You are on page 1of 8

Modul Hidrologi dan Hidrometri

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Umum Hidrologi Air merupakan bahan yang paling banyak tersedia di bumi. Zat air juga merupakan unsur utama pembentuk semua makhluk hidup dan merupakan faktor utama yang menentukan perkembangan tingkat peradaban manusia. Dalam pengertian umum, hidrologi dimaksudkan sebagai ilmu yang mempelajari masalah air. Hidrologi terkait dengan upaya untuk mencari kejelasan tentang semua fase keberadaan air di bumi untuk keperluan manusia dan lingkungannya (Chow, dkk., 1988). Banyak aspek yang terkait dengan permasalahan air, baik yang ada di bumi maupun di atas permukaan bumi, yaitu atmosfer. Untuk keperluan praktis bahasan hidrologi hanya dibatasi pada beberapa aspek saja, yang dipandang cukup untuk dapat memberikan jawaban akan berbagai persoalan tentang air. Salah satu definisi yang memberikan batasan pengertian hidrologi adalah oleh Federal Council for Science and Technology USA (Chow, 1964), yang menyatakan sebagai berikut: Hidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan ditribusinya, sifat alami dan kimianya, serta reaksinya terhadap kehidupan manusia Dengan batasan di atas dapat dipahami bahwa cakupan bahasan ilmu hidrologi cukup luas, namun penggunaan ilmu hidrologi umumnya lebih banyak dikaitkan dengan upaya untuk memperoleh berbagai informasi tentang sifat dan besarnya air pada suatu daerah tinjauan tertentu. Selanjutnya informasi tersebut akan dipergunakan sebagai masukan atau data dari suatu rencana atau skenario kegiatan yang sangat tergantung pada keberadaan air. Sering pula analisis yang didasarkan pada pemahaman ilmu hidrologi (analisis hidrologi) harus diterapkan untuk dapat memberikan jawaban atas berbagai persoalan. Dalam hal ini ilmu hidrologi diterapkan untuk keperluan perencanaan, perancangan maupun operasi bangunan air seperti: bangunan dan jaringan saluran irigasi, fasilitas drainasi, bangunan untuk pengendalian banjir, jaringan suplai air minum, bangunan untuk fasilitas pengolahan dan pembuangan air limbah, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), bangunan untuk fasilitas navigasi, dam untuk pengendalian erosi dan sedimentasi. Secara umum peranan ilmu hidrologi adalah untuk analisis karakteristik keberadaan air tentang jumlah, waktu dan tempat, serta persoalan yang ada terkait dengan rencana pemanfaatan sumberdaya air. Selanjutnya hasil analisis tersebut merupakan masukan untuk menyusun petunjuk perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air. 1.2. Daur Hidrologi Air di bumi berada pada suatu ruang disebut dengan hydrosphere yang terbentang sekitar 15 km ke atas dari permukaan bumi sampai lapisan atmosfir dan sekitar 1 km ke bawah permukaan bumi
PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 1

1-1

Modul Hidrologi dan Hidrometri

sampai pada lapisan lithosphere. Air tersebut bergerak di sepanjang ruang hydrosphere melalui alur jaringan yang kompleks membentuk suatu daur perputaran gerakan massa air yang disebut daur hidrologi (hydrologic cycle). Daur hidrologi merupakan bagian pokok dan konsep dasar pemahaman ilmu hidrologi yang menjelaskan keberadaan beberapa proses terkait dengan perputaran air yang tidak pernah berhenti. Secara skematis proses daur hidrologi tersebut disajikan pada Gambar 1.1. Sebagian massa air terangkat ke atas permukaan bumi melalui proses penguapan ( evaporasi) di laut dan di permukaan bumi, yaitu berupa penguapan dari tampungan air di sungai, danau, waduk, permukaan tanah serta transpirasi dari tanaman. Proses penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan oleh matahari sebagai sumber energi bagi alam. Uap air yang terangkat ke atas ini menjadi bagian atmosfir dan melalui proses kondensasi dapat terbentuk butir awan. Suatu kondisi klimatologi tertentu dapat membawa butir awan tersebut ke atas daratan membentuk awan hujan (rain cloud). Tidak semua butir awan hujan tersebut akan jatuh sampai di permukaan bumi sebagai hujan, ukuran butir awan hujan yang tidak cukup berat untuk melawan gaya gesekan dan gaya tekan udara ke atas akan melayang dan diuapkan kembali menjadi awan. Bagian yang sampai di bumi dikatakan sebagai hujan (precipitation) yang sebagian akan tertahan oleh tanaman dan bangunan yang akan diuapkan kembali. Bagian ini merupakan air hujan yang tak terukur dan disebut intersepsi (interception). Bagian yang sampai di permukaan tanah akan mengalir sebagai limpasan permukaan (overland flow) menuju ke tampungan aliran berupa saluran atau sungai menuju laut. Sebelum sampai di saluran atau sungai limpasan permukaan tersebut akan mengalami proses infiltrasi ke bawah permukaan tanah yang sebagian akan bergerak terus ke bawah merupakan air perkolasi menuju zona tampungan air tanah (aquifer, groundwater storage) dan sebagian lain bergerak mendatar di bawah permukaan tanah sebagai subsurface flow atau aliran antara (interflow) menuju ke saluran, tampungan waduk, danau, sungai atau laut. Seringkali bagian yang melimpas menuju alur sungai disebut dengan aliran permukaan tanah (surface runoff). Rangkaian proses alam tersebut berjalan secara terus menerus membentuk daur hidrologi. Secara kuantitatif daur hidrologi membentuk proses imbangan air yang secara global dapat ditunjukkan seperti pada Tabel 1.1.

PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 2

1-2

Modul Hidrologi dan Hidrometri

Gambar 1.1. Ilustrasi skema daur hidrologi (Sumber: Applied Hydrology, Chow, dkk., 1988)

PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 3

1-3

Modul Hidrologi dan Hidrometri

Tabel 1.1. Imbangan air tahunan di bumi (Sumber: Applied Hydrology, Chow, dkk., 1988)
Item Luas Hujan Satuan km2 km /tahun mm/tahun in/tahun km3/tahun mm/tahun in/tahun km3/tahun km3/tahun km3/tahun mm/tahun in/tahun
3

Laut 361.300.000 458.000 1.270 50 505.000 1.400 55 ------

Daratan 148.800.000 119.000 800 31 72.000 484 19 44.700 2.200 47.000 316 12

Penguapan

Limpasan ke laut dari: Sungai Aliran air tanah Total limpasan

1.3. Sistem Hidrologi Proses yang terjadi pada daur hidrologi sebenarnya merupakan fenomena yang sangat kompleks yang tidak mungkin secara keseluruhan dapat dipahami secara detil. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, fenomena hidrologi dapat direpresentasikan dengan penyederhanaan menggunakan konsep sistem. Suatu sistem dapat diartikan suatu kumpulan bagian-bagian yang terkait satu dengan yang lain dan membentuk sebuah kesatuan. Daur hidrologi dapat dipandang sebagai sebuah sistem dengan beberapa komponen seperti hujan, evaporasi, limpasan dan fase lain yang tercakup dalam proses daur hidrologi. Komponen-komponen tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa buah subsistem yang dapat dianalisis secara terpisah antara subsistem yang satu dengan yang lain. Untuk kemudahan prosedur analisis secara keseluruhan, hasil analisis terhadap masing-masing su bsistem dapat digabungkan dengan memperhatikan sifat interaksi antar sub sistem. Gambar 1.2 menyajikan representasi sistem hidrologi secara global yang tersusun dari 3 sub sistem, yaitu subsistem air atmosfir (atmospheric water), air permukaan (surface water) dan ir bawah permukaan (subsurface water).

PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 4

1-4

Modul Hidrologi dan Hidrometri

Precipitation
Atmospheric water

Evaporation

Interception Transpiration

Surface water

Overland flow

Surface runoff

Runoff to streams and ocean

Subsurface water

Infiltration
Groundwater recharge

Subsurface flow Groundwater flow

Gambar 1.2. Diagram-blok sistem hidrologi global (Sumber: Applied Hydrology, Chow, dkk., 1988) 1.4. Hidrometri Secara umum pengertian hidrometri adalah pengetahuan yang mempelajari cara pengukuran dan pengolahan data tentang unsur-unsur aliran. Data tentang unsure aliran sangat diperlukan dalam kegiatan analisis hidrologi. Data unsur aliran yang pokok adalah muka air (elevasi atau kedalaman), kecepatan aliran dan luas tampang aliran. Data tersebut selanjutnya diolah untuk estimasi besarnya laju aliran sebagai debit. Untuk kemudahan dalam pemantauan/pendataan dalam waktu yang panjang, maka nilai debit aliran dapat diestimasikan berdasarkan data muka air yang dikonversikan ke debit menggunakan liku kalibrasi (rating curve) di lokasi pengukuran hidrometri. Dalam hal tertentu juga diperlukan pengukuran unsur aliran berupa angkutan sedimen, baik sediment yang halus (suspended load) maupun sedimen yang berupa butiran besar yang bergerak di dasar sungai (bed load). Selain hal-hal yang terkait dengan jumlah air hidrometri juga dapat dilakukan untuk pengukuran nilai beberapa parameter kualitas air. Misalnya untuk daerah irigasi rawa dimana factor kualitas air sangat dominant, diperlukan pemantauan nilai pH, Fe, Salinitas, DHL atau EC. Kegiatan hidrometri sangat penting untuk menyiapkan data dasar bagi keperluan analisis hidrologi, terutama untuk mendapatkan data aliran sungai sebagai representasi informasi kuantitatif kondisi aliran sungai baik untuk periode panjang (continuous flow) maupun kondisi ekstrik kecil (kering) dan ekstrim besar (banjir). Uraian rinci tentang berbagai cara pengukuran hidrometri dapat dilihat pada penjelasan di bab selanjutnya.

PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 5

1-5

Modul Hidrologi dan Hidrometri

1.5. Peranan Hidrologi Untuk Perancangan Bangunan Air Secara umum peranan analisis hidrologi dalam kaitannya dengan perancangan bangunan air adalah untuk menyiapkan input (masukan) dalam analisis ketersediaan air untuk keperluan alokasi atau suplai air dan analisis untuk pengendalian daya rusak air (misal debit banjir rancangan). Sebagai contoh untuk bangunan air berupa bendung irigasi di sungai diperlukan informasi debit andalan sebagai dasar penetapan kapasitas pengambilan air untuk dimanfaatkan bagi keperluan irigasi di areal pelayanannya. Debit banjir rancangan ditetapkan dengan beberapa pertimbangan berikut: a. keamanan semua bangunan terhadap debit rancangan, yaitu debit banjir yang ditetapkan dengan kala ulang tertentu sesuai dengan standar yang berlaku, b. penetapan kala ulang debit banjir untuk berbagai jenis dan tipe bangunan, dengan memperhatikan faktor keamanan, resiko serta ekonomi. Persoalan penetapan debit banjir rancangan merupakan masalah pertimbangan hidro-ekonomis. Debit banjir rancangan tentunya tidak diambil terlalu kecil (under estimate) yang dapat menimbulkan resiko kegagalan yang cukup besar. Sebaliknya juga tidak diinginkan nilai debit banjir rancangan yang terlalu besar (over estimate) yang mengakibatkan besarnya dana yang diperlukan untuk pembuatan bangunan yang dirancang, karena ukuran bangunan yang besar sehingga tidak ekonomis. Untuk hal ini, dapat digunakan standar yang berlaku menyangkut penetapan debit banjir rancangan tersebut. Prosedur dan analisis rinci tentang penetapan ketersediaan air serta debit banjir rancangan akan dijelaskan pada uraian di bab selanjutnya, yaitu tentang limpasan dan hidrograf banjir.
1. Peranan Ilmu Hidrologi dalam Perencanaan Bangunan Sungai

Setiap bangunan yang dibuat di sungai, baik yang dibangun pada alur atau bangunan yang melintas di atas alur sungai, harus direncanakan dengan baik. Persyaratan hidrologi dan hidraulika dalam perancangan setiap bangunan tersebut harus dipenuhi, sehingga dapat mengamankan, melestarikan dan meningkatkan keandalan bangunan di sungai maupun sungainya sendiri. Pertimbangan ini didasari pada kenyataan di lapangan, bahwa setiap bentuk usaha pembuatan bangunan di sungai, sedikit atau banyak akan dikehendaki adanya perubahan karakteristik sungai, terutama pada tempat di sekitar bangunan tersebut akan dibangun. Secara alami sungai akan memberikan reaksi untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan tersebut. Jika proses alami ini tidak diperhitungkan secara cermat, dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat merugikan keselamatan umum. Keselamatan dan kelestarian sungai perlu dijaga, mengingat sungai sebagai salah satu sumberdaya alam yang berfungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia (PP No 35 Th.
PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 6

1-6

Modul Hidrologi dan Hidrometri

1991 tentang Sungai). Oleh karena itu, prosedur perencanaan setiap bangunan di sungai harus memperhitungkan faktor alam utama, menyangkut perilaku sungai, yaitu sifat hidrologi dan hidraulika. Dengan mengkaji kondisi, sifat dan karakteristik hidrologi dan hidraulika sungai dapat ditentukan nilai beberapa besaran rancangan yang diperlukan, serta dapat dipikirkan cara-cara menghindari hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perilaku hidrologi dan hidraulika sungai akibat adanya bangunan sungai tersebut. Petunjuk umum dalam hal perencanaan bangunan di sungai ini telah dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (1987) berupa Pedoman Perencanaan Hidrologi dan Hidraulika untuk Bangunan di Sungai.
2. Peranan Ilmu Hidrologi dalam Perencanaan Bangunan Drainasi

Fasilitas drainasi umumnya berupa sistem saluran untuk pembuangan air dan beberapa bangunan air untuk operasi dan pemeliharaan. Sesuai dengan tujuan pembuatan fasilitas drainasi pada umumnya, yaitu untuk menjaga suatu wilayah areal tertentu agar bebas dari akibat negatif banjir atau genangan yang berlebihan, maka bangunan drainasi harus dirancang sedemikian hingga mampu untuk mengeluarkan atau membuang beban genangan yang terjadi, baik karena hujan atau luapan air dari luar sistem aliran wilayah yang ditinjau. Atau dengan kata lain kapasitas sistem drainasi yang akan dibuat harus cukup mampu untuk menampung debit aliran sesuai beban genangan yang ditentukan. Dalam hal ini cara penentuan beban rancangan drainasi tergantung kepada tipe sistem drainasi dan kondisi wilayah drainasi. Berdasarkan cara drainasi dikenal 2 tipe sistem drainasi, yaitu drainasi permukaan (surface drainage) dan drainasi bawah permukaan (subsurface drainage). Tipe pertama banyak diterapkan pada perancangan sistem drainasi untuk wilayah pemukiman yang relatif sebagian besar arealnya merupakaan permukaan kedap air (impervious). Sistem drainasi bawah permukaan biasanya digunakan untuk keperluan pertanian, yaitu untuk menjaga kelengasan tanah pada suatu kadar tertentu agar tidak mengakibatkan terhambatnya proses fisiologis tanaman serta mencegah pembusukan akar tanaman. Pada tipe pertama yang harus ditetapkan adalah besarnya debit aliran permukaan rancangan sedangkan tipe kedua adalah kapasitas infiltrasi yang diartikan sebagai kemampuan maksimum lapisan tanah meneruskan gerakan air baik secara horisontal maupun vertikal. Parameter tanah tersebut merupakan salah satu karakteristik hidrologi areal yang ditinjau yang dapat diperkirakan nilainya dengan melakukan survey hidrologi tertentu. Kedua besaran rancangan tersebut akan menentukan tipe, bentuk serta dimensi saluran atau jaringan pipa drainasi yang akan dibuat. Dalam hal ini peranan ilmu hidrologi adalah untuk melakukan hitungan perkiraan kedua besaran rancangan tersebut berdasarkan data hidrologi yang dapat diperoleh. Untuk debit rancangan fasilitas sistem drainasi permukaan umumnya dilakukan pendekatan dengan pendekatan koefisien aliran permukaan (runoff coefficient), yaitu rasio yang menyatakan jumlah bagian hujan yang menjadi limpasan permukaan. Persoalan yang muncul adalah penentuan nilai hujan
PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 7

1-7

Modul Hidrologi dan Hidrometri

sebagai masukan hitungan debit rancangan tersebut. Dalam hal ini nilai hujan rancangan ditetapkan berdasarkan tujuan drainasi dan tingkat resiko yang dikehendaki. Sebagai gambaran misalnya persyaratan drainasi untuk pemukiman moderen tentunya tidak akan sama dengan drainasi untuk lahan sawah padi. Pada wilayah pemukiman moderen genangan air akibat curah hujan secepatnya harus dapat dikeringkan, sedangkan areal sawah padi mempunyai toleransi genangan yang relatif cukup lama, 2-3 hari. Secara umum dapat dikatakan peran ilmu hidrologi adalah untuk menetapkan hujan rancangan dan beban aliran rancangan untuk kedua macam tipe drainasi tersebut.

PT. PUSER BUMI CONSULTANTS 8

1-8

You might also like