You are on page 1of 15

MAKALAH ILMIAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

DINDA FITRIANA SETIA (220110120030)

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan KaruniaNya penulis bisa menyelesaikan Makalah Komunikasi Terapeutik ini dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang komunikasi kesehatan yang dikenal dengan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien. Penyusunan Makalah Komunikasi Terapeutik ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan membantu mahasiswa dalam proses perkuliahan, khususnya dalam meningkatkan penguasaan komunikasi terapeutik bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan sebagai calon perawat. Dalam penyusunan tugas ini, tentunya banyak pihak yang telah membantu penulis. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih diantaranya kepada: 1. Bapak Abdul Hamid selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan dan menyampaikan materi penjelasan mengenai tugas ini, 2. Keluarga, yang telah memberikan fasilitas untuk menyusun dan menyelesaikan tugas ini, 3. Teman-teman di Fakultas Ilmu Keperawatan Angkatan 2012 yang saling memotivasi dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas ini, Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis sebagai pembelajaran di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, 12 Desember 2012 Penulis, Dinda Fitriana Setia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi Terapeutik B. Tujuan dan Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik C. Tahapan Komunikasi Terapeutik D. Strategi Menghadapi Respon Klien BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

i ii

1 1 2 2 2

3 3 4 6 7

9 9 10

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan bersosial, manusia pasti berkomunikasi. Komunikasi tidak hanya secara lisan (verbal) atau tulisan tapi juga gerakan tubuh (non verbal). Komunikasi

merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari atau kepada orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi seseorang

menyampaikan dan mendapatkan respon. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua tujuan, yaitu: mempengaruhi orang lain dan untuk mendapatkan informasi. Para tenaga kesehatan seperti perawat harus memiliki keterampilan dalam berkomunikasi, terutama komunikasi terapeutik. Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk membangun suatu hubungan, baik itu hubungan yang kompleks maupun hubungan yang sederhana melalui sapaan atau hanya sekedar senyuman. Komunikasi terapeutik merupakan hal yang sangat wajib dikuasai oleh para perawat. Komunikasi terapeutik berarti komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien untuk tujuan terapi. Pada kenyataannya komunikasi ini belum sepenuhnya diterapkan oleh para perawat. Oleh sebab itu, makalah ini akan membahas apa itu komunikasi terapeutik yang berguna untuk calon perawat dalam mendalami komunikasi terapeutik, sehingga dapat menerapkan dengan baik setelah menjadi perawat.

B. Perumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi terapeutik ? 2. Apa tujuan komunikasi terapeutik antara calon perawat dan pasien? 3. Bagaimana pengaruh komunikasi terapeutik antara calon perawat dan pasien?
1

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa itu komunikasi terapeutik 2. Mengetahui apa tujuan komunikasi terapeutik antara calon perawat dan pasien 3. Mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi terapeutik antara calon perawat dan pasien

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang teori-teori dan penerapan komunikasi terapeutik dalam hubungannya dengan asuhan keperawatan. Penelitian ini sangat berguna untuk calon perawat dalam mendalami komunikasi terapeutik, sehingga dapat menerapkan dengan baik setelah menjadi perawat.

E. Metode Penelitian
Dalam makalah ini digunakan metode wawancara dan studi pustaka. Metode wawancara dilakukan dengan narasumber yang mengalami masalah kesehatan. Peneliti merawat narasumber yang mengalami masalah kesehatan., setelah itu melakukan wawancara dengan format pertanyaan yang ada kaitannya dengan komunikasi terapeutik. Misalnya menanyakan perkembangan kesehatan narasumber disertai bentuk perhatian-perhatian kecil. Narasumber dipilih secara sengaja oleh peneliti. Boleh berasal dari keluarga dekat, teman, atau orang baru. Waktu penelitian bersifat relatif, tidak ada batasan waktu. Peneliti merawat narasumber sampai sembuh. Hasil wawancara diidentifikasi dengan membandingkan teori yang telah ada kemudian peneliti merumuskan suatu simpulan untuk menemukan tujuan-tujuan dari penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologi dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, (Northouse, 1998). Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubngan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien, (Stuart G.W, 1998). Komunikasi terapeutik adalah pendekatan konseling yang memungkinkan klien menemukan siapa dirinya, (Hibdon S, 2000). Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan/dirancang untuk tujuan terapi.

B. Tujuan dan Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik


1. Tujuan komunikasi terapeutik, antara lain: a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tiadak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain. c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis d. Membantu pasien untuk memperjelaskan dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan
3

e. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya f. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam hal peningkatan derajat kesehatan g. Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis (tenaga kesehatan) secara professional dan proporsional dalam rangka membantu menyelesaikan masalah klien. 2. Prinsip dasar komunikasi terapeutik, antara lain: a. Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan b. Perawat harus menghargai keunikan klien c. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan d. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya

C. Tahapan Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik taidak sama dengan komunikasi sosial. Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan dan berfungsi sebagai terapi bagi klien. Karena itu, pelaksanaan komunikasi terapeutik harus direncanakan dan terstruktur dengan baik. Struktur dalam proses komunikasi terapeutik terdiri dari 4 tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan Tahap persiapan/prainteraksi sangat penting dilakukan dalam berinteraksi dengan klien. Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya serta menggali informasi dan merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tugas perawat pada tahap ini adalah : a. Mengeksplorasikan perasaan, harapan dan kecemasan b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri c. Mengumpulkan data tentang klien d. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien
4

2. Tahap perkenalan Tahap ini dilaksanakan pada awal setiap pertemuan. Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan data serta mengevaluasi hasil tindakan yang lalu (Stuart G.W, 1998). Tugas perawat pada tahap ini adalah: a. b. c. d. Membina rasa saling percaya, menunjukan penerimaan dan komunikasi terbuka Merumuskan kontrak bersama Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien Merumuskan tujuan dengan klien

3. Tahap kerja Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi. Tahap ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening, melalui ini perawat membantu klien untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih. Pada tahap kerja ini, perawaat mampu menyimpulkan percakapan dengan klien. 4. Tahap terminasi Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Tahap terminasi dibagi 2 yaitu terminasi sementara adan terminasi akhir (Stuart G.W, 1998). Tugas perawat pada tahap ini antara lain: a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan b. Melakukan evaluasi subjektif c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan d. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya

D.

Strategi Menanggapi Respon Klien

1. Bertanya Bertanya merupakan teknik yang dapat mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. 2. Mendengarkan Mendengarkan merupakan dasar utama dalam komunikasi therapeutik.

3. Mengulang Mengulang yaitu kembali pikiran utama yang telah diekspresikan oleh klien. 4. Klasifikasi Klasifikasi adalah meyakinkan kembali ide-ide pikiran klien yang tidak jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya. 5. Refleksi Refleksi adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan isi pembicaraan kembali klien. 6. Memfokuskan. 7. Diam 8. Memberi informasi 9. Menyimpulkan 10. Mengubah cara pandang 11. Eksporasi 12. Membagi persepsi 13. Mengidentifikasi tema 14. Humor 15. Memberi pujian

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain . Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya . Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan . Tujuan Komunikasi Terapeutik adalah : Membantu pasien untuk memperjelaskan dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam hal peningkatan derajat kesehatan Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis (tenaga kesehatan) secara professional dan proporsional dalam rangka membantu menyelesaikan masalah klien.

Adanya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien sangat berpengaruh dengan kesehatan pasien tersebut. Terbukti dengan percakapan yang dilakukan peneliti dan narasumber, narasumber merasa lebih baik ketika peneliti menanyakan dan perhatian dengan kesehatan si narasumber. Rasa nyaman yang di berikan oleh peneliti kepada narasumber juga membantu kesembuhan pasien. Secara fikiran narasumber juga merasa lebih tenang karena ada seseorang yang memperhatikannya. Narasumber juga merasa bahagia karena dia tidak merasa sendiri, ada temannya menemani.

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

1. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. 2. Tujuan Komunikasi Terapeutik adalah : Membantu pasien untuk memperjelaskan dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam hal peningkatan derajat kesehatan Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis (tenaga kesehatan) secara professional dan proporsional dalam rangka membantu menyelesaikan masalah klien. 3. Adanya komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien sangat berpengaruh dengan kesehatan pasien tersebut.

B. Saran
Untuk para calon perawat diharapkan memahami betapa pentingnya menjalin komunikasi yang baik kepada pasien karena, komunikasi terapeutik sangat berpengaruh pada perkembangan kesehatan paisen. Komunikasi terapeutik harus ditingkatkan. Pengenalan komunikasi terapeutik kepadaa calon perawat harus dilakukan sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA

Bhayangkara nyoto. 2012. Tinjauan Pustaka Komunikasi Terapeutik. Diperoleh 10 Desember 2012, dari http://nyoto-bhayangkara.blogspot.com/2012/09/tinjauan-pustakakomunikasi-terapeutik.html Keperawatandankesehatan. 2010. Komunikasi Therapeutik. Diperoleh 10 Desember 2012, dari http://keperawatandankesehatan.blogspot.com/2010 Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik. Jakarta : EGC

10

LAMPIRAN
Percakapan antara Peneliti (Dinda) dan Narasumber (Dewi).

Hari ke-1 Dinda: Kenapa lemes banget dew ? Dewi: Gatau nih, dari tadi siang pusing banget din Dinda: Yaudah, banyak minum air putih terus istirahat deh dew Dewi: Iya, makasih din. Dinda: Sama-sama dedew Keesokan harinya saat pulang kuliah Dinda: Gimana dew ? Udah mendingan ? Dewi: Nggak din, malah sekarang tenggorokan aku gatel terus bersin-bersin mulu Dinda: oh, gejala flu itu mah dew, udah minum air putih yang banyak belum ? Dewi: Belum, kemarin aku ganti baju terus tidur. Hehe Dinda: Tuh kan, dewi mah kalo dibilangin gak nurut sih Dewi: Iya deh iya, ntar gue minum yang banyak Dinda: kalo gak minum obat batuk aku aja, gimana ? Dewi: Gak ah, cuma sakit gini doang kok Dinda: Jangan menyepelekan penyakit dew, ntar tambah parah loh Dewi: aku gak apa-apa kok din Dinda: yaudah istirahat deh, kalo ada apa-apa bilang ke aku aja

Hari kedua Peneliti (dinda) tidak bertemu dengan narasumber(Dewi) Hari ke-3 Dewi: Din, ada obat flu gak ? Dinda: Ada dew, nih obatnya (sambil memberikan obat). Dewi: Iya din, makasih ya. Dinda: sama-sama, minum obatnya yang teratur ya dew. Dewi: Oke . Dinda: oh iya, apa mau aku anterin ke puskesmas dew ? Dewi: gak usah, lebay ih, besok juga sembuh din. Dinda: yaudah kalo gak ada kemajuan, kabarin aku, kita ke puskesmas Dewi: Iya, makasih dinda, baik banget sih. Dinda: sama-sama, kita kan jauh dari orang tua jadi harus saling membantu. Dewi: Iya din. Dinda: udah dew, istirahat deh Dewi: sip din Setiap harinya sebelum berangkat kuliah sanya mengingatkan dewi untuk meminum obat dan menanyakan perkembangan keadaannya, dan setelah 2 hari Dewi pun sembuh.

You might also like