You are on page 1of 3

Klasifikasi Secara fisiologis, menurut Seddon dan Sunderland kerusakan saraf dibagi menjadi: 1.

Neuropraksia Kerusakan saraf tanpa kehilangan kontinuitas akson. Dalam hal ini terdapat gangguan penghantaran impuls yang bersifat sementara. Prognosanya baik, karena perbaikan fungsi sensoris terjadi secara spontan, cepat dan sempurna. Perbaikan paling lambat berlangsung selama 4 minggu. Kerusakan saraf ini terjadi akibat gangguan pada selubung mielin sedangkan akson tidak rusak. Penyebabnya dapat berupa tekanan tumpul, peradangan disekeliling saraf atau jaringan granulasi. 2. Aksonotmesis Kerusakan saraf yang cukup berat, dimana terjadi kehilangan kontinuitas akson tetapi selubung endonerium tetap utuh. Sehingga diperlukan regenerasi akson dalam proses perbaikannya. Proses perbaikan biasanya berlangsung cukup lama dapat terjadi 2 sampai 6 bulan, tetapi fungsi sensoris dapat kembali secara sempurna. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kompresi yang panjang atau adanya iskemi lokal yang mengganggu mielin dan akson. 3. Neurotmesis Kerusakan saraf yang parah dimana semua susunan dan struktur saraf terputus. Penyembuhan dapat berlangsung lama hingga 2 tahun, bahkan kehilangan sensasi biasanya bersifat menetap. Keadaan ini biasanya disebabkan trauma benda tajam.

Saraf Saraf-saraf yang dilumpuhkan antara lain: 1. Nervus alveolaris inferior

2. 3. 4.

Nervus mentalis Nervus lingualis Nervus insisivus

Daerah yang teranestesi meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. Gigi mandibula setengah kuadran Badan mandibula dan ramus bagian bawah Mukoperiosteum bukal dan membran mukosa di depan foramen mentalis Dasar mulut dan dua pertiga anterior lidah Jaringan lunak lingual dan periosteum

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya parestesi adalah: 1. Jika pasien merasakan sensasi kejut listrik pada saat melakukan anestesi, maka keluarkan jarum tersebut dari area penyuntikan. 2. 3. Tidak memakai jarum anestesi lokal yang telah diberikan larut an disinfektan. Dokter gigi harus memberikan perhatian dan penjelasan pada pasien bahwa keadaan seperti ini dapat saja terjadi dan biasanya dapat sembuh. 4. Dokter gigi juga harus mencatat semua simtom dan tetap berkomunikasi dengan pasien. 5. Untuk pencabutan molar tiga terpendam pada wktu memotong gigi usahakan untuk tidak melubangi tulang lingual, karena letak N. lingualis yang menempel pada aspek medial mandibula pada regio molar.

(Handoyo, Benny. Parestesi Sebagai Salah Satu Komplikasi dari Anestesi Blok pada Mandibula. Skripsi. FKG, USU, 2009, hal. 12-21.)

You might also like