You are on page 1of 12

BAB 9 PEMROSESAN TRANSAKSI, APLIKASI FUNGSIONAL, DAN INTEGRASI 1.

SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL Area fungsional utama dalam sebagian besar perusahaan adalah departemen produksi/operasi, departemen pemasaran, departemen sumber daya manusia, dan departemen akuntansi dan keuangan. Biasanya, sistem informasi dirancang dalam setiap area fungsional untuk mendukung area tersebut dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi internalnya. Namun, struktur hierarki fungsional tradisional ini bukan menjadi struktur terbaik bagi beberapa perusahaan, karena proses bisnis tertentu melibatkan aktivitas yang dilakukan dalam beberapa area fungsional. Satu solusi yang mungkin adalah merestrukturisasi organisasi. Contohnya, perusahaan dapat membuat tim lintas-fungsi, masing-masing bertanggung jawab untuk melakukan proses bisnis yang lengkap. Oleh karena itu, perlu untuk membuat aplikasi sistem informasi yang tepat untuk proses yang terstrukturisasi. Pengaturan ini dapat menjadi solusi yang sulit untuk diimplementasikan. Dalam kasus yang lain, perusahaan dapat menggunakan IT untuk membuat perubahan kecil dalam proses bisnis dan struktur organisasi, tetapi solusi ini mungkin tidak menyelesaikan masalah seperti kurangnya koordinasi atau rantai pasokan yang tidak efektif. Sistem informasi fungsional memiliki karakteristik sebagai berikut. (a) Terdiri dari sistem-sistem yang lebih kecil. Sistem informasi fungsional terdiri dari beberapa sistem informasi yang lebih kecil yang mendukung aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan dalam area fungsional. (b) Terintegrasi atau independen. Aplikasi sistem informasi yang spesifik dalam setiap area fungsional dapat diintegrasikan untuk membentuk sistem fungsional departemen yang koheren (dapat dikoordinir), atau aplikasi tersebut dapat sepenuhnya independen. Atau, beberapa aplikasi dalam setiap area dapat diintegrasikan lintas departemen untuk disesuaikan dengan proses bisnis. (c) Berhadapan (interfacing). Sistem informasi fungsional dapat berhadapan satu sama lain untuk membentuk sistem informasi seluruh organisasi. Beberapa informasi fungsional berhadapan dengan lingkungan di luar organisasi. Contohnya, sistem informasi sumber daya manusia dapat mengumpulkan data mengenai pasar tenaga kerja.

Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25)

(d) Mendukung tingkat yang berbeda. Aplikasi sistem informasi mendukung tiga tingkatan aktivitas organisasi: operasional, manajerial, dan strategi. 2. SISTEM INFORMASI PEMROSESAN TRANSAKSI Operasi inti organisasi dimungkinkan dengan adanya sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system TPS). a. Komputerisasi Proses Transaksi Rutin Dalam setiap organisasi terdapat transaksi bisnis yang menyediakan aktivitas kritismisinya. Transaksi seperti itu terjadi ketika perusahaan menghasilkan produk atau menyediakan jasa/layanan. Contohnya, untuk memproduksi mainan, produsen perlu membeli bahan dan suku cadang, membayar tenaga kerja dan listrik, membangun mainan, mengirimnya ke pelanggan, menagih pelanggan, dan mengumpulkan uang. Setiap transaksi dapat menghasilkan transaksi tambahan. Contohnya, membeli bahan akan mengubah tingkat persediaan, dan membayar karyawan mengurangi kas di tangan perusahaan. Karena komputasi yang terlibat dalam kebanyakan transaksi bersifat sederhana dan volume transaksi juga besar dan berulang, transaksi ini cukup mudah untuk dikomputerisasi. Sistem pemrosesan transaksi memantau, mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menyebarluaskan informasi untuk semua transaksi bisnis inti yang rutin. Data ini adalah input untuk aplikasi sistem informasi fungsional, serta untuk sistem pendukung keputusan (decision support system DSS), customer relationship management (CRM), dan knowledge management (KM). TPS juga menyediakan data penting untuk e-commerce, khususnya data tentang pelanggan dan catatan pembelian mereka. Pemrosesan transaksi terjadi di semua area fungsional. Beberapa TPS terjadi dalam satu area, yang lainnya melintasi beberapa area. Karakteristik TPS adalah sebagai berikut. (1) Biasanya sejumlah besar data diproses (2) Sumber data sebagian besar berasal dari internal, dan output dimaksudkan sebagian besar untuk peserta internal. Karakteristik ini terkadang berubah, karena mitra dagang dapat berkontribusi dalam hal data dan mungkin dimungkinkan untuk menggunakan output TPS secara langsung. (3) TPS memproses informasi pada basis/dasar reguler: harian, mingguan, dua mingguan, dan seterusnya. (4) Kapasitas penyimpanan yang besar (database) dibutuhkan.
Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 2

(5) Kecepatan pemrosesan yang tinggi dibutuhkan karena tingginya volume. (6) TPS umumnya memantau dan mengumpulkan data masa lalu. (7) Input dan output data terstruktur. Karena data yang diproses cukup stabil, data tersebut diformat secara standar. (8) Tingkat tinggi atas rincian (data mentah, tidak dirangkum) biasanya dapat diamati, khususnya dalam input data tetapi seringkali dalam output juga. (9) Kerumitan komputasi yang rendah (operasi matematika dan statistika yang sederhana) biasanya terlihat dalam TPS. (10) Akurasi, integritas data, dan keamanan tingkat tinggi diperlukan. Isu-isu sensitif seperti kerahasiaan data personal terkait kuat dengan TPS. (11) Reliabilitas yang tinggi dibutuhkan. TPS dapat dipandang sebagai urat nadi organisasi. Gangguan dalam arus data TPS dapat bersifat fatal bagi organisasi. (12) Permintaan pemrosesan merupakan suatu keharusan. TPS memungkinkan para pengguna untuk menanyakan file dan database (bahkan secara online dan dalam realtime). Tujuan utama TPS adalah menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh hukum dan/atau kebijakan organisasi untuk menjaga agar bisnis berjalan dengan baik dan efisien. Secara spesifik, TPS harus secara efisien menangani volume yang tinggi, menghindari kesalahan karena operasi yang bersamaan, dapat menangani variasi volume yang banyak (selama masa puncak), menghindari penghentian (downtime), tidak pernah mengalami kehilangan hasil, dan menjaga kerahasiaan dan keamanan. Untuk memenuhi sasaran ini, TPS biasanya terotomatisasi dan dibangun dengan karakteristik utama di atas. Tujuan khusus TPS dapat mencakup satu atau lebih hal berikut: memungkinkan operasi organisasi yang efisien dan efektif, memberikan dokumen dan laporan tepat waktu, meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, memberikan data yang diperlukan untuk sistem taktis dan strategis seperti aplikasi berbasis Web, memastikan akurasi dan integritas data dan informasi, dan menjaga aset dan keamanan informasi. b. Aktivitas dan Metode TPS Terkait dengan data spesifik yang diproses oleh TPS, proses standar terjadi, apakah dalam perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, atau organisasi pemerintahan. Pertama, data dikumpulkan oleh orang atau sensor dan dimasukkan ke dalam komputer melalui perangkat input

Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25)

apa saja. Bisa dikatakan, organisasi mencoba untuk mengotomatisasi pemasukan data TPS sebanyak mungkin karena volume yang besar terlibat. Selanjutnya, sistem memproses data dalam salah satu dari dua cara dasar: pemrosesan batch atau pemrosesan online. Dalam pemrosesan batch, perusahaan mengumpulkan data dari transaksi-transaksi ketika terjadi, menyimpan data dalam kelompok atau batch. Sistem kemudian menyiapkan dan memproses batch secara periodik. Pemrosesan batch terutama berguna untuk operasi yang menuntut pemrosesan untuk jangka waktu yang diperpanjang. Sekali dimulai, pekerjaan batch ini akan terus berlanjut sampai selesai atau sampai kesalahan terjadi. Dalam pemrosesan online, data diproses segera setelah transaksi terjadi, bahkan mungkin dalam real time (secara instan). Untuk mengimplementasikan pemrosesan transaksi online, file induk (master files) yang mengandung informasi utama mengenai entitas bisnis yang penting ditempatkan pada hard drive, dimana mereka dapat diakses secara langsung. File transaksi yang mengandung informasi mengenai aktivitas-aktivitas terkait entitas bisnis ini, seperti pesanan oleh pelanggan, juga disimpan dalam file online sampai mereka tidak lagi diperlukan untuk aktivitas pemrosesan transaksi sehari-hari. Hal ini memastikan bahwa data transaksi tersedia untuk semua aplikasi, dan bahwa semua data disimpan setiap menitnya. Data ini juga dapat diproses dan disimpan dalam gudang data. Keseluruhan proses ini dikelola oleh manajer transaksi. Arus informasi dalam TPS yang umum dimulai dari terjadinya sebuah peristiwa seperti pembelian oleh pelanggan, dicatat oleh program TPS. Informasi yang diproses ini dapat sebuah laporan atau aktivitas dalam database. Selain laporan yang dijadwalkan, para pengguna dapat bertanya pada TPS untuk informasi yang tidak dijadwalkan. Sistem ini akan memberikan jawaban yang tepat dengan mengakses database yang mengandung data transaksi. c. Sistem Pemrosesan Transaksi Online dan Berbasis Web Sistem pemrosesan transaksi dapat cukup rumit, melibatkan pelanggan, vendor, telekomunikasi, dan jenis hardware dan software yang berbeda. TPS tradisional terpusat dan dijalankan pada sebuah kerangka utama. Namun, inovasi seperti pemrosesan transaksi online membutuhkan arsitektur klien/server. Dalam pemrosesan transaksi online (online transaction processing OLTP), transaksi diproses segera setelah mereka terjadi. Bentuk yang relatif baru atas pemrosesan transaksi berbasis Web adalah pemrosesan transaksi berorientasi objek.

Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25)

Dengan OLTP dan teknologi Web seperti extranet, pemasok dapat melihat tingkat persediaan perusahaan atau jadwal produksi dalam real time. Para pemasok sendiri, dalam kemitraan dengan pelanggan mereka, dapat mengasumsikan tanggung jawab untuk pemesanan dan manajemen persediaan. Sistem berbasis Web ini terutama akan berguna dalam pemrosesan pesanan yang melibatkan beberapa mitra bisnis menengah sampai besar. Para pelanggan juga dapat memasukkan data ke dalam TPS untuk melacak pesanan dan bahwan bertanya secara langsung. 3. MENGELOLA PRODUKSI/OPERASI DAN LOGISTIK Fungsi manajemen operasi dan produksi (production and operations management POM) dalam suatu organisasi bertanggung jawab untuk proses mengubah input menjadi output yang berguna. Dibandingkan dengan area fungsional lainnya, area POM sangat beragam dan begitu juga sistem informasi pendukungnya. Area POM juga cukup berbeda di antara organisasi. Karena fungsi POM yang luas dan beraneka macam, berikut ini adalah empat topik POM yang didukung oleh TI. a. Logistik Dalam-Rumah (In-House) dan Manajemen Material Manajemen logistik berurusan dengan aktivitas pemesanan, pembelian, logistik masuk (penerimaan), dan logistik keluar (pengiriman). Aktivitas logistik in-house adalah contoh yang baik atas proses-proses yang melintasi beberapa aktivitas primer dan pendukung dalam rantai nilai. Baik pembelian konvensional maupun e-procurement menghasilkan masuknya bahan dan suku cadang. Bahan yang diterima diperiksa kualitasnya dan kemudian disimpan. Sementara disimpan, bahan tersebut perlu diperlihara/dipertahankan sampai didistribusikan ke siapa saja yang membutuhkannya. Beberapa bahan dibuang ketika usang atau kualitasnya sudah tidak dapat diterima. Semua aktivitas ini dapat didukung oleh sistem informasi. Sebagai contoh, banyak perusahaan berpindah ke jenis e-procurement. Teknologi scanner dan suara, termasuk yang nirkabel, dapat mendukung pemeriksaan, dan robot dapat melakukan distribusi serta penanganan bahan. Gudang yang besar menggunakan robot untuk membawa bahan dan suku cadang dari penyimpanan, kapan saja dibutuhkan. Suku cadang disimpan dalam suatu tempat/tong, dan tong ini ditumpuk satu di atas yang lainnya. Kapan saja suku cadang diperlukan, kunci penjaga penyimpanan dalam nomor suku cadang. Robot mobile berjalan ke alamat suku cadang, mengambil tong itu dari lokasinya (menggunakan kekuatan magnetis), dan membawa tong
Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 5

tersebut ke penjaga penyimpanan. Sekali suku cadang dikeluarkan dari tong, robot diperintah untuk mengembalikan tong tersebut ke tempat semula. Manajemen Persediaan. Manajemen persediaan menentukan seberapa benayak persediaan disimpan. Dua keputusan dasar yang dibuat oleh operasi: kapan memesan, dan berapa banyak yang dipesan. Model persediaan, seperti model economic order quantity (EOQ), mendukung keputusan ini. Sejumlah besar paket software persediaan komersial untuk mengotomatisasi aplikasi model ini sudah tersedia dengan harga yang murah. Contohnya, dengan menggunakan model DSS dalam sistem berbasis Web, banyak dan lebih banyak lagi perusahaan meningkatkan/memperbaiki manajemen dan pengisian persediaan mereka, sehingga memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih baik. Sekali manajemen telah membuat keputusan mengenai berapa banyak yang dipesan dan kapan, sistem informasi dapat melacak tingkat persediaan masing-masing item yang ingin dikontrol manajemen. Kontrol Kualitas. Data kontrol kualitas dapat dikumpulkan oleh sensor-sensor berbasis Web dan diinterpretasikan dalam real time, atau dapat disimpan dalam database untuk analisis masa yang akan datang. Juga, RFID dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Laporan periodik dihasilkan (seperti persentase rusak/cacat, persentase pengolahan kembali yang diperlukan), dan manajemen dapat membandingkan kinerja di antara departemen secara berkala atau jika diperlukan. b. Perencanaan Produksi/Operasi Material Requirement Planning (MRP). Sistem persediaan yang menggunakan pendekatan EOQ dirancang untuk item-item individual yang permintaanya sepenuhnya independen. Namun, dalam sistem manufaktur, permintaan untuk beberapa item dapat saling bergantung. Software yang memfasilitasi rencana untuk memperoleh (atau memproduksi) suku cadang, subassembly, atau bahan dalam kasus item-item yang saling ketergantungan disebut material requirements planning (MRP). MRP terkomputerisasi dikarenakan keterkaitan yang rumit amtara banyak produk dan komponen mereka, dan perlunya mengubah rencana setiap kali sehingga tanggal pengiriman atau kuantitas pesanan berubah. MRP berurusan dengan penjadwalan produksi dan persediaan. Proses yang lebih rumit juga akan melibatkan alokasi sumber daya terkait. Jika begitu, software yang terintegrasi dan lebih rumit tersedia MRP II. Manufacturing Resource Planning (MRP II). Sistem POM yang disebut MRP II menambah fungsionalitas yang ada dalam MRP biasa. MRP II menentukan biaya suku cadang dan arus kas
Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 6

yang diperlukan untuk membayar suku cadang, mengestimasi biaya tenaga kerja, alat, perbaikan peralatan, dan energi. Akhirnya, menyediakan anggaran yang terinci dan terkomputerisasi untuk suku cadang terkait. Sistem Just-In-Time. Just-in-time (JIT) adalah suatu pendekatan yang berupaya untuk meminimalkan pemborosan semua hal (ruang, tenaga kerja, bahan, energi, dan seterusnya) dan meningkatkan proses dan sistem secara berkelanjutan. c. Computer-Integrated Manufacturing (CIM) CIM adalah konsep atau filosofi yang mendorong integrasi berbagai sistem pabrik terkomputerisasi. CIM memiliki tiga sasaran: (1) penyederhanaan semua teknik dan teknologi manufaktur, (2) otomatisasi sebanyak mungkin proses manufaktur, dan (3) integrasi dan koordinasi semua aspek desain, manufaktur, dan fungsi terkait melalui hardware dan software komputer. Keunggulan utama CIM adalah kelengkapan dan fleksibilitasnya. Ini terutama penting dalam proses bisnis yang sedang benar-benar direstrukturisasi atau dieliminasi. Tanpa CIM, mungkin diperlukan untuk menginvestasikan sejumlah besar uang untuk mengubah sistem informasu yang sudah ada agar sesuai dengan proses baru. d. Product Lifecycle Management (PLM) PLM adalah strategi bisnis yang memungkinkan produsen mengendalikan dan membagi data produk sebagai bagian upaya desain produk dan pengembangan dan mendukung operasi rantai pasokan. Dalam PLM, teknologi berbasis Web dan teknologi baru lainnya diterapkan ke pengembangan produk untuk mengotomatisasi aspek kolaboratifnya, yang bahkan dalam organisasi tertentu mungkin terbukti membosankan dan memakan waktu. PLM memiliki dampak menguntungkan yang signifikan dalam perubahan rekayasa (engineering), waktu siklus, penggunaan kembali desain, dan produktivitas rekayasa. 4. MENGELOLA SISTEM PEMASARAN DAN PENJUALAN Channel system sistem saluran (dalam pemasaran) adalah semua sistem yang terlibat dalam proses mendapatkan produk atau jasa untuk pelanggan dan berurusan dengan semua kebutuhan pelanggan. Channel system dapat menghubungkan dan mengubah pemasaran, penjualan, pengadaan, logistik dan pemgiriman, dan aktivitas lainnya. Tambahan kekuatan pasar datang dari integrasi channel system dengan area fungsional perusahaan. Masalahnya adalah adanya perubahan dalam setiap saluran dapat mempengaruhi saluran lain. Oleh karena itu, sistem informasi pendukung harus dikoordinasi atau bahkan diintegrasi.
Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 7

Ada beberapa aktivitas sistem saluran yang dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Hubungan pelanggan. Penting bagi perusahaan saat ini untuk mengetahui siapa pelanggan mereka dan memperlakukan mereka seperti bangsawan. Jasa dan produk yang baru dan inovatif, promosi yang sukses, kustomisasi, dan layanan pelanggan yang luar biasa menjadi suatu keharusan bagi banyak organisasi. Informasi mengenai pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan yang potensial penting untuk keberhasilan perusahaan. sistem informasi yang rumit sedang dikembangkan untuk mengumpulkan data mengenai para pelanggan, demografis mereka (usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan), dan preferensi. Semua perusahaan perlu mengetahui siapa pelanggan mereka, dan TI dapat membantu membuat database pelanggan baik pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan potensial. Semakin banyak, pelanggan saat ini menginginkan produk yang khusus. Beberapa produsesn menawarkan konfigurasi produk yang berbeda, dan puluhan pilihan produk tersedia. Hasilnya adalah kustomisasi massal. Keterbatasan utama kustomisasi massal adalah membutuhkan teknologi produksi yang sangat fleksibel, sistem yang rumit untuk memunculkan keinginan dan kebutuhan pelangga, dan sistem logistik langsung-kepelanggan yang kuat. Kelemahan lainnya adalah masalah biaya. Internet membuka pintu untuk medium pengiklanan yang baru. Metode inovatif seperti pemasaran virus (viral marketing) hanya mungkin di internet. Aplikasi nirkabel dan komputasi pervasif juga mengubah wajah pengiklanan. Saluran Distribusi dan Inovasi In-Store. Organisasi dapat mendistribusikan produk dan jasa mereka melalui beberapa saluran pengiriman. Contohnya, perusahaan mungkin menggunakan outlet atau distributor sendiri. Produk yang dapat didigitalisasi dapat didistribusikan secara online, atau dapat dikirim pada CD ROM. Produk lainnya dapat dikirim oleh truk atau kereta, dengan pergerakan barang itu dipantau oleh aplikasi TO. Web merevolusi saluran-saluran distribusi. Manajemen Pemasaran. Banyak aplikasi keputusan manajemen pemasaran didukung oleh sistem informasi terkomputerisasi. Misalnya, dalam hal penetapan harga produk dan layanan, produktivitas penjual, analisis profitabilitas, tren dan analisis penjualan, produk, jasa, dan perencanaan pasar yang baru, dan masih banyak aplikasi keputusan lainnya. 5. MENGELOLA SISTEM AKUNTANSI DAN KEUANGAN Misi utama area fungsional akuntansi/keuangan adalah mengelola arus uang ke dalam, dalam, luar organisasi. Beberapa ativitas akuntansi/keuangan yang berulang seperti pembayaran
Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 8

gaji, penagihan, dan manajemen kas dikomputerisasi pada awal tahun 1950-an. Sekarang, sistem informasi akuntansi/keuangan sangat beragam dan komprehensif. Struktur umum suatu sistem akuntansi/keuangan dibagi ke dalam tiga tingkat: strategis, taktis, dan operasional. Tingkat strategis mencakup perencanaan strategis, rasio dan kesehatan keuangan, dan analisis merger dan akuisisi. Tingkat taktis mencakup persiapan dan pengendalian penganggaran, manajemen investasi, penganggaran modal, analisis biaya dan kontrol, manajemen pajak, auditing, dan perencanaan keuangan. Tingkat operasional meliputi buku besar, pemrosesan pesanan penjualan, utang dagang dan piutang dagang, penerimaan dan pengiriman, gaji, manajemen persediaan, dan pelaporan dan laporan periodik. a. Penganggaran dan Perencanaan Finansial Manajemen aset finansial yang tepat merupakan tugas utama dalam perencanaan dan penganggaran finansial. Manajer harus merencanakan baik untuk akuisisi sumber daya keuangan dan penggunaannya. Perencanaan keuangan terikat dengan keseluruhan perencanaan organisasi dan area fungsional lain. Terbagi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, sama seperti perencanaan aktivitas. Analis keuangan menggunakan sumber daya Web dan kertas kerja terkomputerisasi untuk menyelesaikan aktivitas penganggaran dan perencanaan keuangan organisasi. b. Mengelola Transaksi Finansial Sistem informasi akuntansi/keuangan juga bertanggung jawab dalam mengumpulkan data mentah yang diperlukan untuk TPS akuntansi/keuangan, mengubah data menjadi informasi, dan membuat informasi tersedia bagi para pengguna, apakah informasi menyeluruh tentang gaji, manajer internal organisasi, atau laporan eksternal untuk para pemegang saham atau agensi pemerintah. Banyak paket yang ada untuk melakukan aktivitas pemrosesan transaksi akuntansi yang rutin. Banyak paket software yang terintegrasi. Dalam sistem terintegrasi ini, aktivitas akuntansi/keuangan digabungkan dengan TPS lainnya seperti pemasaran dan produksi dan manajemen operasi. Data yang dikumpulkan dan dikelola untuk sistem pemrosesan transaksi akuntansi/keuangan juga merupakan input untuk berbagai sistem informasi fungsional. Salah satu sistem terintegrasi adalah MAS 90 dan MAS 200. Sistem ini merupakan kumpulan modul akuntansi standar. Di sebelah kanan ada modul komunikasi dan pertanyaan yang mendukung modul akuntansi yang berada di tengah. Pengguna dapat mengintegrasi modulPemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 9

modul sebanyak yang diperlukan untuk bisnis. Di sisi kiri adalah daftar proses bisnis dan aplikasi fungsional lainnya yang dapat dipertemukan dengan aplikasi akuntansi. Software ini mencakup modul e-commerce, yang memberikan akses Web dinamis ke MAS 90. c. Manajemen Investasi Manajemen investasi yang efektif merupakan tugas yang sulit, baik untuk individu maupun perusahaan. untuk satu hal, ada beribu pilihan investasi. keputusan investasi didasarkan pada ramalan ekonomi dan keuangan dan tujuan yang bertentangan dan berbagai macam. Lingkunan investasi juga meliputi peluang dalam negara lain. Faktor lain yang berkontribusi terhadap kerumitan manajemen investasi adalah bahwa investasi yang dibuat oleh banyak organisasi merupakan subjek untuk regulasi dan undang-undang pajak yang rumit. Akhirnya, keputusan investasi perlu dibuat secara cepat dan berkala. Pengambil keputusan dapat berada di lokasi yang berbeda, dan mereka perlu untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Oleh karena itu, komputerisasi terkenal dalam institusi keuangan yang terlibat dalam investasi. Selain itu, alat data-mining dan jaringan neural (syaraf) digunakan oleh banyak manajer investasi institusional untuk menganalisis database historis, sehingga mereka dapat membuat prediksi yang lebih baik. d. Kontrol dan Auditing Alasan utama organisasi bangkrut adalah ketidakmampuan mereka untuk meramalkan dan/atau mengamankan arus kas yang memadai. Merendahkan biaya, pemborosan, kesalahan manajemen keuangan, dan penipuan dapat mengarah pada bencana. Perencanaan yang baik diperlukan, tetapi tidak memadai, dan harus dilengkapi dengan pengendalian yang terampil. Aktivitas pengendalian dalam organisasi mengambil banyak bentuk, meliputi pengendalian dan auditing atas sistem informasi sendiri. Sistem informasi memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung pengendalian organisasi. 6. MENGELOLA SISTEM SUMBER DAYA MANUSIA a. Rekruitmen Rekruitmen adalah menemukan karyawan, menguji mereka, dan memutuskan mana yang ingin dipekerjakan. Beberapa perusahaan dibanjiri dengan pelamar yang layak, sementara yang lainnya memiliki kesulitan dalam menemukan orang yang tepat. Sistem informasi dapat membantu dalam kedua kasus ini, bisa dengan menggunakan Web (secara online), mengatur persediaan jabatan, pengadaan portal pemeliharaan sumber daya manusia dan survei gaji. b. Pemeliharaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25) 10

Sekali direkrut, karyawan menjadi bagian sumber daya manusia perusahaan, yang perlu dipelihara dan dikembangkan. Beberapa aktivitas yang didukung oleh TI adalah evaluasi kinerja dan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. c. Manajemen dan Perencanaan Sumber Daya Manusia Mengelola sumber daya manusia dalam organisasi yang besar membutuhkan perencanaan yang luas dan strategi terperinci. Dalam beberapa industri, negosiasi tenaga kerja terutama menjadi aspek perencanaan sumber daya manusia yang penting. Untuk kebanyakan perusahaan, pemberian imbalan kerja juga merupakan bagian yang signifikan atas fungsi sumber daya manusia. TI dapat membantu dalam hal perencanaan personil dan strategi sumber daya manusia, negosiasi manajemen tenaga kerja, gaji dan catatan karyawan, administrasi imbalan, dan manajemen hubungan karyawan. 7. MENGINTEGRASIKAN SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL Bertahun-tahun kebanyakan aplikasi TI dikembangkan dalam area-area fungsional. Independen satu sama lain. Banyak perusahaan mengembangkan sistem disesuaikan mereka sendiri yang berurusan dengan prosedur standar untuk melaksanakan aktivitas

operasional/pemrosesan transaksi. Prosedur ini cukup mirip, terkait bagaimana perusahaan melaksanakannya. Beberapa produk aplikasi fungsional yang komersial tersedia untuk mendukung masing-masing area fungsional utama. Alat-alat pengembagan juga tersedia untuk membangun aplikasi yang dibuat khusus dalam area fungsional spesifik. Namun, untuk membangun sistem informasi bersama dengan proses bisnis (yang melintasi lini fungsional) membutuhkan pendekatan yang berbeda. Mencocokkan/menyesuaikan proses bisnis dengan kombinasi beberapa paket off-the-shelf fungsional dapat menjadi solusi dalam beberapa area. Namun, mengombinasikan paket yang sudah ada dari beberapa vendor mungkin tidak praktis atau efektif. Untuk membangun aplikasi yang akan dengan mudah melintasi lini fungsional dan mencapai database yang terpisah seringkali membutuhkan pendekatan yang baru seperti layanan Web dan rangkaian yang terintegrasi, seperti Oracle 9i. Integrasi sistem informasi merobek hambatan antara departemen dan perusahaan dan mengurangi upaya berganda. Salah satu faktor kunci untuk integrasi, khususnya dengan mitra bisnis, adalah kesepakatan pada standar yang tepat. Integrasi dapat dilakukan dengan middleware (Technology Guide 2) dan Layanan Web (Technology Guide 6).

Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25)

11

Sistem informasi terintegrasi dapat dibangun dengan mudah pada perusahaan kecil. Dalam organisasi besar, dan bahkan perusahaan multinasional, integrasi mungkin membutuhkan lebih banyak upaya. Pendekatan lainnya untuk integrasi sistem informasi adalah menggunakan software ERP. Namun, ERP mewajibkan agar proses bisnis perusahaan cocok/sesuai dengan software tersebut. Selain ERP perusahaan dapat memilih sistem best-of-breed pada pasar, atau menggunakan beberapa sistem pengembangan perusahaan sendiri dan mengintegrasikan mereka. Pendekatan terakhir mungkin tidak sederhana, tetapi lebih efektif. Apapun metode yang diterapkan, mengintegrasikan sistem informasi membantu mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas karyawan, dan memfasilitasi kolaborasi dan pembagian informasi, yang diperlukan untuk meningkatkan layanan pelanggan.

Pemrosesan Transaksi, Aplikasi Fungsional, dan Integrasi Herlina Samsi (25)

12

You might also like