You are on page 1of 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Sirkulasi Riwayat penyakit: hipertensi essensial, penyakit vaskular. Integritas Ego Secara labil, ansietas, takut, syok, tidak percaya, depresi. Eliminasi Nefritis kronis. Intake makanan dan cairan Status nutrisi ibu buruk. Keamanan Pemajanan pada agen-agen toksis atau teratogenik. Riwayat kejadian traumatik. Adanya penyakit inflamasi, penyakit hubungan seksual, atau pemajanan pada penyakit menular seperti rubella, sitomegalovirus, herpes aktif. Ketuban pecah dini. Abnormalitas plasenta/tali pusat yang terlihat pada kelahiran. Inkompatibilitas ABO. Seksualitas Tumor fibrosa uterus (leiomioma), atau abnormalitas lainnya dari organ reproduktif ibu. Kejadian kelahiran traumatic, komplikasi intrapartum. Penyuluhan/Pembelajaran Melaporkan penyalahgunaan pengobatan. Obat atau alkohol. Riwayat keluarga tentang kondisi genetik. 3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Berduka berhubungan dengan kematian janin/bayi. 2. Perubahan peran berhubungan dengan krisis situasi (kematian anak).

3. Harga diri, situasional rendah berhubungan dengan kegagalan yang dirasakan pada kejadian hidup. 4. Kurang pengetahuan, mengenai kehilangan perinaral berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan interpretasi informasi. 3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Prioritas Keperawatan 1. Memfasilitasi proses berduka. 2. Memberikan informasi mengenai kejadian-kejadian sekitar kehilangan dan implikasi masa datang. Tujuan Pulang 1. Dukungan teridentifikasi dan pada tempatnya. 2. Rencana dibuat untuk pemakaman bayi. 3.4 Intervensi Keperawatan 1. Berduka berhubungan dengan kematian janin/bayi Hasil yang diharapkan : Mengungkapkan tahap proses berduka yang dialami. Mengekspresikan perasaan dengan tepat. Mengidentifikasi masalah proses berduka (misalnya: masalah fisik, makan, tidur) dan mencari bantuan yang tepat. Tindakan/Intervensi Keperawatan : Tindakan/Intervensi Rasional Mandiri Berikan ruang pribadi bila klien Tempat dimana keluarga dan teman menginginkannya, dengan kontak dapat bicara dan berbagi perasaan yang sering oleh perawat. Anjurkan dengan leluasa, sehingga meningkatkan kunjungan yang tidak terbatas oleh perasaan kekeluargaan dan membantu keluarga dan teman. menghadapi proses berduka. Libatkan pasangan dalam perencanaan Partisipasi dalam perencanaan dan perawatan. Beri pasangan untuk bersama. dan

kesempatan pembuatan keputusan membantu sekali dalam memilih tindakan atau keputusan yang tepat sesuai kondisi klien.

Kaji pengetahuan klien/pasangan dan Menghindari pemahaman yang salah interpretasi terhadap kejadian sekitar terhadap kejadian sekitar kematian kematian informasi konsep pasangan janin/bayi. dan dan perbaiki berdasarkan Berikan janin/bayi. kesalahan Sering, setelah kematian anak, orang kesiapan tua berespon syok, menyangkal, atau untuk tidak percaya. Reaksi ini dapat

kemampuan

mendengarkan secara efektif mengganggu pemberian informasi. Tentukan makna kehilangan terhadap Luas dan durasi respon berduka dapat kedua anggota pasangan. Perhatikan tergantung pada makna kehilangan. bagaimana kuatnya pasangan menginginkan kehamilan ini. Identifikasi ekspresi sesuai tahap- Perawat membantu dalam menghadapi tahap berduka (misal: menyangkal, tahap berduka dengan waktu yang marah, menawar, depresi, menerima). secepat mungkin. Bila berduka tidak Gunakan aktif, ketrampilan pengakuan), komunikasi segera menghargai kemampuan dalam selesai, akan mengganggu terapeutik (misal: mendengar secara kehidupan selanjutnya. permintaan klien untuk tidak bicara. Akui apa yang telah terjadi, kuatkan Meningkatkan realita situasi dan anjurkan diskusi dan menghadapi kenyataan/kehilangan. ekspresi perasaan klien Diskusikan respon antisipasi secara Membantu pasangan untuk mengenali fisik dan emosi kehilangan. Evaluasi ketrampilan koping. belakang budaya. bahwa respon mereka sebelum dan berikutnya adalah normal. Berduka luas serta sifat dari respon dipengaruhi oleh sifat kepribadian, ketrampilan koping masa lalu, keyakinan religius, dan latar belakang budaya. Diskusikan cara-cara yang tepat bagi Untuk menghindari kesalahan persepsi orang tua menyampaikan peristiwa dari sibling dan meminimalkan tingkat kehilangan pada sibling. berduka.

Perhatikan keyakinan religius dan latar merupakan hal yang individual, dan

Kaji beratnya depresi.

Adanya resiko terjadi gangguan pada kejiwaan jika kemampuan dalam menghadapi kehilangan tidak efektif.

Perhatikan tingkat aktivitas klien, pola Hal ini mungkin terabaikan karena tidur, nafsu makan, dan hygiene proses berduka dan derajat depresi. personal. Pola tidur mungkin lanjut perhatian terganggu, dan untuk dan menimbulkan ketidakmampuan mengatasi distress. Beri bantuan dalam melakukan Menunjukkan perawatan fisik sesuai kebutuhan. pemeliharaan serta membantu klien menghemat energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan proses berduka. Kolaborasi Hubungi tokoh keinginan keluarga. Rujuk pada psikiatri jika perlu. agama, sesuai Untuk pemberian nasehat dari segi agama dalam membantu menghadapi proses berduka. Konseling atau terapi mungkin perlu pada kasus berduka patologis untuk membantu individu mengidentifikasi kemungkinan berduka. 2. Perubahan peran berhubungan dengan krisis situasi (kematian anak). Hasil yang diharapkan : Mengekspresikan perasaan yang tepat dan sesuai. Menunjukkan keterlibatan individu dalam proses pemecahan masalah yang diarahkan pada resolusi krisis. Mengungkapkan pemahaman tentang harapan peran/kewajiban. Mengidentifikasi kebutuhan dan sumber utuk memelihara peran/ikatan keluarga. penyebab reaksi abnormal dan mencapai resolusi proses kelelahan

Tindakan / Intervensi Keperawatan : Tindakan/Intervensi Mandiri Evaluasi situasi keluarga saat ini dan Anggota keluarga besar, sistem pendukung) Tinjau ulang ketakutan keluarga, Anggota sumber koping. Ajarkan dengarkan bersalah diskusi isyarat atau perasaan verbal Rasional keluarga memberikan

status psikososial (misalnya anak lain, dukungan satu sama lain. keluarga depresi, merasa

koping, dan keterampilan sangat tidak adekuat, dan mungkin perlu meninjau apa yang telah terjadi dan apa tujuan mereka dalam hidup. dan Pengungkapan perasaan dapat memicu yang pengenalan terhadap penyebabnya dan

menunjukkan perasaan kegagalan, rasa dapat digunakan untuk memastikan marah. Diskusikan dapat diterimanya perasaan ini. Orang tua mereka dan mungkin yakini takut abnormal. untuk Realisasi dapat menggambarkan perasaan negatif yang bahwa perasaan berduka, rasa bersalah, marah adalah normal membantu menghilangkan rasa gagal orang tua. Identifikasi harapan perubahan peran Perubahan yang diantisipasi meliputi yang diperlukan karena adanya periode disorientasi atau terpecahnya pola kerja normal, diikuti periode reorganisasi, dimana energi dengan tepat disimpan dalam individu dan aktivitas baru. Berikan informasi dan bantu orang tua Kematian anak memerlukan perubahan menghadapi situasi, keseimbangan orang tua yang tidak diantisipasi. Pada perawatan diri dan kebutuhan berduka kematian anak pertama, fungsi orang serta tanggung jawab menjadi orang tua yang terjadi hanya berduka. Bila tua. ada anak lain, orang tua dapat mengekspresikan kekhawatiran tentang kemampuan mereka menjadi orang tua. kehilangan. kenormalan perasaan.

Perasaan tentang kegagalan atau rasa bersalah akhirnya dapat mengarah pada perasaan yang tidak adekuat. 3. Harga diri, situasional rendah berhubungan dengan kegagalan yang dirasakan pada kejadian hidup. Hasil yang diharapkan: Mengidentifikasi kekuatan dan sumber-sumber yang tersedia. Mengekspresikan harga diri positif. Mendemonstrasikan adaptasi terhadap kematian bayi dan integrasi kehilangan dalam hidup sehari-hari dengan merencanakan masa depan. Tindakan/intervensi keperawatan: Tindakan/Intervensi Mandiri Tentukan persepsi diri dan pasangan Kehilangan sebagai individu dan orang Rasional kehamilan sering

tua. dihubungkan dengan perasaan tidak yang secara perasaan langsung diri dan harga

Evaluasi respon keluarga terhadap adekuat, tidak berdaya, dan tidak kehilangan, perhatikan kesalahan yang berharga, dibuat oleh keluarga. mempengaruhi kemungkinan Berikan dan menangis. kesempatan

menghancurkan

diri seseorang sebagai orang tua. untuk Pengungkapan kehilangan memberikan diperlukan, emmbantu orang tua untuk menyaring tentang dengan seksama, dan dan memvalidasi perasaan normal orang tua ketidakberdayaan ketidakadekuatan. untuk Membantu dalam koping kesedihan menerima diri mereka sendiri sebagai manusia yang berharga.

mengungkapkan, menyalurkan emosi kesempatan untuk penerimaan yang

Berikan

penguatan

positif

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan terhadap situasi. Membantu orang tua dan masalah-masalah.

4. Kurang pengetahuan, mengenai kehilangan perinaral berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan interpretasi informasi. Hasil yang diharapkan: Membedakan penyebab kematian yang dapat diantisipasi dan yang tidak dapat diantisipasi. Mengungkapkan pemahaman alasan dari kehilangan bila diketahui. Mendiskusikan kemungkinan efek jangka pendek dan jangka panjang dari kehilangan. Intervensi/tindakan keperawatan: Tindakan/Intervensi Rasional Mandiri Kaji kesiapan dan kemampuan Respon emosional dapat mempengaruhi keluarga untuk menyerap dan kemampuan untuk mendengar dan memahami informasi. memproses informasi Identifikasi prioritas keluarga dalam Keluarga mempunyai memberikan informasi.

perbedaan

kebutuhan untuk informasi, tergantung pada tahap perkembangan keluarga dan penyebab kematian intra uteri, karena faktor eksternal, atau karena masalah

genetik. Identifikasi persepsi klien / pasangan Ketidakakuratan persepsi perlu dikaji tentang kejadian, dan perbaiki secara kontinyu dan informasi yang valid diulangi. kesalahpahaman sesuai indikasi.

4.5 Evaluasi Hal terpenting yang dilakukan sebagai langkah lanjutan dari kasus kematian janin intra uterine adalah pemeriksaan otopsi pada janin. Keputusan untuk melakukan otopsi harus didiskusikan trelebih dahulu oleh orang tua, dalam hal ini KIE sangat diperlukan. Pada orang tua yang tidak menginginkan otopsi lengkap maka evaluasi kematian janin yang sangat terbatas harus didiskusikan dengan keluarganya. Meskipun sangat jarang dapat ditawarkan penggunaan MRI

yang dapat memberikan informasi sebagai evaluasi kematian janin apabila otopsi tidak dapat dilakukan (San, 2007). Plasenta dan membrannya harus diperiksa juga secara teliti, termasuk kultur. Analisa kromosom dari sample cairan amnion, darah janin dan jaringan (kulit janin atau fascia lata) harus diketahui apakah janin dismorfik, memiliki retardasi pertumbuhan, hidrofik atau memiliki anomali atau tanda lain dari kelainan kromosom. Analisa kromosom terutama harus dilakukan pada kematian janin kehamilan kembar khususnya dengan riwayat kematian janin pada trimester kedua atau ketiga (San, 2007).

You might also like