You are on page 1of 5

MEMAHAMI KESEJAHTERAAN HEWAN (ANIMAL WELFARE) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB MORAL DALAM PEMANFAATAN HEWAN

KETERLIBATAN MANUSIA DENGAN HEWAN Kemauan sendiri : Menyukai hewan apapun jenisnya sehingga semua dipelihara Menyukai hewan jenis tertentu saja dan menjadikannya hobby Memasuki sekolah yang disadari akan berurusan dengan hewan Usaha kehewanan semata-mata untuk kepentingan bisnis karena tergiur profit Memasuki / bekerja di tempat yang mengurus hewan Keterpaksaan : Karena diturunkan dari orang tua untuk mengurusnya Dari pada tidak sekolah (bukan pilihan utama) Karena perintah pimpinan di tempat kerja Dari pada menganggur / tidak ada pekerjaan

DASAR FILOSOFI KESRAWAN


Berbagai pendapat mengenai bagaimana seyogyanya manusia memperlakukan hewan, diperdebatkan banyak ahli filsafat di dunia (fisik, mental, kesuburan / reproduksi, dll) Seiring dengan berkembangnya pendapat dimasyarakat manusia antara lain; anti perbudakan, anti rasisme, kesamaan hak, hak azasi manusia, dll, maka dibahas pula tentang bagaimana memperlakukan hewan.

Perkembangan etik dan moral manusia terhadap hewan seperti pendapat


Mahatma Gandhi yaitu. The greatness of a nation and its moral progress can be judged by the way its animal are treated
DASAR ETIKA (ETHICS) KESRAWAN
Dasar Etika yang diyakini oleh para pelindung hewan adalah bahwa setiap individu hewan mempunyai nilai dasar karakter yang perlu dihargai dan dilindungi, karena diyakini bahwa hewan diciptakan bukan untuk kesia-siaan. Manusia tidak sepatutnya menggilas / mengabaikan karakter / perilaku alami hewan semata-mata karena kepentingan manusia. Etika berasal dari kata Ethikos (Yunani Kuno) yang berarti penekanan karakter / sifat perorangan atau individu. Ethos berarti nilai yang baik, yang layak. Etika kemuliaan berarti kumpulan nilai-nilai yang baik dan yang buruk yang disepakati dan berlaku bagi kumpulan orang dengan profesi atau kepentingan yang sama. Etika Kesrawan adalah seperangkat prinsip moral mengenai apa yang baik dan tidak baik berkenaan dengan ukuran sejahtera atau tidak sejahteranya hewan.

KEDUDUKAN HEWAN DI MASYARAKAT MANUSIA


Masyarakat manusia melakukan, memperlakukan dan menganut berbagai jenis keyakinan berkenaan dengan hewan yaitu : Animal exploitation (eksploitasi hewan) adalah kelompok masyarakat yang menganiaya (abuse) hewan, misalnya saja melakukan adu hewan baik sejenis ataupun berlainan jenis (dapat illegal bila ada ketentuan hukumnya atau bebas saja karena tidak diurus pemerintah). Animal Control (mengontrol populasi hewan) adalah organisasi yang melakukan pembatasan jumlah populasi hewan tertentu sesuai aturan hukum yang berlaku (legal),

misalnya pada penanganan anjing atau kucing jalanan atau hewan lainnya bilamana populasinya sudah merupakan gangguan bagi kehidupan manusia.

Animal rights (hak hewan) adalah filosofi yang diyakini sebagian orang bahwa hewan juga mempunyai hak termasuk pula hak untuk hidup bebas dari gangguan manusia dan bebas dari keputusan mati yang ditetapkan oleh manusia. Para penganut keyakinan ini umumnya menentang penggunaan hewan oleh manusia apapun tujuannya walaupun sebagian masih menerima hubungan hewan-manusia sebagai hewan kesayangan/ pets/companion animals. Animal Use (Penggunaan hewan) adalah pemanfaatan atau penggunaan hewan oleh manusia yang dibenarkan menurut aturan hukum yang berlaku, misalnya penggunaan hewan sebagai hewan laboratorium untuk keperluan ilmiah dan kemanusiaan, hewan pangan untuk sumber protein hewani dan sebagainya. Animal Liberation (Penganut kemerdekaan/ kebebasan hewan) adalah keyakinan yang dianut sebagian orang yang pada dasarnya menentang segala kepemilikan dan penggunaan hewan oleh manusia dan melakukan kegiatan apapun termasuk yang illegal demi untuk membebaskan /melepaskan hewan dari tangan manusia karena mereka meyakini mempunyai hak moral dan menganggap segala hukum buatan manusia yang berlaku tentang hewan adalah tidak benar. Animal conservation adalah organisasi tingkat dunia yang mempelopori perjuangan agar manusia berperikemanusiaan dalam memperlakukan hewan hewan di lingkungannya dengan membuktikan bahwa ternyata kesengsaraan pada hewan adalah akibat dari berinteraksi dengan manusia.

FIVE FREEDOMS/5 BEBAS SEBAGAI AZAS KESRAWAN


Freedom from hunger and thirst (Bebaskan dari lapar dan haus). Freedom from discomfort (Bebaskan dari ketidaknyamanan/ penyiksaan fisik) Freedom from pain,injury and disease(Bebaskan dari rasa sakit,cedera dan penyakit) Freedom from fear and distress (Bebaskan dari ketakutan dan rasa tertekan) Freedom to express natural behaviour (Bebas untuk dapat mengekspesikan berperilaku/hidup alami)

LEGALITAS PETUGAS KONSERVASI UNTUK MENJAMIN TERWUJUDNYA KESRAWAN


Bila meninjau nilai nilai kesrawan (5 bebas) yang perlu ditegakkan, petugas konservasi yang tidak memahaminya merupakan penyebab kesengsaraan hewan tanpa disadari oleh petugas itu sendiri. Penting diadakan penegasan tanggung jawab dalam penanganan satwa untuk keperluan konservasi sesuai dengan 5 bebas.

BEBAS HAUS DAN LAPAR Dapat dilakukan oleh siapa saja dan tampak mudah dan sederhana. Kenyataannya ?

BEBAS DARI KETIDAKNYAMANAN Perlu mempelajari animal behavior (perilaku alami hewan) untuk memahami apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi hewan / satwa karena ada yang sangat peka sehingga mudah mati akibat stress.

BEBAS DARI RASA SAKIT, CEDERA DAN PENYAKIT Dalam hal ini merupakan tanggung jawab khas dokter hewan dan merupakan kewenangan medis.

Kegiatan yang dapat menyakiti hewan dan memerlukan obat obatan (penenang, bius, dll) harus di bawah supervisi dokter hewan misalnya penandaan/tagging (berlaku di seluruh negara maju yang tegas penegakan hukumnya). Tenaga medis pendukung pun umumnya berizin khusus/bersertifikat dengan batasan kewenangan yang jelas.

BEBAS DARI KETAKUTAN DAN TERTEKAN Menyangkut tanggung jawab dalam penempatan hewan : di lingkungan yang tidak sesuai dikonfrontir dengan musuh alaminya. tidak tersedia tempat yang sesuai untuk reproduksi alami. BEBAS MENGEKSPRESIKAN PERILAKU ALAMI/HIDUP ALAMI Hewan yang memerlukan ruang gerak yang luas kemudian sangat dibatasi sama dengan memenjarakan manusia. Memerlukan sarana (enrichment) sesuai dengan karakter alaminya, misalnya orang utan memerlukan tali ayunan, tempat memanjat yang tinggi, dll

KESEJAHTERAAN HEWAN DAN KONSERVASI Banyak orang berfikir bahwa melakukan kegiatan konservasi adalah termasuk pula kegiatan mulia mensejahterakan hewan. Pada kenyataannya kegiatan konservasi mempunyai resiko menyengsarakan hewan karena banyak mengadakan interaksi antara manusia dengan hewan tanpa aturan kesrawan yang jelas dan legal. KEGIATAN KONSERVASI Atas nama konservasi manusia banyak melakukan kegiatan terhadap hewan/satwa antara lain : Penyitaan satwa Pengangkutan satwa Penangkaran/breeding satwa Penandaan satwa Pengurusan satwa (memberi makan, minum, membersihkan kandang dll) Penanganan Medis

MEMBEDAKAN KESRAWAN DAN KONSERVASI


Kesrawan Kepeduliannya pada individu hewan dan penderitaannya Melakukan himbauan untuk memberi rawatan dan perlakuan yang manusiawi pada hewan Konservasi Kepeduliannya pada spesies dan ancaman kepunahan Melakukan proteksi habitat hewan dan memastikan populasi satwa liar sesuai perbandingan luas habitat, agar tidak punah. KESRAWAN DAN KONSERVASI Kesrawan adalah tentang individu Konservasi adalah tentang populasi/jumlah Konservasi mungkin sangat menentukan agar jangan sampai hewan punah tapi tidak ada tawaran untuk menekankan menghindari terjadinya sakit/nyeri, penderitaan atau kematian Konservasi dapat menekankan pada manajemen POPULASI satwa liar tetapi bukan karena untuk MELINDUNGI individunya, melainkan untuk LESTARINYA di dunia demi kepentingan manusia.

Dalam Konservasi memungkinkan diadakan penanganan populasi agar DAPAT BERMANFAAT bagi manusia, dalam batasan ini interprestasinya belum menjamin mencegah : Harvesting : memburu untuk mengambil sesuatu sesuai manfaat dari hewan misal bulunya. Exploitation : mengexploitasi untuk keuntungan manusia (zoo, bear farms) Killing : Membunuh untuk kesenangan manusia (berburu) Culling : mematikan dengan sengaja guna mempertahankan jumlah.

KESRAWAN DAN KONSERVASI


Konservasi dan kesrawan sangat berguna dalam rangka melindungi populasi agar tidak punah ! Tetapi bentuk proteksinya belum tentu manusiawi Pendekatan kesrawan dapat untuk perlindungan habitat alami hewan. Perlakuan yang lebih manusiawi pada konservasi dapat dipertimbangkan pada pencegahan adanya STRESS dan PENDERITAAN pada hewan.

USAHA PELESTARIAN SATWA LIAR


melibatkan :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pembuat Kebijakan (Departemen Kehutanan) Lembaga Konservasi Ex / In situ (Pemerintah dan Non Pemerintah) LSM / NGO (Non Government Organization) Profesi medis (dokter hewan) Ilmuwan lain yang terkait satwa. Pencinta / penyayang binatang. Penegak Hukum (Kepolisian RI)

Langkah melegalkan Nilai Kesrawan oleh pemerintah Indonesia (Dep.Tan) dapat dilihat dari diterbitkannya : -RPP Kesrawan tahun 2002 -RUU Peternakan dan Kesehatan Hewan (Pengganti UU No. 6 Th. 1967) Bab IV, Bagian Ketujuh Pasal 68, 69, 70 & 71 ISI PASAL 68 Kesejahteraan hewan meliputi upaya upaya untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan dasar hewan agar bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit, bebas dari penganiayaan dan penyalahgunaan, bebas dari rasa takut dan tertekan, serta bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya. Upaya upaya perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada pemeliharaan, pemanfaatan, pengangkutan, perdagangan, penyembelihan serta etanasi dan eliminasi. Disamping kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan pula pada kegiatan penangkaran satwa liar, kebun binatang, taman margasatwa, rumah sakit hewan, klinik hewan, penitipan hewan, pengayoman binatang, penyelamatan satwa, rehabilitasi dan pengembalian satwa liar ke habitatnya. Kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan untuk semua jenis hewan yang bertulang belakang dan sebagian dari hewan yang tidak bertulang belakang yang bisa merasakan sakit.

ISI PASAL 69

Pemerintah bersama-sama masyarakat melakukan perlindungan hewan dan upaya-upaya mencegah perbuatan yang melanggar hukum berdasarkan ketentuan dalam undangundang ini, untuk tidak : Menelantarkan hewan Membunuh hewan untuk kesenangan dan atau tanpa tujuan tertentu; Memanfaatkan organ atau bagian organ hewan untuk tujuan pengobatan yang belum didasari kajian ilmiah; Melakukan mutilasi kecuali untuk kepentingan kesehatan hewannya sendiri Memberi bahan-bahan yang memacu fungsi normal fisiologis di luar kemampuan hewan; Melakukan tindakan transgenik yang di luar kodrat; Menelantarkan satwa liar yang dilindungi dan disita dalam rangka penyelamatan dan pengembangan ke habitat aslinya. ISI PASAL 70 1)Perorangan atau badan hukum dilarang mempekerjakan atau mendayagunakan hewan muda sehingga merusak dan atau mempengaruhi kesehatan dan keselamatannya atau mengakibatkan kematiannya. 2)Perorangan atau badan hukum dilarang menganiaya dan atau menyakiti hewan sedemikian rupa sehingga mengakibatkan gangguan fisik dan atau psikologis dan atau kematian hewan. 3)Perorangan atau badan hukum dilarang memberi bahan-bahan yang memacu fungsi normal fisiologis di luar kemampuan hewan. 4)Perorangan atau badan hukum dilarang memanfaatkan organ dan atau bagian organ hewan hidup untuk tujuan yang tidak didasarkan kajian ilmiah. 5)Perorangan atau badan hukum dilarang membunuh hewan untuk kesenangan. ISI PASAL 71 1.Dalam rangka pembuktian terhadap tindak pidana pelanggaran kesejahteraan hewan dilakukan uji forensik oleh dokter hewan yang kompeten. 2.Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

----------------------------------------------

You might also like