You are on page 1of 2

PEMBAHASAN PROSEDURAL

Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidiare yaitu loperamid HCl dapat menghambat diare dengan metode transit intestinal. Diare merupakan keadaan buang-buang air dengan banyak cairan (mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu. Diare disebabkan oleh adanya rangsangan pada saraf otonom di dinding usus sehingga dapat menimbulkan reflek yang mempercepat peristaltik sehingga timbul diare. Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi frekuensi normal, serta konsistensi feses yang encer. Penyebab diare pun bermacam-macam. Pada dasarnya diare merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan zat-zat racun yang tidak dikehendaki dari dalam usus. Bila usus sudah bersih maka diare akan berhenti dengan sendirinya. Diare pada dasarnya tidak perlu pemberian obat, hanya apabila terjadi diare hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya. Obat antidiare yang banyak digunakan diantaranya adalah Loperamid yang daya kerjanya dapat menormalisasi keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi pada keadaan resorpsi normal kembali. Loperamid merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol, suatu neuroleptikum) dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat pada SSP, jadi tidak mengakibatkan ketergantungan. Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah mencit. Selain karena anatomi fisiologinya sama dengan anatomi fisiologi manusia,juga karena mencit mudah ditangani, ukuran tubuhnya kecil sehingga waktu penelitian dapat berlangsung lebih cepat. Sebelum digunakan untuk percobaan, mencit dipuasakan selama 18 jam sebelum percobaan tetapi minum tetap diberikan. Hal tersebut dikarenaka makanan dalam usus akan berpengaruh terhadap kecepatan peristaltik. Mekanisme umum dari obat anti diare adalah memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot dan longitudinal usus. Obat ini berikatan dengan reseptor opioid, sehingga diduga efek konstipasinya disebab kan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Prosedur pertama yang dilakukan adalah menimbang masing-masing mencit untuk menentukan banyaknya dosis sediaan uji yang akan diberikan pada tiap mencit. Mencit pertama memiliki bobot 17,7 gram dan setelah dikonversi dengan 0,5 mL/20 gram maka banyaknya dosis untuk mencit pertama adalah 0,4425 mL (kontrol negatif). Sedangkan untuk mencit kedua bobotnya adalah 14,3 gram maka dosisnya 0,3575 mL (loperamid HCl ) dan

untuk mencit ketiga dengan bobot 16 gram dosisnya adalah 0,4 mL (loperamid HCl dosis tinggi).Mencit pertama merupakan mencit kontrol negatif karena akan diberikan PGA 2% , mencit kedua akan diberikan loperamid HCl, dan mencit ketiga akan diberikan loperamid HCl . Pemberian ketiga zat tersebut dilakukan secara peroral karena yang akan diamati adalah kecepatan peristaltik usus, kemudian mencit-mencit tersebut didiamkan selama 45 menit agar obat-obat tersebut dapat terabsorpsi secara sempurna di dalam tubuh mencit, sehingga didapat efek yang diharapkan. Setelah itu, pada t=45 menit tiap-tiap mencit diberikan tinta cina 0,01mL per gram dari berat mencit secara peroral. Tinta cina ini berguna sebagai indikator untuk megetahui kecepatan motilitas usus. Karena obat antidiare yang digunakan adalah loperamid HCl. Loperamid HCl merupakan obat antidiare golongan opioid yang mekanisme kerjanya adalah menekan kecepatan gerak peristaltik. Secara in vitro pada binatang Loperamide menghambat motilitas / perilstaltik usus dengan mempengaruhi langsung otot sirkular dan longitudinal dinding usus serta mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di usus besar. Pada manusia, Loperamide memperpanjang waktu transit isi saluran cerna. Loperamide menurunkan volum feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan feses dan menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit. Mencit pertama (kontrol negatif) diberikan tinta cina 0,885 mL, mencit kedua (loperamid I) diberikan tinta cina sebanyak 0,71 dan mencit terakhir (loperamid II) diberikan 0,8 mL tinta cina. Sehingga pemberian loperamid HCl berdasarkan literatur seharusnya dapat menurunkan kecepatan peristaltik usus. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari rasio panjang usus yang dilalui oleh tinta cina terhadap panjang usus keseluruhan. Setelah 20 menit pemberian tinta cina, yaitu pada t=65 masing-masing mencit didislokasi dan dibedah untuk melihat kecepatan peristaltik antara mencit kontrol dan mencit yang telah diberikan loperamid HCl dengan dosis yang berbeda. Karena panjang usus yang dilewati tinta cina dapat dijadikan sebagai indikator kecepatan peristaltik usus. Usus diregangkan lalu diamati serta diukur panjang usus yang dilalui tinta cina mulai dari pilorus sampai ujung akhir (berwarna hitam) dan panjang seluruh usus dari pilorus sampai rektum. Setelah itu dapat dihitung rasio normal jarak yang ditempuh marker terhadap panjang usus seluruhnya

You might also like