Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK
Dian Mayasari (11.321.1151) Harmeli Ni Luh Gede (11.321.1159) Yogi Aristana Putra I Putu Gede (11.321.1188)
REALITA
Glaukoma penyebab kebutaan ke-3 di Indonesia Diperkirakan di Amerika serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma.
Definisi
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004). Suatu kondisi akibat dari tak adekuatnya drainase akueus humor dari balik anterior mata. Peningkatan tekanan intraokuler menyebabkan atrofi saraf optik dan kebutaan bila tak teratasi (Marilynn E. Doenges).
Klasifikasi
Klasifikasi dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidarta Ilyas, 2003): 1. Glaukoma primer a. Glaukoma sudut terbuka b. Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit) 2. Glaukoma sekunder 3. Glaukoma kongenital 4. Glaukoma absolut stadium akhir glaukoma
Faktor Risiko
Umur >40th Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma Tekanan bola mata >21mmHg Obat-obatan tetes mata yg mengandung steroid yg digunakan terlalu lama
Penyebab
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil
Pathway
Manifestasi Klinis
Mata merasa sakit tanpa kotoran. Kornea suram. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat. Nyeri di mata dan sekitarnya. Udema kornea. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang. Lensa keruh.
Komplikasi
Glaukoma kronis Sinekia anterior sumbatan ireversibel sudut kamera anterior Katarak Glaukoma Kerusakan saraf optikus tekanan bola mata. Normal 10-20mmHg. Glaukoma > 25 mmHg Kebutaan Kontrol penurunan visus s/d BUTA.
Pemeriksaan Diagnostik
Oftalmoskopi Tonometri ukur tekanan bola mata Pemeriksaan lampu-slit Perimetri Pemeriksaan Ultrasonografi
Penatalaksanaan
Terapi obat 1. Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral. 2. Pilokarpin Hcl 2-6 % 1 tts / jam. Bedah lazer memperbaiki aliran humor aqueus dan menurunkan TIO Bedah konfensional Iredektomi perifer atau lateral
1.
Pengkajian Aktivitas/istirahat Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. Makanan/cairan Gejala : Mual/muntah (glaucoma akut).
1.
3.
Neurosensori Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer Tanda : Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat). Peningkatan air mata.
4.
Nyeri/kenyamanan Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori-perseptual: penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori: gangguan status organ indera ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis, perubahan status kesehatan; adanya nyeri; kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan, kebutuhan tak terpenuhi, bicara negatif tentang diri sendiri ditandai dengan katakutan, ragu ragu, serta menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi informasi ditandai dengan pertanyaan: pernyataan salah konsepsi, tak
Prioritas Keperawatan
Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan/penurunan ketajaman penglihatan. Mencegah komplikasi. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Intervensi