You are on page 1of 13

PEDODONSIA - 1

BEHAVIOUR SHAPPING HAND OVER MOUTH EXERCISE (HOME)

Disusun oleh: Msy. Nurul Qomariyah Zara Alviometha Putri Keitria Twinsananda Muhammad Qisthy Sherly Septhimoranie Fadlun Amalia Virgita Atika Samy Kencana (04111004002) (04111004003) (04111004009) (04111004038) (04111004039) (04111004059) (04111004061) (04111004062)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DAFTAR ISI

Halaman Judul Daftar Isi. BAB I PENDAHULUAN.. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah... 1.3 Tujuan.. BAB II PEMBAHASAN... 2.1 Definisi HOME 2.2 Tujuan HOME. 2.3 Indikasi dan Kontraindikasi HOME... 2.4 Syarat Dilakukannya HOME.. 2.5 Cara HOME..... BAB III KESIMPULAN Daftar Pustaka ....

i ii 1 1 1 2 3 3 3 3 4 4 10 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Salah satu aspek penting dari ilmu kesehatan gigi anak atau Pediatric Dentistry adalah

teknik penanganan tingkah laku (Behavior Management). Tanpa adanya kerja sama yang baik antara dokter dan operator, maka akan sulit untuk melakukan suatu perawatan. Anak - anak tidak hanya berbeda dalam postur tubuh, namun juga berbeda latar belakang soial, emosi, serta kepribadiannya. Oleh karena itu, penanganan yang dilakukan terhadap anak - anak dan orang dewasa tentu berbeda. Ada beberapa jenis tingkah laku anak yaitu kooperatif (cooperative), kurang kooperatif (inability to cooperative), tingkah laku yang tidak terkontrol hysterical or uncontrolled behavior), anak yang keras kepala (obstinate behavior), anak yang pemalu (timid behavior), tingkah laku yang tegang (tense cooperative), anak yang cengeng (whining patient). Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam menangani tingkah laku anak yaitu, komunikasi dengan pasien, penanganan farmakologis serta penanganan non farmakologis. Yang termasuk penanganan non farmakologis antara lain yaitu metode HOME (Hand Over Mouth Ecercises). Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana metode HOME ini digunakan pada pasien anak - anak.

1.2

Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Hand Over Mouth Exercise (HOME)? Apa tujuan dari teknik Hand Over Mouth Exercise (HOME)? Apa indikasi dan kontraindikasi Hand Over Mouth Exercise (HOME)? Apa saja syarat-syarat dilakukannya teknik Hand Over Mouth Exercise (HOME)? Bagaimana cara melakukan Hand Over Mouth Exercise (HOME)?

1.3

Tujuan Mengetahui definisi dari Hand Over Mouth Exercise (HOME) Mengetahui tujuan dilakukannya teknik Hand Over Mouth Exercise (HOME) Mengetahui indikasi serta kontraindikasi Hand Over Mouth Exercise (HOME) Mengetahui syarat-syarat dilakukannya Hand Over Mouth Exercise (HOME) Mengetahui cara-cara melakukan teknik Hand Over Mouth Exercise (HOME)

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Definisi HOME (Hand Over Mouth Exercise) disebut juga sebagai teknik Hand Over Mouth.

Teknik ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920 oleh Dr. Evangeline Jordan yang menuliskan bahwa jika anak yang normal tidak mau mendengar tetapi lanjut menangis dan memberontak..gunakan serbet yang dilipat pada mulut anakdengan hati-hati tapi kuat tutup mulutnya. Teriakannya meningkatkan kondisi histeris tetapi jika mulutnya ditutup, suaranya akan mengecil dan dia akan segera berpikir. Pendapat lain, yaitu menurut Finn (1951), mengemukakan bahwa HOME digunakan apabila beberapa cara lain dalam menciptakan komunikasi mengalami kegagalan sehingga tingkah laku anak tidak terkendali. Jadi, HOME adalah tindakan yang digunakan dokter gigi dalam mengontrol perilaku anak yang menentang, melawan, tidak mengikuti perintah dan menunjukan tingkah laku yang tidak terkendali. Teknik ini dilakukan pada anak sejak kunjungan pertama jika anak menunjukkan sikap yang tidak kooperatif, tidak mengerti dengan penjelasan atau bujukan, keras kepala, menolak perawatan, serta menangis meronta-ronta. 2.2 Tujuan HOME Untuk menghentikan teriakan anak dan mendapatkan perhatian mereka sehingga mereka mau mendengar apa yang dikatakan dokter dan menerima perawatan Untuk mencegah respon menolak untuk perawatan gigi

2.3

Indikasi dan Kontraindikasi HOME

2.3.1 Indikasi HOME Untuk pasien anak-anak yang histeris (menangis meronta-ronta), keras kepala, suka berkelahi dan melawan Digunakan pada anak-anak yang cukup matang untuk mengerti perintah secara lisan dan sederhana (berumur 3-6 tahun)

2.3.2 Kontraindikasi HOME Anak yang kooperatif Anak di bawah umur (kurang dari 3 tahun); Anak yang takut; Anak dengan fisik, mental dan emosional terbelakang Anak tidak dapat bergerak dengan aman karena kondisi medis yang berkaitan Anak mempunyai trauma psikologi sebelumnya (terkecuali jika tidak ada lagi alternatif lain yang memungkinkan) 2.4 Syarat Dilakukannya HOME Tindakan HOME ini dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut: Usia anak 3 6 tahun Anak dalam keadaan sehat Anak tidak dibawah pengaruh obat Telah dicoba cara lain tetapi tidak berhasil Izin orang tua

2.5

Cara HOME Seorang dokter gigi harus dengan lembut namun kuat dalam meletakkan tangannya

pada mulut anak. Dengan cara ini teriakan anak akan berhenti, anak mengatakan apabila dia mau bekerja sama maka tangan dokter gigi akan dilepaskan (Gambar 1). Ketika si anak menunjukkan kesediaannya untuk bekerja sama, biasanya dengan anggukan kepala dan berhentinya anak mencoba untuk berteriak, tangan dilepaskan dan pasien

dievaluasi/diperiksa. Jika perilaku awal (berteriak/meronta) terus berlanjut, maka dokter gigi meletakkan tangannya lagi pada mulut pasien dan memberitahukan bahwa dia harus bekerja sama. Sekali saja anak mau bekerja sama, maka dokter gigi harus memujinya. Teknik ini bukan untuk menakuti anak, tetapi untuk mendiamkannya dan mendapatkan perhatiannya, agar ia dapat mendengar apa yang dikatakan dokter gigi dan menerima perawatan gigi yang diperlukannya. Teknik HOME digunakan sampai anak menyadari bahwa dokter gigi tidak terpengaruh oleh tingkah laku dan perlawanannya. Metode ini memperlihatkan pada anak bahwa usahanya untuk menghindari keadaan tidak perlu dan tidak berguna.

Jenis teknik Hand Over Mouth lainnya, yaitu : Tangan diletakkan pada mulut Tangan diletakkan pada mulut dan hidung Handuk diletakkan pada mulut: Handuk kering diletakkan di mulut dan hidung Handuk basah diletakkan di mulut dan hidung

Gambar 1. Dokter gigi dengan lembut namun kuat meletakkan tangannya pada mulut anak

Pengekangan Fisik Persetujuan dari orang tua harus dilakukan ketika akan melakukan pengekangan fisik.

Hal ini sangat penting dan efektif dalam memfasilitasi pemberian perawatan gigi untuk pasien yang membutuhkan bantuan mengendalikan esktremitas (bagian kaki) mereka dan mengatur pasien yang butuh perawatan gigi tetapi sangat menentang dan juga bukanlah orang yang tepat untuk dilakukan anastesi lokal. Beberapa yang digunakan pada pengekangan fisik ini adalah: a) untuk tubuh Papoose Board (Gambar 2). Alat ini mudah digunakan dan tersedia di toko - toko. Tersedia dalam beberapa ukuran untuk menahan anak yang berbadan kecil ataupun besar. Dilengkapi dengan alat pengatur kepala dan juga dapat digunakan kembali. Tetapi kekurangannya adalah tidak sesuai dengan bentuk kursi dental pada umumnya dan terkadang dibutuhkan bantal. Pasien yang sangat menentang bisa terkena hipertermia apabila dikekang terlalu lama.

Gambar 2. Papoose Board Keterangan: Anak berbaring di papan tengah (centre board) dan tali yang hadir di kedua sisi papan dibungkus atas anak itu. A: Centre board B: Straps for the Head (untuk kepala) C: Straps for the Upper Body (untuk bagian atas badan) D: Straps for the Lower Body (untuk bagian bawah badan) E: Straps for the Legs (untuk kaki)

Triangular sheet. Juga disebut sebagai seprai. Teknik ini dikenalkan oleh Mink. memungkinkan pasien untuk duduk tegak selama pemeriksaan Barang ini radiologi.

Kekurangannya adalah frekuensi pasien untuk duduk secara tegak, dan juga mengatur posisi duduk pasien di kursi. Kekurangan lainnya adalah apabila digunakan pada pasien dengan badan kecil dan juga kemungkinan terjadinya jalan nafas pasien yang turun seketika tanpa diketahui.

Pedi wrap. Tidak mendapat pendukung atau papan penahan dan memiliki kain bersih mesh, dan memungkinkan ventilasi yang lebih baik, mengurangi kemungkinan perkembangan hipertermia pasien. Pedi wrap diikatkan ke tubuh dan dipertahankan di kursi dental.

Beanbag dental chair insert Membantu mengakomodasi orang-orang yang hipotonik dan sangat spastik yang membutuhkan lebih banyak dukungan dan sedikit penahanan di kursi dental.

Sabuk pengaman. Tali velcro dapat digunakan untuk menahan anak ke kursi dental.

Penggunaan seprai. Lembaran panjang seperti seprai dapat digunakan untuk membungkus anak. Seprai inilah yang membatasi gerakan tangan dan kaki (Gambar 3).

Gambar 3. Lembaran panjang seperti seprai yang membatasi gerakan tangan dan kaki anak

Asisten tambahan. Orang tua juga dapat membantu memegang anak di kursi dental (Gambar 4). Hal ini juga memberikan pengamanan tambahan bagi anak.

Gambar 4. Sang ibu duduk diatas kursi dental dan anak tersebut berada diatas ibunya. Ibu menggenggam tangan anaknya dan kakinya bersilang diatas kaki anaknya.

b) untuk kaki dan tangan Posey straps Velcro straps Towel and tape Forearm body support Extra assistance Digunakan jika gerakan kaki dan tangan pasien menjadi masalah. Mereka diikat ke lengan kursi dental dan pasien diperbolehkan untuk melakukan gerakan yang terbatas pada lengan bawah dan tangan mereka. c) untuk kepala Head positioner Extra assistant

d) untuk gigi Padded and wrapped tongue blades (Gambar 5) Bisa digunakan oleh orang tua untuk pertolongan dengan perawatan rumah. Stik es krim yang ditumpuk dan dibungkus kain kassa bisa digunakan sebagai penahan pada gigi.

Mouth prop or bite block (Gambar 6) Digunakan selama injeksi untuk mencegah anak-anak menutup mulutnya atau anakanak yang bosan setelah membuka mulut terlalu lama, atau yang seketika menutup mulutnya untuk menolak perawatan.

Gambar 6. (A) Rubber bite blocks dalam berbagai ukuran. (B) Bite blocks diletakkan di antara gigi. Finger guard or interocclusal thimble. Ini yang paling murah, tetapi kerugian utamanya adalah pergerakan yang terbatas dari tangan dokter gigi.

BAB III KESIMPULAN

Hand Over Mouth Exercise atau biasa disingkat HOME, merupakan tindakan yang digunakan dokter gigi dalam mengontrol perilaku anak yang menentang, melawan, tidak mengikuti perintah dan menunjukan tingkah laku yang tidak terkendali. Anak mempunyai kebiasaan menunjukan sikap perlawanan yang demikian, karena orang tua selalu menuruti keinginan anaknya. Anak seperti ini biasanya tidak takut, tetapi mereka tidak mau bekerja sama dan mencari jalan untuk menghindar. Tingkah laku biasanya segera terlihat pada kunjungan pertama dan dipertegas oleh cara penolakan terhadap pemeriksaan. Melalui HOME, dokter gigi menunjukan bahwa anak harus disiplin dan patuh untuk menerima perawatan. Teknik ini dilakukan dengan cara menahan anak yang melawan dengan pelan tetapi kuat pada kursi perawatan gigi, meletakkan tangan di atas mulutnya untuk menahan perlawanannya dan berbicara dengan perlahan tetapi jelas ke dalam telinganya. Selanjutnya pada anak dikatakan bahwa tangan akan diangkat bila ia berhenti menangis. Bila ia menanggapi dengan baik, tangan segera diangkat dari mulutnya dan ia diberi pujian atas sikap baiknya. Teknik ini bukan untuk menakuti anak, tetapi untuk mendiamkannya dan mendapatkan perhatiannya, agar ia dapat mendengar apa yang dikatakan dokter gigi dan menerima perawatan gigi yang diperlukannya. Pemilihan kasus HOME harus tepat dan sesuai dengan indikasinya. Sebelumnya harus dilakukan diagnosis tingkah laku anak dan mengetahui penyebab tidak kooperatif-nya anak tersebut. Kesalahan dalam menerapkan HOME pada anak yang tidak tepat, misalnya pada anak yang takut, akan mengakibatkan trauma psikis pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Muthu, Muthu and Sivakumar. 2009. Pediatric Dentistry. New Delhi: Elsevier Pike, Allan R. 2006. Pediatric Dentistry: Building a No-Fear Practice: Introducing Children to a Lifetime of Positive Dental Care. United States of America: iUniverse Rao, Arathi. 2008. Principles and Practice of Pedodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers

You might also like