You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu hal yang sangat penting yang difokuskan oleh pemerintah, pendidikan yang pada umumnya diselenggarakan di sekolah akan terus mendapat dukungan penuh dan terarah dari pemerintah untuk tetap dan terus melaksanakan proses pendidikan yang berdaya guna dan tepat guna. Setiap sekolah yang melaksanakan proses pendidikan akan memerlukan beberapa faktor pendukung agar proses pelaksanaan dari kegiatan pembelajaran pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Salah satunya adalah mengenai pendanaan yang sejak dulu menjadi salah satu faktor penghambat yang dapat membuat sukarnya pendidikan di sekolah dapat terlaksana dengan baik, karena kebutuhan terbesar dalam pendidikan di sekolah selain tenaga pendidik dan kependidikannya juga dana yang mendukung, karena segala komponen pendukung lain seperti sarana prasarana, buku teks dan media pembelajaran lainnya serta perlengkapan sekolah yang membantu melancarkan proses penyelenggaraan pendidikan memerlukan biaya yang cukup banyak. Namun, semua itu kembali kepada kebijakan pemerintah yang memandang pendidikan sebagai sebuah komponen bangsa yang nantinya pasti dapat membantu memajukan kesejahteraan Negara. Beberapa tahun yang lalu karena faktor sistem pemerintahan yang masih sentralisasi menjadikan pihak sekolah yang secara langsung mengelola pembelajaran pendidikan merasa sangat sulit untuk mendapatkan sumber dana agar membantu mengembangkan proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah tersebut, karena pada saat itu dana pendidikan langsung diatur oleh pemerintah pusat, dan pembagian dana pendidikan tersebut dilakukan tanpa melakukan observasi dan menganalisis kebutuhan dari tiap instansi pendidikan terkait, karena pada saat itu pemerintah belum menganggap pendidikan sebagai salah satu hal penting yang dapat menjadikan suatu Negara maju dan berkembang pesat dengan kompetensi warga negaranya. Namun akhirnya seiring dengan pergantian pemerintah dan gaya kepemimpinan menjadi desentralisasi, sekolah-sekolah di Indonesia mulai menemukan titik terang untuk membangun sekolah mereka masing-masing dengan pemberian kebijakan dari pemerintah agar sekolah dapat membuat sebuah rancangan mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh

sekolah tersebut yang dapat membantu dan mendukung kemajuan dari proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut. Ada beberapa pengembangan dalam kurun waktu yang cukup singkat setelah pemerintah mengalami perubahan dalam gaya kepemimpinannya, dari sentralisasi hingga desentralisasi dan sampai pemerintah akhirnya menetapkan anggaran dana pendidikan sebesar 20% dari RAPBN, ini merupakan sebuah langkah baik bagi siapapun yang bergerak di bidang pendidikan, karena banyaknya isu-isu miring mengenai proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia baik itu mengenai gaji tenaga pendidik dan kependidikan, tidak lengapnya sarana prasarana pembelajaran disetiap sekolah di daerah dan lain sebagainya. Saat ini pendidikan menjadi lebih rumit lagi khususnya dalam bidang anggaran dana, karena pemerintah terus memberikan kemudahan-kemudahan dengan memberikan kebebasan setiap sekolah untuk merancang sedemikian rupa apa saja yang dibutuhkan oleh masing-masing sekolah untuk diajukan kepada pemerintah pusat dan tentunya dengan anggrana pendidikan yang lumayan besar dari RAPBN hampir semua kebutuhan dari rencana anggaran yang diajukan oleh pihak sekolah dapat dienuhi dengan baik, tentunya semua itu harus dipertanggungjawabkan dengan membuat laporan pertanggungjawaban setiap bulannya. Sekarang, sekolah sudah semakin baik dan memperlihatkan dampak yang baik pula dari kebijakan pemerintah yang memberikan otonomi kepada setiap instansi sekolah. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan di bahas mengenai beberapa jenis dana bantuan yang diberikan pemerintah kepada seluruh sekolah untuk murid dan sarana prasarana serta aspek lain yang dapat membantu pengembangan pendidikan di sekolah. Juga akan dibahas mengenai contoh data penggunaan biaya bantuan pendidikan tersebut secara lebih rinci dan sistematis.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ? 2. Apa yang dimaksud dengan Bantuan Operasional sekolah (BOS) ? 3. Dari manakah sumber keuangan sekolah didapat? 4. Bagaimana poses pembuatan rancangan anggaran biaya pendidikan hingga pelaksanaan yang dilakukan oleh sekolah ? 5. Bagaimana Supervisi dan evaluasi anggaran biaya pendidikan di sekolah?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui apa Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) ? 2. Mengetahui apa Bantuan Operasional sekolah (BOS) ? 3. Mengatahui sumber-sumber keuangan sekolah? 4. Mengetahui poses pembuatan rancangan anggaran biaya pendidikan hingga pelaksanaan yang dilakukan oleh sekolah ? 5. Mengetahui siapa yang melakukan supervisi dan evaluasi anggaran biaya pendidikan di sekolah?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. BOS ini pun memiliki sasaran program yaitu semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini. Tujuan dari adanya BOS ada 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Sedangkan Secara khusus program BOS bertujuan untuk menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta, menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI), meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di sekolah swasta. Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru dan Komite Sekolah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RKAS/ RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah. Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah. Sedangkan dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan berikut: 1. 2. 3. 4. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya.

5.

Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa.

6.

Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

7.

Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah.

8.

Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.

9. 10. 11.

Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah.

12.

Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.

13.

Pembelian komputer desktop untuk kegiatan belajar siswa, maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP. Bila seluruh komponen 1 s.d 13 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan

masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler sekolah.

Bantuan Operasional Pendidikan. Biaya Operasional Pendidikan (BOP) merupakan program bantuan Pemerintah Daerah untuk meringankan beban orang tua terhadap pendidikan anaknya. BOP ini diberikan ke sekolahsekolah dari sekolah tingkat dasar (SD dan SMP) maupun tingkat menengah (SMA/SMK). Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota harus tetap menyediakan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) setiap tahun sebagai sumber utama pembiayaan sekolah yang dianggarkan melalui APBD setempat.

Program Biaya Operasional Pendidikan (BOP) telah berperan besar dalam percepatan pencapaian program wajib belajar yang dicanangkan oleh Pemerintah. BOP diharapkan mampu berkontribusi besar dalam peningkatan mutu pendidikan. BOP merupakan program bantuan pemerintah untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan.

Biaya dari BOP meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan, bahan atau peralatan habis dipakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, prasarana, transportasi, konsumsi, pajak dan lainlain. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran, antara lain pakaian, transpor, buku pribadi, peralatan alat tulis dan biaya pribadi lainnya.

2.2 Laporan Hasil Observasi

Manajemen pembiayaan atau keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanan, pengorganisasian, pelaksanaan, supervisi dan evaluasi.

Sumber-Sumber Keuangan SMP 1 Blora 1. Dana dari Pemerintah Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Kemudian sumber dananya berasal pula dari APBD dan APBN. APBD untuk mengeluarkan dana BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) sedangkan APBN untuk mengeluarkan dana BOS (Bantuan Operasional sekolah). Dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.

2. Dana dari Orang Tua Siswa Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah. 3. Dana dari Masyarakat Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggotaanggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah baik perorangan ataupun dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta. 4. Dana dari Alumni Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah. 5. Dana dari Peserta Kegiatan Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya. 6. Dana dari Kegaitan Wirausaha Sekolah Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa seperti koperasi, kantin sekolah, bazar tahunan, warnet, dan usaha fotokopi.

Perencanaan Perencanaan program sekolah di SMP 1 Blora dilakukan bersama-sama dengan komite dan orang tua siswa. RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) juga disusun bersama antara Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan orangtua siswa, bahkan RAPBS ini dipajangkan. Ketentuan yang mendasar tentang RAPBS, meliputi:

a. Struktur, merupakan satu kesatuan terdiri dari pendapatan sekolah, dan belanja sekolah. Pendapatan sekolah meliputi semua penerimaan sekolah dalam satu tahun pelajaran. Belanja sekolah meliputi semua pengeluaran sekolah dalam satu tahun pelajaran. b. Susunan kode sekolah, merupakan kode sekolah dalam penyusunan APBS. c. Pendapatan sekolah, meliputi: penerimaan dari pemerintah, penerimaan dari masyarakat, sisa tahun lalu, dan lain-lain pendapatan yang sah. d. Belanja sekolah, terdiri dari Belanja Aparatur Daerah dan Belanja Pelayanan Publik. Tiap-tiap bagian belanja dibagi menjadi Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan, serta Belanja Modal. e. Surplus dan defisit anggaran, kelebihan atau kekurangan realisasi anggaran terhadap rencana anggaran

Dengan manajemen sekolah seperti ini berdampak pada tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Jadi prinsip perubahan manajemen sekolah adalah mampu mengorganisasi sumber daya serta dilandasi perubahan alur berpikir terutama pada pemberian tanggung jawab kepada guru dan stakeholder sebagai mitra dalam pengembangan sekolah.

Pengorganisasian Anggaran Hal yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian anggaran adalah harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah pertanggung jawaban keuangan. Pengorganisasiannya mengunakan langkah-langkah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya Menentukan program kerja dan rincian program Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program Menghitung dana yang dibutuhkan Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana

Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, maka selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya.

Penggunaan Anggaran Pelaksanaan program sekolah juga dilakukan secara bersama-sama dengan komite dan orang tua atau wali siswa. Tahap pelaksanaannya yaitu : Mengundang Yayasan, Komite sekolah, Kepala Sekolah, guru dan wakil paguyuban kelas. Membahas visi dan misi (yang operasional) sekolah secara bersama Merumuskan harapan sekolah yang terkait dengan proses pembelajaran oleh guru dan komite, serta pembangunan sarana dan prasarana sekolah oleh yayasan. Menganalisa kondisi sekolah saat ini, harapan kedepan dan kesenjangan sekolah. Menyusun program untuk jangka pendek 1 tahun, kemudian menengah 3 tahun, berdasarkan hasil hasil tersebut. Proses ini dilakukan secara bertahap dengan melibatkan fasilitator sebagai pendamping pada setiap proses. Kepala Sekolah secara aktif berkonsultasi dengan fasilitator daerah sebagai pembimbing jika menghadapai masalah.

Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru dan Komite Sekolah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah. Hasil kesepakatan penggunaan dana BOS (dan dana lainnya tersebut) harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat yang hadir. Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran atau mengganti yang telah rusak. Buku yang harus dibeli SMP adalah buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Adapun dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai kegiatankegiatan yang ada di sekolah.

Supervisi Agar berjalan lancar dan transparan maka perlu dilakukan monitoring dan pengawasan yang dilakukan secara efektif dan terpadu. kegiatan monitoring dapat dibedakan menjadi menitoring internal dan monitoring eksternal. Monitoring internal adalah monitoring yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Tingkat Pusat, Tingkat Provinsi, dan Tingkat Kabupaten/Kota. Monitoring internal ini bersifat supervisi klinis, yaitu melakukan monitoring dan ikut menyeleaikan masalah jika ditemukan permasalahan dalam peleksanaan program BOS. Monitoring eksternal lebih bersifat evaluasi terhadap pelaksanaan program dan melakukan analisis terhadap dampak program, kelemahan dan rekomendasi untuk perbaikan program. Monitoring eksternal ini dapat dilakukan oleh Balitbang atau lembaga independen lainnya yang kompeten. Pengawasan pengelolaan keuangan di SMP Negeri 1 Blora dilakukan oleh Kepala sekolah, Tim pengawasan dan oleh badan lainnya yang ditentukan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku, dalam rangka pengawasan internal kepala sekolah paling sedikit sekali dalam tiga bulan wajib melakukan pemeriksaan dan dibuat berita acara pemeriksaan. Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembianaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOS. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BOS diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat. Komponen utama yang dimonitor antara lain : a. Alokasi dana sekolah penerima bantuan b. Penyeluran dan penggunaan dana c. Pelayanan dan penanganan pengaduan

d. Administrasi keuangan e. Pelaporan Pelaksanaan kegiatan monitoring dilakukan oleh Tim Manajemne BOS pusat, Tim Manajemen BOS Provinsi, Tim Manajemen BOS Kabupaten atau Kota.

Evaluasi Di SMP 1 Blora kegiatan evaluasi dilakukan oleh Kepala sekolah, yang wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Kegiatan evaluasi ini juga dilakukan bersama-sama dengan komite sekolah dan orang tua siswa, sebagai wujud pertanggungjawaban sekolah atas uang yang telah didonasikan. Pengevaluasian dilakukan setiap satu semester. Dana yang digunakan akan

dipertanggungjawabkan kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah. Dan di setiap akhir tahun ajaran pasti harus membuat Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang berguna sebagai acuan untuk tahun berikutnya, dan bukti bahwa dana yang ada telah digunakan dengan baik dan bijak, tanpa adanya penyelewengan ke pihak-pihak tertentu.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan Pada dasarnya setiap sekolah di setiap daerah memiliki hak yang sama untuk mendapatkan anggaran dana yang telah diberikan oleh pemerintah, hanya pihak sekolah tersebutlah yang harus aktif dalam mengembangkan proses pendidikan, karena sangat sedikit alasan untuk membuat pendidikan di sekolah menjadi tidk kompetitif. Pemerintah telah memberikan bantuan kepada setiap satuan pendidikan yang kemudian harus pula disertai dengan adanya laporan pertanggungjawaban dari setiap satuan pendidikan tersebut.

3.2 Saran Saat ini, sekolah-sekolah harus memperhatikan dan memanfaatkan dengan baik terhadap kenijakan pemerintah yang membrika otonomi yang sangt besar kepada setiap sekolah, selain itu sekolah juga harus menunjukkan bukti-bukti nyata untuk membuat laporan pertanggungjawaban, agar pemberian dana bantuan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, dan proses pengembangan pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan lancer dan mutu pendidikan akan semakin meningkat.

You might also like