You are on page 1of 22

Tugas Biofarmasi Terapan dan Farmakokinetika Klinik BIOAVAIBILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

Disusun oleh : Aulina Alawiyah A. 260112120004 Tri Maryanti Khairun Athiya Rita Rohaeti Devita Indira S. Billy Seni Astri Y. Patria Ardhi N. 260112120006 260112120010 260112120026 260112120032 260112120036 260112120044 260112120046 Fithra Indah N. Fathi Rizky Vitriani L. 260112120066 260112120078 260112120096

Whisda Mustika W. 260112120106 Imay Adiyati H. Maryam Sofiah Galih Widys Dodi Munandar 260112120110 260112120112 260112120124 260112120128

UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012

BIOAVAIBILITAS DAN BIOEKUIVALENSI

I. 1.1

PENDAHULUAN Bioavaibilitas Bioavaibilitas menunjukkan suatu pengukuran laju dan jumlah obat yang

aktif secara terapetik yang mencapai sirkulasi umum. Studi bioavailabiltas dilakukan, baik terhadap bahan obat aktif yang telah disetujui maupun terhadap obat dengan efek terapetik yang belum disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk dipasarkan. FDA dalam menyetujui suatu produk obat untuk dipasarkan harus yakin bahwa produk obat tersebut aman dan efektif sesuai label indikasi penggunaan. Selain itu, produk obat juga harus memenuhi seluruh standar yang digunakan dalam identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian. Parameter-parameter yang berguna dalam penentuan bioavailabilitas suatu obat meliputi: a) Data Plasma Data plasma meliputi tmaks, Cpmaks, dan AUC. tmaks yaitu waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat atau dapat disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat, satuan tmaks adalah satuan waktu (misal: jam, menit). Cpmaks yaitu konsentrasi plasma puncak yang menunjukkan konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian obat secara oral. AUC atau area di bawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu adalah suatu ukuran dari jumlah bioavailabilitas suatu obat. b) Data urin Data eksresi obat lewat urin dapat dipakai untuk memperkirakan bioavailabilitas. Agar didapat perkiraan yang benar, obat harus dieksresikan dalam jumlah yang bermakna di dalam urin dan cuplikan harus dikumpulkan secara lengkap. Data urin meliputi Du, dDu/dt , t.

Du yaitu jumlah akumulatif obat yang dieksresi dalam urin secara langsung berhubungan dengan jumlah total obat terabsorbsi. dDu/dt yaitu laju ekresi obat dalam urin, oleh karena sebagian besar obat dieliminasi dengan proses laju orde kesatu, maka laju eksresi obat bergantung pada tetapan laju elminasi orde kesatu (K) dan kadar obat dalam plasma (Cp).

c)

t yaitu waktu terjadinya eksresi obat maksimum dalam urin

Efek Farmakologik akut Penggunaaan efek farmakologik akut untuk menentukan bioavailabilitas memerlukan adanya kaitan dosis-respons. Dengan demikian,

bioavailabilitas dapat ditentukan dengan memeriksa kurva dosis respon maupun total area dari kurva efek farmakologik akut-waktu. d) Respon Klinik Respon klinik adalah melakukan pengamatan adanya respon yang kurang (kegagalan terapetik), respon terapetik yang baik, atau adanya toksisitas pada penderita yang mendapatkan produk obat yang sama. Terdapat perbedaan respon klinik yang disebabkan oleh perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik obat tiap individu. Perbedaan farmakodinamik yang menyangkut hubungan antara obat dan reseptor disebabkan perbedaan kepekaan reseptor terhadap obat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku farmakodinamik obat diantaranya adalah umur, toleransi obat, interaksi oabt dan faktor-faktor patofisiologik yang tidak diketahui.

Bila obat bebas atau aktif dalam cairan biologis dapat ditentukan secara tepat, maka data plasma dan urin akan memberikan informasi yang paling objektif tentang bioavailabilitas.

1.2

Bioekivalensi Bioekivalensi merupakan respon terapetik atau standar yang ditetapkan

dari suatu produk obat terhadap produk obat yang lain. Dalam suatu studi bioekivalensi, satu formulasi obat dipilih sebagai standar pembanding dari

formulasi obat yang lain. Standar pembanding hendaknya mengandung obat aktif terapetik dalam formulasi yang paling banyak berada dalam sistemik (yakni larutan atau suspensi) dan dalam jumlah sama seperti formulasi lain yang dibandingkan. Pembanding hendaknya diberikan dengan rute sama seperti formulasi yang dibandingkan kecuali jika suatu rute lain atau rute tambahan diperlukan untuk menjawab masalah farmakokinetik tertentu . Alasan utama dilakukannya studi bioekivalensi karena produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita. Persyaratan bioekivalensi diberlakukan oleh FDA atas dasar sebagai berikut: a) Adanya fakta dari percobaan klinik yang terkendali dengan baik atau pengamatan terkendali pada penderita yang menyatakan bahwa berbagai produk obat tidak memberi efek terapetik yang sebanding. b) Adanya fakta dari studi ekivalensi yang terkendali dengan baik yang menyatakan bahwa produk-produk tersebut bukan merupakan produk obat yang bioekivalen . c) Adanya fakta bahwa produk-produk obat memperlihatkan rasio terapetik yang sempit dan konsentrasi efektif minimum dalam darah, serta penggunaannya secara aman dan efektif memerlukan titrasi dosis yang cermat dan memerlukan pemantauan penderita d) Penetapan secara medik oleh yang berwenang menyatakan bahwa sesuatu kekurangan bioekivalensi akan menyebabkan suatu efek yang tidak

dikehendaki yang membahayakan dalam pengobatan atau pencegahan suatu penyakit atau kondisi yang parah. e) Sifat-sifat fisikokimia dan farmakokinetik

1.3

Bioavaliabilitas dan Bioekivalensi in vivo - in vitro Studi bioavailabilitas in vivo adalah untuk menentukan bioavailabilitas

dan karakterisasi farmakokinetik formulasi, bentuk sediaan, garam atau ester baru terhadap suatu formula pembanding.

Hubungan in vivo-in vitro meliputi: a) b) Hubungan antara persen kandungan obat yang terabsorpsi sistemik Hubungan antara laju dan jumlah obat terlarut dan parameter farmakokinetik seperti tmaks, AUC, Cmaks, Ka. c) Hubungan antara laju atau jumlah obat terlarut dan efek farmakologik akut. d) Hubungan antara rata-rata waktu dari pelarutan in vitro dan rata-rata waktu tunggal obat in vivo. FDA akan membebaskan persyaratan pembuktian bioavailabilitas in vivo suatu produk obat apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: a) Produk obat merupakan larutan yang ditujukan hanya untuk pemakaian intravena dan mengandung bahan aktif atau bagian terpetik yang dicampur dengan pelarut yang sama dan dalam konsentrasi yang sama sebagaimana dalam suatu larutan intravena yang merupakan sediaan baru yang telah disetujui pemakaiannya b) c) Produk obat merupakan preparat yang dipakai secara topikal. Produk obat bentuk sediaan oral yang tidak ditujukan untuk diabsorbsi misal antasid d) Produk obat yang memenuhi kondisi berikut: Diberikan secara inhalasi sebagai gas atau uap, misal suatu anastesi medisinal atau anastesi inhalasi Mengandung bahan obat aktif atau bagian terapetik dalam bentuk sediaan yang sama seperti produk obat yang telah disetujui pemakainnya. e) Produk obat memenuhi semua kriteria berikut: Merupakan larutan oral, elixir, sirup, tingtur, atau bentuk terlarut yang lain. Mengandung bahan obat aktif atau bagian yang berkhasiat dalam konsentrasi yang sama seperti produk obat yang telah disetujui pemakainnya.
4

Tidak mengandung bahan inaktif yang diketahui mempengaruhi absorbsi bahan obat aktif atau bagian terapetik secara bermakna.

Sebagai ringkasan, studi klinik berguna dalam menentukan keamanan dan efikasi produk obat. Studi bioavailabilitas berguna dalam menetapkan produk obat dalam kaitan pengaruhnya terhadap farmakokinetik obat. Sedangkan studi bioekivalensi berguna dalam membandingkan bioavailabilitas suatu obat dari berbagai produk obat. Apabil produk-produk obat dinyatakan bioekivalen maka efikasi dari produk-produk obat ini dianggap sama.

II.

STUDY KASUS Pharmacokinetics and Bioavailability of an Integrase and Novel Pharmacoenhancer-Cotaining Single Tablet Fixed Dose Combination Regimen for Treatment of HIV

Polina German, PharmD, David Warren, MD, Steve West, MSPH, James Hui, PhD, and Brian P. Kearney, PharmD

2.1.1 Abstrak Objektif Studi ini mengevaluasi bioavaibilitas relatif dan farmakokinetik dari elvitegravir (EVG), emricitabine (FTC), tenofovir disoproxil fumarate (TDF), dan investigasi perbaikan farmasi, cobicistat (COBI) yang di koformulasikan menjadi sediaan FDC (fixed dose combination tablet) dibandingankan dengan EVG yang dikuatkan dengan ritonavir dan FTC + TDF pada subjek sehat Metode Subjek dirandomisasi menjadi 1 atau 2 kelompok. Semua perlakuan diberikan pada pagi hari selama 10 hari bersamaan dengan makanan dan diwashout (dibersihkan dari efek perlakuan) 2 hari. Sampel darah diambil lebih dari 24 jam pada dosis akhir pada setiap perlakuan.

Hasil Dari 44 subjek penelitian, 42 subjek menyelesaikan semua perlakuan serta semua perlakuan ditoleransi dengan baik dari data hasil yang baik yaitu sediaan FDC dengan COBI dosis 150 mg. Kesimpulan Tablet FDC yang berisi COBI 150 mg menghasilkan konsentrasi Ctau EVG yang tinggi dan secara klinis ekuivalen dengan tenofovir dan FTC. Kombinasi tablet ini dapat diterima dan selanjunya dilakukan evaluasi subsekuen.

2.1.2 Subjek 44 orang sehat, tidak merokok, tidak teinfeksi HIV-1 baik pria dan wanita (tidak hamil dan tidak menyusui), sehat. Wanita dengan potensi kehamilan dan pria yang aktif secara seksual diperlukan untuk menggunakan kontrasepsi yang efektif selama 30 hari setelah dosis terakhir dari studi obat. Subyek harus sehat berdasarkan medical record , pemeriksaan fisik, dan evaluasi laboratorium. Subyek tidak diikutsertakan jika memiliki keadaan medis yang serius atau sedang menjalani perawatan atau pengobatan dengan obat herbal dan over the counter (kecuali vitamin, parasetamol, ibuprofen, atau pengobatan hormonal).

2.1.3 Design Study Dilakukan studi untuk mengetahui bioavaibilitas dan farmakokinetik dari tablet kombinasi yang mengandung EVG 150 mg, FTC 200 mg, TDF 300 mg, dan COBI 100 mg. Subyek diberikan pengobatan 1 dari 2 urutan pengobatan secara acak dan diberikan nomor subyek setelah memenuhi persyaratan. Farmakokinetik EVG diperkirakan berhubungan dengan pemberian ritonavir. FTC dan farmakokinetik tenofovir diperkirakan bertolakbelakang dengan pemberian kapsul FTC 200 mg dengan tablet TDF 300 mg. Lama studi adalah 60 hari dan terdiri dari 4 periode dari 10 hari pemberian dosis. Pengobatan selama 10 hari dipilih untuk memperkirakan farmakokinetik dari semua komponen pada keadaan klinik, kondisi stabil, keadaan evaluasi dari konsentrasi EVG. Waktu studi dipisahkan dengan 2 hari waktu pengeluaran obat.

Semua dosis diberikan pada pagi hari 5 menit sebelum makan. Biasanya sarapan mengandung 400 kcal dan 13 gram lemak. dilakukan pemeriksaan mulut untuk memastikan dosis dan waktu pemberian dosis yang dicatat. Pada saat perhitungan nilai farmakokinetik, obat diberikan setelah subyek berpuasa sehari, dan subyek dilarang makan sampai pengambilan sampel darah selama 4 jam selesai. Sampel darah diambil pada hari terakhir pengobatan (hari ke 10, 22, 34, dan 46) pada waktu 0, 0.5, 1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5, 5.5, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 20, dan 24 jam postdose. Waktu pengambilan darah berdasarkan profil konsentrasi terhadap waktu dari setiap obat untuk memperkirakan

farmakokinetiknya secara akurat.

2.1.4 1.

Metode Analisis Prosedur Bioanalisik EVG, RTV, FTC, tenofovir, dan konsentrasi COBI dalam plasma manusia

dideterminasi oleh validasi Kromatografi cair berurutan dengan metode spektrometri massa (LC-MS/MS). Analisis EVG dan ritonavir dilakukan oleh QPS, Inc (Newark, DE), sedangkan analisis untuk analit lainnya dilakukan di Gilead Sciences (Durham, NC). Untuk analisis EVG dan RTV, 50 L plasma manusia di spike dengan standar internal yang bersifat deuterium dan diproses oleh ekstraksi fase padat. Senyawa-senyawa yang terdeteksi oleh MS / MS dalam monitoring reaksi yang dipilih menggunakan ionisasi elektrospray dengan polaritas positif, dan transisi ion berikut dipantau: m/z 448 344 untuk EVG, m/z 456 344 untuk IS EVG, m/z 721 268 RTV, dan m/z 728 274 untuk IS RTV. Batas bawah kuantitas EVG dan RTV masing-masing 20 dan 5 ng/mL. Untuk validasi kedua analit, interassay dan intra-assay presisi kurang dari 10% dan akurasi 610%. Untuk analisis FTC dan tenofovir, 100 L plasma manusia deproteinazed menggunakan 400 L metanol larutan yang mengandung 2 standar internal (lamivudine untuk FTC, adefovir untuk tenofovir). Senyawa-senyawa yang terdeteksi oleh MS/MS dalam monitoring reaksi yang dipilih menggunakan

ionisasi elektrospray dengan polaritas positif dan transisi ion berikut dipantau sebagai berikut: m/z 248 130 untuk FTC, m/z 288 176 untuk tenofovir, m/z 230 112 3TC, dan m/z 274 162 untuk adefovir. Batas bawah kuantitas untuk FTC dan tenofovir masing-masing 5 dan 10 ng/mL. Untuk validasi kedua analit, interassay dan intra-assay presisi kurang dari 10%, dan akurasi 610%. Untuk analisis COBI, 50 mL plasma manusia di spike dengan standar internal yang bersifat deuterium dan kemudian diekstrak menggunakan endapan protein dengan metanol. Senyawa yang terdeteksi menggunakan ionisasi elektrospray dalam modus ion positif, dan transisi ion berikut dipantau sebagai berikut: m/z 776 606 COBI dan m/z 784 614 untuk standar internal. interassay dan intra-assay presisi selama validasi untuk COBI, 15% dan akurasi dalam 15%. 2. Analisis Farmakokinetik Analisis farmakokinetik menetapkan untuk setiap analit yang digunakan dalam perbandingan statistik terdiri dari semua studi acak yang menerima studi obat dan menyelesaikan tes dan referensi perlakuan. Semua waktu sampel predose kurang dari nol diberi nilai nol. Konsentrasi nilai di bawah batas bawah kuantisasi dari tes bioanalitik yang terjadi sebelum pencapaian kuantitatif pertama konsentrasi nilai nol untuk mencegah terlalu tinggi dari AUC awal. Sampel yang berada di bawah batas bawah kuantisasi pada semua titik waktu lainnya diperlakukan sebagai data yang hilang untuk menghindari bias dalam estimasi terminal eliminasi tingkat konstan. Parameter farmakokinetik untuk semua analit yang diperkirakan dengan aplikasi linear/login bawah trapesium diatur menggunakan metode

noncompartmental (WinNonlin software, versi 5.2, Pharsight Corporation, Mountain View, CA) untuk memperkirakan (AUCtau), konsentrasi maksimum (Cmax), waktu Cmax (Tmax), (Ctau), dan waktu paruh (T1/2). 3. Analisis Statistik Ukuran sampel total 34 subyek (17 per urutan) diproyeksikan untuk mencapai 90% kekuatan untuk menolak hipotesis nol kurangnya kesetaraan (tes/referensi geometris kuadrat berarti rasio adalah <80% atau >125%)

mendukung hipotesis alternatif berarti 2 perlakuan yang setara dengan Cmax, AUCtau, dan Ctau, dengan asumsi perbandingan masing-masing 2:1 dibuat pada tingkat 5% untuk semua analit. Perhitungan didasarkan pada parameter menggunakan variabilitas dalam subjek tertinggi parameter (SD = 0.269; EVG Ctau). Perkiraan 30% lebih dibuat ke dalam ukuran sampel studi untuk memperhitungkan potensi studi berkelanjutan, menghasilkan total penerimaan dari 44 subyek (22 per urutan).

2.1.5 Hasil Dari 44 subjek dewasa yang sehat (22 pria dan 22 wanita). 42 subjek menyelesaikan semua tahapan penelitian, sedangkan 2 subjek diberhentikan dari penelitian karena mengalami sakit (tidak terkait penggunaan obat). 1. Keamanan Data keamanan dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa FDC secara umum dapat ditoleransi, baik dengan dosis COBI 100 mg maupun dosis COBI 150 mg. Kejadian efek samping muncul pada pengobatan EVG/r (34,1%), FDC dengan dosis COBI 100mg (29,5%), dan FDC dengan dosis COBI 150mg (30,2%), efek samping berupa demam ringan. Pengobatan dengan FTC + TDF tidak menimbulkan efek samping. Pada ketiga tahap pengobatan berikutnya kebanyakan efek samping berupa konstipasi (5 subjek), sakit kepala (4 subjek), diare (2 subjek), dan hepatitis akut (2 subjek). Dua subjek yang mengalami gejala hepatitis akut menunjukkan terjadinya penurunan ALT selama penggunaan FDC yang mengandung COBI 100 mg pada hari penelitian yang sama (hari ke-3 tahap ke-2). Tidak ada subjek yang mengalami penurunan fungsi hati tingkat 2 atau tingkat 3 selama penggunaan FDC yang mengandung 150 mg COBI. Terjadi abnormalitas total kolesterol tingkat 1 pada pemakaian EVG/r, FTC+ TDF, dan FDC (COBI 100 mg & COBI 150 mg). Peningkatan serum kreatinin tingkat 1 terjadi pada penggunaan FDC (COBI 100 mg & COBI 150 mg).

2.

Farmakokinetik Analisis farmakokinetik melibatkan 42 subjek. Profil konsentrasi plasma-

waktu EVG, Tenofovir, dan FTC ditunjukkan pada Gambar 2, 3, dan 4. C


max

&t

max

tau

Gambar 2. Profil Konsentrasi Plasma-Waktu EVG

Gambar 3 Profil Konsentrasi Plasma-Waktu Tenofovir

Gambar 4. Profil Konsentrasi Plasma-Waktu FTC

10

Administrasi tablet FDC (COBI 100 mg) terlihat bioekivalen dengan EVG pada AUCtau dan Cmax, tapi Ctau EVG/r lebih rendah (P< 0.0001). Karena efikasi EVG sangat diasosiasikan dengan Ctau, maka dipilih untuk mengevaluasi FDC dengan dosis COBI lebih tinggi (COBI 150 mg). AUCtau dan Cmax EVG lebih tinggi dengan tablet FDC ini (P<0,03), terlebih lagi Ctau EVG memiliki angka yang lebih bagus (P=0,27) daripada yang ditunjukkan oleh EVG/r. Dibandingkan dengan FTC+TDF, administrasi tenovir dari tablet FDC (COBI 150 mg) menghasilkan bioekivalen AUCtau, sedangkan Cmax dan Ctau (P<0,0001) lebih tinggi. Untuk FTC AUCtau (P=0,0003), Cmax (P=0,01), dan Ctau (P<0,0001) sedikit lebih tinggi. Seperti yang diharapkan, AUCtau, Cmax, dan Ctau meningkat lebih besar pada dosis COBI yang lebih tinggi (150 mg). Perbandingan statistik dari EVG, FTC, dan tenofovir disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter Farmakokinetik Plasma EVG, FTC, Tenovir, dan COBI

2.1.6 Pembahasan Pada studi farmakokinetik EVG sebagai ini tablet kemampuan FDC COBI dalam

mengadministrasikan

(EVG/COBI/FTC/TDF)

diharapkan sama dengan EVG/r. Administrasi FDC dengan dosis rendah COBI (100 mg) menunjukkan Ctau EVG lebih rendah daripada EVG/r. Karena efikasi EVG bergantung pada tingginya Ctau, FDC dengan dosis tinggi COBI (150 mg) di
11

pilih untuk evaluasi selanjutnya dan menunjukkan penampakan EVG mencapai target. Penampakan sistemik Tenofovir, bioekivalen untuk AUCtau, tapi Cmax dan Ctau masing-masing lebih tinggi 30% dan 24% pada administrasi tablet FDC dibandingkan administrasi TDF+FTC. AUCtau, Cmax, dan Ctau FTC lebih tinggi sedikit pada tablet FDC dibandingkan TDF+FTC. Tidak ada perbedaan waktu paruh Tenofovir dan FTC pada tablet FDC dan TDF+FTC. Karena mekanisme klirens dari Tenofovir dan FTC berbeda dibandingkan COBI dan EVG (ginjal vs hati) dan kurangnya interaksi klinis yang signifikan antara Tenofovir, FTC, dan obat-obatan yang banyak dieliminasi di hati, maka interaksi ditingkat biotransformasi tidak sama. Peningkatan bioavailabilitas Tenofovir dan FTC dapat terjadi sebagai kombinasi tablet FDC. Secara khusus, peningkatan Tenofovir dapat dimediasi oleh penghambatan sementara dari P-glikoprotein intestinal refluks transporter. COBI, Ritonavir dan penghambat protease lainnya, merupakan substrat yang lemah/penghambat P-glikoprotein sehingga terjadi peningkatan absorbsi Tenofovir. Mekanisme mengenai peningkatan FTC pada FDC tidak diketahui, namun mengingat keuntungan jangka panjang profil keamanan dari FTC dan penampakan dalam FDC dianggap cocok untuk evaluasi lebih lanjut. Beberapa dosis semua obat studi umumnya ditoleransi dengan baik, bila diberikan sebagai komponen individu atau sebagai tablet tunggal. Efek samping pengobatan dilaporkan untuk subjek yang menerima tablet FDC dan EVG/r.

2.1.7 Kesimpulan FDC dengan dosis COBI 150mg menunjukkan tercapainya target Tenofovir , FTC, dan EVG yang diinginkan dan dapat digunakan untuk regimen pengobatan infeksi HIV-1.

12

Bioequivalence Study of Two Minocycline Capsule Formulations in Healthy Subjects


Setiawati E *, Yunaidi DA , Handayani LR1, Kurniawan YTI1, Simanjuntak R1, Santoso ID1, Pramihadarini P1 and Poh SC2
1

PT Equilab International, Bioavailability and Bioequivalence Laboratory, Jakarta, Indonesia


2

Y.S.P Industries (M) Sdn Bhd, Pharmaceutical Industry, Kajang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia

2.2.1

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah bioavailabilitas

dari 100 mg kapsul Minocycline yang diproduksi oleh Y.S.P Industri (M) Sdn. Bhd. Bioekivalen dengan Apo-Minocycline 100 mg dari Apotex Canada. Parameter farmakokinetik yang dinilai dari penelitian ini, diantaranya area di bawah kurva kadar obat terhadap waktu dari waktu ke-0 sampai waktu terakhir kadar obat diukur (AUCt), area di bawah kurva dari waktu ke-0 sampai waktu tak terhingga (AUCinf), kadar obat dalam plasma tertinggi (Cmax), waktu saat kadar obat mencapai maksimum (tmax), dan waktu paruh eliminasi (t1/2). Metode yang digunakan adalah two-sequence crossover (desain menyilang dua arah) yang melibatkan 20 orang sehat (pria dan wanita) dalam keadaan puasa. Pada dua periode penelitian dipisahkan dengan proses washout selama satu minggu setelah obat diberikan. Sampel darah diambil hingga waktu ke-60 jam, sampel plasma dipisahkan dan kadar minosiklin ditentukan dengan metode HPLC-UV. Pada penelitian ini, rata-rata (SD) AUCt, AUCinf, Cmax, and t dari minosiklin uji, yaitu 17272.46 (3316.80) ng.h.mL-1, 19438.68 (3862.36) ng.h.mL-1, 938.75 (192.92) ng/mL, and 19.46 (4.90) h, dengan median) tmax minosiklin uji, yaitu 2.00 (0.67 3.00) h. Rata-rata (SD) AUCt, AUCinf, Cmax, and t dari minosiklin pembanding, yaitu 16999.33 (3103.27) ng.h.mL-1, 19078.66 (3401.97) ng.h.mL-1, 944.19 (188.56) ng/mL, and 18.90 (4.84) h, dengan median) tmax minosiklin pembanding, yaitu 2.00 (1.00 3.00) h. Rasio rata-rata geometric (90% Cl) dari minosiklin uji/pembanding adalah 101.36% (97.85 105.00%) for
13

AUCt, 101.53% (98.31 104.85%) for AUCinf, and 99.22% (95.92 102.63%) for Cmax. Dari penelitian in, dapat disimpulkan bahwa dua produk kapsul minosiklin (obat uji dan pembanding) bioekivalen dalam kecepatan dan tingkat absorpsinya.

2.2.2 Subjek dan Design Study Penelitian ini dilakukan di PT Equilab, Jakarta-Indonesia dan dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki dan GCP, dan Panduan GLP. Protokol penelitian ditinjau dan disetujui oleh komite dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta-Indonesia. Formulasi uji Borymycin (100 mg minocycline), kapsul (nomor batch TI 003), diproduksi oleh Y.S.P. Industries (M) Sdn. Bhd Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Formulasi Minocycline

pembanding adalah

Apo-

(100 mg minocycline) kapsul, diproduksi oleh Apotex Kanada.

Kanada dibeli di sebuah perusahaan farmasi lokal di Malaysia. Dua puluh (20) relawan sehat, 15 pria dan 5 wanita, berusia antara 20 dan 46 tahun, berat badan dalam batas normal (BMI = 18,17-25 kg/m2), tekanan darah dalam batas normal (100 - 120 mmHg untuk sistolik, dan 60 - 80 mmHg untuk diastolik), denyut nadi antara 60 dan 90bpm, dan telah menandatangani persetujuan tertulis untuk dilibatkan dalam penelitian ini. Satu minggu sebelum dan selama masa penelitian, relawan tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat, termasuk suplemen makanan dan jamu. Ibu hamil, ibu menyusui, wanita berpotensi hamil tanpa alat kontrasepsi yang memadai, relawan yang diketahui kontraindikasi atau hipersensitif terhadap minocycline, masalah gastrointestinal kronis, disfungsi hati, secara klinis kelainan hematologi yang signifikan, kelainan elektrokardiogram signifikan (EKG), insufisiensi ginjal, dan hasil tes positif untuk HBsAg, anti-HCV, dan/atau anti-HIV, kondisi bedah atau medis (hadir atau sejarah) yang secara signifikan dapat mengubah penyerapan, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat studi, misalnya penyakit gastrointestinal termasuk ulkus lambung atau duodenum atau riwayat operasi lambung, yang bantuan atau hilangnya 500 mL (atau lebih) dari darah dalam 3 bulan sebelum penelitian hari pertama pemberian dosis, riwayat obat atau penyalahgunaan alkohol dalam waktu

14

12 bulan sebelum skrining ini, berpartisipasi dalam penelitian sebelumnya yang berjarak 3 bulan dari pemberian dosis pertama penelitian dikeluarkan dari penelitian ini, sebagaimana dinilai dari pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi / denyut jantung, laju pernapasan dan suhu), dan nilainilai laboratorium fungsi hati (AP, ALT, AST dan total / direct bilirubin); fungsi ginjal (serum kreatinin dan ureum), hematologi rutin (hemoglobin, leukosit count, jumlah trombosit dan leukosit diferensial); darah glukosa, urinalisis rutin (pH, glukosa, protein, dan sedimen urin), dan imunologi tes untuk HBsAg, anti-HCV, dan anti-HIV dalam 14 hari sebelum pemberian dosis yang pertama.

2.2.3

Metode Analisis

Fase Perlakuan dan Sampling Darah Subjek penelitian datang ke PT Equilab International sehari sebelum obat diberikan dan dipuasakan dengan tetapi diberi air mineral mulai pukul 21.00. Keesokan harinya (kira-kira pukul 06.00), 10 mL sampel darah diambil sebagai kontrol. Kemudian, obat uji (satu kapsul Borymicin 100 mg atau ApoMinocycline 100 mg) diberikan pada pukul 07.00 dengan 200 mL air. Subjek penelitian tetap dalam posisi duduk dan tidak melakukan aktivitas berlebihan selama 2 jam setelah pemberian obat. Sampel darah sebanyak 5 mL diambil pada 0,33; 0,67; 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24, 36, 48, dan 60 jam setelah pemberian obat. Satu minggu detelah pemberian obat yang pertama (periode washout), prosedur yang sama diulang. Tanggal dan waktu pengambilan sampel dicatat dalam CRF. Makan siang dan makan malam dilakukan pada 4 jam dan 10 jam setelah pemberian obat. Jumlah makanan dan minuman, serta aktivitas fisik untuk tiap individu distandarisasi selama hari pengujian. Makanan atau minuman yang mengandung xantin dan jus buah tidak diperbolehkan selama 24 jam sebelum dan saat hari pengujian. Selain itu, tekanan darah, denyut jantung, dan efek samping diperhatikan selama pengujian berlangsung.

15

Metode Analisis Konsentrasi minocycline dalam plasma ditentukan dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) yang sudah divalidasi dengan detektor UV (HPLC-UV). Validasi yang dilakukan, diantaranya sensitivitas, spesifisitas, linearitas, recovery, presisi, dan akurasi. Kurva kalibrasi untuk minocycline berada pada rentang 50,38-6045,83 ng/mL; LOQ sebesar 50,38 ng/mL; presisi: koefisien variasi intra-assay sebesar 1,12%, 0,53%, dan 0,76% pada konsentrasi rendah (151,15 ng/mL), medium (1511,46 ng/mL), dan tinggi (5038,19 ng/mL). Koefisien variasi inter-assay sebesar 6,13%, 2,09%, dan 1,57% pada konsentrasi rendah, medium, dan tinggi; akurasi: intraassay (%diff) pada rentang -7,16% sampai -4,95% untuk konsentrasi rendah, -2,32% sampai -0,92% untuk konsentrasi medium, dan 5,06% sampai 6,99% untuk konsentrasi tinggi; interassay pada rentang -7,16% sampai 10,99% untuk konsentrasi rendah, -4,49% sampai 2,61% untuk konsentrasi medium, dan 4,90 sampai 10,84% untuk konsentrasi tinggi. Prosedur Penelitian Prosedur digunakan untuk ekstraksi sampel subjek, kalibrasi, dan kualitas standar kontrol. Sampel plasma dikeluarkan dari dalam tube dan pelarut yang sesuai dimasukkan. Tube divortex dan disentrifugasi. Fase organik dipindahkan ke dalam vial dan aliquot diinjeksikan ke dalam HPLC-UV pada panjang gelombang 355 nm. Instrumen dan Kondisis Analisis Kromatografi cair dengan Sunfire C18 (5 m) 3,9x150 mm (air, 2695) dan prekolom Symmetry C18 5m, 3,9x20 mm digunakan untuk pemisahan minocycline. Fase gerak yang digunakan adalah perbandingan asetonitril dengan disodium hydrogen fosfat (Na2HPO4) 50 Mm pH 3,8 (25:75 v/v). Kecepatan aliran sebesar 0,9 mL/menit dan volume injeksi sebesar 50 L. Deteksi sampel menggunakan ultraviolet pada 355 nm. Evaluasi Farmakokinetik Metode analisis non-kompartemen digunakan untuk parameter

farmakokinetik minocycline. Cmax dan tmax didapatkan dari observasi data. AUCt

16

dihitung dengan metode trapezoidal. AUCinf dihitung sebagai AUCt + Ct/ke dimana Ct adalah konsentrasi terakhir yang dihitung; ke merupakan konstanta kecepatan eliminasi yang ditentukan dengan analisis regresi selama fase log-linier pada kurva konsentrasi-waktu. t1/2 dihitung sebagai 0,693/ke. Evaluasi Statistika EquivTest versi 2.0 (Statistical Solution Ltd., Saugus, MA, USA) digunakan untuk analisis statistika pada AUCt, AUCinf, dan Cmax dengan metode analisis varian (ANOVA) setelah memindahkan data menjadi nilai logaritmanya (ln). Dengan tingkat kepercayaan 90%, =0,05, kriteria yang diterima untuk bioekivalen adalah 90% CIs pada rasio rata-rata geometriknya 0,8-12,5 untuk AUC dan Cmax. tmax dianalisis dengan metode non-parametrik menggunakan metode Wilcoxon. Kemudian, t1/2 dianalisis menggunakan Students t-test.

2.2.4 Hasil Dari hasil 20 partisipan dalam penelitian ini (sesuai referensi jenis kelamin dan umur). tidak ada partisipan yang mengundurkan diri dalam penelitian ini. Terdapat dua kasus efek samping berupa mual dan nyeri ditemui selama penelitian. Didapatkan nilai konsentrasi rata-rata plasma terhadap profil waktu setelah pemberian minocycline dari kedua formulasi pada subyek sehat (n = 20) ditunjukkan pada Gambar 2. Hal ini berarti bahwa kurva konsentrasi plasma terhadap waktu dari produk uji dan obat referensi adalah sebanding. Dalam penelitian ini didapatkan nilai rata-rata (SD) AUCt, AUCinf, Cmax, dan t minocycline dari obat uji secara berturut-turut adalah 17.272,46 (3.316,80) ng.h.mL-1, 19.438,68 (3.862,36) ng.h.mL-1, 938,75 (192,92) ng/mL, dan 19,46 (4,90) h, masing-masing, dengan (kisaran) median tmax dari 2,00 (0,67-3,00) h. rata-rata (SD). AUCt, AUCinf, Cmax, dan t dari minocycline dari obat referensi adalah 16.999,33 (3.103,27) ng.h.mL-1, 19.078,66 (3.401,97) ng.h.mL-1, 944,19 (188,56) ng / mL, dan 18,90 (4,84) h, masing-masing, dengan (kisaran) median tmax dari 2,00 (1,00-3,00) h. Parameter farmakokinetik AUCt, AUCinf, Cmax, tmax

17

dan digunakan untuk evaluasi bioekivalensi. Referensi obat disajikan pada Tabel 1. Nilai AUCt, AUCinf dan Cmax obat uji dan obat referensi disajikan pada Tabel 1. Dengan interval 90% untuk rasio rata-rata geometrik dari pengujian / referensi untuk AUCt, AUCinf dan Cmax berada dalam batas yang dapat diterima (80 -125%) dari bioekivalensi yang menunjukan bahwa kriteria bioekivalensi saling bertemu. Hasil pengujian dengan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa tidak ada perubahsan yang signifikan secara statistik antara dua formulasi untuk nilai tmax.

18

2.2.5 Pembahasan Tujuan dari penelitian menggunakan metode acak, single-blind, two period, dan cross-over dengan periode wash-out selama satu minggu, adalah untuk membandingkan bioavailabilitas dari kapsul minocycline uji yang diproduksi oleh YSP Industries (M) Sdn. Bhd (Borymycin 100 mg) dengan referensi minocycline kapsul (Apo-Minocycline 100 mg). Bahan diujikan setelah subjek penelitian berpuasa semalam sebelum pengujian untuk

menghilangkan pengaruh gangguan makanan pada pada proses absorbsi obat. Dalam percobaan ini bioekivalensi, AUCt, Cmax dan tmax adalah parameter sasaran utama untuk menilai bioekivalensi antara kedua bahan uji. Berdasarkan pedoman bioekivalensi, kriteria penerimaan untuk bioekivalensi adalah interval 90% dari rasio sarana pengujian / referensi geometris untuk kedua senyawa berada di kisaran 0,80-1,25 untuk AUC dan Cmax. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa interval 90% dari rasio AUC dan rasio Cmaks produk uji / referensi berada dalam rentang yang dapat diterima untuk bioekivalensi. Mean (SD) eliminasi paruh (t) dari minocycline untuk obat uji adalah 19,46 (4,90) h dan untuk obat referensi adalah 18,90 (4,84) h. Nilai ini berada dalam waktu paruh minocycline berdasarkan literatur, yaitu 11,38-24,31 h (berarti: 17,03 jam). Dalam setiap pengujian, nilai AUCt dari minocycline adalah lebih dari 80% dibandingkan dengan nilai AUCinf (% AUCt / AUCinf rasio lebih dari 80% / 80,32-93,99% untuk obat uji dan 80,52-94,83% untuk obat referensi), menunjukkan bahwa waktu sampling sesuai dengan lamanya fase penyerapan obat. Nilai median dari waktu untuk mencapai konsentrasi minocycline maksimum dalam plasma (tmax) dari obat uji adalah 2,00/(0,67-3,00) jam dan 2,00/(1,00-3,00) jam untuk obat referensi. Data yang didapatkan di uji dengan uji Wilcoxon, menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan secara statistik antara dua formulasi untuk nilai t max. Nilai-nilai ini juga dalam rentang tmax minocycline dalam literatur, yaitu 1 sampai 3 jam untuk minocycline dalam bentuk sediaan kapsul.

19

Dalam penelitian ini, subjek coefcient intravarian (CV%) diperoleh dari ANOVA untuk minocycline adalah 6,40%, Hal itu berarti bahwa jumlah subjek dalam penelitian ini (20 orang) mencukupi untuk pengambilan keputusan secara statistik. Tidak ada subjek penelitian ini yang mengundurkan diri. Namun terdapat dua efek samping, yaitu mual dan nyeri yang ditemui selama penelitian. Di antara 20 subjek penelitian yang menerima obat uji, terdapat efek samping mual pada 1 subjek (S 5) selama periode 1, dan nyeri pada 1 subjek (S 14) selama periode 1.

2.2.6 Kesimpulan Dua produk kapsul minosiklin (obat uji dan pembanding) bioekivalen dalam kecepatan dan tingkat absorpsinya.

20

DAFTAR PUSTAKA

German, P., PharmD., David, W., MD., Steve, W., MSPH., James, H., PhD., and Brian P. Kearney, PharmD. 2010. Pharmacokinetics and Bioavailability of an Integrase

and Novel Pharmacoenhancer-Cotaining Single Tablet Fixed Dose Combination Regimen for Treatment of HIV. J. Acquir Immune Defic Syndr., 55 (3), 323-329.
Setiawati, E., Yunaidi, DA., Handayani, LR., Kurniawan, YTI., Simanjuntak, R., Santoso, ID., Pramihadarini, P., and Poh, SC. 2011. Bioequivalence Study of

Two Minocycline Capsule Formulations in Bioequivalence & Bioavailability., 3(6), 118-121.

Healthy Subjects.

J.

Shargel, Leoan. Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press.

21

You might also like