You are on page 1of 4

PEMANFAATAN WEB BASED LEARNING UNTUK MENDUKUNG STUDENT CENTERED LEARNING

Luqman Hakim
Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Waslaluddin, M.T.


Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

Yudi Wibisono, M.T.


Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

el.luqman@gmail.com

waslaluddin@yahoo.com

yudi@upi.edu

ABSTRAK
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dalam pemanfaatan web based learning dalam mendukung pembelajaran student centered learning. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan adalah pretest dan posttest dengan jenis soal pilihan ganda. Penelitian ini mengambil sampel kelas XI IPA 2 untuk kelas eksperimen dan XI IPA 4 untuk kelas kontrol di SMA Labschool UPI. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2010. Langkah penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan yang dilakukan dengan observasi dan penyebaran angket pada populasi. Kemudian setelah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selesai, dilakukan treatment kepada kelas eksperimen sesuai dengan RPP. Sebelum treatment diberikan, diuji terlebih dahulu dengan pretest dengan jenis soal pilihan ganda sebanyak 20 butir. Setelah treatment diberikan pun diuji kembali dengan posttest dengan soal yang sama pada pretest. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pemanfaatan web based learning terhadap model pembelajaran student centered dengan gain 0,49 yang diinterpretasikan sedang. Sedangkan pada kelas kontrol hasil gain pretest dan posttest sebesar 0,48 yang diinterpretasikan sedang. Dengan membandingkan hasil gain antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan web based learning ini dapat diterapkan untuk menggantikan pembelajaran tradisional. Kata kunci: web based learning, student centered, quasiexperiment

Dalam penelitian ini akan dilihat dan dianalisis pemanfaatan web based learning yang merupakan produk dari perkembangan pengetahuan dan teknologi yang pesat, dalam mendukung pendekatan pembelajaran student centered learning. Dalam mencapai keberhasilan model pendekatan Student Centered Learning, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga memberikan tugas tambahan bagi guru dalam hal waktu, ruang, sumber belajar, dan media belajar. Pemanfaatan Web Based Learning, merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang relatif baru [3]. Pembelajaran ini merupakan pengembangan pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Dengan pemanfaatan Web Based Learning, siswa diharapkan lebih mudah dalam belajar. Masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana pemanfaatan Web Based Learning dapat mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning)?.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Web Based Lerning


McKimm [3] menyebutkan fitur-fitur yang harus ada pada layanan web sehingga bisa disebut web based learning, yaitu: 1. Informasi pelajaran, catatan pengumuman dan jadwal 2. Peta kurikulum 3. Bahan ajar seperti slide, handout dan artikel 4. Komunikasi melalui email dan forum 5. Penilaian formatif dan sumatif 6. Alat manajemen siswa (records, statistics, student tracking) 7. Link ke website terkait baik internal maupun eksternal yang bermanfaat seperti perpustakaan, online database, dan jurnal.

1. PENDAHULUAN
Penggunaan internet di bidang pendidikan mulai populer setelah adanya konsep elearning. Wahono [1] menyatakan bahwa elearning akan membawa pengaruh terjadinya transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) maupun sistemnya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan pulau-pulaunya tersebar di garis khatulistiwa sepanjang 3.977 mil. Dengan adanya elearning, dapat dimanfaatkan sebagai sarana persebaran ilmu di seluruh wilayah Indonesia. Dengan keadaan yang tidak berimbang antara perkembangan pengetahuan teknologi yang pesat dan perkembangan kompetensi pengajar yang lambat, sistim pembelajaran konvensional terasa tidak dapat memenuhi kebutuhan siswa masa kini sehingga sistim mulai bergeser ke arah Student Centered Learning. Di SMA Labschool UPI, tempat penelitian dilakukan, sudah memanfaatkan web sebagai sarana informasi dan media pembelajaran. Pada pembelajaran melalui web di SMA Labschool UPI ini masih tergolong web-ephemeral, yaitu hanya sebatas tambahan dan penelitian dasar [2].

2.2 Student Centered Learning


Menurut Brandes [4], ada tujuh langkah dalam proses penerapan Student Centered Learning yaitu: 1. Motivation Dalam membangun motivasi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan tanggung jawab dan partisipasi siswa. Biasanya setelah siswa menerima tanggung jawab tersebut, mereka mulai bersemangat untuk belajar. 2. Establishing Trust Komunikasi terbuka dan kepercayaan diri siswa akan ditumbuhkan dengan melalui peningkatan kepercayaan terhadap guru dan sesama siswa. Guru harus dapat berperilaku meyakinkan sehingga siswa dapat mempercayainya dan jangan mencoba untuk melakukan kebohongan yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan ini. Kemitraan mulai terbangun dan kejujuran guru dapat menciptakan kecenderungan siswa untuk berlaku jujur.

3. Assessment Penilaian yang dilakukan pada tahapan student centered learning dilakukan terhadap dua pihak yaitu gaya mengajar guru dan tingkat ketertarikan siswa terhadap pelajaran diberikan. Dalam menilai gaya mengajar guru dapat dilakukan dengan mengisi lembar penilaian pribadi atau meminta siswa untuk menilai gaya mengajar guru. 4. Accepting Resistance Penentangan mungkin terjadi dari semua pihak, baik siswa maupun guru sendiri. Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan mengungkapkannya kemudian dengarkan dan terima apapun itu. Jika penentangan bertemu dengan penerimaan biasanya penentangan tersebut akan cenderung menghilang. 5. Awareness Perencanaan pembelajaran yang dinegosiasikan bersama-sama dengan siswa dapat meningkatkan kesadaran pada siswa bahwa ia adalah pemilik pembelajaran. Jika pendapat siswa dihargai, siswa akan merasa dirinya berharga. 6. Problem Solving Salah satu cara untuk membentuk rasa tanggung jawab pada siswa adalah dengan berbagi masalah dan menemukan solusi bersama. Setelah masalah menjadi milik bersama, siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikannya. Dalam kelas reguler yang memiliki waktu yang relatif terbatas, siswa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil sehingga setiap siswa mendapat kesempatan untuk berpendapat. 7. Contracts Kontrak merupakan langkah puncak dari tahapan ini. Kontrak ini tidak bermaksud untuk memberikan ancaman maupun sanksi tapi lebih kepada menetapkan aturan dasar dan perjanjian tertentu dalam proses pembelajaran. Apabila siswa mengalami kegagalan dalam melaksanakan pekerjaannya, maka dilakukan negosiasi dalam kelompoknya untuk mengatasinya. Guru akan turun tangan apabila terjadi konflik sehingga harus dimediasi. Faktor kontrak ini untuk memberikan kepuasan dan optimisme.

untuk penelitian. Dalam hal ini penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik sampling purposive. 2. Studi Pendahuluan (Observasi) Studi pendahuluan dilakukan dengan teknik observasi. Observasi ini dilakukan setelah populasi ditentukan untuk mengetahui keadaan guru, siswa, dan lingkungan sekolah. 3. Penyebaran Angket Setelah observasi dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah penyebaran angket kepada guru dan siswa. Angket atau kuisinoner ini dilakukan sebagai data tambahan dari observasi sehingga didapat data yang akurat. 4. Penyusunan RPP dan Soal Pretest Dari hasil observasi dan angket, ditentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP ini juga dilibatkan guru sebagai expert dalam menentukan kelayakan RPP yang telah dibuat. Selain RPP, juga disusun soal pretest. Soal ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa terhadap SK dan KD yang akan diajarkan. Soal pretest diambil dari soal ujian akhir, kemudian diseleksi butir soal yang sesuai dengan indikator yang dibuat untuk SK dan KD. Butir soal yang disusun, dibuat menjadi 20 butir soal pilihan ganda. 5. Pelaksanaan Pretest Setelah soal pretest disusun, maka pretest dilaksanakan kepada siswa yang dijadikan sampel penelitian. 6. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dilakukan setelah pretest. Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun terkait dengan waktu dan materi pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga dilakukan teknik penilaian yang sesuai dalam RPP. 7. Pelaksanaan Posttest

3. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment. Sesuai dengan judul penelitian maka variabel penelitian yang terkait dalam penelitian ini diantaranya yaitu pembelajaran student centered, pemanfaatan web based learning, dan tingkat keberhasilan pembelajaran. Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random [5].

Setelah RPP dilaksanakan, maka siswa kembali diuji untuk mengukur tingkat keberhasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Uji posttest ini menggunakan instrumen yang sama dengan soal pretest. 8. Pengumpulan Data Pada tahap ini, data dikumpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Data yang dikumpulkan diantaranya adalah data observasi, hasil angket, hasil pretest, dan hasil posttest. 9. Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian data-data tersebut di analisis sehingga menjadi suatu kesimpulan. Analisis ini dituangkan dalam laporan penelitian dalam hal ini adalah skripsi.

Student Centered Learning

Efektivitas Belajar

3.2 Tahapan Pengembangan


Pada pengembangan pemanfaatan web based learning yang mendukung student centered learning dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Analisis (Analysis) Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain [5]. Pada tahap ini ada 3 cakupan yaitu: a. Analisis Masalah (Problem Analysis) Pada tahapan ini, dilakukan identifikasi dan investigasi terhadap masalah-masalah yang muncul terkait dengan materi penelitian di lapangan. Tahapan ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap subjek penelitian. Kemudian melalui

Web Based Learning Gambar 1. Hubungan antar variabel penelitian [5]

3.1 Prosedur Penelitian


Pada penelitian ini dilakukan langkah-langkah atau prosedur penelitian sebagai berikut: 1. Penentuan Populasi dan Sampel Setelah judul dan masalah penelitian telah dirumuskan, kemudian ditentukan populasi yang akan diambil sampelnya

studi literatur yang ada dicoba merumuskan solusi yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. b. Analisis Komponen Pembelajaran (Instructional Component Analysis) Pada tahapan yang kedua, dilakukan analisis pada komponen pembelajaran yang di antaranya adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajar -an yang digunakan. Pada tahap ini juga dianalisis data hasil pengamatan tentang situasi pembelajaran (instructional context analysis) dan analisis peserta didik (learner analysis) c. Analisis Materi Pembelajaran (Instructional Content Analysis) Tahap akhir dari analisis dilakukan kajian dan penelusuran literatur yang kemudian digunakan untuk menyusun bahan ajar sesuai dengan komponen pembelajaran. 2. Desain Pada tahap ini dilakukan pengembangan desain model pembelajaran web based learning yang mendukung student centered learning. Desain ini meliputi input, proses, dan output dari model yang didasarkan dari studi literatur dan analisis yang telah dilakukan. 3. Pengembangan Produk Dari desain yang telah dibuat, dikembangkan produk model pembelajaran web based learning yang akan mendukung student centered learning. Konten standar seperti animasi, audio, slide, forum, dan chatting digunakan sesuai dengan kebutuhan pada materi ajar. 4. Implementasi Tahap terakhir yaitu mengimplementasikan model pembelajaran web based learning yang mendukung student centered learning. Implementasi ini dilakukan pada aplikasi elearning (LMS Moodle) yang telah dipasang di server sekolah SMA Labschool UPI.

Dari diskusi tiap kelompok siswa melalui forum dan chatting, ketua kelompoknya bertugas melaporkan hasilnya pada forum yang memuat permasalahan awal yang diposting oleh guru. Hasil diskusi siswa pada forum di web, dievaluasi oleh guru bersama dengan siswa. Evaluasi ini dilakukan setelah tenggat waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir. Evaluasi ini berkaitan dengan materi pembelajaran dan permasalahan siswa saat menggunakan web. Evaluasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran, siswa memberikan tanggapan yang beragam. Seluruh kelompok siswa dapat memberikan solusi permasalahan yang diposting di forum oleh guru. Kaitannya dengan permasalahan siswa saat menggunakan web, siswa yang terbiasa aktif dan sudah mahir memanfaatkan web relatif lancar dalam menyerap materi secara mandiri. Sedangkan siswa yang kurang aktif atau berminat tetapi mahir dalam pemanfaatan web, cenderung untuk memanfaatkan web untuk membicarakan hal yang populer diantara mereka di luar materi pembelajaran. Bagi siswa yang merasa baru dalam hal pemanfaatan web, lebih fokus pada mempelajari web itu sendiri daripada materi pembelajaran. Dalam implementasi student centered learning ini, langkah yang tidak dapat dilakukan melalui web based learning, yaitu membangun kepercayaan karena guru dan siswa tidak bertatap muka secara langsung.

5. PEMBAHASAN
Dari hasil pretest rata-rata yaitu untuk kelas eksperimen 11.93 dan untuk kelas kontrol 11.57. Di sini dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam materi terkait antara kelas eksperimen dan kelas kontrol bisa dikatakan sama atau setingkat. Tabel 1. Gain kelas eksperimen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rataan Pre 9 13 13 13 15 5 15 15 13 16 12 12 15 11 15 15 17 11 11 14 4 14 17 11 4 3 10 10 16 9 11.93 Post 13 16 16 15 17 12 19 17 15 19 15 15 17 15 19 18 20 15 14 17 12 17 20 14 11 11 13 13 19 13 15.57 %Pre 45 65 65 65 75 25 75 75 65 80 60 60 75 55 75 75 85 55 55 70 20 70 85 55 20 15 50 50 80 45 59.67 %Post 65 80 80 75 85 60 95 85 75 95 75 75 85 75 95 90 100 75 70 85 60 85 100 70 55 55 65 65 95 65 77.83 g 0.36 0.43 0.43 0.29 0.40 0.47 0.80 0.40 0.29 0.75 0.38 0.38 0.40 0.44 0.80 0.60 1.00 0.44 0.33 0.50 0.50 0.50 1.00 0.33 0.44 0.47 0.30 0.30 0.75 0.36 0.49

4. IMPLEMENTASI WEB BASED LEARNING


Pada tahapan implementasi web based learning yang mendukung student centered learning, dimulai dengan perkenalan antara siswa dengan guru. Pada satu sesi di pertemuan pendahuluan yang dilakukan dengan tatap muka secara langsung selama 10 menit. Kemudian dijelaskan terlebih dahulu materi pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama. Bersamaan dengan penjelasan materi pembelajaran diberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat untuk belajar. Pertemuan selebihnya dilalukan melalui web. Web yang digunakan untuk pembelajaran ini mempunyai fitur file materi yang bisa didownload, link ke website terkait, forum dan chatting. Metode pembelajaran yang dilakukan melalui web ini adalah problem solving. Guru memberikan permasalahan yang diposting di forum. Kemudian siswa secara berkelompok mencari solusi dari permasalahan yang diposting oleh guru dengan mempelajari file materi dan mengunjungi website terkait. Dengan memanfaatkan fitur forum dan chatting, siswa dapat berdiskusi dan mengeluarkan pendapatnya sehingga tiap kelompok kemudian dapat membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang mengarah pada solusi permasalahan. Untuk membangun awareness, dilakukan dengan merespon apa yang ditanyakan oleh siswa dengan cepat dan tanggap. Dengan respon yang cepat, siswa akan merasa dihargai sehingga diharapkan timbul rasa tanggung jawab.

Rata-rata skor siswa hasil posttest kelas eksperimen adalah 15.67. Sedangkan rata-rata skor siswa hasil posttest kelas kontrol yaitu 15.33. Rata-rata skor posttest yang diperoleh oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol ini tidak jauh berbeda. Tabel 2. Gain kelas kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rataan Pre 7 17 11 14 14 11 9 6 14 9 14 8 6 8 14 5 4 13 16 16 16 13 13 13 16 7 14 13 12 14 11.57 Post 13 20 14 17 17 14 14 13 17 14 17 13 12 13 16 11 11 16 20 19 18 16 16 14 18 13 18 14 14 18 15.33 %Pre 35 85 55 70 70 55 45 30 70 45 70 40 30 40 70 25 20 65 80 80 80 65 65 65 80 35 70 65 60 70 57.83 %Post 65 100 70 85 85 70 70 65 85 70 85 65 60 65 80 55 55 80 100 95 90 80 80 70 90 65 90 70 70 90 76.67 g 0.46 1.00 0.33 0.50 0.50 0.33 0.45 0.50 0.50 0.45 0.50 0.42 0.43 0.42 0.33 0.40 0.44 0.43 1.00 0.75 0.50 0.43 0.43 0.14 0.50 0.46 0.67 0.14 0.25 0.67 0.48

pretest-posttest kelas kontrol maka hasilnya tidak berbeda secara signifikan. Maka ini dapat diartikan bahwa pemanfaatan web based learning ini dapat digunakan untuk menggantikan pembelajaran secara tradisional.

6. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan


1. Adanya peningkatan kemampuan siswa secara signifikan setelah melakukan pembelajaran melalui web based learning dengan pendekatan student centered learning. Pemanfaatan web based learning dapat membuat siswa lebih fleksibel dalam hal waktu dan ruang belajar. Secara umum dalam hal efektivitas, pemanfaatan web based learning ini tidak mempunyai perbedaan dengan pembelajaran tanpa melalui web sehingga dapat diterapkan untuk menggantikan pembelajaran tradisional.

2.

3.

4.2 Saran
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Guru dapat memanfaatkan web based learning dalam mengembangkan model pendekatan student centered. Pemanfaatan web based learning ini perlu perencanaan yang cukup matang sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Web based learning ini dapat dikembangkan dengan media dan tampilan yang lebih menarik sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. Pendekatan student centered learning ini memerlukan kreativitas guru yang lebih dalam menghadapi siswa. Perlu penggunaan web based learning yang berkelanjutan untuk membangun kebiasaan siswa dan kultur lingkungan. Adanya permasalahan jaringan yang disebabkan oleh arsitektur yang tidak teratur sehingga sering terjadi gangguan koneksi dan koneksi lambat sehingga perlu adanya pengaturan yang lebih baik.

5. REFERENSI
[1] Wahono, Romi Satria. 2007. Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik edisi Agustus, hal 226-246. Depdiknas, Pusat Teknologi Informasi dan Teknologi Pendidikan. [2] Southard, Sherry dan Philip Rubens. 2001. Students Technological Difficulties in Using Web-based Learning Environments. Virginia: Society for Technical Communication. [3] McKimm, Judy dkk. (2003). ABC of Learning And Teaching in Medicine: Web based learning. London: BMJ Publishing Group Ltd. [4] Brandes, Donna & Paul Ginnis. (1987). A Guide to Student-Centred Learning. England: Basil Blackwell Ltd. [5] Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Dari rata-rata gain yang diperoleh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0.49 dan 0.47 didapat selisih 0.02. Maka selisih ini menyatakan bahwa perbedaan hasil tes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak signifikan dan dapat diartikan sama. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran melalui web based learning dengan pendekatan student centered terdapat dukungan yaitu dilihat dengan meningkatnya perolehan skor pretest-posttest. Hal ini didukung oleh hasil normalisasi gain skor pretest-posttest kelas eksperimen yang hasilnya adalah sedang. Bila hasil normalisasi gain skor pretest-posttest kelas eksperimen dibandingkan dengan hasil normalisasi gain skor

You might also like