas Toili III Kabupaten Banggai yakni sebanyak 6.601 KK. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak sederhana ( Simple random sampling), yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi menjadi sampel. Pengumpulan Data Data Primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara terhadap responden dengan menggunakan lembar observasi dan kuisioner.Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kab. Banggai serta Puskesmas se Kab. Banggai. Analisis Data Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan melakukan pengujian hipotesis. Uji statistik yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat adalah Chi Square dengan rumus : Hipotesis nol (Ho) ditolak jika X2 hitung > X2tabel. Untuk mengetahui besar hubungan antar variabel digunakan uji Cramers V dengan rumus : Penyajian Data Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan disertai narasi atau penjelasan. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Toili III Kab. Banggai, Sulawesi Tengah tahun 2011. Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Juli s/d September tahun 2011. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Kondisi Sarana Air Bersih Terhadap Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Puskesmas Toili III Tahun 2011 Kondisi SAB Kondisi Sakit Ya Tidak n % n % 57 15 81 22 37 94 10 25 202 283 53 75

N 138 239 377

% 37 63 100

X2hit

Tdk Memenuhi syarat Memenuhi Syarat Jumlah

31,169

0.000

0,288

Sumber: Data Primer 2011 Tabel 2. Kondisi Sarana Jamban Keluarga Terhadap Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Puskesmas Toili III Tahun 2011 Kondisi JAGA Kondisi Sakit Ya Tidak N % N % 64 17 153 41 30 94 8 25 130 283 34 75

N 217 160 377

% 58 42 100

X2hit

Tdk Memenuhi syarat Memenuhi Syarat Jumlah

5,679

0,017

0,123

Sumber: Data Primer 2011 Tabel 3. Kondisi Sarana Pembuangan Air Limbah Terhadap Angka Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Puskesmas Toili III Tahun 2011.

Kondisi SPAL

Tdk Memenuhi syarat Memenuhi Syarat Jumlah

Kondisi Sakit Ya Tidak N % n % 61 143 33 140 94 25 283 75

N 204 173 377

% 54 46 100

X2hit

5,863

0,015

0,125

Sumber: Data Primer 2011 Tabel 4. Kondisi Sarana Tempat Pembuangan Sampah Terhadap Angka Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011.

Kondisi Sakit Ya Tidak n % n % Tdk Memenuhi syarat 88 23 116 31 Memenuhi Syarat 6 2 167 44 Jumlah 94 25 283 75 Sumber: Data Primer 2011

Kondisi TPS

N 204 173 377

% 54 46 100

X2hit

78,706

0,000

0,457

Tabel 5. Kondisi Sarana Rumah Terhadap Angka Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011.

Kondisi Rumah

Tdk Memenuhi syarat Memenuhi Syarat Jumlah

Kondisi Sakit Ya Tidak n % N % 57 15 100 27 37 10 183 48 94 25 283 75

N 157 220 377

% 42 58 100

X2hit

18,589

0,000

0,222

Sumber: Data Primer 2011 PEMBAHASAN a. Sarana Air Bersih (SAB). Dari 377 responden yang diteliti, terdapat 138 (36 %) yang memiliki SAB tidak memenuhi syarat. Sarana yang tidak memenuhi syarat umumnya adalah sumur gali yang konstruksinya tidak memenuhi syarat sehingga menyebabkan kualitas air menjadi tidak seharusnya. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia baik untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan demikian, maka air dapat berperan dalam penularan penyakit, karena air sangat membantu dan sangat baik untuk kehidupan mikroorganisme dan juga bisa sebagai tempat tinggal sementara atau perantara. b. Jamban Keluarga Berdasarkan hasil penelitian dari 377 responden, terdapat 217 (58 %) responden yang memiliki Jamban Keluarga yang tidak memenuhi syarat. Sarana yang tidak memenuhi syarat umumnya adalah jamban tipe cemplung tidak terutup yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, bau yang tidak sedap, serta dapat menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit. Selain itu juga terdapat jamban dengan jarak kurang dari 10 m dari sumber air. Hal ini memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba patogen pada air bersih, yang selanjutnya

digunakan oleh masyarakat dan berpotensi menyebabkan penyakit seperti diare. Berdasarkan hasil penelitian dari 377 responden diperoleh 204 (54 %) responden yang memiliki SPAL. c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) Berdasarkan hasil penelitian dari 377 responden diperoleh 204 (54 %) responden yang memiliki SPAL tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena masyarakat umumnya hanya mengalirkan limbahnya melalui selokan yang mereka gali, tanpa memperhatikan konstruksinya. SPAL yang mereka miliki umumnya tidak mengalirkan limbah dengan lancar, sehingga menimbulkan genangan air yang memicu perkembangbiakan vektor penyakit. Air limbah merupakan air kotor yang mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia. Air limbah yang dimaksud adalah air buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur, tempat cuci dan lain-lain yang kemungkinan mengandung mikroorganisme patogen dapat menyebabkan penyakit. d. Tempat Pembuangan Sampah Dari 377 responden yang diteliti, ditemukan 204 (54 %) responden yang memiliki sarana tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan karena tempat sampah yang mereka miliki untuk wadah dalam rumah umumnya tidak tertutup, dan untuk yang diluar rumah hanya berupa lubang terbuka yang memungkinkan sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit seperti lalat yang dapat menyebabkan penyakit diare. Tempat pengumpulan sampah adalah suatu tempat penyimpanan yang ada dirumah tangga sebelum dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sementara atau akhir. Wadah pengumpulan sampah yang baik seharusnya mempunyai penutup, ringan dan tahan lama. Persyaratan ini disesuaikan dengan sifat lalat yang selalu mencari tempat yang kotor seperti tempat sampah, sehingga bila keadaan tempat sampah tertutup, maka kemungkinan lalat untuk hinggap sangat kecil. e. Kondisi Rumah Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 377 responden, terdapat 157 (42%) yang memiliki rumah yang tidak memenuhi syarat baik dari kondisi lantai, penghawaan maupun kepadatan hunian. Kondisi ini menyebabkan penghuninya mudah terserang penyakit berbasis lingkungan seperti ISPA, Tb Paru dan penyakit kulit. Jumlah penghuni yang tidak seimbang dengan jumlah kamar dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Entjang (1997) bahwa jumlah kamar yang tidak seimbang dengan jumlah penghuni dapat memudahkan terjadinya penularan penyakit misalnya TBC, Penyakit kulit dan penyakit ISPA. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan sangat diharapkan oleh setiap manusia, baik dari segi konstruksi, ventilasi, kamarisasi maupun luas rumah. Rumah yang sehat diartikan sebagai tempat

berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis Kesimpulan 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara Kondisi Sarana Air Bersih dengan kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara Kondisi Jamban Keluarga dengan kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara Kondisi SPAL dengan kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011. 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara Kondisi Sarana Pembuangan Sampah dengan kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011. 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara Kondisi Rumah dengan kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Toili III Tahun 2011. 6. Penyakit berbasis lingkungan yang umumnya diderita oleh masyarakt di wilayah Puskesmas Toili III tahun 2011 adalah ; ISPA, malaria, diare, dan TB Paru. Saran 1. Perlu intervensi dari pemerintah melalui instansi terkait untuk membantu masyarakat dalam hal penyediaan sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. 2. Perlu peningkatan pembinaan dan pengawasan pembangunan sarana sanitasi oleh petugas kesehatan kepada masyarakat agar sarana yang mereka buat dapat memenuhi syarat kesehatan. 3. Pengaktifan kader kesehatan lingkungan di desa perlu digalakkan agar mereka memberi peran yang berarti dalam rangka mewujudkan kondisi kesehatan lingkungan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA Azwar A., 1994. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara, Jakarta. Dachriah, 2004. Hubungan Kondisi Sanitasi Rumah Dengan Terjadinya Penularan Penyakit Tb Paru di Kabupaten Bantaeng. Unhas, Makassar. Daud A., 1999. Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. FKM UH Makassar. Daud A., dan Rosman, 2001. Penyediaan Air Bersih. FKM UH Makassar. Sopiyudin. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Seri Evidence Based Medicine 1. Jakarta: Salemba Medika.

Depkes RI, 2002. Panduan Pengawasan Kualitas Air Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta. Dinkes Kabupaten Banggai, 2010. Profil Kesehatan Tahun 2009. Luwuk. Djaffar H., 2000. Penyediaan Air Bersih. FKM UH Makassar. Kartika. 2002. Hubungan Kondisi Sanitasi Rumah Dengan Kejadian Demam Tifoid Pada Pasien Rawat Inap Di RSUD Brebes.. http://eprints.undip.ac.id/17040/ diakses 21 Februari 2011 Kusnoputranto H., 1997. Air Limbah dan Ekskreta Manusia. Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD. Koesmantoro H., 1991. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah. Jakarta, 1991 Madelan, 1995. Sistem Pengelolaan Sampah. APK Muhammadiyah, Makassar. Notoatmodjo S., 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta. Slamet J.S., 2004. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Presss, Yogyakarta. Sopiyudin. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Seri Evidence Based Medicine 1. Jakarta: Salemba Medika. Putri. 2008. Hubungan kerentanan kondisi fisik, sanitasi dasar rumah dan tingkat risiko lokasi permukiman penduduk dengan riwayat penyakit berbasis lingkungan di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur. http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-123984.pdf diakses tanggal 21 Februari 2011.

You might also like