You are on page 1of 6

RESUSITASI BBL Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya

mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998). Tujuan Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 1997). Tujuan tahap II (advance life support) adalah untuk memulai kembali sirkulasi yang spontan, sedangkan tujuan tahap III (prolonged life support) adalah pengelolaan intensif pasca resusitasi. Hasil akhir dari tindakan resusitasi akan sangat tergantung pada kecepatan dan ketepatan penolong pada tahap I dalam memberikan bantuan hidup dasar.

Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi : 1. Memastikan saluran nafas terbuka : a. Meletakan bayi dalam posisi yang benar b. Menghisap mulut kemudian hidung k/p trakhea c. Bila perlu masukan Endotrakea Tube untuk memastikan pernapasan terbuka 2. Memulai pernapasan : a. Lakukan rangsangan taktil b. Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif 3. Mempertahankan sirkulasi darah : Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila perlu menggunakan obat-obatan

Persiapan alat meja bersih, kering dan hangat untuk tindakan resusitasi : 1 handuk hangat dan selimut bayi. instrumen penghisap lendir (manual / elektrik) : 1 penekan lidah (spatula) : 1 masker pernapasan / ambubag : 1 set tabung 10 ml dan jarum suntik no.23 / insuliin (sekali pakai) : 2
79

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

kateter intravena no.24G : 2 medikamentosa bikarbonas natrikus 7.5% - 8.4% dan adrenalin 0.01% - dekstrose 10% dalam akuabidestilata oksigen dengan regulator inkubator : 1 set baju, topi dan alas kaki kamar tindakan : 2 set sarung tangan DTT / steril : 2 pasang stetoskop : 1 lampu sorot : 1

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

80

RESUSITASI BBL NO 1 LANGKAH Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan - Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan penghangat tubuh (kain hangat/kain kering dan hangat atau lampu sorot) - Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan bayi untuk membungus bayi dan penganjal bahu - Jam dengan jarum detik atau petunjuk waktu - Penghisap lendir De Lee - Balon dan sungkup (pipa dan sungkup) - Sarung tangan - Oksigen (udara ruangan) PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI Nilai bayi : - Apakah bayi bernafas menagis atau bernafas/tidak mengapmengap - Apakah tonus otot bayi/bergerak aktif - Jika bayi tidak bernafas, megap-mengap atau lemas maka potong tali pusat dan lanjutkan langkah awal resusitasi - Jika ada mekonium kemtal buka lebar, usap dan isap lendir dari mulut, potong tali pusat dan lanjutkan dengan langkah awal resusitasi Beritahu keluarga bahwa bayi emerlukan tindakan resusitasi MELAKUKAN LANGKAH AWAL RESUSITASI (dalam waktu kurang daro 30 detik) Jaga bayi tetap hangat, - Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain bersih, kering, dan hangat - Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari tiupan anggin - Dekatkan bayi ke pemanas tubuh - Letakkan pada tempat yang kering dan hangat - Beri batas kering, bersih dan hangat pada permukaan datar tempat meletakkan bayi Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah (setengah ekstensi) untuk membuka jalan nafas dengan cara mengganjal bahu bayi dengan kain yang dilipat Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dari mulut kemudian hidung - Gunakan penghisap lendir De Lee - Mulai membersihkan lendir di mulut, baru menghisap lendir di hidung - Penghisap dilakukan bersamaan dnegan penarikan selang penghisap - Jangan meklakukan penghisapkan terlalu dalam karena
81

NILAI 0 1 2

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

10

dapat menimbulkan reaksi vaso-vegal dan menyebabkan henti nafas - (lihat langkah no.2 untuk penghisapan lendir pada kasus adanya mekonium kental dan cairan ketuban dan bagian tubuh bayi) Keringkan tubuh bayi dan lakukan ransangan takstil - Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan kain pembungkus tubuh - Dengan telapak tangan, lakukan ransangan takstil pada telapak kaki atu punggung bayi atau menyentil telapak kaki bayi - Ganti kain yang basah dengan kain yang baru yang bersih, kering dan hangat. Bagian muka dan dada bayi dibiarkan terbuka untuk keperluan resusitasi dan lakukan evaluasi keberhasilan tindakan Ataur kembali posisi tubuh dan jag kehangatan tubuh dengan membungkus badan bayi - Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan kain pembungkus yang baru untuk manjaga kehangatan tubuh bayi - Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk member keleluasaan bernafas dan memantau gerakan dinding dada - Atur kembali ganjal bahu untuk member posisi terbaik bagi jalan napas Penilaian ulang - Nilai apakah bayi bernafas spontan dan normal atau masih mengalami kesulitan bernafas - Bila bayi bernafas spontan dnegan baik lakukan asuhan bayi baru lahir yang normal dan berikan pada ibunya - Menjaga suhu tubuh (metode kangguru atau diselimuti
dengan baik)

11

12

- Mendapat asi - Kontak batin dan kasih sayang - Bila bayi masih megap-megap atau bayi belum bernafas spontan VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA Pastikan posisi kepala sudah benar, kemudian pasang sungkup/ambu bag dengan benar sehingga melingkupi hidung dan mulut Lakukan ventilasi percobaan (dua kali) - Bila menggunakan balon dang sungkup. Lakukan ventilasi dengan tekanan yang cukup sebanyak dua kali - Bila menggunakan pipa dan sungkup, tiupkan udara yang dikumpulkan dalam mulut ke dalam pipa ( udara, ruangan, bukan udara ekspirasi) Pastikan dada menggembang Bila tidak mengembang Periksa kepala bayi Periksa posisi sungkup
82

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

13

14

15

16

17

18 19 20

21

22

Periksa lendir di jalan nafas Bila ventilasi percobaan berjalan baik, lakukan ventilasi tekanan positif sebanyak 20 kali dalam 30 detik - Pastikan dada mengembang saat ventilasi diberikan - Hentikan ventilasi bila bayi menangis atau bernafas spontan Pastikan posisi kepala sudah benar, kemudian pasang sungkup/ambu bag denga benar sehingga melingkupi hidung dan mulut Setelah bayi menangis atau bernafas spontan, hentikan ventilasi dan kembalikan resuscitator pada tempatnya - Jaga suhu tubuh bayi - Berikan bayi pada ibunya (diselimuti berdua) Perhatian ! Bila bayi belum bisa bernafas atau megap-megap maka lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik berikutnya dan lakukan penilaian ulang setiang 30 detik dan penilaian kebugaran bayi setiap menit Bila bayi tidak bernafas spontan setelah 2 menit resusitasi - Beritahu keluarga untuk menyiapkan rujukan - Teruskan resusitasi - Pastikan ibu dalam keadaan baik dan stabil Pemantauan dan perawatan suportif pasca tindakan Lakukan pemantauan secara seksama. Pertikan ! - Tanda-tanda kesulitan bernafas - Retraksi intercostals (cekungan antar iga) - Megap-megap - Frekuens bernafas kurang dari 30 atu lebih dari 60 x/m - Warna kulit kebiruaan atau pucat Lanjutkan ransangan takstil untuk merangsang pernafasan bayi Jaga bayi tetap hangat. Tunda untuk memndikan bayi selama 6-24 jam setelah lahir Bila pernafasan dan warna kulit normal, bberikan bayi pada ibunya: - Menjaga kehangatan/suhu tubuh bayi - Mendapat asi - Kontak batin dan kasih sayang Teruskan pemantauan, ila bayi menunjukan tanda-tanda di bawah ini, segera lakukan rujukan : - Frekuensi pernafasan kurnag dari 30 puluh atau lebihdari 60 x/menit - Retraksi intercostals (cekungan antar iga) - Merintih atau megap-megap - Seluruh tubuh pucat au kebiruaan - Bayi menjadi lemah Buanglah kateter penghisap dan ekstraktor lendir sekali pakai (disposable) ke dalam kantong plastic atau tempat yang tidak bocor
83

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

23 24 25 26 27 28 29 30

Untuk kateter dan ekstraktor lendir yang dipakai daur ulang : Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi Lanjutkan ke proses cuci, bilas, hingga DTT atu sterilisasi Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan MENCATAT TINDAKAN RESUSITASI Catat tanggal dan waktu bayi lahir Catat kondisi bayi saat lahir Catat waktu mulainya tindakan resusitasi Catat tindakan apa yang dilakukan selama resusitasi Catat waktu bayi bernafas spontan atau resusitasi dihentikan Catat hasil tindakan resusitasi Catat perawat suportif pasca tindakan JUMLAH
Palembang,........................................

Keterangan 0 = Tidak dilakukan sama sekali 1 = Dilakukan tetapi kurang sempurna 2 = Dilakukan dengan sempurna Nilai batas lulus = 75% Nilai yang didapat Nilai = (Jumlah aspek yang dinilai x 2) x 100%

Evaluator

(.................................)

Catatan : ..................................................................................................................

Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

84

You might also like