You are on page 1of 41

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Di zaman Globalisasi ini bangsa Indonesia masih kurang menyadari dengan masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan agar setiap penduduk dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan yang tinggi sangat besar artinya dalam mengembangkan sumber daya manusia sebagai modal bagi terlaksananya pembangunan nasional, Oleh karena itu pembangunan kesehatan harus di tingkatkan dengan jangkauan pemerataan yang semakin luas dengan mutu pelayanan yang semakin baik. Bangsa Indonesia memerlukan orang-orang yang kompeten di bidang kesehatan dan kefarmasian. Agar tercapai tujuan tersebut, maka perlu di lakukan peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang didukung oleh pengembangan sistem kesehatan nasional secara terpadu. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka calon seorang asisten apoteker sebaiknya melakukan latihan kerja industri di apotek untuk mengetahui secara langsung mengenai pengelolaan, serta tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola apotek.

Untuk mengetahui perkembangan para siswa peserta prakerin di dunia usaha / industri, diperlukan satu perangkat yang dapat memberikan informasi tentang kualifikasi dan jenis kegiatan siswa yaitu jurnal kegiatan siswa.

B.

Maksud dan Tujuan Maksud diadakannya prakerin ini adalah : 1) Untuk memenuhi tuntutan kurikulum pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan yang mengharuskan peserta didiknya mengikuti praktek kerja di industri yang terkait 2) Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Kompetensi dan Ujian Nasional Tujuan diadakannya Prakerin diantaranya ialah : 1) Mengetahui pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek 2) Untuk mengetahui sistem pelayana obat di Apotek 3) Untuk mengetahui ketepatan pemakaian obat dan kerasionalan serta kedisiplinan dalam bekerja 4) Untuk memperoleh pengalaman kerja 5) Untuk menerapkan teori yang didapat di sekolah, khususnya di bidang kefarmasian 6) Untuk memenuhi tugas akademik

C.

Waktu Dan Tempat Prakerin Pelaksanaan Prakerin dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, terhitung sejak tanggak 5 Juli s/d 27 Agustus 2010, di Apotek Citra Caraka Emas yang bertempat di Jl.Sutisna Senjaya No.97 Tasikmalaya. Kegiatannya di bagi menjadi dua shift, Yaitu : 1. Sip pagi di laksanakan dari pukul 08.00 s/d 14.00 2. Sip malam dilaksanakan dari pukul 14.00 s/d 20.00

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

B. Tugas dan Fungsi Apotek Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah : 1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker dan asisten apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. 2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat. 3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

C. Pengelolaan Apotek Pengelolaan apotek meliputi : 1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan perbekalan farmasi lainnya. 3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi. Pelayanan informasi yang dimaksud meliputi : a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat. b. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat serta perbekalan farmasi lainnya.

D. Pelayanan Apotek 1. Apotek wajib dibuka untuk melayani masyarakat dari pukul 08.00 22.00. 2. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab Apoteker pengelola apotek. 3. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis didalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat. 4. Apoteker wajib memberikan informasi : a. Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.

b. Penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat. 5. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep ada kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep. Bila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, Dokter wajib membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep atau dinyatakan tertulis. 6. Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker. 7. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka waktu 3 tahun. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Perizinan Apotek Izin apotek diberikan oleh Menteri Kesehatan, yang kewenangannya dilimpahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan

pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.

F. Pencabutan Izin Apotek Izin apotek dapat dicabut dalam hal : 1. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan seperti ijazah yang tidak terdaftar pada Departemen Kesehatan, melanggar sumpah/janji sebagai apoteker, tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental dalam menjalankan tugasnya, bekerja sebagai penanggung jawab pada apotek atau industri farmasi lainnya, atau. 2. Apoteker tidak menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu dan terjamin keabsahannya, atau. 3. Apoteker dan asisten apoteker tidak menjalankan tugasnya dengan baik seperti dalam hal melayani resep, memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional, atau. 4. Bila apoteker berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun berturut-turut, atau. 5. Bila apoteker melanggar perundang-undangan narkotika, obat keras dan ketentuan lainnya, atau. 6. SIK APA dicabut, atau. 7. PSA terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang obat, atau. 8. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

G. Istilah-istilah yang ada dalam Apotek Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 adalah sebagai berikut : 1. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Tugas dan kewajiban apoteker : a. Bertanggungjawab atas proses pembuatan obat, meskipun obat dibuat oleh asisten apoteker. b. Kehadirannya di tempat bertugas diatur oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. c. Wajib berada di tempat selama jam apotek buka. d. Wajib menerangkan ke konsumen tentang kandungan obat yang ditebus. Penjelasan ini tidak dapat diwakilkan kepada asisten atau petugas apotek. e. Membahas dan mendiskusikan resep obat langsung kepada dokter, bukan asisten atau petugas apotek. f. Wajib menjaga kerahasiaan resep pasien. 2. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu.

3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi surat izin apotek. Tugas, kewajiban dan wewenang : a. Memimpin semua kegiatan apotek, antara lain mengelola kegiatan kefarmasian serta membina karyawan yang menjadi bawahan apotek. b. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil usaha apotek. c. Mengatur dan mengawasi penyimpanan serta kelengkapan terutama di ruang peracikan. d. Membina serta memberi petunjuk teknis farmasi kepada bawahannya terutama dalam memberikan informasi kepada pasien. 4. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping apoteker pengelola apotek dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek. 5. Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker pengelola apotek selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak berada di tempat lebih dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek lain. 6. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker. Tugas dan kewajiban asisten apoteker : a. Mengerjakan sesuai dengan profesinya sebagai asisten apoteker, yaitu :

10

1) Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima pasien sampai menyerahkan obat yang diperlukan). 2) Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat narkotika, obat psikotropika, obat KB, obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras. 3) Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal lalu disimpan. 4) Memelihara kebersihan ruangan peracikan, lemari obat. b. Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir dalam pelayanan obat bebas maupun juru resep. Tanggung jawab asisten apoteker : Asisten apoteker bertanggung jawab kepada apoteker pengelola apotek sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, artinya bertugas atas kebenaran segala tugas yang diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan, kehilangan dan kerusakan. Wewenang asisten apoteker : Asisten apoteker berwenang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan petunjuk atau instruksi dari apoteker pengelola apotek, dan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

11

8. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. 9. Alat kesehatan adalah instrumen aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mengdiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta pemulihan kesehatan manusia, dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 10. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan apotek.

H. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Pengelolaan obat meliputi : 1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan menunjukkan jumlah obat dalam rangka pengadaan. a. Tujuan Untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan, menghindari terjadinya kekosongan obat, meningkatkan penggunaan obat secara rasional, meningkatkan efisiensi penggunaan obat. b. Kegiatan perencanaan Kegiatan pokok dalam perencanaan pengadaan obat adalah :

12

1) Seleksi atau perkiraan kebutuhan meliputi memilih obat yang akan dibeli dan menentukan jumlah obat yang akan dibeli. 2) Penyelesaian jumlah kebutuhan obat dan alokasi dana. Pencatatan perencanaan obat yang akan dipesan dilakukan dalam suatu buku yang dinamakan defecta. a) Buku defecta tentang daftar obat atau alat kesehatan yang akan dipesan atau dibeli dari PBF dengan memperhitungkan sisa stock. b) Stock penggunaan adalah jumlah obat atau alat kesehatan yang diperlukan untuk menghindari kekosongan obat. c) Lead time adalah waktu yang diperlukan sejak rencana kebutuhan diajukan sampai dengan obat diterima. d) Kartu stock adalah kartu yang digunakan untuk mencatat mutasi obat yang memuat penerimaan obat, pengeluaran obat, obat rusak atau kadaluarsa. Setiap kartu stock hanya memuat satu tensi catatan mutasi obat untuk satu jenis obat. Kartu stock merupakan dokumen yang harus disimpan dan dipelihara dengan baik. 2. Pengadaan Pengadaan adalah suatu proses untuk mengadakan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Dengan tujuan supaya tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat diperoleh pada waktu yang tepat.

13

Pengadaan barang pada umumnya dapat dilakukan melalui pembelian dan konsinyasi. Konsinyasi adalah sistem penitipan barang dari pemilik barang tersebut kepada apotek, apabila barang tersebut laku maka apotek mendapatkan komisi, tetapi apabila barang tidak laku akan dikembalikan. 3. Penerimaan Penerimaan adalah suatu rangkaian kegiatan dalam menerima obat baik dari pemasok maupun dari gudang unit pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi pesanan atau permintaan obat. 4. Konseling Suatu proses yang sistematis untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan obat. Tujuannya yaitu agar pasien patuh dalam menggunakan obat. Masalah yang dibicarakan : a. Nama obat. b. Tujuan pengobatan. c. Jadwal pengobatan. d. Cara penggunaan obat. e. Lamanya penggunaan obat. f. Efek samping obat. g. Tanda-tanda toksisitas. h. Cara penyimpanan obat.

14

i. Penggunaan obat-obat lain. Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat

memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penggunaan obat yang salah.

15

BAB III PROFIL APOTEK CITRA CARAKA EMAS

A. Sejarah Apotek Apotek Citra Caraka Emas adalah Apotek yang di bentuk oleh suatu koperasi, yaitu koperasi pegawai Telkom (KOPEGTEL) Citra Caraka Emas, yang dimana koperasi ini berdiri di bawah naungan PT Telkom. Pada saat ini, Apotek Citra Caraka Emas sudah tidak bekerja sama lagi dengan PT.Limas Citra Lestari Bandung. Apotek ini di dirikan pada awal tahun 2000, tepatnya pada tanggal 22 Januari 2000. Apotek Citra Caraka Emas bertempat di Jl.Sutisna Senjaya No.97 Tasikmalaya. Tujuan didirikannya Apotek Citra Caraka Emas adalah untuk melayani pelayanan kesehatan anggota koperasi Citra Caraka Emas, pegawai, keluarga pegawai, pensiunan dan keluarga pensiunan. Dokter-dokter yang bekerja sama dengan Apotek Citra Caraka Emas diantaranya : 1) dr. H. Kamil Roesman Bachtiar, M.si. spesialis dokter umum. 2) dr. H. Oki Zulkifli D. spesialis dokter umum Pada saat ini Apoteker yang bertanggung jawab atas Apotek Citra Caraka Emas adalah Yanti Puji Utami, Ssi,Apt.

15

16

B. Stuktur Organisasi Struktur Organisasi di Apotek Citra Caraka Emas adalah sebagai berikut:

Kepala Apotek

Manager Apotek

Staf Administrasi

Kefarmasian/ juru racik

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dilihat dari struktur Organisasi di atas maka, seorang kepala Apotek berwenang memimpin seluruh kegiatan Apotek, mengatur melaksanakan dan mengawasi administrasi Apotek agar Apotek yang di pimpinya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja. Selain itu Kepala Apotek bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Apotek yang dipimpinnya. Untuk membantu kelancaran dalam pengelolaan Apotek, keuangan dan pembelian yang berfungsi mencatat mereka beberapa catatan penting diantaranya fakturis. Kefarmasian atau Juru Racik berfungsi dalam mengerjakan hal-hal yang berhubungan langsung secara tekhnis dan meracik ataupun dalam penyediaan obat-obatan untuk pasien.

17

C. Manajemen Farmasi 1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan

menunjukkan jumlah obat dalam rangka pengadaan. Perencanaan obat yang akan dipesan di Apotek Citra Caraka Emas berdasarkan kartu stock, permintaan dokter, dan lain-lain seperti banyaknya permintaan konsumen akan suatu obat tertentu. Perencanaan obat yang akan dipesan dilakukan dalam suatu buku yang dinamakan buku defecta. Buku defecta adalah buku yang memuat tentang daftar obat atau alat kesehatan yang akan dipesan dari PBF, dengan memperhitung` kan sisa stock untuk menghindari terjadinya kekosongan obat. 2. Pengadaan Pengadaan adalah suatu proses untuk mengadakan obat yang dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan. Dengan tujuan supaya tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat dengan mutu yang tinggi dan dapat diperoleh pada waktu yang tepat. Pengadaan barang di Apotek Citra Caraka Emas dilakukan oleh bagian pembelian berdasarkan buku defecta, dimana pengadaannya melalui: a. Konsinyasi adalah titipan barang ini dilakukan oleh perusahaan pemilik barang kepada Apotek. b. Pembelian yaitu dilakukan secara tunai ataupun kredit kepada PBF melalui surat pemesanan. Kadang-kadang pembelian juga dilakukan

18

secara mendesak kepada Apotek lain karena kehabisan stock atau tidak adanya jenis obat yang diminta. Pengadaan dan pemesanan barang biasanya dilakukan dengan membuat surat pesanan ( SP ) barang dari bagian pembelian kepada pemasok barang atau Pedagang Besar Farmasi ( PBF ). Untuk mencegah penumpukan barang dan terjadinya kekosongan obat dilakukan system stok agar pengadaan obat lebih baik dan modalnya dapat digunakan dengan efisien. Pengadaan dan pemesanan barang dilakukan dengan membuat surat pesanan barang dari bagian pembelian kepada distributor tertentu yang dituju. SP dibuat 2 rangkap yaitu satu slip untuk diberikan kepada pemasok / PBF dan satu slip lagi disimpan untuk arsip di Apotek. Biasanya bagian pembelian memilih PBF dengan berbagai pertimbangan seperti kesesuaian harga termasuk adanya potongan harga atau bonus, jangka waktu pengiriman dan legalitas distributor ( harus berbadan resmi ). Untuk SP obat bebas dan obat bebas terbatas boleh dibuat oleh Asisten Apoteker atau karyawan yang bekerja di Apotek tersebut. Dan di dalam SP tersebut boleh dilakukan pemesanan barang hingga beberapa jenis barang. Sedangkan untuk SP psikotropika hanya boleh dibuat dan ditanda tangani oleh Apoteker yang bertanggung jawab di Apotek tersebut. Dan di dalam SP tersebut hanya boleh dilakukan pemesanan maksimal tiga jenis barang tidak boleh lebih.

19

Pembelian barang dalam jumlah besar dan penagihan hutang ke PBF biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan kamis antara pukul 09.00 14.00 WIB. Selain jam jam tersebut tidak akan dilayani. Pembayaran atas pembelian barang melalui PBF dilakukan sebulan setelah barang diterima atau istilahnya sudah jatuh tempo. Apabila pembelian dalam jumlah kecil biasanya dapat dilakukan melalui telepon, dan SP diberikan menyusul pada saat barang dikirim ke Apotek.

3. Penerimaan Barang Penerimaan adalah suatu rangkaian kegiatan dalam menerima obat baik dari pemasok maupun dari gudang unit pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi pesanan atau permintaan obat. Petugas Apotek akan menerima barang dari PBF beserta copy fakturnya kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, jenis, jumlah, kulitas dan kuantitas barangnya dihadapan petugas pengantar barang kemudian dicocokkan dengan SP dan fakturnya. Apabila sudah cocok kemudian faktur ditanda tangani dan distampel untuk menyatakan kesesuaian barang yang diterima. Faktur biasanya dibuat sesuai dengan kehendak perusahaan, biasanya pihak apotek meminta 2 slip faktur ( copy faktur ) untuk arsip dan untuk memudahkan keperluan administrasi. Setelah barang diperiksa, maka petugas pembelian akan mencatat barang-barang yang diterima tersebut ke

20

dalam buku penerimaan barang yang di dalamnya mencantumkan nomor urut faktur, nomor faktur, nama PBF, nama barang, banyaknya barang, expire date, nomor batch, harga satuan, discount, jumlah harga, PPN dan harga yang harus dibayar. Selain itu kartu stok obat juga diisi sesuai dengan jumlah barang yang diterima. Bila terjadi ketidaksesuaian barang yang diterima dengan surat pesanan atau ada kerusakan fisik barang maka petugas pembelian akan membuat nota pengembalian barang, bila sudah ada pengembalian barang maka barang dari pemasok harus disertai dengan faktur baru

21
FISIK

CEK BARANG

KARTU STOCK

DATA KOMPUTER KURANG HABIS

TULIS DI BUKU DEFEKTA

TENTUKAN JUMLAH & JENIS

BUAT SURAT PESANAN

BARANG DIPESAN

BARANG DATANG DARI

PBF

BARANG DITERIMA BESERTA FAKTUR

CEK BARANG YANG DATANG

YA

SESUAI?

TIDAK

ACC FAKTUR

BUAT SURAT PEMBELIAN BARANG/RETUR PEMBELIAN

TULIS DATA FAKTUR DI BUKU PEMBELIAN

BARANG DIKEMBALIKAN / DITUKAR

PENGGANTIAN BARANG OLEH PBF TULIS BARANG DI KARTU STOCK BARANG DITERIMA BESERTA FAKTUR SIMPAN BARANG CEK BARANG

Gamabar 3.2 Mekanisme Penerimaan Barang di Apotek Citra Caraka Emas

22

4. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan dengan cara menempatkan obatobatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman. Kegiatan penyimpanan yang dilakukan di Apotek Citra Caraka Emas di kelompokan menjadi beberapa bagian dengan menggunakan sistem Alphabetis, FIFO, dan Bentuk sediaan. Dimana penyimpanan obat disimpan berdasarkan jenisnya, yaitu : 1) Obat Bebas dan Bebas Terbatas Obat bebas dan bebas terbatas di simpan di etalase dan rak-rak yang menghadap keluar. Dengan etalase yang berbeda menurut bentuk sediaannya. 2) Obat Keras Penyimpanan obat-obat keras berada di etalase yang berada di dalam ruangan apotek yang menempel pada dinding. Penyimpanan obat keras ini di kelompokan menjadi obat paten dan obat generik. Di mana obat keras kelompok generik di simpan pada etalase bagian atas, sedangkan obat keras kelompok paten di simpan pada etalase bagian bawah 3) Psikotropika Penyimpanan obat golonagn Psikotropika dipisahkan dari obat lainnya. Yaitu di simpan di dalam lemari terkunci yang disusun berdasarkan sistem alphabetis dan di lengkapi dengan kartu stok masing-masing.

23

5. Pelayanan Apotek Citra Caraka Emas Pelayanan Apotek Citra Caraka Emas adalah menyalurkan dan memenuhi kabutuhan penderita akan perbekalan farmasi. Pelayanan perbekalan farmasi di apotek Citra Caraka Emas meliputi pelayanan Obat bebas, pelayanan resep tunai, pelayanan resep kredit. 1) Pelayanan Obat dengan Resep Dokter Secara Tunai Pelayanan ini merupakan penjualan yang di lakukan berdasarkan perintah dari dokter. Umumnya untuk obat-obat keras dan psikotropika. Penjualan ini di lakukan secara tunai, yaitu pasien langsung membyar obat-obat yang di terimanya dengan uang tunai. a. Dengan resep secara tunai Pasien membawa resep Pengecekan resep Hitung harga obat Persetujuan harga obat dan pasien membayar Kerjakan resep + etiket Merekap resep Menyerahkan obat + memberikan informasi penggunaan obat ke pasien Catat pengeluaran obat di kartu stock Gambar 3.3 Alur Pelayanan Obat dengan Resep secara tunai Mengkopi pasien resep jika diperlukan

24

Keterangan

: Pertama-tama pasien datang membawa resep, kemudian resep

dicek terlebih dahulu sebelum dikerjakan. Apakah resep tersebut sudah lengkap atau belum. Setelah itu, bila resep sudah dipastikan lengkap. Kemudian resep dihargai lalu. Dan apabila pasien telah setuju dengan harga resep, kemudian pasien membayar ke bagian pembayaran. Setelah itu resep dikerjakan dan apabila ada obat yang belum bias sepenuhnya diberikan kepasien. Maka dibuat kopi resep dari apotek, agar pasien dapat menebus sisa obatnya. Setelah itu Obat diserahkan kepasien beserta pemberian informasi obat mengenai kegunaan obat, cara pemakaiannya dan efek samping obat. Setelah itu catat pengeluaran obat di kartu stok obat. 2) Pelayanan Obat dengan Resep Dokter Secara Kredit Pelayanan obat dengan resep dokter secara kredit hanya di berikan kepada pasien yang merupakan karyawan atau anggota dari instasi yang membuat kesepakatan dengan Apotek Citra Caraka Emas. Alur pelayanan yang dilakukan hampir sama dngan pelayanan obat dengan resp dokter scara tunai, perbedaannya adalah pada pelayanan ini tidak tedapat perincian harga obat dan penyerahan uang tunai dari pasien kepada Apotek Citra Caraka Emas Oleh karena itu, pencatatan terhadap pelayanan obat dengan resep dokter secara kredit ini di pisahkan dengan pelayanan obat dengan resep dokter secara tunai. Kemudian resep dan struk penjualan secara kredit tersebut diserakan kepada perusahaan yang bersangkutan untk dilakukan penagihan.

25

b. Dengan resep secara kredit Pasien membawa resep Pengecekan resep Kerjakan resep+obat Merekap resep Menyerahkan obat+ memberikan informasi penggunaan obat Mengkopi resep jika diperlukan pasien Catat pengeluaran obat di kartu stock

Gambar 3.4 Alur Pelayanan Obat dengan Resep Secara Kredit

Keterangan : Pasien datang membawa resep, kemudian pengecekan resep. Apakah resep tersebut sudah lengkap atau belum. Apabila resep telah dipastikan lengkap, maka resep langsung dikerjakan. Bila ada obat yang belum bias ditebus sepenuhnya maka dibuat kopi resep dari apotek. Agar pasien dapat menebus sisa obatnya. Setelah obat selesai dikerjakan, kemudian diserahkan ke pasien disertai dengan informasi obat. Meliputi kegunaan obat, Cara pemakaian obat dan efek samping obat. Setelah obat diserahkan, kemudian catat pengeluaran obat di kartu stok. Dan resep diarsipkan di komputer untuk dilakukan penagihan pada Perusahaan yang bersangkutan.

26

D. Kegiatan yang dilakukan di tempat Prakerin Selama penulis melakukan Prakerin di Apotek Citra Caraka Emas, banyak kegiatan yang penulis lakukan. Adapun Rincian Kegiatan yang penulis lakukan dapat dilihat pada table di bawah ini : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 JENIS KEGIATAN Perkenalan dengan karyawan Apotek Citra Caraka Emas Belajar Membaca Resep dari Dokter Memberi harga pada obat bebas,dan obat bebas terbatas Menghargai obat pada Resep Telkom ( Menghargai Resep) Menulis etiket Menempelkan Etiket pada sediaan obat Menyiapkan obat-obatan yang akan di racik Meracik obat Menyerahkan obat ke pasien Memberikan informasi tentang penggunaan obat secara singkat dan jelas Menerima Barang dari PBF Mengecek barang yang dating dari PBF Menandatangani Faktur Menstok obat-obatan Melayani pembelian obat bebas dan obat bebas terbatas Mencatat obat-obat yang hamper habis di buku defecta Mengelompokan Resep Menyalin Faktur kedalam buku pembelian Mencatat obat-obat yang sudah terjual di buku pembelian Menulis copy Resep Menulis Surat pesanan obat untuk ke PBF

Tabel 3.1 Kegiatan yang dilakukan di tempat PRAKERIN

27

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak lagi kegiatan yang penulis lakukan selama prakerin di apotek Citra Caraka Emas.

E. Hasil Prakerin Selama penulis melakukan prakerin, banyak sekali yang penulis peroleh dari kegiatan ini. Adapun hasil yang di peroleh ialah : 1. Pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja 2. Penulis dapat mengetahui Kegiatan kefarmasian yang ada di Apotek Citra Caraka Emas. 3. Dapat menbandingkan antara teori yang di dapatkan dari sekolah dengan praktek di dunia karja 4. Memahami hal-hal teknis di bidang kafarmasian, ketenagaan dan Informasi kesehatan di suatu Perusahaan / Insatansi / Lembaga. 5. Mendapatkan ilmu-ilmu lain yang tidak di dapatkan penulis di sekolah

28

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan mulai tanggal 29 Juni 2010 sampai tanggal 29 Agustus 2010 penulis menerima banyak pelajaran yang berharga diantaranya : 1. Mendapat pengalaman kerja langsung di dunia kerja. 2. Dapat membandingkan dan menerapkan pengetahuan pada dunia kerja yang akan dihadapi secara jelas dan konsisten dengan komitmen yang tinggi. 3. Lebih cepat memahami konsep-konsep non akademis dan non teknis di dunia kerja. 4. Dapat memperluas ilmu dan menambah pengalaman dengan langsung praktek di bidang farmasi. 5. Apotek Citra Caraka Emas telah melakukan penyelenggaraan kegiatan kefarmasian dengan benar sesuai aturan yang berlaku.

B. Saran Hasil keseluruhan pengalaman pelaksanaan PKL yang telah

dilaksanakan penulis mengajukan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk mencapai hasil yang diterapkan diantaranya :

28

29

1. Bagi Siswa Siswa hendaknya terbiasa disiplin dan tekun dalam teori maupun praktek. Melakukan percobaan-percobaan dengan memperhatikan aspek kehati-hatian dan teliti karena menyangkut keselamatan jiwa manusia. Kemahiran dalam praktek lulusan Sekolah Kejuruan merupakan modal utama dalam menghadapi dunia kerja. Hindari kesalahan pemberian obat pada pengguna obat, atau salah memberikan obat dapat berakibat fatal bagi pengguna obat.

2. Bagi Sekolah Program Praktek Kerja Lapangan waktunya bisa diperpanjang dengan pembagian tempat praktek untak tiap siswa dilakukan bergiliran antara Rumah Sakit, Apotek, Industri, dan Instansi kesehatan lainnya sehingga memungkinkan para siswa mendapat pengalaman pembelajaran bervariasi dari setiap tempat kerja praktek. Walaupun bentuk laporan bagi siswa dipilih salah satu tempat praktek. Menghindari kelalaian bagi praktikan. Laporan bentuk praktek jurnal kegiatan dilaporkan seluruhnya, sedangkan untuk laporan karya tulis ilmiah dipilih salah satu dari tempat praktek, setelah melalui seleksi penentuan judul Praktek Kerja Lapangan oleh Pembimbing, pada saat setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan.

30

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com. Apotek 23 Agustus 2010. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI : Kumpulan Peraturan Perundang-undangan di bidang Narkotika dan Psikotropik dan Bahan Berbahaya, Jakarta 1997. Simandjuntak Buntu Angin et all : Kumpulan Undang-undang dan Peranan tentang Apotek, Jakarta 1981.

31

32

RESEP YAKES

COPIE RESEP APOTEK CITRA CARAKA EMAS

33

KWITANSI APOTEK CITRA CARAKA EAMAS

34

FAKTUR SPB

35

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA

36

ETIKET PUTIH

37

38

ETIKET BIRU

39

TUGAS KHUSUS

1. ACCOLATE a. Kandungan b. Indikasi : Zafirlukas 20 mg. : Pengobatan asma kronik dewasa dan anak >12 thn

c. Kontra Indikasi : Hipersensitif, Pasien <12 thn, Kerusakan hati atau sirosis 2. ALUPENT a. Kandungan : Metaproterenol sulfat 2mg/ml sirup, 20mg/tab, 0,75mg/dosis obat sempot. b. Indikasi c. Konta Indikasi : Asma bronkial, Bronkhitis kronis, Emfisema : Tirotoksikosis, Stenosis aorta subvavular,

takiaritma dan terapi zat hambat MAO. 3. PRINASMA a. Kandungan b. Indikasi : Salbutamol 4mg : Kejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronkitis kronis dan emfisema. c. Kontra Indikasi : Hipersensitif 4. GRANTUSIF a. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 15 mg, gliserilguaiakolat 100 mg, difenhidramin HCl 5 mg. b. Indikasi : Batuk, pilek, Bersin-bersin, gatal tenggorokan dan hidung karena alergi.

40

c. Kontra Indikasi : Hipersensitif. 5. PROMEDEX a. Kandungan : Prometazin HCl 5 mg, dekstrometorfan HBr 5 mg, tingtur ipeka 0,1 ml, gliserilguaiakolat 50 mg, Nasitrat 197 mg, mentol 1 mg, tiap tablet b. Indikasi c. Kontra Indikasi 6. ASECRIN a. Kandungan b. Indikasi : Bromheksin HCl 4 mg/5 ml sirup; 8 mg. : Ekspetoran : Batuk : Hipersensitif

c. Kontra Indikasi : Hipersensitif 7. DEFAN a. Kandungan : Klorfeniramini maleat 1 mg, fenilpropanolamin HCl 8 mg, gliserilguaiakolat 50 mg tiap 5 ml sirup b. Indikasi : Batuk berdahak disertai dengan bersin, hidung tersumbat, pilek dan batuk karena alergi. c. Kontra Indikasi : Hipersensitif, hipertensi, glaukoma, diabetes,

gangguan jantung dan gondok. 8. NEONADRYL a. Kandungan : Difenhidramin HCl 14 mg, amonium klorida 135 mg, alkohol 1% tiap 5 ml sirup b. Indikasi : Mengurangi dan Meringankan Batukberdahak karena alergi

41

c. Kontra Indikasi 9. TUZALOS a. Kandungan

: Bayi baru lahir dan ibu menyusui, hipersensitif.

: Dekstrometorfan HBr 10 mg, fenilpropanolamina HCl 15 mg, Klorfeniramina maleat 1 mg, parasetamol 500 mg.

b. Indikasi c. Kontra Indikasi

: Meringankan gejala flu disertai batuk. : Penderita peka terhadap obat simpatomimetik, tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat anti depresantipe penghambat MAO.

10. VECTRINE a. Kandungan : Endostein 150 mg; 300 mg/kapsul; 175 mg; 225 mg/ sachet granul; 175 mg/5 ml sirup kering. b. Indikasi : Mukolitik, pengencer lendir pada gangguan saluran nafas akut dan kronik. c. Kontra indikasi : hiperesdensitif, penderita serosis hati dan defisiensi enzim sistasionin sintetase, fenilketonuria,

sehubungan adanya aspartam terbatas pada granul; penderita gagal ginjal berat.

You might also like