You are on page 1of 10

Penerapan Bandwidth Management menggunakan metode HTB (Hierachical Token Bucket) di PT.

Neuronworks
Mochamad Irfan Irfan_warrable @yahoo.com.au Periyadi, S.T periyadi2000@yahoo.com

Program Studi Teknik Komputer Politeknik Telkom Bandung 2010

ABSTRAK

Dalam implementasi kali ini mengambil studi kasus di sebuah perusahaan IT, yaitu PT. Neuronworks Indonesia. Dalam perusahaan ini belum terdapat adanya pengaturan bandwidth. Jadi setiap karyawan dapat mendownload secara besar-besaran yang mengakibatkan user lain bahkan direktur bias tidak mendapatkan jatah bandwidth. Agar bandwidth digunakan sesuai dengan kebutuhan maka dari itu dibutuhkan pembagian bandwidth. Metode kali ini menggunakan HTB (Hierachical Token Bucket).

Kata Kunci: BANDWIDTH, HTB, CEIL, RATE.

1 1.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang PT. Neuronworks Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.Berdiri pada tanggal 21 februari 2007 dengan formasi awal hanya beranggotakan 5 orang sebagai perintis perusahaan. Hingga saat ini telah mempunyai 16 orang pegawai. PT. Neuronworks juga bekerjasama dengan PT. Telekomunikasi Indonesia. Di dalam PT. Neuronworks belum ada pengaturan pemakaian bandwidth yang menyebabkan para karyawan dapat memakai bandwidth secara besar besaran. Jadi antara bagian direktur dan karyawan tidak ada batas dalam pemakaian bandwidth. Sehingga pemakaian bandwidth karyawan bisa melebihi kapasitas bandwidth direktur.

Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan Bandwidth Management untuk mengatur bandwidth yang terdapat pada PT. Neuronworkssehingga pemakaian bandwidth terbagi secara kebutuhan dan terkontrol. Dalam implementsi ini menggunakan metode HTB (Hierarchical Token Bucket) di linux. Teknik antrian HTB memberikan kita fasilitas pembatasan trafik pada setiap level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Kita juga dapat melihat HTB seperti suatu struktur organisasi dimana pada setiap bagian memiliki wewenang dan mampu membantu bagian lain yang memerlukan, teknik antrian HTB sangat cocok diterapkan pada perusahaan dengan banyak struktur organisasi.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana mengatasi dan pembatasan beban pada pemakaian bandwidth yang terdapat pada PT. Neuronworks sehingga pemakaian bandwidth terbagi secara kebutuhan dan terkontrol.

1.3 a)

b)

Tujuan Tujuan dari proyek akhir ini adalah : Menerapkan metode HTB (Hierarchical Token Bucket) agar dapat mengatasi dan pembatasan beban pada pemakaian bandwidth yang terdapat pada PT. Neuronworks sehingga pemakaian bandwidth terbagi secara kebutuhan dan terkontrol. Meningkatkan kemampuan untuk mengetahui cara pemisahan / pembagian bandwidth secara merata tanpa adanya komputer client yang tidak mendapatan bandwidth. Batasan Masalah Batasan masalah pada proyek akhir ini adalah : Bandwidth Manajemen menggunakan metode HTB pada linux. Disini hanya membahas tentang Banwidth Manajemen dengan output parameter Downlink dengan maksud mengatur pembagian kecepatan bandwidth.

atau intranet. QoS didesain untuk membantu pemakai menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa dia mendapatkan performansi yang handal dari aplikasiaplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbedabeda. QoS merupakan suatu tantangan yang cukup besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari QoS adalah untuk memuaskan kebutuhankebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 2.2. Cara kerja Traffic Control

1.4 a) b)

1.5

Metodologi Penelitian Metodologi pelitian akan berisi tentang metodologi yang akan digunakan untuk mendukung dan menyelesaikan proyek akhir, yaitu Penerapan Sistem Bandwidth Management menggunakan HTB (Hierarchical Token Bucket) Di PT Neuronworks. Dalam mengerjakan proyek akhir ini terdapat teknik dalam pengumpulan data antara lain adalah : a. Observasi b. Wawancara c. Studi Pustaka 2 2.1. TINJAUAN PUSTAKA QoS (Quality of Service)

Traffic Control menjadi istilah diberikan kepada keseluruhan paket yang queuing subsistem di dalam suatu jaringan atau jaringan. Traffic Control terdiri dari beberapa operasi yang berbeda. Penggolongan adalah suatu mekanisme dimana untuk mengidentifikasi paket dan menempatkan di dalam suatu kelas atau individu yang ada. Menjaga ketertiban mekanisme dimana membatasi banyaknya paket atau bytes di dalam suatu current yang mempertemukan penggolongan tertentu . Penjadwalan menjadi pengambilan keputusan memproses dengan mana paket diperintah atau dipesan dan yang re-ordered untuk transmisi. Membentuk menjadi proses dengan mana paket ditunda dan dipancarkan untuk menghasilkan suatu bahkan laju alir dapat diprediksi. Ini banyak karakteristik suatu traffic control dapat dikombinasikan di dalam jalan kompleks untuk memesan atau mencadangkan bandwidth untuk current tertentu atau untuk membatasi jumlah bandwidth tersedia untuk aplikasi atau arus tertentu. Salah satu dari konsep utama traffic control menjadi konsep token (penandaan). Menjaga ketertiban atau implementasi, harus mengkalkulasi banyaknya bytes atau paket yang mana sudah lewat tentang bagaimana tingkat rate. 2.3. Router

Quality of Service atau QoS digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/IP internet

Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan akan diarahkan ke titik jaringan yang mana paket yang ditujukan ke suatu alamat tujuan. Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan lainnya baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN, sehingga host-host yang ada pada sebuah jaringan local bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada satu

jaringan atau pada jaringan lain melalui internet. Selain itu router juga berfungsi sebagai alat menghubungkan antara media jaringan yang berbeda, meningkatkan performance jaringan LAN dengtan memanfaatkan sifat dasar router yang mampu memisahkan brodacast domain dengan collision domain, di samping meningkatkan keamanan jaringan dengan memanfaatkan failitas accsess-list. Router memiliki kemampuan melewatkan paket data dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya,dengan memeriksa Header IP yang ada pada paket data. Disinilah peran dari sebuah router dibutuhkan. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Routing yaitu sebuah proses untuk meneruskan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Tujuan dari routing adalah agar paketpaket IP yang kita kirim sampai pada target, paket nya pun dalam keadaan yang baik atau tidak corrupt, begitu juga paket IP yang ditujukan untuk kita. Target atau destination ini bisa berada dalam satu jaringan atau pun berbeda jaringan baik secara topologis maupun geografis. Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara dua atau lebih network yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihat alamat tujuan dan alamat asal dari paket data yang melewatinya dan memutuskan rute mana yang harus digunakan dan yang terbaik oleh paket data tersebut untuk sampai ke tujuan. 2.4. Hierarchical Token Bucket (HTB)

Gambar 2. 1 HTB sistem

Teknik antrian HTB mirip dengan CBQ hanya perbedaannya terletak pada opsi, HTB lebih sedikit opsi saat konfigurasi serta lebih presisi. Teknik antrian HTB memberikan kita fasilitas pembatasan trafik pada setiap level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Kita juga dapat melihat HTB seperti suatu struktur organisasi dimana pada setiap bagian memiliki wewenang dan mampu membantu bagian lain yang memerlukan, teknik antrian HTB sangat cocok diterapkan pada perusahaan dengan banyak struktur organisasi. Secara konseptual, HTB adalah suatu jumlah yang berubah-ubah dari token bucket yang diatur di dalam suatu hirarki.

Root qdisc akan berisi satu kelas (skenario kompleks bisa mempunyai berbagai kelas berkait dengan the root qdisc ). HTB kelas Tunggal ini akan diset dengan dua parameter, suatu tingkat tarip dan suatu ceil . Nilai-Nilai ini harus merupakan yang sama untuk the top-level class, dan akan menghadirkan total bandwidth yang tersedia di link / jaringan. Di HTB, rate berarti bandwidth yang dijamin dari yang tersedia untuk kelas yang ditentukan dan ceil (ceiling) adalah yang mana menandai adanya bandwidth maksimum untuk kelas yang diijinkan untuk mengkonsumsi. Bandwidth yang digunakan antara rate dan ceil itu meminjam dari suatu kelas parent, sarannya yang rate dan ceil menjadi yang sama di dalam kelas yang tertinggi itu.Jumlah kelas child dapat dibuat di bawah kelas ini (parent), masing-masing di mana dapat dialokasikan beberapa jumlah bandwidth yang tersedia dari kelas parent.Di dalam kelas child ini, tingkat rate dan ceil parameter nilai-nilainya tidak perlu sama seperti saran untuk kelas parent. Khususnya, ini menjadi kasus di (dalam) lingkungan jaringan kantor dan rumah, jika suatu keseluruhan LAN dilayani oleh suatu DSL atau T1 koneksi. Dalam prakteknya, mungkin perlu menetapkan bandwidth untuk kelas yang tertinggi ke bandwidth yang tersedia. Qdisc : Queuing discipline (merupakan disiplin antrian). Ceil : Digunakan untuk mengatur kecepatan maksimum yang diinginkan untuk membatasi lalu lintas yang ditransmisikan.

Rate : Digunakan untuk mengatur kecepatan minimum yang diinginkan untuk membatasi lalu lintas (traffic) data.

3.1

Analisa Kebutuhan Langkah pertama yang digunakan dalam mengerjakan proyek akhir ini adalah membuat dan menetapkan spesifikasi kebutuhan yang tepat untuk mendukung sistem yang akan dibuat dalam penelitian proyek akhir ini. Oleh karena itu pembuatan spesifikasi kebutuhan yang didapatkan dalam mendukung penyelesaian proyek akhir ini meliputi : a. Parameter apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna pada jaringan internet yang digunakan. b. Parameter yang dibutuhkan pada sistem Bandwidth Manajemen dengan menggunakan metode HTB (Hierarchy Token Bucket). 3.2 Perencanaan Desain Pada tahap desain ini akan dilakukan merencanakan bentuk nyata dari model penyelesaian atau solusi terhadap proyek akhir yang sebelumnya telah ditentukan di dalam analisis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan desain tersebut adalah perancanaan desain pada jaringan internet yang akan dibuat dalam proyek akhir ini baik meliputi topologi jaringan, merencanakan layananlayanan apa yang akan dibutuhkan pada sistem tersebut serta pemilihan metode dalam Bandwidth Manajemen yang tepat agar mendukung sistem operasi yang akan digunakan. 3.3 Perencanaan Implementasi Pada tahap implementasi ini akan dilakukan penerapan rancangan yang akan dibuat pada simulasi jaringan di Ruang Sisfo yang bertempat di PT Neuronworks. 1. Proses instalasi Operating System Linux 2. Mengkonfigurasi menggunakan HTB script untuk bandwidth manajemen. 3. Pengujian HTB terhadap bandwidth.

Gambar 3. 1 Skema bandwidth manajemen dengan menggunakan metode HTB

3.4

Perencanaan Pengujian Pada tahap pengujian akan dilakukan pengujian pada penyelesaian masalah proyek akhir yang telah diimplementasikan. Langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan yaitu 1. Dengan menentukan apa yang akan diuji berdasarkan kebutuhan proyek akhir ini 2. Menentukan bagaimana cara mengujinya 3. Menentukan parameter atau tolak ukur terhadap keberhasilan pengujian proyek akhir ini 4. Kemudian melakukan pengujian dan mengambil kesimpulan atas hasil pengujian yang telah dilakukan apakah sistem yang dibuat dan servis yang diharapkan berjalan dengan baik. 4.1 4.1.1 Pengujian

Analisis Spesifikasi Kebutuhan Hasil data yang diperlukan selama melakukan wawancara dan analisis studi kasus ini dikantor Neuronwoks yaitu : 1) Internet menggunakan speedy, yang mempunyai bandwidth 1Mb (1024 kbit). 2) Ip internet / ip public : 125.163.77.57 3) Jumlah host yaitu 20 user, dengan spesifikasi : a) Direktur 5 user (jaringan pertama) Pada jaringan pertama untuk posisi direktur menggunakan ip 192.168.3.x b) Karyawan 15 user (jaringan kedua) Pada jaringan kedua untuk posisi karyawan menggunakan ip 192.168.2.x

4.1.2

Perancangan Sistem

4.1.2.1 Model Arsitektur Jaringan Berikut ini merupakan gambar model arsitektur jaringan yang digunakan oleh PT. Neuronworks.
internet Eth 0 : internet Eth 1 : jaringan

dipisahkan dengan jaringan karyawan. Hal ini akan memudahkan dalam pembagian bandwidth serta pembagian ip address berdasarkan kebutuhan. 5.1 Konfigurasi Management Bandwwidth

Modem

switch

accespoint

PC SERVER

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Direktur

Direktur

Direktur

karyawan Eth 1 : satu jaringan

karyawan

karyawan

Gambar 4. 1 Model Arsitektur Jaringan yang ada di PT. Neuronworks

Pada tahapan ini, bandwidth akan dikonfigurasi menggunakan front-end webmin htb melalui webmin, berikut merupakan konfigurasi pendukung yang harus dilakukan sebelum mengkonfigurasi. 1) Jalankan Web browser dengan mengisi URL http://localhost:10000. 2) Setelah muncul halaman Webmin login, maka isikan username dan password (seperti Gambar 4.4). 3) Setelah muncul halaman webmin utama (seperti Gambar 4.5), klik menu Networking, >> hierarchical token bucket. Klik hyperlink Click here enable interface eth1 sehingga akan muncul halaman konfigurasi hierarchical token bucket untuk jaringan pertama. Click here enable interface eth2 untuk jaringan kedua.

Gambar diatas adalah model jaringan terdapat di PT. Neuronworkssaat ini. Dimana hanya terdapat satu jaringan saja antara direktur, karyawan dan PC server. Oleh karena itu tidak adanya pembagian bandwidth yang signifikan. Menyebabkan karyawan bisa mendownload atau memakai bandwidth secara besar-besaran tanpa adanya controling.
Modem Konfigurasi HTB internet Eth 0 : internet Eth 1 : jaringan 1 Eth 2 : jaringan 2

switch PC SERVER

accespoint

Eth 1 : jaringan 1

Gambar 5. 1 Tampilan utama menu HTB

4)
Direktur Eth 2 : jaringan 2 Direktur Direktur

a.
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan karyawan karyawan karyawan

Langkah berikutnya mendefinisikan kelas traffic bandwidth. Pada bagian interface eth1, klik hyperlink New child[>], maka akan muncul halaman seperti pada gambar 5.2. Jaringan Direktur (jaringan pertama)

Gambar 4. 2 Model Arsitektur Jaringan yang akan dibangun di PT. Neuronworks

Traffic bandwidth data akan disetup maksimum hanya 768Kbit yang dapat ditransmit dari interface Ethernet 0 ke jaringan pertama (jaringan direktur)

Pada gambar diatas adalah model jaringan yang akan dibangun di PT Neuronworks. Dimana akan ditambahkan jaringan baru yaitu berupa eth 2. Pada PC server akan menjadi pc router dimana nantinya terdapat konfigurasi nat dan script htb itu sendiri. Pada jaringan direktur akan

Gambar 5. 2 Konfigurasi jaringan pertama (jaringan direktur)

Name : Direktur Rate : 512 Kbit Ceil : 768 Kbit Priority :1 Rule : Source Address 0.0.0.0/0 dengan port asal (source port) adalah 80 dengan destination ke jaringan 192.168.3.0/24. b. Jaringan Karyawan (jaringan kedua) Traffic bandwidth data akan disetup maksimum hanya 256Kbit yang dapat ditransmit dari interface Ethernet 1 ke jaringan kedua (jaringan karyawan).
Gambar 5. 3 Konfigurasi jaringan kedua (jaringan karyawan)

Gambar 5. 4 Tampilan setelah klik tombol submit 5.1 Pengujian Sistem

Pengujian sistem yang dilakukan oleh penulis menggunakan parameter downlink (rate) dan uplink (ceil) secara langsung dengan perangkat manajemen bandwidth hasil rancangan. Hasil pengujian fungsionalitas dari keseluruhan implementasi yang dilakukan di PT. Neuronworksdapat ditampilkan pada tabel serta gambar evaluasi.
Tabel 5. 1 Evaluasi global fungsionalitas sistem

Status No 1 Implementasi Berhasil Tidak Berhasil Keterangan Berhasil melakukan ping antar 2 jaringan (jaringan direktur dengan jaringan karyawan) Berhasil menginstal os (fedora 8) dan berjalan dengan baik. Ping ke semua jaringan

Name : Karyawan Rate : 128 Kbit Ceil : 256 Kbit Priority :2 Rule : Source Address 0.0.0.0/0 dengan port asal (source port) adalah 80 dengan destination ke jaringan 192.168.2.0/24. 5) Klik tombol Save Changes untuk menyimpan konfigurasi. Setelah semua traffic bandwidth data dikonfigurasi, selanjutnya mengaktifkan HTB init dengan cara klik tombol Submit. Maka hasilnya seperti pada gambar 5.4.

Desain jaringan computer

2 Konfigurasi sistem operasi V

Konf igurasi Router

4 Konfigurasi majemen bandwidth (menggunakan webmin HTB) 5

Konfigurasi Jaringan Direktur (jaringan 1 = eth0) Konfigurasi Jaringan Karyawan (jaringan 2 = eth1)

lokal dan internet Pembagian masingmasing bandwidth berdasarkan kebutuhan (berdasarkan jaringan) Ping antar jaringan pertama (jaringan direktur) Ping antar jaringan kedua (jaringan karyawan)

Gambar 5. 5 Sebelum di-setting htb (jaringan direktur)

5.2 Hasil Pengujian Berikut ini merupakan hasil pengujian dari implementasi manajemen bandwidth menggunakan HTB pada jaringan di kantor PT. Neuronworks : a. Hasil Pengujian Kasus pertama Pada kasus 1 dengan skenario kasus pada jaringan direktur (jaringan pertama, eth 0) dengan 5 user, dalam pengujian ini menggunakan pengukur download IDM (download manager). Ip yang digunakan untuk jaringan pertama (direktur) : Direktur 1 : 192.168.3.2 Direktur 2 : 192.168.3.3 Direktur 3 : 192.168.3.4 Direktur 4 : 192.168.3.5 Direktur 5 : 192.168.3.6 Sebagai contoh Direktur pertama (ip : 192.168.3.4), dengan settingan : IP Address : 192.168.3.4 Subnet Mask : 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 (IP Server) Prefered DNS Server : 125.163.77.57 (IP Public internet)

Gambar 5. 6 Sesudah di-setting htb (jaringan direktur)

Ketentuan Minimal (rate) bandwidth : 512Kbit = 64KB, Maksimal (ceil) bandwidth : 768Kbit = 96KB Pada kasus pertama yaitu di setting pada htb minimum bandwidth (rate) 512 Kbit/s dengan maximal bandwidth (ceil) 768 kbit/s. Bisa dilihat di atas dengan memakai IDM (download manager) sebelum htb di start kecepatan maximal saat itu mencapai lebih 99 KB/s dan setelah htb di start maka akan berkurang secara bertahap sampai yg kita inginkan, misalkan maximal 96KB/s dan minimal 64KB/s. b. Hasil Pengujian Kasus kedua

Pada kasus 1 dengan skenario kasus pada jaringan direktur (jaringan pertama, eth 0) dengan 5 user, dalam pengujian ini menggunakan pengukur download IDM (download manager). Ip yang digunakan untuk jaringan kedua (karyawan) : Karyawan 1 : 192.168.2.2 Karyawan 2 : 192.168.2.3 Karyawan 3 : 192.168.2.4 Karyawan 4 : 192.168.2.5 Karyawan 5 : 192.168.2.6 Karyawan 6 : 192.168.2.7 Karyawan 7 : 192.168.2.8 Karyawan 8 : 192.168.2.9 Karyawan 9 : 192.168.2.10 Karyawan 10 : 192.168.2.11 Karyawan 11 : 192.168.2.12 Karyawan 12 : 192.168.2.13 Karyawan 13 : 192.168.2.14 Karyawan 14 : 192.168.2.15 Karyawan 15 : 192.168.2.16 Sebagai contoh karyawan pertama (ip : 192.168.2.6) IP Address : 192.168.2.6 Subnet Mask : 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 (IP Server) Prefered DNS Server : 125.163.77.57 (IP Public internet)

Gambar 5. 8 Tampilan sesudah di-setting htb (jaringan karyawan)

Ketentuan : Minimal (rate) bandwidth 128Kbit = 16KB, Maksimal (ceil) bandwidth 256Kbit = 32KB. Pada kasus kedua yaitu di setting pada htb minimum bandwidth (rate) 128 Kbit/s dengan maximal bandwidth (ceil) 256 kbit/s. Bisa dilihat di atas dengan memakai IDM (download manager) sebelum htb di start kecepatan maximal saat itu mencapai lebih 51 KB/s dan setelah htb di start maka akan berkurang secara bertahap sampai yg kita inginkan, misalkan maximal 32KB/s dan minimal 16KB/s.

5.1

Kesimpulan Dengan penggunaan HTB tools dapat mengatasi dan pembatasan beban pada pemakaian bandwidth internet yang terdapat pada PT. Neuronworks sehingga pemakaian bandwidth terbagi secara kebutuhan dan terkontrol. Mengetahui cara pemisahan / pembagian bandwidth secara merata tanpa adanya komputer client yang tidak mendapatkan bandwidth. .

Gambar 5. 7 Tampilan sebelum di-setting htb (jaringan karyawan)

5.2 Saran 1. Untuk pengembanganya cari tools yang berbasis GUI agar memepermudah user dalam mengkonfigurasi bandwidth manajemen. 2. Untuk pengujian ini dibutuhkan koneksi internet yg stabil agar didapatkan hasil yang maksimal dan akan terlihat perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan metode htb.

REFERENSI

[1]

Adi Cahyo Saputro,IMPLEMENTASI HIERARCHICAL TOKEN BUCKET ( HTB )PADA MIKROTIK, Jakarta ,2010. [2] Martin Devera aka devik, HTB Home, 7 Desember 2003 , http://luxik.cdi.cz/~devik/qos/htb/. [3] NIIT Copyright, 2008, Linux Advanced Administration and Troubleshooting, India, NIIT. [4] Syafrizal, Melwin.2005,Pengantar Jaringan computer. ANDI: Yogyakarta.

[5] Tim Politeknik Telkom, 2009, Petunjuk Pelaksanaan Proyek Akhir, Bandung, Politeknik Telkom [6] Wahana Komputer, 2005, Pintar Menjadi Administrator Jaringan Komputer, Yogyakarta, Andi. [7] (2009). Istilah-Istilah Dalam Penggunaan Komputer Yang Lengkap. http://linktionary.blogspot.com/2009/08/istilah-istilahdalam-pengamanan_17.html [6 Oktober 2009] [8] (2010). HTB (Hierarchical Token Bucket).http://www.scribd.com/doc/24030951/HTB [15 Februari 2010]

You might also like