You are on page 1of 32

Disusun Oleh : Rosalina Ananta Amalia Choirni sovawi Dian Ayu Antika Muh. Shofi Nur Utami M.

Abduh Scholastica Windha

Ditinjau dari bahasa, konservasi berasal dari kata


conservation, dengan pokok kata to conserve yang artinya menjaga agar bermanfaat, tidak punah/lenyap atau merugikan.

Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.

Konservasi sumber daya alam dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam yang dapat menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragamannya.

a. Renevable, sumber daya alam yang dapat dipulihkan/ diperbaharui, yaitu sumber daya alam yang dapat dipakai kembali setelah diadakan beberapa proses. Contoh : air, pohon, hewan dll b. Anrenevable, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui / dipulihkan apabila dipakai terus menerus akan habis dan tidak dapat diperbarui. Contoh : minyak bumi, batubara, Emas dll.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDHA & E) (Pasal 1: 2) menyebutkan bahwa konservasi sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Perlindungan sistem penyangga kehidupan Sistem penyangga kehidupan merupakan satu proses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga kehidupan.

Pengawetan merupakan usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin keanekaragaman jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur tersebut tidak punah dengan tujuan agar masing-masing unsur tersebut dapat berfungsi dalam alam dan senantiasa siap untuk sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.

Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam kawasan (konservasi in-situ) ataupun di luar kawasan (konservasi ex-situ).

TN Komodo, salah satu bentuk konservasi insitu komodo

Budidaya jenis-jenis anggrek liar (konservasi ex situ)

menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada agar dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.

penetapan dan penggolongan yang dilindungi dan tidak dilindungi pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa serta habitatnya pemeliharaan dan pengembangbiakan.

Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan: pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.

Karena jika tidak dilakukan konservasi, maka: a. Kelestarian Tidak Terjaga b. Akan terjadi Kelangkaan c. Akan Terjadi Kepunahan

Kelestarian adalah kondisi dimana sumberdaya alam hayati yang ada di suatu kawasan akan ada seterusnya.

Bagaimana cara menjaganya agar terus tetap ada ?

Sumber Daya Alam yang Dapat di Perbarui Pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat diperbaharuhi dilakukan secara maksimum sebesar laju pertumbuhannya (misalnya riap pohon atau banyaknya anakan menjadi dasar perhitungan). Pemanfaatan SDA ini tidak boleh melebihi laju pertumbuhannya. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat di Perbarui Pemanfaatan SDA ini harus menggunakan prinsip penghematan penggunaan dan mencari alternatif sumberdaya baru yang dapat menggantikan fungsinya.

Status kelangkaan suatu spesies dihubungkan dengan tiga kriteria, yaitu 1) wilayah sebaran geografis, 2) jumlah populasi lokal, dan 3) variasi kebutuhan habitat. Bila suatu spesies secara keseluruhan ditemukan dalam jumlah sedikit, maka spesies tersebut dikatakan langka.

Harimau Sumatra (Pathera tigris sumatrae)

elang jawa (Spizaetus bartelsi)

Kepunahan adalah suatu kondisi dimana individu terakhir dari suatu spesies benar-benar sudah tidak ditemukan lagi di alam.

Trulek jawa

Harimau jawa

1. UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 2. UU Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

Intensifikasi pengelolaan kawasan konservasi Peningkatan dan perluasan kawasan konservasi sehingga mewakili tipetipe ekosistem yang ada. Recruitment dan peningkatan ketrampilan personel melalui pendidikan dan latihan. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai. Peningkatan kerjasama dengan isntansi lain didalam dan luar negeri. Penyempurnaan peraturan perundang-undanagn dibidang konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Peningkatan pengamanan dan pengawasan terhadap kawasan konservasi (dengan pemberian pal-pal batas) peradaran flora dan fauna. Memasyarakatkan konservasi ke seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat berperan serta dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan

a. Tekanan Penduduk b. Tingkat Kesadaran Masyarakat yang Rendah c. Kemajuan Teknologi d. Peraturan dan Perundang-undangan

Konservasi Sumber daya Alam di Indonesia


Kawasan Suaka Alam Cagar Alam (CA)
- mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan

ekosistemnya Contoh : Cagar Alam Gebugan (Ungaran), Cagar Alam Pagerwunung (Kendal)

Suaka Margasatwa (SM)


- mempunyai ciri khas keanekaragaman dan keunikan jenis satwa,dimana untuk kelangsungan hidupnya dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Contoh : SM Muara Angke,

SM Muara Angke

Kawasan Pelestarian Alam


a. Taman Nasional (TN) kawasan yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Sistem zonasi terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai keperluan Contoh : TN Merapi Merbabu, TN Laut Karimunjawa

. Taman Hutan Raya (Tahura)

kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan, dan/ atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Contoh : Tahura Ngargoyoso Karanganyar,

Taman Wisata Alam


kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Contoh : Kebun Raya Bogor

Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati


a. Penetapan Kawasa Konservasi b. Penetapan Peraturan Perundang undangan yang berhubungan dengan Konservasi c. Keterlibatan Masyarakat dalam Konservasi d. Pengendalian Perburuan dan Perdagangan Satwa e. Pengembanga Ekonomi Alternatif f. Menghindari introduksi Spesies Eksotik g. Penetapan Kawasan Lindung dengan Pendekatan Spesies h. Pemanfaatan Sains dan Teknologi i. Pemanfaatan energi Terbarukan

Dua Sisi

Sungai

Laut

Hutan

You might also like