You are on page 1of 67

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

SKRIPSI 2012

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012

OLEH: AMELIA USMIAH MUSA 110 205 026 PEMBIMBING I: dr. H.MUHAMMAD RUM RAHIM, M.Sc PEMBIMBING II: dr. Hj.MASITA FUJIKO M. SAID, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2012

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2012

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK Skripsi dengan judul: Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012

PEMBIMBING I,

PEMBIMBING II,

(dr. H. Muhammad Rum Rahim, M.Sc)

(dr. Hj. Masita Fujiko M.Said, Sp.OG)

PANITIA SIDANG UJIAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Skripsi dengan judul Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di

RS Islam Faisal Kota Makassar Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia pada:

Hari/Tanggal : Waktu Tempat

Juni 2012

: 15.00 - 17.00 WITA : Ruang Pertemuan Ibnu Sina FK UMI

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Ketua Tim Penguji

Anggota Tim Penguji

(dr. H. Muhammad Rum Rahim, M .Sc)

(dr. Hj. Masita Fujiko M.Said, Sp.OG)

RINGKASAN Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokeran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Skripsi, Juni 2012

Amelia UM Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 (viii + 45 halaman+ 7 tabel ) Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses persalinan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi karakteristik penderita ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Variabel-variabel yang diteliti adalah umur, berat badan lahir bayi, dan paritas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasinya adalah seluruh pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Sampel diambil secara total sampling. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Office 2007. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa distribusi penderita ruptur perineum, terbanyak didapatkan pada pasien yang berada pada kelompok umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %), kelompok berat bayi lahir 3000-<3500 gram yaitu 43 orang (51,2%), dan paritas 1 yaitu 43 orang (51,2 %). Untuk penanggulangan ruptur perineum disarankan perlunya penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ruptur perineum dan perlunya pemeriksaan diri secara teratur bagi mereka yang memiliki faktor risiko sehingga sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya ruptur perineum. Daftar bacaan: 16 (1996-2010)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas terucap kecuali kata Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya yang tak terhitung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar. Tidak lupa pula penulis haturkan salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah, manusia paling sempurna yang telah memberikan tuntunan kepada kita cara keluar dari alam gelap-gulita ke alam terang-benderang. Keberhasilan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah berkat bimbingan, kerjasama serta bantuan moril dari berbagai pihak sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tiada Gading Yang Tak Retak, Mungkin itu pepatah yang tepat untuk hasil penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukkan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang. Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis menyatakan

penghargaandan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. dr. H.Muhammad Rum Rahim,M.Sc selaku pembimbing I dan dr.Hj.Masita Fujiko M. Said, Sp.OG selaku pembimbing II dan KPM Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UMI yang dengan kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini. 2. Kepala bagian IKM dan Staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UMI. 3. Dekan Fakultas Kedokteran UMI, Prof.dr.H. Syarifuddin Wahid, Ph.D, Sp.PA(K), Sp.F serta Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Kedokteran UMI. 4. Direktur RS Islam Faisal beserta seluruh staf atas keramahan dan kerjasamanya selama penelitian. Penghargaan yang setinggi-tingginya Penulis sampaikan kepada orang tua penulis, Ir.H.Usman Musa,M.Si dan dra.Hj.S.Salmiah Sari,M.Pd, juga kepada saudara-saudaraku: Muhammad Alam Islamiah Musa,S.Ked, Muhammad Ashari S. Musa,S.Ked, Inna Mutmainnah Musa, Muhammad Ridwan Musa, Muhammad Muflih Usman Musa, sahabatku: dr.Lysia Kusumawati yang telah memberikan dukungan moril maupun materi. Hanya Allah yang dapat membalas semua yang telah kalian berikan kepada penulis. Akhir kata semoga Allah SWT memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya terhadap aktifitas kita sekalian. Amin.

Makassar, 16 Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii RINGKASAN................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ . x DAFTAR DIAGRAM.......................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1.Latar Belakang.......................................................................... 1 1.2.Rumusan Masalah .................................................................... 1 1.3.Tujuan Penelitian ...................................................................... 2 1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 2 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 2 1.4. Manfaat Penelitian. 3 BAB II BAB III TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ......... 11 3.1.Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................... 11 3.2. Bagan Kerangka Konsep.. 12 3.3 Definisi Operasional Variabel yang Diteliti ............................. 12 BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 14 4.1 Judul Penelitian ........................................................................ 14 4.2 Jenis Penelitian...........14 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 14 4.3. Populasi dan Sampel................................................................ 14 4.4 Pengumpulan Data ................................................................... 14 4.6 Pengolahan Analisis Data ......................................................... 15

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 16 BAB VI HASIL.. 21 BAB VII PEMBAHASAN .............................................................................. 25 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 27 7.1 Kesimpulan .............................................................................. 27 7.2 Saran ...................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar umur di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007 12 Mei 2012 Tabel 2 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar berat badan lahir bayi di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 Tabel 3 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar paritas di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 Tabel 4 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 Tabel 5 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan umur di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 Tabel 6 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan berat badan lahir bayi di RS Islam Faisal 2012 Tabel 7 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan periode 1 Januari 2007-12 Mei

paritas di RSUP dr.Wahidin Sudirohusodo periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan umur di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012 Diagram 2 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan berat badan lahir bayi di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012 Diagram 3 Distribusi frekuensi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan

paritas di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ruptur perineum umumnya merupakan luka akibat persalinan. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Ruptur ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama.1, 2, 3 Lebih dari 85% wanita yang mengalami luka perineal sewaktu menjalani persalinan pervaginam. Narnun angka prevalensi ini tergantung dari variasi tempat obstetrik, termasuk angka tindakan episiotomi. Di Belanda, angka episiotomi 8%, sementara di Inggris angka episiotomi mencapai 14%, 50% di Amerika Serikat dan 99% di negara-negara Eropa Timur.4 Klasifikasi luka Perineal: 1, 6, 7 1) Luka Perineum Spontan (Ruptur Perineum) Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur. 2) Luka perineum yang disengaja (Episiotomi) Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau perobekan pada perineum: Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada perineum untuk memperbesar saluran keluar vagina. 1.2 Rumusan Masalah

Dengan mengetahui latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penderita

ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik penderita ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar pada 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar umur. 2. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar berat badan lahir. 3. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar paritas. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi bagi pihak RS Islam Faisal Kota Makassar mengenai karakteristik ruptur perineum dalam upaya menangani ibu-ibu yang berisiko terjadinya ruptur perineum. 2. Sebagai masukan bagi khasanah ilmu pengetahuan kedokteran mengenai karakteristik ruptur perineum. 3. Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan khususnya dalam bidang penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa. Perineum adalah bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm. Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan persalinan.8,9,10,11 janin pada saat proses

Anatomi dan Persarafan Perineum

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terletak antara vulva dan anus. Jaringan yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigis di bagian posterior yang terdiri dari 3 otot penting yaitu: m. puborektalis, m. pubokoksigis, dan m. iliokoksigis serta selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus pubis superior dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obruratorius. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis pubis, menyilang arkus pubis di atas fascia superfisialis perinea. Diafragma urogenital terdiri dari muskulus perinealis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna. Susunan otot tersebut merupakan penyangga dari struktur pelvis, di antaranya urethra, vagina dan rektum. 4, 12, 13 Perineum berbatas sebagai berikut: 9 1. Ligamentum arkuata di bagian depan tengah.

2. Arkus iskiopubik dan tuber iskii di bagian lateral depan. 3. Ligamentum sakrotuberosum di bagian lateral belakang. 4. Tulang koksigeus di bagian belakang tengah.

Daerah perineum terdiri dari 2 bagian, yaitu: 9 1. 2. Regio anal. Di sini terdapat m. sfingter ani eksterna yang melingkari anus. Regio urogenitalis. Di sini terdapat m. bulbokavernosus, m. transversus perinealis superfisialis dan m. iskiokavernosus. Persarafan perineum berasal dari segmen sakral 2, 3, 4 dari sumsum tulang belakang (spinal cord) yang bergabung membentuk nervus pudendus. Saraf ini meninggalkan pelvis melalui foramen sciatic mayor dan melalui lateral ligamentum sakrospinosum, kembali memasuki pelvis melalui foramen sciatic minor dan kemudian lewat sepanjang dinding sampai fossa iliorektal dalam suatu ruang fasial yang disebut kanalis alcock. Begitu memasuki kanalis alcock, n. pudendus terbagi menjadi 3 bagian/cabang utama, yaitu n. hemorrhoidalis inferior di regio anal, n. perinealis yang juga membagi diri menjadi n. labialis posterior dan n. perinealis profunda ke bagian anterior dari dasar pelvis dan diafragma urogenital; dan cabang ke tiga adalah n.dorsalis klitoris. 12 Gambar persarafan perineum4

Perdarahan ke perineum sama dengan perjalanan saraf yaitu berasal dari arteri pudenda interna yang juga melalui kanalis alcock dan terbagi menjadi a. hemorroidalis inferior, a. perinealis & a. dorsalis klitoris.12 Ruptur perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada

sirkumferensia suboksipito-bregmatika. 1 Pada persalinan sulit di samping robekan perineum yang dapat dilihat, dapat pula terjadi kerusakan dan keregangan muskulus puborektalis kanan dan kiri serta hubungannya di garis tengah. Kejadian ini melemahkan diafragma pelvis dan menimbulkan predisposisi untuk terjadinya prolapsus uteri di kemudian hari.1 Tingkat ruptur perineum: 1, 2, 6, 7

Tingkat I: Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau mengenai kulit perineum sedikit. Tingkat II: Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir vagina, juga mengenai musculus perinei tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani. Tingkat III: Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani. Terbagi menjadi tiga tipe yaitu: Grade 3a: robekan < 50 % otot sfingter ani eksterna. Grade 3b: robekan > 50% otot sfingter ani eksterna. Grade 3c: sfingter ani eksterna putus dan robekan mengenai otot sfingter ani interna. Tingkat IV: Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa rektum.

Gambar tingkat ruptur perineum tingkat III, IV3

Etiologi

Ruptur perineum disebabkan oleh: perineum kaku, kepala janin terlalu cepat melewati dasar panggul, bayi besar, perineum kecil, paritas. Faktor penyebab ruptur perineum antara lain: umur ibu, paritas, berat bayi lahir, posisi persalinan, presentasi bayi.2, 5, 6, 11, 14, 15 Berat Badan lahir Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-4000 gram. 1, 5, 14,
15

Paritas Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. 5, 11, 15 Umur Umur adalah jumlah hari, bulan, tahun yang telah dilalui sejak lahir sampai dengan waktu tertentu. Pada usia reproduktif terjadi kesiapan respon

maksimal baik dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikan hal-hal tertentu dan setelah itu sedikit demi sedikit menurun seiring dengan bertambahnya umur. Selain itu pada usia reproduktif mereka lebih terbuka terhadap orang lain dan biasanya mereka akan saling bertukar pengalaman tentang hal yang sama yang pernah mereka alami.16 Wanita melahirkan anak pada usia < 20 tahun atau > 35 tahunmerupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun, fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia > 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar.1

Diagnosis

Diagnosis ruptur perineum ditegakkan dengan pemeriksaan inspeksi. Walaupun anus kelihatan utuh, diagnosis tetap harus ditentukan secara pemeriksaan rektal. 3 Dalam membuat diagnosis klinik yang akurat: 4 1. Informed consent untuk pemeriksaan vagina dan rektal. 2. Harus dapat terlihat dengan baik cedera pada perineal, jika tidak dimungkinkan, pasien harus ditempatkan dalam posisi litotomi. 3. Pencahayaan harus baik. 4. Jika pasien mengeluhkan nyeri, maka dibutuhkan analgesi yang adekuat. 5. Pemeriksaan secara visual meliputi dinding vagina untuk menilai sobekan vagina. Jika didapatkan robekan multiple atau dalam, maka sebaiknya diposisikan dalam litotomi. Laserasi vagina pada apeks harus diidentifikasi. 6. Pemeriksaan rektal harus dilakukan untuk menilai mukosa rektum dan anal sfingter. Dan dilakukan juga setelah dilakukan penjahitan untuk menghindari luka tersisa yang masih terbuka. 7. Untuk menegakkan trauma perineal harus juga dikonfirmasi dengan palpasi.

Dengan menempatkan jari telunjuk pada lubang anal dan ibu jari pada vagina. Hal ini bertujuan untuk untuk menilai sfingter anal dengan lebih baik, lalu pasien diminta untuk mengkontraksikan otot daerah perineum, sehingga dapat dinilai fungsinya.

Penatalaksanaan

Ruptur perineum yang melebihi ruptur tingkat satu harus dijahit. Hal ini dapat di lakukan sebelum plasenta lahir, tetapi apabila ada kemungkinan plasenta harus dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu ditunda sampai plasenta lahir. Dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi dilakukan pembersihan luka dengan cairan antiseptik dan luas robekan di tentukan dengan seksama.1 Pada ruptur perineum tingkat dua, setelah diberi anastesi lokal otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringanjaringan di bawahnya.1 Ada beberapa prinsip pembedahan dalam menangani ruptur perineal: 4 - Jahit secepat mungkin setelah anak lahir. Hal ini untuk mencegah darah keluar yang berlebih dan meminimalkan risiko infeksi. - Cek kelengkapan alat dan hitung kapas swab dan spons. Teknik penanganan ruptur perineum grade lanjut terbagi menjadi dua yaitu teknik end-to-end dan yang kedua adalah teknik overlapping. Teknik end to-end adalah teknik yang berusaha menyambung otot sfingter ani dengan mempertemukan tepi luka. Bisa dengan teknik jahitan interrupted atau dengan teknik jahitan menyerupai angka delapan. Sementara, teknik overlapping yaitu dengan cara menjahit otot sfingter anal ekstema dengan cara menggabungkan tepi luka denga tepi luka yang lain dengan saling tumpang tindih.4 Menjahit ruptur tingkat tiga harus dilakukan dengan teliti, mula-mula dinding depan rektum yang ruptur dijahit, kemudian fasia-pararektal ditutup, dan muskulus sfingter ani eksternus yang ruptur dijahit. Selanjutnya dilakukan

penutupan ruptur seperti diuraikan untuk robekan perineum tingkat dua. Untuk mendapat hasil baik terapi pada ruptur perineum total, perlu diadakan penanganan pasca pembedahan yang sempurna. Penderita diberi makanan yang tidak mengandung selulosa dan mulai hari kedua diberi paraffinum liquidum sesendok makan 2 kali sehari dan jika perlu pada hari ke 6 diberi klisma minyak.17

BAB III KERANGKA KONSEP

III.1 Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Ruptur perineum merupakan masalah yang sering di temukan pada saat persalinan normal terutama pada primipara. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk informasi tentang karakteristik ruptur perineum, maka didapatkan beberapa karakteristik pasien ruptur perineum seperti umur, berat badan lahir bayi, dan paritas. III.1.1 Umur Umur adalah umur pasien yang tercatat di rekam medik. Variable ini diteliti untuk mengetahui hubungan umur pasien dengan insiden ruptur perineum.

III.1.2 Berat Badan Lahir Bayi Berat badan lahir bayi adalah berat badan saat bayi lahir yang tercatat di rekam medik. Ini diteliti untuk mengetahui hubungan berat badan lahir bayi dengan ruptur perineum. III.1.2 Paritas Paritas adalah frekuensi kelahiran anak baik lahir hidup maupun lahir mati.Variabel ini di teliti untuk melihat hubungan antara paritas dengan ruptur perineum.

III.2 Variabel Penelitian "Variabel Independent" "Variabel Dependent"

Berat bayi lahir Paritas Umur ibu Posisi persalinan Presentasi bayi

Ruptur perineum Ruptur perineum Ruptur perineum Ruptur perineum Ruptur perineum

Keterangan:Diteliti Tidak diteliti III.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Ruptur perineum Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses persalinan. 2. Umur Yang di maksud dengan umur adalah umur ibu waktu melahirkan yang tercatat pada status ibu di bagian rekam medik. Kriteria objektif: a. Umur muda : <20 tahun (primi muda) b. Umur ideal : 20-34 tahun c. Umur tua : > 35 tahun (primi tua)

3. Berat Badan Lahir Berat badan bayi saat dilahirkan yang tercatat pada status ibu di bagian rekam medik. Kriteria objektif: a. Berat badan <2500 gram.

b. Berat badan 2500 - <3000 gram. c. Berat badan 3000 - <3500 gram. d. Berat badan 3500 - <4000 gram. e. Berat badan 4. Paritas Jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa memandang apakah bayi lahir hidup atau mati, kelahiran kembar hanya dihitung satu paritas. Data di ambil dari status ibu dimana paritas sama dengan nilai "P" pada GPA (Gravid, Paritas, Abortus). Kriteria objektif: Paritas 1: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1 Paritas 2: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 2 Paritas 3: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 3 Paritas 4: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 4 Paritas 5: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 5 Paritas 6: Jumlab anak yang telah dilahirkan adalah 6 >4000 gram

BAB IV METODE PENELITIAN

IV.1 JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian adalah "Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar 1 Januari 2007-12 Mei 2012.

IV.2 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik ruptur perineum yang tercatat pada status pasien yang melahirkan di rekam medis RS Islam Faisal Kota Makassar.

IV.3 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Islam Faisal Kota Makassar, tanggal 14-16 Mei 2012.

IV.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah seluruh pasien yang pemah melahirkan dengan ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007- 12 Mei 2012. Sampel adalah semua pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. IV.5 PENGUM PULAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari status pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di bagian rekam medik RS Islam Faisal.

IV.6 PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dan dikumpulkan diolah dengan menggunakan Microsoft Office 2007 dan disajikan dalam bentuk tabel secara deskriptif.

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V.1. IDENTITAS RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR

Rumah sakit Islam Faisal Kota Makassar adalah rumah sakit kelas C (Swasta Madya) dengan identitas sebagai berikut: Nama rumah sakit : RS Islam Faisal Kota Makassar Alamat : J1. A. Pangerang Pettarani Kelurahan Banta-bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar Telepon : 0411 853 364, 871 974 (operator) 854 118 (IRD) 118 (bebas pulsa) Tim Emergency 830 828 (Inst. Farmasi) 885771 (Kantor)
2

Fax.: 0411 857 010 Pemilik : Yayasan Rumah Sakit Islam Makassar Rumah sakit Islam Faisal Kota Makassar mempunyai luas wilayah 44632

m dengan luas bangunan 4600 m2.

V.2 SEJARAH RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR

Pada tahun 1976 didirikan rumah sakit Islam Ujung Pandang dengan Akte Notaris SISTKE LIMOA, SH No. 19, 3 Maret 1976 Yayasan RS Islam Ujung Pandang oleh: H. Fadeli Luran, Dr.H.Nazaruddin Anwar, SKM, H.A.Salama Tambo,H.M.Daeng Patompo, H. Kalla.

Pada April 1976 s/d Nopember 1983 dilaksanakan pembebasan tanah. Pembangunan Tahap I 1 Mei 1978 s/d 10 September 1980 atas dana sumbangan wakaf dari Yayasan Malik Faisal bin Abdul Azis al-Suud KSA. Peresmian 24 September 1980 oleh Menkes RI Dr. Suwarjono Surjaningrat.

Pada tahun 1981, dilakukan Pembangunan Tahap II Gedung Kantor atas dana pinjaman BNI 1946, pada tahun 1987 Gedung Perawatan atas sumbangan Syekh Abdul Rauf (Saudi Arabia), pada tahun 1988 seluruh gedung direnovasi atas pinjaman bank BUKOPIN, pada tahun 2006 dilakukan pemindahan ruangan ICU/ICCU dan penambahan kapasitas dari 6 menjadi 10 bed. Kemudian atas APBN 2006 dilakukan pengadaan/penambahan peralatan medis ICCU, bedah, dan sarana penunjang medis lainnya, pada tahun 2007 dilakukan pembangunan gedung perawatan 4, pada tahun 2008 dilakukan penambahan tempat tidur rawat inap 56 bed atas APBN 2008.
V.3. VISI, MISI, BUDAYA DAN MOTTO RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR

V.3.1 Visi "Menjadi rumah sakit terkemuka dalam pelayanan kesehatan Islami, professional dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, seiring dengan perkembangan iptek, sebagai perwujudan amal shaleh dalam kerangka ibadah serta pengabdian kepada Allah SWT. V.3.2 Misi a. Menyelenggarakan penelitian. b. Menjadikan RS sebagai wadah silaturrahiym dan Dawah dalam upaya pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan, dan

peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. c. Mewujudkan suasana Islami di lingkungan RS sebagai upaya peningkatan Imtaq dan Iptek, melalui pendekatan pelayanan paripurna menurut aturan perundangan dan tuntunan syariat Islam. V.3.4 Motto "Ikhsan dalam pelayanan, bekerja sebagai ibadah, menegakkan amar maruf nahi mungkar.

V.4. SARANA PELAYANAN

A. RAWAT JALAN 1. Poliklinik Umum & Gigi 2. Poliklinik Spesialis (8 spesialisasi) 3. IRD (Bedah dan Non Bedah) 4. Poliklinik Sub Spesialis (10 Sub Spesialis) 5. Hemodialisa (6 unit) B. SARANA RAWAT INAP Sarana Rawat Inap terdiri 4 unit dengan kapasitas 127 bed: Kelas III : 55 bed Kelas II Kelas I Vip A Vip B : 6 bed : 32 bed : 5 bed : 19 bed

ICU/ICCU: 10 bed C. SARANA PENUNJANG MEDIS 1. Instalasi Bedah Sentral (OKB) 3 bed 2. Instalasi Laboratorium Klinik 3. Instalasi Radiologi (Rontgen & USG) 4. Instalasi Farmasi 5. Instalasi Gizi 6. Unit Pelayanan Emergency 118 (5 ambulans) D. SARANA PENUNJANG NON MEDIS 1. Pelayanan visite ulama 2. Pemulasan jenazah 3. Yantel 4. Masjid 5. Kantin 6. Lapangan Olah Raga 7. Sarana Pendidikan

8. Asrama Residen & Coass

V.5 SUMBER DAYA MANUSIA

Tenaga medis terdiri atas dokter spesialis 65 orang, dokter umum 13 orang. Tenaga paramedis perawatan 81 orang, non perawatan 18 orang. Tenaga non medis sebanyak 70 orang.

BAB VI HASIL

A. Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi ruptur perineum berdasar umur di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Umur Ibu (tahun) < 20 20-34 > 35 TOTAL n 10 72 2 84 % 11,9 85,7 2,4 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam Faisal Kota Makassar berdasar Umur Ibu dengan persentase terbanyak terdapat pada kelompok Umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %), diikuti kelompok < 20 tahun berjumlah 10 orang (11,9 %), sedangkan kelompok > 35 tahun 2 orang (2,4 %). Tabel 2 Distribusi ruptur perineum berdasar berat lahir bayi di R Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Berat Badan Lahir Bayi (gram) < 2500 2500-<3000 3000-<3500 3500-<4000 >4000 TOTAL n 5 29 43 6 1 84 % 5,9 34,0 51,2 7,1 1,2 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel 2, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam Faisal Kota Makassar berdasar Berat Badan Bayi Lahir dengan persentase terbanyak terdapat pada berat badan bayi dilahirkan 3000-<3500 gram, 43 orang (51,2 %), diikuti berat badan bayi dilahirkan 2500-<3000 gram, 29 orang (34,0 %), berat badan bayi lahir 3500-<4000 gram, 6 orang (7,1%), berat badan bayi dilahirkan <2500 gram, 5 orang (5,9%), > 4000 gram, 1 orang (1,2%). Tabel 3 Distribusi ruptur perineum berdasar paritas di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Paritas 1 2 3 4 5 6 TOTAL n 43 27 9 2 2 1 84 % 51,2 32,1 10,7 2,4 2,4 1,2 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam Faisal Kota Makassar berdasar Paritas terbanyak pada paritas 1, yaitu 43 orang (51,2 %), diikuti paritas 2, 27 orang (32,1%), paritas 3, 9 orang (10,7%), paritas 5, 2 orang (2,4 %), paritas 4, juga 2 orang (2,4%), paritas 6, 1 orang (1,2%).

Tabel 4 Distribusi ruptur perineum berdasar tingkatan di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Tingkat I II IIIA TOTAL n 36 46 1 84 % 44 54,8 1,2 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam Faisal Kota Makassar berdasar tingkat terbanyak pada tingkat II, yaitu 46 orang (54,8 %), diikuti tingkat I, 36 orang (44 %), tingkat IIIA 1 orang (1,2%).

B. Analisis Bivariat

Tabel 5 Distribusi ruptur perineum berdasar umur dan tingkatan ruptur di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Umur Ibu (tahun) < 20 n 10 % 11,9 Tingkat I II TOTAL 20-34 72 87,5 I II IIIA TOTAL > 35 2 2,4 I II TOTAL TOTAL 84 100 n 2 8 10 33 38 1 72 1 1 2 % 20 80 100 45,8 52,8 1,4 100 50 50 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam Faisal Kota Makassar berdasar Tingkatan dan Umur Ibu dengan persentase terbanyak terdapat pada kelompok Umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %) dengan komposisi terbanyak pada tingkat II 38 dari 72 orang (52,8 %) diikuti tingkat I 33 dari 72 orang (45,8% dari 20-34 tahun) lalu tingkat IIIA 1 dari 72 orang (1,4 %). Diikuti kelompok < 20 tahun yaitu 10 orang (11,9 %) dengan komposisi terbanyak juga tingkat II yaitu 8 dari 10 orang (80 %) diikuti tingkat I 2 dari 10 orang (20%), sedangkan kelompok > 35 tahun 2 orang (2,4 %). Dengan komposisi tingkat I 1 dari 2 orang (50 %) dan tingkat II juga 1 dari orang (50 %).

Tabel 6 Distribusi ruptur perineum berdasar berat bayi dilahirkan dan tingkatan ruptur di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Berat Bayi Lahir (gram) <2500 n 5 % 5,9 Tingkat I II TOTAL 2500-<3000 29 34,5 I II n 1 4 5 13 16 % 20 80 100 55,2 44,8 100 46,5 51,2 2,3 100 66,7 33,3

TOTAL 29 3000-<3500 43 51,2 I II IIIA 20 22 1

TOTAL 43 3500-<4000 6 7,1 I II TOTAL >4000 1 1,2 I II TOTAL TOTAL 84 100 4 2

6 100 0 0

1 100 1 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapatkan pasien ruptur perineum yang dirawat di RS Islam Faisal Kota Makassar berdasar Tingkatan dan Berat Badan Bayi Lahir dengan persentase terbanyak terdapat pada berat badan bayi lahir 3000-<3500 gram, 43 orang (51,2%) dengan kompososi terbanyak pada tingkat II 22 dari 43 orang (51,2 %), tingkat I 20 dari 43 orang (46,5 %), tingkat IIIA 1 dari 43 orang (2,3 %), diikuti berat badan bayi lahir 2500-<3000 gram, 29 orang (34,5 %)

dengan komposisi terbanyak tingkat II 16 dari 29 orang (55,2 %) dan tingkat I 13 dari 29 orang (44,8 %), 3500-<4000, 6 orang (7,1 %) dengan komposisi

terbanyak tingkat II 4 dari 6 orang (66,7 %), tingkat II 2 dari 6 orang (33,3 %), diikuti berat badan bayi lahir <2500 gram, 5 orang (5,9 %) dengan komposisi terbanyak tingkat II 4 dari 5 orang (80 %), lalu tingkat I 1 dari 5 orang (20 %), berat badan bayi yang lahir >4000 gram hanya 1 orang (1,2%) pada tingkat II.

Tabel 7 Distribusi ruptur perineum berdasar tingkatan ruptur dan paritas di RS Islam Faisal Kota Makassar periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012. Paritas 1 n 43 % 51,2 Tingkat I II TOTAL 2 27 32,1 I II IIIA TOTAL 3 9 10,7 I II TOTAL 4 2 2,4 I II TOTAL 5 2 2,4 I II TOTAL 6 1 1,2 I TOTAL TOTAL 84 100 n 15 28 43 12 14 1 27 7 2 43 1 1 2 0 2 2 % 34,9 65,1 100 14,3 16,7 1,2 100 77,8 22,2 100 50 50 100 0 100 100

1 100 1 100

Sumber: Data Sekunder dari Rekam Medik RS Islam Faisal Kota Makassar

Dari tabel di atas, didapat pasien ruptur perineum yang dirawat di RS

Islam Faisal Kota Makassar berdasar Tingkatan dan Paritas dengan persentase terbanyak terdapat pada paritas 1 yaitu 43 orang (51,2 %) dengan komposisi terbanyak tingkat II 28 dari 43 orang (65,1 %), tingkat I 15 dari 43 orang (34,9 %), diikuti paritas 2 yaitu 27 orang (32,1 % ) dengan komposisi terbanyak tingkat II 14 dari 27 orang (51,9 %), tingkat I 12 dari 27 orang (44,4 %) tingkat IIIA 1 dari 27 orang (3,7 %), paritas 3 yaitu 9 orang (10,7 %) dengan komposisi

terbanyak tingkat I 7 dari 9 orang (77,8 %), tingkat II 2 dari 9 orang (22,2 %), paritas 4 yaitu 2 orang (2,4 %) dengan komposisi semuanya (100 %) pada tingkat II, paritas5 juga 2 orang (2,4 %) dengan komposisi , paritas 6, 1 orang (1,2 %) pada tingkat I.

BAB VII PEMBAHASAN

VII.1 Umur

Menurut karakteristik umur, seperti pada tabel 1 terlihat bahwa pasien ruptur perineum yang melahirkan di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 terbanyak didapatkan pada kelompok umur 20-34 tahun yaitu 72 orang (85,7 %). Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar bahwa rata-rata yang mengalami ruptur perineum pada usia < 35 tahun dan sesuai dengan penelitian yang mengalami ruptur perineum pada persalinan normal itu rata-rata pada usia < 35 tahun.

VII.2 Berat Badan Lahir Bayi

Menurut karakteristik Berat Badan Lahir Bayi seperti pada tabel 2 terlihat bahwa pasien rupture perineum yang melahirkan di RS Islam Faisal Kota

Makassar selama periode 1 Januari 2007-Mei 2012 terbanyak didapatkan pada kelompok Berat Badan Lahir Bayi 3000-<3500 gram yaitu 43 orang (51,2 %). Hal ini sesuai dengan penelitian Andrew V, dari departemen Obstetri dan Gynecologi, Croydon, Suriah (Juni 2006) yang menyatakan bahwa Berat Badan Lahir Bayi yang besar merupakan salah satu penyebab terjadinya ruptur perineum.

VII.3 Paritas

Menurut karakteristik Paritas seperti pada tabel 3 terlihat bahwa pasien ruptur perineum yang melahirkan di RS Islam Faisal Kota Makassar selama periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012 terbanyak didapat pada paritas 1 atau jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1 yaitu 43 orang (51,2%). Hal ini sesuai dengan pendapat Mochtar (1998) yang menyatakan bahwa primipara merupakan salah satu penyebab terjadinya ruptur perineum. Dan berdasarkan hasil data prasurvey,

angka kejadian ruptur perineum spontan yang dialami ibu primigravida di BPS Ny. Endang tahun 2007 masih sangat tinggi.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 KESIMPULAN Dari hasil penelitian mengenai Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar Periode 1 Januari 2007-12 Mei 2012, setelah data sekunder diolah dan pembahasan hasil diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Distribusi ruptur perineum berdasar umur terbanyak didapat pada pasien yang berada pada kelompok umur 20-34 tahun. 2. Distribusi ruptur perineum berdasar berat badan lahir bayi terbanyak didapat pada pasien yang berada pada kelompok berat bayi lahir 3000-<3500 gram. 3. Distribusi ruptur perineum berdasarkan paritas terbanyak didapatkan pada pasien dengan paritas 1 atau jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1 orang.

VIII.2 SARAN 1. Bagi mereka yang berisiko terjadi ruptur perineum agar supaya mendapatkan penyuluhan tentang faktor-faktor yang bisa menyebabkan terjadinya ruptur perineum untuk meminimalkan ruptur perineum seperti: cara melahirkan yang baik, olahraga peregangan perineum (senam perineum, jalan), massage perineum, mengontrol tinggi gula darah. 2. Bagi pihak RS Islam Faisal Kota Makassar diharapkan lebih baik dalam pendataan status-status pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam: Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. h.665

2.

Affandi B. Asuhan persalinan normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia; 2001

Republik

3.

Jong W, Syamsulhidajat R. Ruptur perineum. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h.716

4.

Lestarina P. Teknik reparasi luka perineum 1. [on line]. November 30,2011 [cited 2012 April 10 ]. Didapat dari:URL:/http://www.scribd.com/doc/ 80579481/ 37560281 Teknik Reparasi Luka Perineum (1) scribd

5.

Oxorn. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esensia Medika. 1996.

6.

Rachimhadhi T, Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu bedah kebidanan Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. h.170-176

7.

Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. h.19,50-51

8.

Newman D. Dalam: Huriawati H, [dkk.], editor. Kamus kedokteran dorland. Ed. 29. Jakarta: EGC; 2002. h. 1279

9.

Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam Ilmu kebidanan. Edisi 2 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. h.665

10.

Hamilton, PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC; 1995. h.63

11.

Mochtar, Rustam. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essensia Medica; 1998

12.

Bonica, John J. Principles and practice of obstetric analgesia and anesthesia 2d ed. Philadelphia: FADavis Co; 1995. p. 501-513

13.

Cunningham. Obstetri williams 21th edition. Jakarta: EGC; 2006.

14.

Vasanth A, Hamid SA, Ranee T, Walker JP. Risk factors for obstetric anal sphincter injury: A Prospective study. Croydon:2006

15.

Lestari, Rochyatun E, Rozak A. Studi korelasi berat badan lahir dengan rupture perineum persalinan normal pada primigravida di BPS

Ny.Endang.2007
16.

Hurlock, EB. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang kehidupan. Jakarta :Erlangga; 2002.

17.

Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. h.19,50-51

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ruptur perineum umumnya merupakan luka akibat persalinan. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Ruptur ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama.1, 2, 3 Lebih dari 85% wanita yang mengalami luka perineal sewaktu menjalani persalinan pervaginam. Narnun angka prevalensi ini tergantung dari variasi tempat obstetrik, termasuk angka tindakan episiotomi. Di Belanda, angka episiotomi 8%, sementara di Inggris angka episiotomi mencapai 14%, 50% di Amerika Serikat dan 99% di negara-negara Eropa Timur.4 Klasifikasi luka Perineal: 1, 6, 7 1) Luka Perineum Spontan (Ruptur Perineum) Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur. 2) Luka perineum yang disengaja (Episiotomi) Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau perobekan pada perineum: Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada perineum untuk memperbesar saluran keluar vagina. 1.2 Rumusan Masalah

Dengan mengetahui latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penderita

ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar Tahun 2007- 2011 (JanuariDesember).

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik penderita ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar tahun 2007- 2011 (Januari-Desember).

1.3.2 Tujuan Khusus 4. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar umur. 5. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar berat badan lahir. 6. Untuk mengetahui karakteristik pasien ruptur perineum berdasar paritas. 1.4 Manfaat Penelitian

4. Sebagai sumber informasi bagi pihak RS Islam Faisal Kota Makassar mengenai karakteristik ruptur perineum dalam upaya menangani ibu-ibu yang berisiko terjadinya ruptur perineum. 5. Sebagai masukan bagi khasanah ilmu pengetahuan kedokteran mengenai karakteristik ruptur perineum. 6. Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti untuk meningkatkan pengetahuan khususnya dalam bidang penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Ruptur adalah robekan atau koyaknya jaringan secara paksa. Perineum adalah bagian yang terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4 cm. Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan persalinan.8,9,10,11 janin pada saat proses

Anatomi dan Persarafan Perineum

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terletak antara vulva dan anus. Jaringan yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigis di bagian posterior yang terdiri dari 3 otot penting yaitu: m. puborektalis, m. pubokoksigis, dan m. iliokoksigis serta selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus pubis superior dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obruratorius. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis pubis, menyilang arkus pubis di atas fascia superfisialis perinea. Diafragma urogenital terdiri dari muskulus perinealis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna. Susunan otot tersebut merupakan penyangga dari struktur pelvis, di antaranya urethra, vagina dan rektum. 4, 12, 13 Perineum berbatas sebagai berikut: 9 5. Ligamentum arkuata di bagian depan tengah.

6. Arkus iskiopubik dan tuber iskii di bagian lateral depan. 7. Ligamentum sakrotuberosum di bagian lateral belakang. 8. Tulang koksigeus di bagian belakang tengah.

Daerah perineum terdiri dari 2 bagian, yaitu: 9 4. 5. Regio anal. Di sini terdapat m. sfingter ani eksterna yang melingkari anus. Regio urogenitalis. Di sini terdapat m. bulbokavernosus, m. transversus perinealis superfisialis dan m. iskiokavernosus. Persarafan perineum berasal dari segmen sakral 2, 3, 4 dari sumsum tulang belakang (spinal cord) yang bergabung membentuk nervus pudendus. Saraf ini meninggalkan pelvis melalui foramen sciatic mayor dan melalui lateral ligamentum sakrospinosum, kembali memasuki pelvis melalui foramen sciatic minor dan kemudian lewat sepanjang dinding sampai fossa iliorektal dalam suatu ruang fasial yang disebut kanalis alcock. Begitu memasuki kanalis alcock, n. pudendus terbagi menjadi 3 bagian/cabang utama, yaitu n. hemorrhoidalis inferior di regio anal, n. perinealis yang juga membagi diri menjadi n. labialis posterior dan n. perinealis profunda ke bagian anterior dari dasar pelvis dan diafragma urogenital; dan cabang ke tiga adalah n.dorsalis klitoris. 12 Gambar persarafan perineum4

Perdarahan ke perineum sama dengan perjalanan saraf yaitu berasal dari arteri pudenda interna yang juga melalui kanalis alcock dan terbagi menjadi a. hemorroidalis inferior, a. perinealis & a. dorsalis klitoris.12 Ruptur perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada

sirkumferensia suboksipito-bregmatika. 1 Pada persalinan sulit di samping robekan perineum yang dapat dilihat, dapat pula terjadi kerusakan dan keregangan muskulus puborektalis kanan dan kiri serta hubungannya di garis tengah. Kejadian ini melemahkan diafragma pelvis dan menimbulkan predisposisi untuk terjadinya prolapsus uteri di kemudian hari.1 Tingkat ruptur perineum: 1, 2, 6, 7

Tingkat I: Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau mengenai kulit perineum sedikit. Tingkat II: Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir vagina, juga mengenai musculus perinei tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani. Tingkat III: Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot-otot sfingter ani. Terbagi menjadi tiga tipe yaitu: Grade 3a: robekan < 50 % otot sfingter ani eksterna. Grade 3b: robekan > 50% otot sfingter ani eksterna. Grade 3c: sfingter ani eksterna putus dan robekan mengenai otot sfingter ani interna. Tingkat IV: Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa rektum.

Gambar tingkat ruptur perineum tingkat III, IV3

Etiologi

Ruptur perineum disebabkan oleh: perineum kaku, kepala janin terlalu cepat melewati dasar panggul, bayi besar, perineum kecil, paritas. Faktor penyebab ruptur perineum antara lain: umur ibu, paritas, berat bayi lahir, posisi persalinan, presentasi bayi.2, 5, 6, 11, 14, 15 Berat Badan lahir Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang 24 jam pertama kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-4000 gram. 1, 5, 14,
15

Paritas Robekan perineum terjadi hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. 5, 11, 15 Umur Umur adalah jumlah hari, bulan, tahun yang telah dilalui sejak lahir sampai dengan waktu tertentu. Pada usia reproduktif terjadi kesiapan respon

maksimal baik dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikan hal-hal tertentu dan setelah itu sedikit demi sedikit menurun seiring dengan bertambahnya umur. Selain itu pada usia reproduktif mereka lebih terbuka terhadap orang lain dan biasanya mereka akan saling bertukar pengalaman tentang hal yang sama yang pernah mereka alami.16 Wanita melahirkan anak pada usia < 20 tahun atau > 35 tahunmerupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun, fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia > 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar.1

Diagnosis

Diagnosis ruptur perineum ditegakkan dengan pemeriksaan inspeksi. Walaupun anus kelihatan utuh, diagnosis tetap harus ditentukan secara pemeriksaan rektal. 3 Dalam membuat diagnosis klinik yang akurat: 4 1. Informed consent untuk pemeriksaan vagina dan rektal. 2. Harus dapat terlihat dengan baik cedera pada perineal, jika tidak dimungkinkan, pasien harus ditempatkan dalam posisi litotomi. 3. Pencahayaan harus baik. 4. Jika pasien mengeluhkan nyeri, maka dibutuhkan analgesi yang adekuat. 5. Pemeriksaan secara visual meliputi dinding vagina untuk menilai sobekan vagina. Jika didapatkan robekan multiple atau dalam, maka sebaiknya diposisikan dalam litotomi. Laserasi vagina pada apeks harus diidentifikasi. 6. Pemeriksaan rektal harus dilakukan untuk menilai mukosa rektum dan anal sfingter. Dan dilakukan juga setelah dilakukan penjahitan untuk menghindari luka tersisa yang masih terbuka. 7. Untuk menegakkan trauma perineal harus juga dikonfirmasi dengan palpasi.

Dengan menempatkan jari telunjuk pada lubang anal dan ibu jari pada vagina. Hal ini bertujuan untuk untuk menilai sfingter anal dengan lebih baik, lalu pasien diminta untuk mengkontraksikan otot daerah perineum, sehingga dapat dinilai fungsinya.

Penatalaksanaan

Ruptur perineum yang melebihi ruptur tingkat satu harus dijahit. Hal ini dapat di lakukan sebelum plasenta lahir, tetapi apabila ada kemungkinan plasenta harus dikeluarkan secara manual, lebih baik tindakan itu ditunda sampai plasenta lahir. Dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi dilakukan pembersihan luka dengan cairan antiseptik dan luas robekan di tentukan dengan seksama.1 Pada ruptur perineum tingkat dua, setelah diberi anastesi lokal otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringanjaringan di bawahnya.1 Ada beberapa prinsip pembedahan dalam menangani ruptur perineal: 4 - Jahit secepat mungkin setelah anak lahir. Hal ini untuk mencegah darah keluar yang berlebih dan meminimalkan risiko infeksi. - Cek kelengkapan alat dan hitung kapas swab dan spons. Teknik penanganan ruptur perineum grade lanjut terbagi menjadi dua yaitu teknik end-to-end dan yang kedua adalah teknik overlapping. Teknik end to-end adalah teknik yang berusaha menyambung otot sfingter ani dengan mempertemukan tepi luka. Bisa dengan teknik jahitan interrupted atau dengan teknik jahitan menyerupai angka delapan. Sementara, teknik overlapping yaitu dengan cara menjahit otot sfingter anal ekstema dengan cara menggabungkan tepi luka denga tepi luka yang lain dengan saling tumpang tindih.4 Menjahit ruptur tingkat tiga harus dilakukan dengan teliti, mula-mula dinding depan rektum yang ruptur dijahit, kemudian fasia-pararektal ditutup, dan muskulus sfingter ani eksternus yang ruptur dijahit. Selanjutnya dilakukan

penutupan ruptur seperti diuraikan untuk robekan perineum tingkat dua. Untuk mendapat hasil baik terapi pada ruptur perineum total, perlu diadakan penanganan pasca pembedahan yang sempurna. Penderita diberi makanan yang tidak mengandung selulosa dan mulai hari kedua diberi paraffinum liquidum sesendok makan 2 kali sehari dan jika perlu pada hari ke 6 diberi klisma minyak.17

BAB III KERANGKA KONSEP

III.1 Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Ruptur perineum merupakan masalah yang sering di temukan pada saat persalinan normal terutama pada primipara. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk informasi tentang karakteristik ruptur perineum, maka didapatkan beberapa karakteristik pasien ruptur perineum seperti umur, berat badan lahir bayi, dan paritas. III.1.1 Umur Umur adalah umur pasien yang tercatat di rekam medik. Variable ini diteliti untuk mengetahui hubungan umur pasien dengan insiden ruptur perineum.

III.1.2 Berat Badan Lahir Bayi Berat badan lahir bayi adalah berat badan saat bayi lahir yang tercatat di rekam medik. Ini diteliti untuk mengetahui hubungan berat badan lahir bayi dengan ruptur perineum. III.1.2 Paritas Paritas adalah frekuensi kelahiran anak baik lahir hidup maupun lahir mati.Variabel ini di teliti untuk melihat hubungan antara paritas dengan ruptur perineum.

III.2 Variabel Penelitian "Variabel Independent" "Variabel Dependent"

Berat bayi lahir Paritas Umur ibu Posisi persalinan Presentasi bayi

Ruptur perineum Ruptur perineum Ruptur perineum Ruptur perineum Ruptur perineum

Keterangan:Diteliti Tidak diteliti III.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Ruptur perineum Ruptur perineum adalah robekan pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan janin pada saat proses persalinan. 2. Umur Yang di maksud dengan umur adalah umur ibu waktu melahirkan yang tercatat pada status ibu di bagian rekam medik. Kriteria objektif: d. Umur muda : <20 tahun (primi muda) e. Umur ideal : 20-34 tahun f. Umur tua : > 35 tahun (primi tua)

6. Berat Badan Lahir Berat badan bayi saat dilahirkan yang tercatat pada status ibu di bagian rekam medik. Kriteria objektif: f. Berat badan <2500 gram.

g. Berat badan 2500 - <3000 gram. h. Berat badan 3000 - <3500 gram. i. Berat badan 3500 - <4000 gram. j. Berat badan 4. Paritas Jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa memandang apakah bayi lahir hidup atau mati, kelahiran kembar hanya dihitung satu paritas. Data di ambil dari status ibu dimana paritas sama dengan nilai "P" pada GPA (Gravid, Paritas, Abortus). Kriteria objektif: Paritas 1: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 1 Paritas 2: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 2 Paritas 3: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 3 Paritas 4: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 4 Paritas 5: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 5 Paritas 6: Jumlab anak yang telah dilahirkan adalah 6 Paritas 7: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 7 Paritas 8: Jumlah anak yang telah dilahirkan adalah 8 >4000 gram

BAB IV METODE PENELITIAN

IV.1 JUDUL PENELITIAN

Judul penelitian adalah "Karakteristik Penderita Ruptur Perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar Tahun 2007-2011 ( Januari-Desember).

IV.2 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik ruptur perineum yang tercatat pada status pasien yang melahirkan di rekam medis RS Islam Faisal Kota Makassar.

IV.3 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Islam Faisal Kota Makassar, tanggal 19 April-3 Mei 2012.

IV.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi adalah seluruh pasien yang pemah melahirkan dengan ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama tahun 2007-2011 (Januari Desember). Sampel adalah semua pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di RS Islam Faisal Kota Makassar selama tahun 2007-2011 (JanuariDesember).

IV.5 PENGUM PULAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari status pasien yang pernah melahirkan dengan ruptur perineum di bagian rekam medik RS Islam Faisal.

IV.6 PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dan dikumpulkan diolah dengan menggunakan Microsoft Office 2007 dan disajikan dalam bentuk tabel secara deskriptif.

DAFTAR PUSTAKA
18.

Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam: Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. h.665

19.

Affandi B. Asuhan persalinan normal. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia; 2001

Republik

20.

Jong W, Syamsulhidajat R. Ruptur perineum. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h.716

21.

Lestarina P. Teknik reparasi luka perineum 1. [on line]. November 30,2011 [cited 2012 April 10 ]. Didapat dari:URL:/http://www.scribd.com/doc/ 80579481/ 37560281 Teknik Reparasi Luka Perineum (1) scribd

22.

Oxorn. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esensia Medika. 1996.

23.

Rachimhadhi T, Saifuddin AB, Wiknjosastro GH. Ilmu bedah kebidanan Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. h.170-176

24.

Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002. h.19,50-51

25.

Newman D. Dalam: Huriawati H, [dkk.], editor. Kamus kedokteran dorland. Ed. 29. Jakarta: EGC; 2002. h. 1279

26.

Prawirohardo S, [dkk]. Robekan perineum. Dalam Ilmu kebidanan. Edisi 2 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. h.665

27.

Hamilton, PM. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC; 1995. h.63

28.

Mochtar, Rustam. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essensia Medica; 1998

29.

Bonica, John J. Principles and practice of obstetric analgesia and anesthesia 2d ed. Philadelphia: FADavis Co; 1995. p. 501-513

30.

Cunningham. Obstetri williams 21th edition. Jakarta: EGC; 2006.

31.

Vasanth A, Hamid SA, Ranee T, Walker JP. Risk factors for obstetric anal sphincter injury: A Prospective study. Croydon:2006

32.

Lestari, Rochyatun E, Rozak A. Studi korelasi berat badan lahir dengan rupture perineum persalinan normal pada primigravida di BPS

Ny.Endang.2007
33.

Hurlock, EB. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang kehidupan. Jakarta :Erlangga; 2002.

34.

Affandi B, Saifuddin AB, Waspodo D, Wiknojosastro GH. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006. h.19,50-51

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012 No. RM Tingkat I II IIIA IIIB IIIC IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 051356 055903 071512 072038 019211 042135 028453 069951 069842 069172 061971 068361 067714 067615 067506 052462 067318 067050 055955 066941 067011 066978 066871 066712 066211 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 1 1 3 1 3 2 4 2 6 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + P Umur (tahun) Berat bayi lahir (gram)

< 20 20-34 > 35 < 2500 2500-< 3000 3000-<3 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

065940 065851 065697 063540 063454 063001 062069 062333 062091 037510 061294 058733 060876 060499 061513 037252 059960 059852 057590 056476 054629 027671 057056 057215 038573 032457 056308 037271 053103 052525 +

+ +

1 1 2

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + +

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 5 2 1 1 3 5 1 2 2 1

+ + + + + + + + + + + + + + + +

+ + + +

56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84

062411 052370 050702 004740 047762 000161 047635 047365 039729 046092 046033 045935 045797 045684 044800 044933 041327 038046 070355 036716 022381 043412 037271 041691 035106 041434 035572 024370 023192

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

1 1 1 2 1 2 1 1 2 4 1 3 3 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 + + +

+ + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM TINGKAT III-IV DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MAKASSAR TAHUN 2008-2011 No. RM lahir (gram) < 20 20 - 34 > 35 3500 3500 - < 4000 > 4000 KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-30 APRIL 2012 No. RM Berat bayi lahir (gram) III A III B III C IV < 20 20 - 34 > 35 < 2500 2500 - < Tingkat P Umur (tahun) < 2500 2500 - < 3000 3000 - < P Umur (tahun) Berat bayi

3000 3000 - < 3500 3500 - < 4000 > 4000 1 + 2 3 4 + 5 6 + 7 + 8 + + 2 + + 1 + + + 1 1 + + + + + + 1 1 1 + + + + + + 1 +

1 2 3 4 5 6 7 8 9

408322 360005 261085 406105 410977 434139 354312 385824 385414

+ + + + + + + + +

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-12 MEI 2012 No. RM Tingkat I II IIIA IIIB IIIC IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 051356 055903 071512 072038 019211 042135 028453 069951 069842 069172 061971 068361 067714 067615 067506 052462 067318 067050 055955 066941 067011 066978 066871 066712 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + 1 1 3 1 3 2 4 2 6 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + P Umur (tahun) Berat bayi lahir (gram)

< 20 20-34 > 35 < 2500 2500-< 3000 3000-<3 + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

066211 065940 065851 065697 063540 063454 063001 062069 062333 062091 037510 061294 058733 060876 060499 061513 037252 059960 059852 057590 056476 054629 027671 057056 057215 038573 032457 056308 037271 053103

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 5 2 1 1 3 5 1 2 2 + + + + +

+ + + + + + +

+ + + + +

+ + + +

+ + + + +

+ + + + + + + + + + + + + + + +

+ +

+ + + + + + +

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84

052525 062411 052370 050702 004740 047762 000161 047635 047365 039729 046092 046033 045935 045797 045684 044800 044933 041327 038046 070355 036716 022381 043412 037271 041691 035106 041434 035572 024370 023192 + + + + + + + + + + +

1 1

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

+ + + +

1 1

+ +

2 1 2

+ + + + + + + +

+ + + + +

1 1 2 4 1 3 3

+ + + +

1 1 1 2 3

+ + +

+ + + + + + + + + + + +

1 2

+ + +

1 1 1 2 1

+ +

1 1 1 1

KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM TINGKAT III-IV DI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MAKASSAR TAHUN 2008-2011 No. RM lahir (gram) < 20 20 - 34 > 35 3500 3500 - < 4000 > 4000 KARAKTERISTIK PENDERITA RUPTUR PERINEUM DI RS ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI 2007-30 APRIL 2012 No. RM Berat bayi lahir (gram) III A III B III C IV < 20 20 - 34 > 35 < 2500 2500 - < Tingkat P Umur (tahun) < 2500 2500 - < 3000 3000 - < P Umur (tahun) Berat bayi

3000 3000 - < 3500 3500 - < 4000 > 4000 1 + 2 3 4 + 5 6 + 7 + 8 + + 2 + + 1 + + + 1 1 + + + + + + 1 1 1 + + + + + + 1 +

1 2 3 4 5 6 7 8 9

408322 360005 261085 406105 410977 434139 354312 385824 385414

+ + + + + + + + +

You might also like