You are on page 1of 19

MAKALAH KECENDERUNGAN PERILAKU MENYIMPANG MASYARAKAT, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA

UJIAN MID SEMESTER GENAP TA. 2012/2013 MATA UJI : SOSPOLEK

HARI / TANGGAL : MINGGU, 21 APRIL 2013 PENGAMPU : DRA. MAMIK INDARYANI, MS

Disusun Oleh Nama NIM : Sumaryati

: 2009 11 078

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Lagi-lagi kekerasan, hal yang kita semua mengutuknya dalam tayangan sinetron dan film kini hadir dalam dunia nyata, bukan di negara lain, tapi di sini, di Indonesia, negara kita tercinta; gejala apakah ini? Masihkan kita bisa disebut bangsa yang santun, berdab dan penuh tata krama melihat kenyataan ini? Kita pernah dikenal sebagai bangsa yang ramah, suka damai, lemah lembut dan entah sebutan apa lagi yang membuat bangsa lain suka dengan kebudayaan kita, namun dengan fakta banyaknya kekerasan yang terjadi di sekeliling kita masihkah semua gelar itu patut kita sandang? Atau semua tindakan keji ini hanya sebuah kecenderungan perilaku

menyimpang sebagian masyarakat kita? Apa yang meyebabkan semua ini terjadi? Lalu apa dampaknya? Makalah ini ditulis sebagai upaya mengurai permasalahan di atas walau tentu masih banyak lagi persoalan yang tidak terjawab. Tulisan singkat ini juga masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran serta koreksi akan kami terima sebagai upaya perbaikan.

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. II DAFTAR ISI .............................................................................................. III BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN MASALAH ............................................................. 3 A. Definisi Perilaku Menyimpang ............................................................. 3 B. Jenis Penyimpangan Sosial ................................................................ 4 C. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang ............................ 6 D. Dampak dari perilaku menyimpang ................................................... 10 BAB III PENUTUP.................................................................................... 13 A. Kesimpulan........................................................................................ 13 B. Saran ................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15

iii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata menyimpang punya makna tindakan yang menyalahi kebiasaan atau menyeleweng dari hukum negara atau ajaran agama1, dengan kata lain kecenderungan perilaku menyimpang masyarakat bisa dimaknai perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Main hakim sendiri menjadi salah satu contoh yang kasat mata dan terjadi di sekeliling kita, bagaimana mungkin hal ini terjadi di sebuah negara yang berdasarkan hukum di sebuah negeri yang penduduknya dikenal ramah dan beradab? Kalau memang benar bahwa ini adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang tentu kita masih bisa bernafas lega karena berarti secara umum kekerasan bukanlah tabiat utama dari bangsa ini, namun bukan berarti kita menganggapnya wajar, karena sekecil apapun bentuk penyimpangan harus sedini mungkin kita antisipasi dan ketika itu telah terjadi maka kita harus segera mengambil tindakan, ibarat penyakit harus segera diobati.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hal. 1351

B.

Rumusan Masalah Ruang lingkup masalah kecenderungan perilaku menyimpang masyarakat sanagat luas cakupannya, namaun dalam makalah ini kami membatasi beberapa hal pokok yang menjadi topik

pembahasannya sehingga lebih fokus dan terukur. Rumusan masalah tersebut di atas antara lain sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.

Definisi perilaku menyimpang Jenis penyimpangan sosial Faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang Dampak dari perilaku menyimpang

BAB II PEMBAHASAN MASALAH A. Definisi Perilaku Menyimpang Paul B.Horton menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma kelompok ataupun masyarakat. Bruce J.Cohen berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendakkehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Robert M.Z Lawang menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut. Sedangkan James Vander Sander Ia berpendapat bahwa yang dimaksud perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau masyarakat. 2 Jadi perilaku menyimpang adalah sikap pelanggaran terhadap norma-norma akibat tidak berhasilnya individu dalam menyesuaikan diri terhadap kehendak masyarakat atau kelompok tertentu sehingga dianggap tercela oleh sebagian besar orang atau masyarakat.

Anggara, Acep Derby Yudha, Makalah Perilaku Menyimpang (online), http://acepcyber.blogspot.com/2012/07/makalah-perilaku-menyimpang-sosiologi.html"

B.

Jenis Penyimpangan Sosial Setidaknya ada empat jenis penyimpangan sosial diantaranya adalah : 1. Perkelahian antar kelompok atau tawuran Kompleksnya persoalan yang dihadapi sebuah kelompok, mulai dari hal-hal sepele sampai pada urusan keyakinan atau hidup dan mati sering menjadi penyebab terjadinya tawuran. Banyak berita menyuguhkan peristiwa ini, bisa jadi ini adalah bagian dari proses menuju pendewasaan dalam bersosialisasi namun begitu tetap harus ada sikap yang jelas dan tegas mengatasi masalah ini. 2. Penyalah gunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan

minuman keras Perilaku menyimpang ini biasanya dipengaruhi oleh lingkungan, oleh karenanya pembelajaran yang lebih baik oleh negara maupun kelompok-kelompok sipil akan bahaya dan dampak negatif NAPZA dan MIRAS perlu terus dilakukan. 3. Hubungan sex Penyimpangan seksual dilakukan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dengan sembunyi-sembunyi,

terutama di Indonesia yang masyarakatnya masih menganggap 4


sakral institusi keluarga. Kelompok inipun cenderung tertutup dan jika terendus oleh media biasanya adalah oknum-oknum saja. Di Indonesia khususnya sex perkawinan sejenis dan

kelompok-kelompok

menyimpang

masih

dianggap

penyelewengan dan pelakunya dianggap sampah masyarakat. 4. Tindak kejahatan Tindakan kriminalitas atau kejahatan sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain : a. Kejahatan tanpa korban adalah kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contohnya berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya. b. Kejahatan terorganisir adalah pelaku kejahatan

merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contohnya komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur. c. Kejahatan kerah putih adalah kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi, kolusi.

d.

Kejahatan kerah biru adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid dan sebagainya

e.

Kejahatan korporat adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan

keuntungan atau menekan kerugian. Contohnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.3

C.

Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang Pada dasarnya perilaku menyimpang tidak terjadi begitu saja tanpa adanya sebab yang menyertai, karena perilaku menyimpang melewati periode waktu tertentu hasil dari interaksi sosial, akumulasi sesak dan kejenuhan terhadap kondisi negatif tertentu yang menemukan waktu pelepasan yang memungkinkan. Beberapa faktor yang menyebabkan penyimpangan perilaku masyarakat antara lain : 1. Sosialisasi yang tidak sempurna Interaksi sosial adalah sebuah keniscayaan manusia sebagai makluk sosial, hubungan antar individu atau antar

2013, Perilaku Menyimpang (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang

kelompok bisa berupa interaksi positif dan negatif, singgungan yang terjadi juga bisa berdampak kearah kerjasama atau permusuhan. Masyarakat terbentuk dari pribadi-pribadi yang berbeda, khas dengan karakteristik masing-masing. Menyatukan

perbedaan ini bukan perkara mudah mengingat keberbedaan itu juga tidak jarang diikuti oleh kepentingan yang berbeda pula. Hal-hal yang bisa menjadikan sumber pemersatu antara lain; kesamaan kepentingan, kesamaan latar belakang atau ideologi pada tataran tertentu justru menjadi pemicu perpecahan ketika bertemu dengan kelompok yang berlainan. Dalam Islam, diajarkan untuk menjalin tali silaturrahim, dalam konteks yang lebih luas bisa kita maknai dengan interaksi yang intens dan dilandasi ketulusan hati untuk dapat menerima satu sama lain sehingga timbul kasih sayang terhadap sesama. Kesimpulannya adalah komunikasi, egaliter dan sikap terbuka sebenarnya menjadi kunci dari keberhasilan sebuah interaksi sosial. 2. Proses belajar yang menyimpang Atau dengan kata lain hasil dari interaksi dengan orang atau kelompok lain yang menyimpang. Proses belajar yang dimaksud disini bukan hanya secara formal ataupun

bersinggungan langsung dengan pelaku penyimpangan, tetapi proses belajar itu juga bisa terjadi lewat media massa cetak atau elektronik. Ekspose yang terus menerus dan masif terhadap tindakan kriminalitas, contohnya, bisa jadi malah membuat orang tahu dan bisa melakukan tindakan yang sama atau bahkan lebih dari apa yang ditayangkan. Dalam hal ini pendampingan terhadap individu pembelajar meski dilakukan, baik secara langsung maupun tidak. Langkah ini menjadi tanggung jawab bersama elemen-elemen masyarakat dengan cara pemberian informasi yang benar, berimbang dan akurat dan pemerintah berkewajiban melakukan fungsi regulasi dengan tepat, tidak menyembunyikan informasi tapi juga memberikan pendidikan yang paripurna kepada masyarakat terhadap informasi, pelurusan cara pandang dan tidak

melakukan hegemoni. 3. Ketegangan antar kebudayaan dan struktur sosial Kebudayaan dalam arti luas dari pemenuhan kebutuhan hidup sampai upaya aktualisasi. Sedangkan struktur sosial lebih kepada tingkatan sosial yang melembaga di suatau masyarakat. Di jaman modern ini struktur masyarakat

cenderung terbuka tidak seperti pada masyarakat feodal,

namun dampak kapitalisme membuat struktur sosial terbentuk dari penguasaan dan atau kemampuan mengakses modal. Demo buruh yang kadang diwarnai aksi anarki, saling sandra diantara yang pro dan kontra serta ketegangan yang ditimbulkan akibat itu di lapangan dengan unsur masyarakat lain misalnya menjadi contoh bagaimana struktur masyarakat, sering menjadi biang dari perilaku menyimpang. Secara antropologis yang disebut bangsa dan negara Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah sebuah konsensus, cita-cita, dan konstruksi politik mengingat jika ditelusuri lebih dalam lagi, yang ditemui didalamnya sejatinya adalah himpunan bangsa-bangsa nations yang kemudian disepakati sebagai suku yang kemudian secara politis dinamakan Bangsa Indonesia. Suku-suku itu dikatakan bangsa karena pada awalnya merupakan sebuah entitas masyarakat yang memiliki penduduk, bahasa, wilayah, tradisi dan pemerintahan sendiri layaknya sebuah bangsa yang berdaulat.4 Pertanyaannya adalah mampukah semua itu melebur menjadi satu Indonesia dengan tetap menjadi entitas yang berbeda dan merdeka?

Hidayat, Komaruddin, 2004, Merawat Keragaman Budaya dalam Pendidikan Manusia Indonesia, Jakarta: Penerbit Buku Kompas

4.

Adanya ikatan sosial yang berlainan Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang5. Remaja adalah usia dimana perubahan baik secara fisik maupun mental terjadi, di saat inilah aktualisasi diri dalam kelompok menuntut untuk dipenuhi. Diantara kelompok-

kelompok remaja sering kali mempunyai tata nilai yang berbeda satu sama lain, sehingga acap kali menimbulkan

ketersinggungan dengan kelompok lain yang sangat mungkin menimbulkan ketegangan yang mengganggu dan merusak ketertiban umum.

D.

Dampak dari perilaku menyimpang Tak pelak lagi tindakan akan berdampak bagi pelaku maupun orang atau kelompok lain, diantara akibat yang ditimbulkan itu adalah:

Aditya, Rizki, 2011, Faktor Penyebab Terjadi Perilaku Menyimpang (online), http://teknologianakcikande.blogspot.com/2012/12/faktor-penyebab-terjadiperilaku.html

10

1.

Kriminalitas atau tindak kejahatan; Penyimpangan berakibat pelaku bertindak kejahatan atau pidana. Hedonisme mengejar kesenangan ragawi materiil menjadi gejala umum sebagai dampak dari budaya kapitalisme matrialistik masyarakat modern. Akibatnya banyak orang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, hal ini dapat terlihat dalam kasus oknum pegawai pajak yang telah mendapatkan gaji serta remunerasi yang tinggi masih tetap melakukan korupsi guna membiayai gaya hidup hedonis mereka.

2.

Terganggunya keseimbangan sosial Kesepakatan bersama yang tertulis maupun tidak menjadi pedoman sebuah komunitas, negara misalnya, dalam tata hubungan antar personal dan kelompok di dalamnya. Tindakan yang menyimpang dari kaidah-kaidah yang disepakati akan mengganggu bahkan merusak hubungan tersebut. Dengan dalih menegakkan sebuah keyakinan, sebuah organisasi massa melakukan perusakan terhadap tempat hiburan malam, karena disinyalir menjadi ajang mesum dan transaksi barang haram. Tindakan perusakan oleh kelompok massa seperti ini tidak bisa dibenarkan, dengan dalih apapun, karena yang berhak melakukan sweeping adalah aparat

11

penegak hukum yang berwenang, di sisi lain, prostitusi dan narkoba juga dilarang di negeri ini. Sebuah penyimpangan di lawan dengan penyimpangan yang lain. 3. Pudarnya nilai dan norma Kenapa sebuah penyimpangan memicu lahirnya

penyimpangan yang lain oleh kelompok yang berbeda? Mari kita melakukan analisa, transaksi seksual di luar institusi pernikahan adalah sebuah penyimpangan begitu juga dengan transaksi narkoba. Tempat hiburan malam, bukan rahasia lagi adalah tempat terjadinya penyimpanga-penyimpangan tersebut, apakah itu rumor atau nyata seharusnya aparat yang diberi kewenangan intelegen oleh negara meski tahu dan melakukan antisipasi atas itu semua. Sementara ormas yang tahu hal tersebut dan merasakan adanya pembiaran oleh pihak berwenang, bahkan disinyalir ikut bermain di dalamnya, menjadi geram dan melakukan tindakan anarkis. Jadi dalam hal ini telah terjadi penyimpangan oleh dua kelompok masyarakat dan oknum aparat di lapangan. Tindakan main hakim sendiri, tidak mematuhi norma dan melanggar hukum telah mempengaruhi pemahaman umum akan norma dan aturan itu sendiri bahkan ada sebuah adagium, norma dan hukum ada untuk dilanggar.

12

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Perilaku menyimpang banyak sifat, ragam dan karakternya masing-masing dari tindakan penyimpangan itu punya karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tindakan pencegahan atau perlakuan terhadap penyimpangan itu sendiri berbeda satu sama lain. Tidak semua penyimpangan itu negatif, ada penyimpangan yang punya unsur positif. Dulu di hampir semua budaya nusantara, perempuan dinomor duakan setelah kaum laki-laki, namun

menjelang abad 20 dengan perkembangan yang semakin tak terbendung di segala bidang, perempuan tampil bukan hanya sebagai konco wingking tapi juga mampu berperan di hampir semua bidang yang dulunya adalah wilayah laki-laki. Begitulah perubahan yang dilakukan individu atau kelompok selalu di pandang sebagai penyimpangan, namun ketika nilai positif dari penyimpangan itu dapat dirasakan dampaknya maka perubahan yang menyimpang itupun dapat diterima dan mungkin akan ditetapkan sebagai kesepakatan baru dalam sebuah komunitas.

13

B.

Saran Mencegah lebih baik daripada mengobati, ungakapan itu juga relevan untuk kita terapkan dalam menyikapi kecenderungan perilaku menyimpang masyarakat. Ketaatan melaksanakan hukum dan aturan yang telah disepakati bersama adalah sesuatu yang mutlak untuk dilakukan, sehingga unsur-unsur yang melahirkan penyimpangan itu dapat diminimalisir. Terpenuhinya hak-hak dasar kemanusiaan sebagai penunjang kelangsungan hidup dan media aktualisasi diri perlu mendapatkan media yang cukup. Di sini peran pelaksana organisasi kelompok, semisal negara harus benar-benar terwujud. Kesejahteraan,

kenyamanan dan keadilan sosial harus ada melingkupi setiap warga negara. Terakhir kemauan untuk terus belajar, saling menghargai, menumbuhkan empati, bertindak simpatik dan mengutamakan dialog serta menghidupkan budaya silaturrahim menjadi penangkal

sekaligus menjadi obat yang mujarab yang mampu menawar unsur negatif penyimpangan. Sehingga ketika ada perubahan yang dianggap sebuah penyimpangan dapat diantisipasi secara bersamasama sejak dini.

14

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hal. 1351 Anggara, Acep Derby Yudha, 2011 Makalah Perilaku Menyimpang (online), http://acep-cyber.blogspot.com/2012/07/makalah-perilakumenyimpang-sosiologi.html" diakes tanggal 18 April 2013 Wikipedia. 2013 Perilaku Menyimpang (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang diakes tanggal 18 April 2013 Hidayat, Komaruddin, 2004, Merawat Keragaman Budaya dalam Pendidikan Manusia Indonesia, Jakarta: Penerbit Buku Kompas Aditya, Rizki, 2011, Faktor Penyebab Terjadi Perilaku Menyimpang (online), http://teknologianakcikande.blogspot.com/2012/12/faktorpenyebab-terjadi-perilaku.html diakses tanggal 18 April 2013

15

You might also like