You are on page 1of 14

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Telaah peranan tanah sebagai faktor tumbuh dimulai dengan mencari jawab

mengenai apa yang dibutuhkan tanaman dari tanah kemudian macam bahan yang

dibutuhkan, bentuk bahan, mekanisme pengambilan bahan dan tekanan bahan itu.

Konsep kesuburan hanya memperhatikan unsur hara sebagai faktor pertumbuhan

terpenting dan faktor pengendali anasir hara tersebut yang dianggap sebagai

penunjang.

Tanah yang mempunyai unsur-unsur yang optimum untuk nutrisi tanaman

tidak selalu alkalis maupun masam serta bebas dari unsur-unsur beracun boleh

dianggap mempunyai kesuburan tanah. Namun demikian keseuaian lahan untuk

medium tanaman terganggu tidak saja kesuburan kimianya. Disamping itu juga

terkait pada senyawa, keadaan air dan oksigen serta mekanika unsur tanahnya. Tanah

harus cukup lunak dan memungkinkan terjadinya perkecambahan akar yang baik

Pemberian pupuk secara bertahap sesuai dengan fase fisiologisnya, pemberian

pupuk pada daerah larikan sehingga terjadi kontak langsung dengan tanah pada

daerah perakaran, serta pada saat pembibitan merupakan tindakan manajemen unsur

hara sebagai faktor pembatas dalam mendukung kesuburan tanah dalam upaya

meningkatkan hasil pertanian. Hal ini pula agar unsur hara yang diberikan tetap

sasaran serta efisien.


Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur hara kedalam tanah apabila

terjadi kekurangan pada tanah tersebut akibat proses alamiah dan tindakan manusia.

Pada berbagai jenis tanah, pemberian pupuk dapat memperbaiki ketersediaan unsur

hara dalam tanah untuk kesuburan tanaman yang telah hilang akibat proses

penguapan, erosi, pencucian saat hujan serta terangkut saat panen.

Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S, dan Ca dapat mengakibatkan

pengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terjadi karena hara-

hara tersebut diperlukan dalam tanaman untuk menghasilkan nutrisi untuk

pertumbuhannya. Hal ini dapat terlihat seperti tanaman menjadi kerdil, menguning,

layu, dan paling parah menyebabkan kematian tanaman.

Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakan praktikum pupuk dan

pemupukan tanah untuk mengetahui respon tanaman terhadap pemupukan

I.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk Urea dengan

cara aplikasi benih pupuk dicampur dengan tanah terhadap pertumbuhan tanaman

kedelai pada tanah Alfisol Tamalanrea.

Kegunaan percobaan ini adalah sebagai bahan informasi dalam pengolahan

tanah sebagai media tumbuh tanaman melaui tingkat pemupukan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1.Tanah Alfisol

Tanah Alfisol adalah tanah dimana terdapat penimbunana liat dihorison bawah

(argilik) dan mempunyai kejenuhan basa (berdasarkan jumlah kation) yang tertinggi

yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang

tertimbun dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci kebawah

bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno, 2003).

Tanah Alfisol terbentuk pada daerah beriklim hujan C, d dan E dengan curah

hujan antara 800 – 2500 mm/thn, berbahan induk batu kapur, endapan taff vulkan,

topografi berombak sampai berbukit. Jenis tanah ini tersebar pada ketinggian 0 – 400

m diatas permukaan laut (Soepraptohardjo, 1969).

Dua prasyarat yang harus dimiliki tanah alfisols adalah (1) mineral liat kristalin

sedang jumlahnya dan (2) terjadi akumulasi liat di horizon B yang jumlahnya

memenuhi syarat horizon argilik atau kandik (Hardjowigeno, 1993).

Menurut Syarief (1986), bahwa daya menahan air dan permeabilitas sedang,

kepekaan terhadap erosi sedang sampai besar, serta air pada keadaan ini merupakan

faktor pembatas secara umum sifat fisiknya sedang sampai baik, sifat kimianya baik,

sehingga nilai produktifitas tanahnya sedang sampai tinggi.


II.2.Pupuk

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah

sifat fisik, kimis, stsu biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Termasuk pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH

tanah yang masam, pemberian legin bersama benih bersama benih tanaman kacang-

kacangan dan pemberian pembenah tanah untuk memperbaiki sifat fisik tanah

(Rosmarkan dan Yuwono, 2002).

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih

unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti

menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun)

(Lingga, 2002).

Tanaman memerlukan sejumlah anasir hara dalam takaran cukup, seimbang

dan sinambung untuk terus tumbuh dan berkembang, menyelesaikan daur hidupnya.

Anasir hara tanaman ini diambil dari atmosfir dan system tanah. Paling sedikit ada 16

macam unsur hara yang diperlukan secara teratur untuk pertumbuhan vascular

tanaman (Poerwowidodo, 1992).

II.2.1. Nitrogen (N)

Sebagian nitrogen tanah berada dalam bentuk N-Organik. Nitrogen organik

(hasil fiksasi N-biologis, bahan tanaman dan kotoran hewan) yang dibenamkan dalam

tanah merupakan N-organik yang tidak dapat diserap begitu saja oleh tanaman. Lebih
lanjut dikatakan, jumlah N dalam tanah dapat bertambah akibat dari pemupukan N,

fiksasi N-biologis, air hujan dan penambahan bahan organik, sedangkan N dapat

berkurang karena pencucian, pemanenan, denitrifikasi dan volatilisasi (Hakim dkk,

1986).

Sumber utama nitrogen (N) adalah dari bahan organic dan pengikatan oleh

mikroorganisme. Nitrogen umumnya diserap dalam bentuk NH4+ dan NO3-,

tergantung dari jenis tanaman. Funsi nitrogen bagi tanamn adalah untuk memperbaiki

pertumbuhan vegetatif dan pembentukan protein. Kekurangan unsure N

menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun-daun kuning

dan gugur (Hardjowigeno, 2003).

Nitrogen sangat jarang ditemui menjadi komponen pelican oleh karena wataknya

yang mudah larut air. Watak ini juga menjadikan endapan-endapan nitrogen yang

cukup banyak hanya ditemui di daerah beriklim kering dan itupun terbtas secara

setempat (Poerwidodo, 1992).

Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ (ammonium)

dan NO3- (nitrat), senyawa ini diserap melalui akar ke daun selama proses asimilasi

yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk asam amino dan protein (Indranada,

1994.

Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel

terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Selain itu, kekahatan senyawa

protein menyebabkan kenaika nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan

meningkatkan kandungan selulosa dan lignin. Ini menyebabkan tanaman jagung yang
kahat nitrogen tampak kecil, kering, tidak sukulen, dan sudut terhadap batang sangat

runcing (Poerwowidodo, 1992).

II.2.2. Fosfor (P)

Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk memenuhi kebutuhan

akan unsur ini, yaitu pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk

pupuk hijau dan senyawa asli unsur ini yang organic da anorganik yang terdapat

dalam tanah (Buckman and Brady, 1992).

Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin,

pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit dan

lain-lain. Gejala kekurangan fosfor (P) dapat menyebabakan pertumbuhan tanaman

kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun tidak sempurna serta mudah

terserang penyakit. Kekurangan Pdalam tanah dapat disebakan oleh jumlah P yang

sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diamabil oleh

tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasai) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca

pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).

Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah firofosfat dan

metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P dan K metafosfat.

Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu asam nukleat dan

phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi da dekomposisi

bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman (Anonim, 1991).


Ketersediaan fosfor dalam tanah ditentukan oleh banyak factor tetapi yang

paling penting adalah pH tanah. Pada tanah yang ber pH rendah (masam), fosfor akan

bereaksi dengan ion besi (Fe) dan aluminium (Al). reaksi ini akan membentuk besi

fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat

digunakan oleh tanaman. Pada pH tanah yang tinggi (basa), fosfor akan bereaksi

dengan ion kalsium. Reaksi ini akan membentuk kalium fosfat yang sifatnya sukar

larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Dengan demikian tanpa

memperhatikan pH tanah, pemupukan fosfor tidak akan berpengaruh bagi

pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002).

Gejala kekurangan P pada tanaman jagung dapat menjadikan pertumbuhan

terhambat (kerdil), daun-daun/malai menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun,

dan juga pada jagung akan menyebabkan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dan

kecil-kecil (Hardjowigeno, 1993)

II.2.3. Kalium (K)

Berdasarkan ketersediaannya dalam tanah, unsur K dapat digolongkan dalam

(1) bentuk segera tersedia, (2) lambat tersedia, dan (3) relative tidak tersedia. Kalium

tersedia dijumpai segabai kalium dalam larutan tanah dan kalium yang dapat

dipertukarkan. Kalium dalam larutan tanah lebih muda diserap oleh tanaman dan juga

peka terhadap pencucian. Kalium dalam bentuk yang lambat tersedia biasanya

terdapat pada tanah-tanah mineral 2 : 1. Kalium yang berasal dari pupuk akan

difiksasi diantara kisi-kisi mineral tersebut sehingga menjadi kurang tersedia bagi
tanaman. Dalam kondisi demikian maka akan mengurangi kehilangan K melalui

pencucian. Selanjutnya K yang terjerap itu lambat laun akan diubah menjadi bentuk

tersedia dan ini merupakan cadangan kalium tanah. Bentuk kaliu yang relatif tidak

tersedia sebagian besar berasal dari kalium tanah mineral yang umumnya masih

berada dalam mineral tanah seperti feldspar dan mika (Hakim dkk, 1986).

Tanaman menyerap kalium dalam bentuk K+ (umumnya pada tanaman muda).

Kalium dijumpai dalam tanah dengan jumlah yang sangat kecil. Berbeda dengan

unsur lainnya kalium tidak dijumpai dala bahan atau bagian tanaman seperti

protoplasma, lemak dan glukosa. Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium

dapat diketahui dari susunan mineral yang erdapat dalam tanah. Namun, umumnya

mineral leusit dan biotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium

bagitanaman (Soepardi, 1998).

Kalium sedikit peranannya dalam menyusun komponen tanaman. Berfungsi

sebagai pengatur menkanisme fotositesis, translokasi, karbohidrat, sitesa protein dan

lain-lain. Gejala kekurangan kalium akan menyebabkan pinggiran daun berwarna

coklat yang dimulai dari daun tua, pada jagung ruasnya memendek dan tanaman tidak

tinggi (Hardjowigeno, 2003).


II.2.4. Kapur (CaCO3)

Kapur banyak mengandung unsur Ca tetapi pemberian kapur ke dalam tanah

umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu

masam. Oleh karena itu, tanah-tanah masam perlu dinaikkan pHnya agar unsur hara

seperti P mudah diserap tanaman sehingga keracunan Al dapat dihindarkan

(Hardjowigeno, 2003).

Selain pupuk, kapur (CaCO3) banyak digunakan untuk memperbaiki kwalitas

tanah khususnya tanah-tanah yang berpH rendah (tanah masam). Guna pengapuran

adalah untuk meikan pH tanh, menambah unsur Ca dan Mg, menambah ketersedian P

dan Mo, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, memperbaiki kehidupan

mikroorganisme dan pembentukan bintil akar (Lingga dan Marsono, 2001).

Pemberian kapur di dalam tanah tidak hanya memperbaiki sifat kimia tanah,

tetapi juga mempengaruhi sifat fisik dan biologi tanah adalah berupa naiknya kadar

Ca dan pH tanah, sehingga reaksi tanah mengarah kea rah netral. Pengaruh langsung

terhadap biologi tanah, yaitu dengan naiknya pH tanah dan tersedianya beberapa hara

yang dibutuhkan biologi tanah menyebabkan jasad hidup ini lebih muda memperoleh

energi da materi dalam jumlah yang banyak, sejala dengan itu populasi dan aktivitas

mikroorganisme pun meningkat dengan penambahan kapur. Pengaruh kapur terhadap

sifat fisik tanah salah satunya adalah pengaruh terhadap struktur tanah (Hakim, dkk,

1986).
II.3.Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L)

II.3.1. Botani

Kedudukan tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea) dalam sistematika

(taksonomi) tumbuhan menurut Rahmat Rukmana (1987), adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathopyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Dikotiledon

Ordo : Polipetales

Famili : Leguminose

Genus : Arachis

Spesies : Arachis Hypogaea

Akar

Sistem perakaran kacang tanah (Arachis Hypogaea) mempunyai akar

tunggang, namun akar primernya tidak tumbuh secara dominan, yang berkembang

adalah akar serabut, yang merupakan akar sekunder. Akar kacang tanah dapat tumbuh

sedalam 40 cm. Pada akar tumbuh bintil akar atau nodul.( )

Batang

Tipe pertumbuhan batang kacang tanah (Arachis Hypogaea) ada yang tegak,

ada yang menjalar. Dari batang utama timbul cabang primer yang masing-masing

dapat membentuk cabang-cababng sekunder. Tipe tegak umumnya bercabang 3-6

cabang primer, yang diikuti oleh cabang sekunder, tersier, dan ranting.
Buah

Buah berbentuk polong terdapat dalam tanah, berisi 1-4 biji, umumnya 2-3

biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul ada yang runcing. Polong

tua ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit polong bagian dalam ()

2.3.2. Syarat Tumbuh

Iklim

Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) memerlukan iklim yang lebih panas

dibandingkan tanaman kedelai atau jagung. Suhu harian antara 25 hingga 350C

tanaman kacang tanah tumbuh lambat, umurnya lebih lama, dan hasilnya kurang ( ).

Kelembaban udara yang tinggi (lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi

pertumbuhan kacang tanah (Arachis Hypogaea), karena akan memberikan lingkungan

yang sangat baik bagi pertumbuhan penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang

terlalu lembap di samping menghambat pertumbuhan tanaman, juga mendorong

pertumbuhan cendawan pembusuk akar( )

Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea L) termasuk tanaman strata A,

yakni tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya naungan

yang menghalangi sinar matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil. Tanaman

yang ternaungi tumbuh memanjang batangnya lemah, bunga dan polong yang

terbentuk sangat sedikit.


Tanah

Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea) memerlukan tanah yang

strukturnya ringan, berdrainase baik, dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro.

Tanah yang bertekstur lempung-berpasir, pasir-berlempung sangat cocok untuk

kacang tanah ( )

Tingkat kemasaman tanah yang optimal untuk pertumbuhan kacang tanah

(Arachis Hypogaea) adalah antara pH = 6 hingga 6,5. Kacang tanah termasuk

tanaman yang paling toleran terhadap tanah masam dibandingkan tanaman yang

lainnya yang termasuk polong-polngan ( )

Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea) mampu hidup pada tanah yang

kurang subur, sedikit masam, dan juga agak kering. Oleh karena itu kacang tanah

mempunyai daerah adaptasi yang cukup luas ( ).


III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum Pupuk dan Pemupukan dilaksanakan di Green House Fakultas

Pertanian dan Kehutanan, Jurusan Ilmu tanah Universitas Hasanuddin Makassar.

Berlangsung selama bulan April 2004.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah alfisols,

polybag, pupuk urea, benih Kacang Tanah (Arachis Hypogaea) air dan label.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, sekop,

timbangan mistar, karung dan alat tulis menulis.

3.3. Metode Percobaan

Metode pelaksanaan pada praktikum ini adalah perlakuan penempatan benih

diatas pupuk dengan dosis pupuk sebagai berikut :

o 0 gr UREA/polybag

o 0,25 gr UREA/polybag

o 0,375 gr UREA/polybag

o 0,75 gr UREA/polybag

o 1,5 gr UREA/polybag

3.4.5. Parameter Pengamatan


Parameter pengamatan yang diguanakan dalam praktikum pupuk dan

pemupukan ini adalah :

1. Tinggi tanaman (cm)

2. Jumlah daun (helai)

3. Fisiologi tanaman

You might also like