Professional Documents
Culture Documents
1
Bp. Ashwin Sasongko
Mengenai judul : MENGEMBALIKAN TEKNOLOGI PADA ARUS UTAMA (MAINSTREAM) PEMBANGUNAN
NASIONAL
Misal petrokimia dan baja, investasi yang ada buesar sekali. Kalau uangnya
ada, ya tidak apa. Misal pilihan yang lain, industri kreatif. Bisa juga, uangnya
sedikit. Ini cuma pilihan lagi. Banyak negara yang kaya karena support
industri kreatif. PII harus bisa menawarkan ke publik, heavy industri atau
investasi yang ringan (misal : industri kreatif), mau bikin bibit juga boleh.
Masalahnya, apapun yang dipilih pasti mengandung resiko.
2
4. Kajian ini akan membawa implikasi jauh, bisa menjadi penataan ulang
di negara kita. Konsekuensinya bisa sampai kesana. RI 1 atau 2 harus
punya komitmen pada industri.
Bp Amir Sambodo
Pick atau lepaskan saja. Waktu era Habibie dan Hartanto: picking sangat
kental. Sekarang kita adu keluhan. Kami mengeluh pada perindustrian, bahan
baku minim. Bagaimana menghadapi ekspansi (semua negara melakukan). Di
tim PII, pemihakan pada teknologi sebagai arus utama tidak terjadi.
Menristek itulah mainstreamnya.
Bp Utama Padmadinata
Soal gambaran teori pak Hari memang seperti itu, tetapi yang terjadi soal
pengarus utamakan teknologi yang penting adalah membangun teknologinya
dulu, dan ada bidang prioritas. Teknologi dan industri sepertinya tidak
nyambung oleh Deperin. Masalah sistem barangkali yang perlu diperbaiki,
sinergi dengan berbagai institusi di indonesia. Padahal ada UU no 18,
mengamanatkan sinergi industri. Kita lihat lagi kebijakan industri nasional di
UU tersebut. Masalah sistem inilah yang perlu kita temukan. Sehingga
anggaran penelitian tidak tumpang tindih.
Masalah sektor, potensi daerah juga penting. Dewasa ini pemerintah sudah
mencoba mengupayakan sinergi UMKM, dibentuk Pusat Inovasi UMKM (PI-
UMKM) untuk sinergitas antar kementrian, departemen dan swasta. Cara
seperti ini yang perlu kita pergunakan kedepan. Selain substansi, PII perlu
mengajukan pentingnya sistem.
3
Bp. Tatang Taufik
1. Kita belum menjadikan teknologi sebagai arus utama, lihat rasio PDB
yang belum pernah lebih dari 0,6%. R&D biasanya dipegang swasta.
2. Approach, pak Hari menekankan di industrial cluster, di sisi lain banyak
pakar yang menyoroti lintas sektor dimana knowledge bisa melintasi.
Ujungnya memang serupa karena sistemik. Apa yang dilihat sebagai
kreativitas, difusi dalam perekonomian sehingga menjadi kendaraan
yang bisa saling memperkuat. Bappenas sedang menyiapkan ini,
tinggal bagaimana mensinkrokan ini. Belajar teori pembangunan, yang
membuat gagal adalah BAD BEHAVIOR. Bukan teorinya. Di kita ga
kemana2 juga failed, lebih karena pelaku kebijakan yang punya bad
behavior. Perlu moral hazard pelaku ekonmi dan kebijakan
3. Ada negara yang berhasil, adalah pilihan pelakunya. Pengusaha dan
pembuat kebijakan berjalan bersama
4. Linkage di teori cluster memang menjadikan ekonomi berhasil. Tetapi
linkage tidak terjadi dengan sendirinya. Baik backward dan forward
adalah cara, intinya adalah trust. Ini yang mungkin sama sekali tidak
teknologi.
5. Tentang proses pembangunan, dalam prakteknya tidak sequencial
linear, hanya memanfaatkan SDA yang lebih bijak.
4
Bp. Agung Nugroho
Saya mewakili pak Ilham Habibie dan mengamini banget prakarsa PII.
Beberapa tahun terakhir memang peran teknologi yang terpinggirkan. Saya
menanggapi dari sisi berbeda, kita bangsa yang tidak punya cukup tradisi
engineering. USA dengan dream dan mencintai chalenge, karyanya selalu
buanyak dan terwujud. Lihat majalah Popular Mechanics yang memuat karya
inovatif. Persoalan masukan, ini adalah sesuatu yang dilakukan karena
teknologi di Indonesia hanya bisa kalau didorong dan diproteksi sedemikian
rupa sehingga siklus hidup ini tumbuh.
Dulu saya diminta Bappenas untuk melakukan kajian di Industri maritim. Saat
itu pangsa pasar industri maritim hanya 3%, dari situ memang terlihat
banyak kegiatan yang saling terkait, mulai kebijakan pembesituaan kapal,
sulitnya orang melakukan investasi kapal sehingga national sheep owner
tidak memiliki kapal yang baik sehingga wahana melakukan armada, dan
masalah ini sangat terkait kebijakan pasar, uang, fiskal, kepelabuhan yang
harus dilihat bersama.
Kalau mau mengembangkan kajian, bisa kita mulai dari cluster tetapi harus
melihat siklus hidupnya sehingga terpadu dalam banyak aspek. Kita perlu
membuat secara cluster, inter-sectoral, sehingga dapat terlihat mana yang
penting, mana yang bisa. Misal industri pesawat terbang, bagaimana kita
mempertahankan yang sudah ada
5
Peta kehidupan, mappingnya sudah super spesialisasi. Kita harus propose
peta teknologi. Bagaiman tiap sektor diidentifikasi. Jadi intinya kita buat
matrix cluster. Misal dalam pertanian, ada turunan matrix. Apakah kita sudah
punya kebutuhan dan ahli-ahlinya. Kebutuhan basic industri indonesia misal
beras, jagung, tepung, gula. Apakah ada doktor khusus jagung, dsb. Setelah
itu identifikasi. Kita harus lebih dalam lagi, mari bikin approach, buat pola,
kebutuhan teknologinya, gap-nya, kebutuhan orangnya, dst.
Ada sembilan kelompok usaha sebagai dasar perhitungan PDB yang dapat
dijadikan dasar pilihan penumbuhan industri.
Bp Rukasah Daradjat
1. Soal tema : belum terang benderang, akan lebih jelas kalau istilah
mainstream jadi backbone, pembangunan diganti jadi ekonomi.
2. Di negara manapun, governance selalu ada intervensinya baik
mengakui atau tidak mengakui. Kita harus selektif dan cerdik
menghadapi WTO, dsb. Juga intervensi pemerintah
3. Kita harus menegaskan apakah kita bangga pada semua yang pada
permukaan, atau kita bangga pada hal yang hakiki pada
perekonomian. Apakah kita bangga pada sesuatu yang kelihatan
megah tetapi valuenya tidak seberapa. Apakah kita bangga gedung
tertinggi di Kemayoran tetapi economic valuenya tidak jelas. Penting
adalah knowledge capability
4. Prident spectrum atau yang terpilih?
Mungkin kita tidak mempunyai pilihan, tapi bisa kita tanya calon presiden,
bapak/ibu mau mengembangkan teknologi seperti apa.
Bp. Ismet
Saya mau bertanya. Apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, semuanya
sudah membuat peta
1. Relation with Labor dan Technologi
2. Reinforcement tentang supply demand, kita itu demandnya apa, 50
tahun lalu demandnya apa, 50 tahun kedepan demandnya apa juga.
Semua ini pada akhirnya ada hitung-hitungannya juga, baru
dicocokkan, kita punya sumber daya alamnya atau tidak
3. What is the highest value. Investasi yang memutuskan harusnya
adalah engineers. Teknologi-investasi-labor. Apa yang masih import 50
tahun lagi, harus dibuat own produksi. Jepang bisa kok membuat itu.
China sedang melakukan ini, korea juga. Yang belum adalah indonesia
4. Benchmarking, how did india making, how did china making.
6
Kesimpulan :
1. Usulan penyesuaian judul ke SC, dan tim kecil
2. Usulan pick the winner, but how to pick the winner akan didiskusikan
kedepan
3. Rekomendasi akhir adalah tentang kebijakan teknologi, karena ini PII
tentu ada manusianya.
4. Mapping, akan melihat yang sudah ada. BPPT, Perindustrian, Bappenas
kemudian kita akan memetakan domain utama dari PII.