You are on page 1of 23

Pendahuluan Kesemutan tubuh sebelah kanan, mulut mencong, dan bicara pelo merupakan gejala awal terjadinya stroke.

Stroke adalah terjadinya kerusakan pada jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dengan berbagai sebab yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh sampai terjadinya penurunan kesadaran.1

Untuk itu makalah ini dibuat, selain untuk memenuhi tugas problem based learning (PBL) mandiri yang diberikan oleh dr. Suryadi Susanto, juga bertujuan untuk mengenal lebih jauh mengenai penyebab stroke.

Struktur Otak secara Makroskopik Berat otak manusia sekitar 1400 gram, tersusun oleh sekitar 100 triliun neuron. Maing-Maing neuron mempunyai 1000 sampai 10000 koneksi sinaps dan sel saraf lainnya. 2 Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal dan terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang cranium. Cranium ini secara absolute tidak dapat bertambah volumenya terutama pada orang dewasa. Jaringan otak dilindungi oleh beberapa pelindung yaitu rambut, kulit kepala, tengkorak, selaput otak (meninges), dan cairan otak (liquor cerebro spinalis). Kulit kepala terdiri dari lima lapisan yang disebut sebagai SCALP yaitu skin, connective tissue, aponeurosis (galea aponeurotika), loose areolar tissue (jaringan penunjang longgar), dan perikarnium. Tulang tengkorak terdiri dari tabula eksterna, dipole, dan tabula interna. 2 Selaput otak terdiri dari tiga lapisan: 1. Duramater adalah meninges terluar yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambung, tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada duramater melekat di permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada duramater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk: a. Falks serebrum yang terletak dalam fisura longitudinal antara hemisfer serebral. Bagian ini melekat pada Krista galli tulang etmoid. b. Falks serebellum membentuk bagian pertengahan antara hemisfer serebelar. c. Tentorium serebellum memisahkan serebrum dari serebellum. d. Sela difragma memanjang di atas sela tursika, tulang uang membungkus kelenjar hipofisis.

Pada beberapa regia, kedua laposan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak. Ruang subdural memisahkan duramater dari arakhnoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada duramater di regia medulla spinalis. 2 2. Arakhnoid merupakan lapisan tengah antara duramater dan piamater. Di bawah lapisan ini adalah rongga subarachnoid yang mengandung trabekula dan dialiri LCS. Lapisan arakhnoid tidak memiliki pembuluh darah, tetapi pada ronggga subarachnoid terdapat pembuluh darah. 2 3. Piamater merupakan lapisan selaput otak yang paling dalam yang langsung berhubungan dengan permukaan jaringan otak serta mengikuti konvolusinya. 2 Serebrum serebrum merupakan bagian otak yang paling besar dan paling menonjol. Di sini terletak pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik, juga megatur proses penalaran, memori, dan intelegensi. Hemisfer serebri kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer serebri kiri mengatur bagian tubuh kanan. Konsep fungsional ini disebut pengendalian kontralateral. 3 Korteks serebri dari serebrum mempunyai banyak lipatan yang disebut giri (tunggal:girus). Susunan seperti ini memungkinkan permukaan otak menjadi luas (diperkirakan seluas 2200 cm2) yang terkandung dalam rongga tengkorak yang sempit. 3 Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik. Pada tahun 1909 seorang neuropsikiater Jerman, Korbinian Brodmann telah membagi korteks

serebri menjadi 52 area. Peta brodmann merupakan panduan umum yang sangat berguna bagi pembahasan fungsi-fungsi korteks. 3 Lobus frontalis mencakup bagian dari korteks serebrum bagian depan yaitu dari sulkus sentralis dan di dasar sulkus latelaris. Bagian ini memiliki area motorik dan premotorik. Area broca terletak di lobus frontalis dan mengontrol ekspresi bicara. Area asosiasi di lobus frontalis menerima informasi dari seluruh otak dan menggabungkan informasi-informasi tersebut menjadi pikiran, rencana, dan perilaku. Lobus frontalis bertanggung jawab untuk perilaku bertujuan, penentuan keputusan moral, dan pemikiran yang kompleks. Lobus frontalis memodifikasi dorongan-dorongan emosional yang dihasilkan oleh sistem limbic dan refleks vegetative dari batang otak. 3 Lobus parietalis adalah daerah korteks yang terletak dibelakang sulkus sentralis, di atas fisura lateralis, dan meluas ke belakang ke fisura parieto-oksipitalis. Lobus ini merupakan area sensorik primer otak untuk sensasi raba dan pendengaran. Sel lobus parietalis bekerja sebagai area asosiasi sekunder untuk menginterpretasikan rangsangan yang datang. Lobus parietalis menyampaikan informasi sensorik ke banyak daerah lain di otak, termasuk area asosiasi motorik dan visual di sebelahnya. 3 Lobus oksipitalis terletak disebelah posterior dari lobus parietalis dan di atas fisura parieto oksipitalis, yang memisahkannya dari serebelum. Lobus ini adalah pusat asosiasi visual utama. Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina mata. 3 Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura lateralis dan ke sebelah posterior dari fisura parieto oksipitalis. Lobus temporalis adalah area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan mencakup area Wernicke tempat interpretasi bahasa. Lobus ini juga terlibat dalam interpretasi baud an menyimpan memori. 3

Serebellum Serebellum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Serebellum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang disebut pedunkulus. Pedunkuli cerebelli superior berhubungan dengan mesensephalone, pedunkuli serebeli media menghubungkan kedua hemisfer otak, sedangkan pedunkulus serebeli inferior berisi serabut-serabut traktus spinosereberaris dorsalis dan berhubungan dengan medulla oblongata. Semua aktivitas serebelum berada di bawah kesadaran. 3 Ada dua fungsi utama serebelum yaitu mengatur otot-otot postural tubuh dan melakukan program akan gerakan-gerakan pada keadaan sadar maupun bawah sadar. Serebelum mengoordinasi penyesuaian secara cepat dan otomatis dengan memelihara keseimbangan tubuh. Serebelum merupakan pusat refleks yang mengoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus, dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. 3 Formasio Retikularis Formasio retikularis terdiri atas jaringan kompleks badan sel dan serabut yang saling terjalin membentuk inti sentral batang otak. Bagian ini berhubungan ke bawah dengan sel-sel intemunsial medulla spinalis serta meluas ke atas dan ke dalam diensefalon serta telensefalon.3 Fomarsio retikularis berfungsi untuk: integrasi berbagai proses kortikal dan subkortikal yaitu penentuan status kesadaran dan keadaan bangun modulasi transmisi informasi sensorik ke pusat-pusat yang lebih tinggi
6

modulasi aktivitas motorik pengaturan respons otonom dan siklus tidur bangun tempat asal sebagian besar monoamine yang disebar ke seluruh SSP

Batang Otak Bagian-bagian batang otak dari atas ke bawah adalah pons dan medulla oblongata. Di seluruh batang otak banyak ditemukan jaras-jaras yang berjalan naik dan turun. Batang otak merupakan pusat relai dan refleks SSP. 3 Pons Pons merupakan serabut yang menghubungkan kedua hemisfer serebelum serta menghubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan medulla oblongata di bawah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikoserebelaris yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. 3 Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernafasan. Nucleus saraf cranial V (trigeminus), VI (abdusen), dan VII (fasialis) terdapat di sini. 3 Medula Oblongata Medulla oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernapasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur, dan muntah. Semua jaras asendens dan desendens medulla spinalis dapat terlihat di sini. Pada permukaan anterior terdapat dua pembesaran yang disebut pyramid yang terutama mengandung serabut-serabut motorik volunteer. Di bagian posterior medulla oblongata terdapat pula dua pembesaran yang merupakan fasikuli dari jaras asendens kolumna dorsalis, yaitu fasikulus grasilis dan

fasikulus kuteanus. Jaras-jaras ini menghantarkan tekanan, proprioseptif otot-otot sadar, sensasi getar dan diskriminasi taktil dua titik. 3 Mesensefalon Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons. Bagian ini mencakup bagian posterior, yaitu rektum yang terdiri atas kolikuli seuperior dan kolikuli inferior serta bagian anterior, yaitu pedunkulus serebri. Kolikuli superior berperan dalam refleks penglihatan dan koordinasi gerakan penglihatan, kolikuli inferior berperan dalam refleks pendengaran, misalnya menggerakkan kepala kea rah datangnya suara. 3 Pedunkuli serebri terdiri atas berkas serabut-serabut motorik yang berjalan turun dari serebrum. Substansia nigra dan nucleus ruber terletak dalam mesensefalon dan merupakan bagian dari jaras ekstrapiramidal atau jaras impuls motorik involunter. 3 Substansia nigra mempunyai banyak hubungan antara lain dengan korteks serebri, ganglia basalis, nucleus ruber, dan formasio retikularis. Diduga bahwa substansia nigra mempunyai peranan inhibisi kompleks terhadap area yang dihubunginya. Lesi pada substansia nigra dapat mengakibatkan kekakuan otot, tremor halus pada waktu istirahat, langkah yang lamban serta diseret, dan wajah seperti topeng. 3 Nucleus ruber mempunyai hubungan dengan serebelum, korteks serebri, sustansia nigra, ganglia basalis, formasio retikularis, dan nucleus subtalamik. Bagiam ini berperan dalam refleks postural serta refleks untuk menegakkan badan pada bagian orientasi kepala seseorang terhadap ruang. 3 Diensefalon

Diensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah yaitu thalamus, subtalamus dan hipotalamus. Diensefalon memproses rangsang sensorik dan membantu mencetuskan atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang tersebut. 3 Talamus Thalamus terdiri atas dua struktur ovoid yang besar, masing-masing mempunyai kompleks nucleus yang saling berhubungan dengan korteks cerebri ipsilateral, serebelum , dan dengan berbagai kompleks nuclear subkortikal seperti yang ada dalam hipotalamus, formasio retikularis batang otak, ganglia basalis, dan mungkin juga substansia nigra. Thalamus merupakan stasitum relai yang penting dalam otak dan juga merupakan pengintegrasi subkortikal yang penting. 3 Subtalamus Subtalamus merupakan nucleus ekstrapiramidal diensefalon yang penting. Subtalamus mempunyai hubungan dengan nucleus ruber, substansia nigra dan globus palidus dari ganglia basalis. Lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus. 3 Epitalamus Epitalamus merupakan pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon. Struktur utama area ini adalah nikleus habenular dan komisura, komisura posterior, striae medularis, dan epifisis. Epitalamus berhubungan dengan sistem limbic dan berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi olfaktorius. Epifisis mensekresi melatonin dan membantu mengatur irama sirkadian tubuh serta menghambat hormone gonadotropin. 3 Hipotalamus

Hipotalamus terletak di bawah thalamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi.3 Struktur Otak secara Mikroskopik Sistem persarafan terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia dan sel Schwann). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.4 Neuron Susunan saraf pusat manusia terdiri atas sekitar 100 miliar neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomi dan fungsional sistem persarafan. 4 Struktur Neuron Neuron-neuron dapat mempunyai berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda, salah satunya adalah tipe neuron multipolar yang merupakan jenis yang paling banyak terdapat dalam sistem saraf pusat (dapat dilihat pada gambar 1). 4

Gambar 1. Struktur anatomi neuron multipolar. Sumber: www.enchantedlearning.com

10

Badan Sel Secara relative badan sel lebih besar dan mengelilingi nucleus yang di dalamnya terdapat nucleolus. Di sekelilingnya terdapat perikarion yang berisi neurofilamen yang berkelompok yang disebut Neurofibril. Di luarnya terhubungkan dengan dendrite dan akson yang memberikan dukungan terhadap proses-proses fisiologis. 4 Dendrit Dendrite adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel. Merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala arah. Khususnya di korteks serebri dan serebellum, dendrite mempunyai tonjolan-tonjolan kecil bulat, yang disebut tonjolan dendrite. Neuron tertentu juga mempunyai akson fibrosa yang panjang yang berasal dari daerah yang agak tebal di badan sel, yaitu akson hilok (bukit akson). 4 Akson Tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut akson. 4 Dendrite dan akson secara kolektif sering disebut sebagai serabut saraf atau tonjolan saraf. Kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan meneruskan pesan-pesan neural disebabkan sifat khusus membrane sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia. 4 Klasifikasi Struktur Neuron Klasifikasi struktur neuron berdasarkan pada hubungan antara dendrite, badan sel, dan akson mencakup:

11

Neuron Bipolar Ukuran dari neuron bipolar (gambar 2a) lebih kecil dibandingkan dengan neuron unipolar dan multipolar. Neuron bipolar sangat jarang ada, tetapi mereka ada di dalam organ perasa khusus, neuron ini menyiarkan ulang informasi tentang penglihatan, penciuman, dan pendengaran dari sel-sel yang peka terhadap rangsang ke neuronneuron lainnya. 4

Neuron Unipolar Di dalam suatu neuron unipolar (gambar 2b), dendrite dan akson melakukan proses secara berlanjut. Dalam suatu neuron, segmen awal dari cabang dendrite membawa aksi potensial dan neuron ini memiliki akson. Beberapa neuron sensorik dari saraf tepi merupakan neuron unipolar dan sinaps neuron berakhis di sistem saraf pusat (SSP). 4

Neuron Multipolar Neuron multipolar (gambar 2c) lebih banyak memiliki dendrite dan dengan satu akson. Neuron ini merupakan tipe neuron yang sebagian besar berada di SSP. Contoh tipe neruron ini adalah seluruh neuron motorik yang mengendalikan otot rangka. 4

12

Klasifikasi Fungsional Neuron-neuron juga dikategorikan berdasarkan kelompok fungsionalnya, meliputi neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron. 4 Neuron Sensorik Neuron sensorik berasal dari difisi aferen dari sistem saraf tepi (SST). Neuron ini membawa informasi dari reseptor pesan sensorik untuk dibawa ke sistem pusat. 4 Neuron sensorik merupakan neuron unipolar atau disebut juga dengan serabut aferen yang menghubungkan antara reseptor sensorik dan batang otak atau otak. Neuron ini mengumpulkan informasi dengan memerhatikan lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh. Tubuh manusia memiliki sekitar 10 juta neuron sensorik. Neuron sensorik somatic melakukan pengawasan di luar tubuh dan neuron sensorik visceral memonitori kondisi di dalam tubuh. 4 Reseptor sensorik yang lebih spesifik meliputi: Eksteroseptor menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan luar dan informasi yang di dapat dari sentuhan, suhu, sensasi tekanan, dan informasi yang didapat dari indra seperti penglihatan, penciuman, pendengaran, dan peraba. 4 Proprioseptor memonitor keadaan posisi dan pergerakan otot rangka dan sendi. 4 Interoseptor memonitor kondisi sistem pencernaan, pernapasan, kardiovaskular, perkemihan, reproduksi, serta beberapa sensasi perasa dan rasa nyeri. 4 Neuron Motorik Neuron motorik atau neuron eferen membawa instruksi-instruksi dari SSP menuju efektor perifer. Neuron motorik akan menstimulasi atau memodifikasi aktivitas dari jaringan-jaringan

13

perifer, organ, atau sistem organ. Tubuh manusia memiliki sekitar 500.000 neuron motorik. Akson-akson pembawa pesan dari SSP yang disebut dengan serabut eferen, terdiri atas sistem saraf somatic (SSS) dan sistem saraf otonom (SSO). 4 Interneuron Interneuron atau neuron asosiasi berada di antara neuron sensorik dan motorik. Interneuron terdapat di seluruh otak dan batang otak. Tubuh manusia memiliki 20 juta interneuron dan berespons untuk mendistribusikan setiap informasi dari neuron sensorik dan mengoordinasi aktivitas motorik. 4 Neuroglia Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut di SST. Neuroglia menyusun 40% volume otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang berhasil diidentifikasi yaitu microglia, ependimal, astroglia (astrosit), dan oligodendroglia (oligodendrosit). 4 Mikroglia Sekitar 5% dari sel-sel glia di SSP adalah microglia. Microglia mempunyai sifat fagosit. Bila jaringan saraf rusak, maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna sisa-sisa jaringan yang rusak. Sel jenis ini ditemukan di seluruh SSP dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. 4

14

Ependimal Ependimal berperan dalam produksi Liquor serebrospinal (LCS). Ependimal adalah neuroglia yang membatasi sistem ventrikel SSP. Sel-sel inilah yang merupakan epitel dari pleksus koroideus ventrikel otak. 4 Astroglia Astroglia atau astrosit merupakan sel glia terbesar. Fungsi astrosit antara lain: Sebagai barier darah-otak. Kandungan dalam sirkulasi tidak bisa bebas masuk ke dalam cairan intersisial dari SSP. Jaringan neural harus terisolaso dari sirkulasi umum karena hormone dan beberapa kimia darah akan menghambat fungsi dari neuron. Selsel endothelial dari kapiler-kapiler SSP akan melakukan pertukaran kimia antara sirkulasi darah dan cairan interstisial. Sel-sel ini disebut dengan barier darah-otak. Barier ini terisolasi dari sirkulasi umum. 4 Memperbaiki kerusakan jaringan neuron. Di dalam SSP, kerusakan dari jaringan neuron akan merusak fisiologis dari neuron. Fungsi dari astrosit akan memperbaiki atau mencegah kerusakan lebih lanjut dari neuron. 4 Menjaga perubahan interstisial. 4

Oligodendroglia Oligodendroglia atau oligodendrosit seperti astrosit memiliki silinder sitoplasma yang panjang dan merupakan sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan mielin dalam SSP. Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron dan membrane plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga membentuk selubung mielin. Mielin pada SST dibentuk oleh sel-sel Schwann. 4

15

Sel Schwann Sel scwann membentuk mielin maupun neurolema saraf tepi. Membrane plasma sel Schwann secara konsentris mengelilingi tonjolan neuron SST. 4 Mielin Mielin merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran ion natrium dan kalium melintasi membrane neural dengan hampir sempurna. Selubung mielin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf, dan terdapat celah-celah yang tidak memiliki mielin, yang disebut nodus ranvier. Tonjolan saraf pada SSP dan SST dapat bermielin atau tidak bermielin. 4 Mekanisme dan Fungsi Sistem Saraf Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara yaitu.5 1. Input sensorik Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor visceral). 5 2. Aktivitas integrative Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respons terhadap informasi bisa terjadi. 5
16

3. Output motorik Impuls dari otak dan medulla spinallis memperoleh respons yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh yang disebut sebagai efektor. 5 Sistem saraf tersusun menjadi susunan saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi (SST) yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lain (perifer). SST kemudian dibagi lagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen membawa informasi ke SSP. Memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yang diatur oleh SSP. Instruksi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen ke organ efektor, otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yang diinginkan. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatic, yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang mempersarafi otot-otot rangka, dan serat-serat sistem saraf otonom yang mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistem yang terakhir dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, keduanya sebagian besar mempersarafi organ yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom.6 Sistem saraf adalah subdivisi dari sebuah sistem saraf yang terintegrasi. Pembagian buatan tersebut didasarkan pada perbedaaan dalam struktur, lokasi, dan fungsi dari bagian sistem saraf keseluruhan. 6 Sinaptik Transmisi Sinaptik Sinaps adalah sisi (penghubung (junction) yang tidak berdekatan) tempat berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke otot atau kelenjar. 5

17

Pada transmisi dari neuron ke neuron hubungannya dapat berasal dari akson suatu neuron ke dendrite, ke badan sel, atau ke akson neuron ke dua. Neuron presinaptik membawa impuls menuju sinaps. Neuron postsinaptik membawa impuls menjauhi sinaps. Neuron tunggal dapat menjadi postsinaptik pada dendrite atau badan selnya dan presinaptik pada ujung aksonnya. 5 Sinaps Kimiawi Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmitter dilepas dari terminal akson presinaptik, mengalir menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor membrane postsinaptik. 5 Ujung akson presinaptik disebut terminal bouton. Ujung ini melepas neurotransmitter dari vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal. Saluran ion kalsium terbuka dan ion kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium memfasilitasi aliran neurotransmitter saat menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor postsinaptik. Transmisi zat kimia bersifat satu arah karena neurotransmitter hanya dilepas dari neuron postsinaptik. 5 Waktu tunda sinaptik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyebrangi suatu sinaps kimiawi. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi, penerimaan, dan untuk melihat pengaruh neurotransmitter terhadap sebuah sinaps daripada waktu yang dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang serabut saraf. 5 Beberapa neurotransmitter mengekseksitasi neuron postsinaptik menyebabkan depolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik eksitatoris ( contoh-contoh dapat dilihat pada table 1). 5 Neurotransmitter yang menyebabkan peningkatan potensial istirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik. Neurotransmitter ini membuat postsinaptik lebih bermuatan negative akibat penurunan permeabilitas membrane terhadap aliran keluar ion K+. peningkatan

18

negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik. 5 Sumasi adalah efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik yang merupakan penambahan jumlah dan jenis neurotransmitter yang mencapai membrane postsinaptik. 5

19

Sinaps Listrik Jika dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran arus listrik langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka sinaps disebut sebagai sinaps listrik. Gap junction menghubungkan pasangan sel yang bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang rendah. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik yang terdapat pada sinaps zat kimia. Sinaps listrik dapat ditemukan pada otot polos, otot jantung, dan otak. Pada umumnya sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua arah bukannya satu arah seperti pada sinaps kimiawi. 5 Sistem Saraf Tepi Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis, dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan. 5 Saraf Spinal Saraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar 45cm dan lebar 14 mm. pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal, terdapat alus yang dangkal secara longitudinal dibagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dari anterior berupa fisura.7 Medulla spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervetevra. Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramen intervertebra tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. 7 Dengan demikian terdapat 8 pasang saraf servikal, 12 pasng sarah torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf coccygis. 7
20

Saraf Kranial Saraf cranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina. Terdapat 12 pasang saraf cranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi (dapat dilihat di table 2). 7

Saraf Otonom Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf campuran. Serabut-serabut aferennya membawa input dari organ-organ visceral (mengatur denyut jantung, diameter pembuluh darah,

21

pernapasan, pencernaan makanan, rasa lapar, mual, pembuangan, dll). Saraf eferen motorik SSO mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar visceral. SSO terutama mengatur fungsi visceral dan interaksinya dengan lingkungan internal. SSO dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. 7 Fungsi Sistem Saraf Otonom Simpatis Fungsi sistem saraf otonom simpatis adalah membantu proses kedaruratan. Di bawah keadaan stress baik yang disebabkan oleh fisik maupun emosional dapat menyebabkan peningkatan yang cepat pada impuls simpatis. Tubuh mempersiapkan respon fight or flight jika ada ancaman. Sebagai akibatnya, bronkhiolus berdilatasi untuk mempermudahkan pertukaran gas, kontraksi jantung yang kuat dan cepat, dilatasi arteri menuju jantung dan otot-otot volunteer yang membawa lebih banyak darah ke jantung , kontraksi pembuluh darah perifer yang membuat kulit pada kaki dingin tetapi menyalurkan darah ke organ vital yang aktif, dilatasi pupil, hati mengeluarkan glukosa untuk menghasilkan energy yang cepat, peristaltic makin lambat, rambut berdiri, dan keringat meningkat. Pelepasan simpatis yang meningkat cepat sama seperti tubuh saatdiberikan suntikan adrenalin, oleh karena itu stasiun sistem saraf adrenergic kadang dipakai jika menunjukkan kondisi seperti pada sistem saraf simpatik. 7 Fungsi Sistem Saraf Otonom Parasimpatis Fungsi sistem parasimpatis sebagai pengontrol dominan untuk kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. 7 Selama keadaan diam, kondisi tanpa stress, impuls dari serabut-serabut parasimpatus menonjol. Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak di dua lokasi, satu di batang otak dan satu lagi di segmen spinal di bawah L2. Kareba lokasi serabut-serabut tersebut, sistem parasimpatis dihubungkan sebagai daerah kraniosakral, bila dibedakan dari daerah

22

torakolumbal dari sistem saraf otonom. Parasimpatis cranial muncul dari otak tengah dan medulla oblongata. 7 Serabut dari sel-sel pada otak tengah berjalan dengan saraf okulomotorius ketiga menuju ganglia siliaris. Serabut-serabut postganglion pada daerah ini berhubungan dengan sistem simpatis lain yang mengendalikan bagian posisi yang berlawanan, dengan mempertahankan keseimbangan antara keduanya pada satu waktu. 7 Kesimpulan Stroke adalah sindrom yang memiliki gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat yang berkembang cepat yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dengan berbagai sebab yang ditandai dengan kelumpuhan sensorik atau motorik tubuh sampai terjadinya penurunan kesadaran. Berdasarkan analisis hasil belajar mandiri, hipotesis yang saya dan kelompok saya diskusikan benar, bahwa ibu dengan gejala kesemutan ditubuh bagian kanan, mulut mencong, dan bicara pelo disebabkan oleh adanya gangguan pada upper motor neuron (UMN).

23

Daftar pustaka 1. Mahendra B. Rachmawati E. Atasi stroke dengan tanaman obat. Depok: Penebar Swadaya; 2005. 2. Satyanegara, Hasan RY, Abubakar S, Maulana AJ, Sufarnap E, Benhadi I. Ilmu bedah saraf satyanegara, et al. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2010. 3. Batticaca FB. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 4. Muttaqin A. Pengantar perawatan dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. 5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. 6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2001. 7. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2003.

24

You might also like