You are on page 1of 31

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Mathiassen et al (2000,p.9) system is a collection of components that implement modeling requirements, function, and interfaces. Menurut Mathiassen sistem adalah kumpulan dari komponen yang

mengimplementasikan persyaratan model, fungsi dan interface. Menurut Hall (2001,p.5) sistem adalah sekelompok atau lebih dari komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau

subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Menurut McLeod (2001,p.9-10) sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai 1

suatu tujuan. Jika suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang lebih besar itu adalah super system, sedangkan subsistem adalah sistem di dalam suatu sistem yang berada pada lebih dari satu tingkat.

2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p.1) informasi adalah data yang berguna dan dapat diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Romney (2003, p.9) information is data that have been organized and processed to provide meaning. Menurut Romney (2003,p.9) informasi adalah data yang telah diorganisasikan dan diproses serta mempunyai arti. Laudon (2003,p.7) information is data that have been shaped into a form that meaningful and useful to human beings. Menurut Laudon informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2001,p.7) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Whitten et al (2001,p.8) information system is a arrangement of people, data, processes, information presentation, and information technology that interact to support and improve day to day operations in a bussiness as well as support the problem solving and decision making needs of management and user. Menurut Whitten sistem informasi adalah suatu penataan dari orang orang, data, proses, presentasi informasi dan teknologi informasi yang saling berinteraksi dan mendukung peningkatan operasi sehari hari dalam bisnis sekaligus mendukung pemecahan masalah dan kebutuhan dalam pengambilan keputusan dari manajemen dan pemakai.

Laudon (2003,p.7) information system can be defined technically as a set of interelated components that collect (or retrieve), process, store and distribute information to support decision making, coordination, and control in a organization. Menurut Laudon, sistem informasi dapat diartikan secara teknis sebagai kumpulan komponen komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol dalam organisasi.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Jones et al (2003,p.4) accounting information system is a set of subsystems from management information systems that provide

information such function as production, marketing, human resources, accounting and finance. Menurut Jones dan Rama sistem informasi akuntansi merupakan sebuah subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi seperti fungsi dari produksi, pemasaran, sumber daya manusia, akuntansi, dan keuangan. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p.1) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan. Sistem

informasi akuntansi mewujudkan perubahan ini apakah secara manual atau terkomputerisasi. 4

2.1.5 Pengertian Analisis Sistem Menurut Mulyadi (2001,p.41) dalam tahap analisis sistem, analisis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasikan informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan

pekerjaannya. Menurut Bodnar (2000,p.21) analisis sistem meliputi formulasi dan evaluasi solusi - solusi masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah tujuan keseluruhan sistem. Dasar semua ini adalah analisis untung - rugi diantara tujuan - tujuan sistem.

2.1.6 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Bodnar (2000,p.21) perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem. Perancangan sistem termasuk evaluasi efektifitas dan efisiensi relatif dalam perancangan sistem dalam lingkup kebutuhan keseluruhan sistem

2.1.7 Pengertian UML ( Unified Modeling Language ) Menurut Jones et al (2003,p.68) UML merupakan bahasa untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan

mendokumentasikan sistem informasi. UML dibangun sebagai alat untuk analisis dan merancang object oriented namun dapat juga digunakan untuk memahami dokumen dari sistem informasi lainnya.

2.1.8 Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Mathiassen et al (2000,p.12) object oriented analysis and design is a collection of general guidelines for carrying out analysis and design . Menurut Mathiassen, analisis dan perancangan berorientasi objek merupakan kumpulan dari langkah langkah secara umum untuk menyelesaikan analisis dan perancangan. Menurut Mattiasen (2000,p.15) analisis dan perancangan

berorientasi objek tersebut mempunyai 4 aktifitas utama yang digambarkan sebagai berikut :

Problem domain analysis Classes Structur e Behaviou r Architecture design Criteria Component Processes

Application Domain analysis Usage Functions Interface

Compone nt Desig n Model Component Function Component Connecting Component 6

Gambar 2.1 Kegiatan utama dan hasilnya dalam OOA&D Sumber: Mathiassen et al, p.15

Dari gambar berikut dapat dijelaskan empat kegiatan utama pada analisis dan perancangan berorientasi objek, yaitu :

1. Problem Domain Analysis Problem domain adalah bagian dari konteks yang diadministrasi, dimonitor, dan dikontrol oleh sistem. Tujuan dari aktifitas ini adalah mengidentifikasikan dan memodelkan problem domain. Sedangkan model merupakan gambaran dari class, structure, dan behaviour pada problem domain. Pada problem domain analysis terdapat tiga aktifitas utama, yaitu: a. Classes, aktifitas ini melakukan pendefinisian dan

pengkarakterisasian problem domain dengan memilih class dan events yang menghasilkan event table.

b. Structure, aktifitas ini mengkhususkan hubungan antara class dan object yang ada pada problem domain sehingga menghasilkan class diagram. Hubungan antar class dan object dapat dihubungkan menjadi beberapa jenis, yaitu: Class structure ? Generalization, diartikan dengan A kind of karena merupakan jenis dari class tertentu yang lebih besar jadi dapat dipecah menjadi dua bagian yaitu general class ( the super class) dan specialized (subclasses).

? Cluster, mendefinisikan sekumpulan class yang saling berhubungan.

Object structure ? Aggregation diartikan dengan A part of karena

merupakan bagian dari sesuatu yang lebih besar dan tidak dapat dipisahkan dari hal tersebut karena bila dipecahkan bukan merupakan bagian yang diiginkan. ? Association diartikan dengan hubungan antar object yang mana object yang satu dapat digunakan oleh object dengan jumlah tertentu.

c.

Behaviour, pada aktivitas ini mengambarkan properti properti yang dinamik dan atribut atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behaviour adalah untuk memodelkan kedinamisan suatu problem domain. Konsep dari behaviour adalah: Event trace, mendefinisikan sekumpulan event yang

melibatkan object yang spesifik. Behaviour pattern, mendefinisikan gambaran dari event trace yang mungkin untuk semua object yang ada pada class. Attribute, mendefinisikan gambaran dari class atau event.

System definition

Classes

Behaviour

Structure

model

Gambar 2.2 Aktifitas Problem domain Sumber Mathiassen et al, p46

2. Application Domain Analysis Application domain adalah organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengontrol problem domain. Tujuan dari application domain ini adalah untuk menganalisis kebutuhan dari pengguna sistem. Kegiatan dalam application domain analysis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Usage, mendeskripsikan mengenai interaksi antara sistem dengan hal hal sekitarnya, yaitu actor dan use case.

b. Function, tujuan dari function ini adalah mendefinisikan kapasitas proses sistem informasi dan berfungsi untuk membuat fasilitas dalam pembuatan model yang berguna untuk actor. Hasil dari

function ini adalah function list (read, update, compute, dan signal).

c.

Interface, digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sebuah sistem. Oleh karena itu interfaces secara garis besar dibagi menjadi kedalam 2 golongan yaitu: User interfaces merupakan suatu hubungan interaksi antar user.

System interfaces merupakan suatu hubungan interaksi antara sistem dengan sistem yang lain.

system definition

Usage

Interfaces

Function

Requirements

12

Gambar 2.3 Aktifitas Application domain Sumber Mathiassen et al, p117

13

3. Architectural Design Pada architectural design tersebut bertujuan untuk

menstrukturisasikan suatu sistem yang terkomputerisasi. Aktifitasnya terdiri dari: a. Criteria, aktifitas ini mendefinisikan apa saja kondisi dan kriteria yang digunakan pada rancangan yang akan dibuat.

b. Component,

mendefinisikan

bagaimana

suatu

sistem

distrukturisasikan menjadi komponen komponen.

c. Process, bertujuan untuk mendefinisikan struktur fisik dari suatu sistem arsitektur.

analysi s docume nt 14
Component

Criteria architecture

Process Architecture

architectural specification

Gambar 2.4 Aktifitas Architectural Design Sumber Mathiassen et al, p176

15

4. Component Design Pada component design tersebut bertujuan untuk menentukan sebuah implementasi dari persyaratan di dalam suatu arsitektural frame work. Aktifitas pada component design adalah : a. Model Component adalah bagian dari sistem yang

mengimplementasikan model pada problem domain. Tujuannya adalah untuk menyampaikan data saat ini dan data yang telah lalu ke function dan ke pengguna sistem lain.

b. Function

component

adalah

bagian

dari

sistem

yang

mengimplementasikan kebutuhan functions. Tujuan dari function component adalah untuk memberikan ke user interface dan component dari sistem lain untuk mengakses model.

c. Connecting

component

digunakan

untuk

menghubungkan

komponen komponen sistem. Pada Connecting component ada dua konsep yaitu : Coupling adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan bagaimana dekatnya hubungan antara dua class atau component. Cohesion merupakan ukuran seberapa kuatnya keterikatan dari suatu class atau component.

16

Architectural of design component

Design

Design of componen t connectio ns Gambar 2.5 Aktifitas Component Design Sumber Mathiassen et al, p232

component specificati on

Menurut Mathiassen ada delapan diagram yang digunakan untuk menggambarkan empat tahap atau aktifitas utama dalam analisis dan perancangan berorientasi objek adalah sebagai berikut :

1.

Rich picture menggambarkan sebuah pandangan menyeluruh dari people, object, process, sructure, dan problem domain, system problem dan application domain.

2.

Class diagram menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan struktural yang saling timbal balik.

3. State chart diagram menggambarkan behavioural yang digunakan pada semua object dalam sebuah class khusus dan diuraikan oleh state 17

dan transisi lainnya.

18

4. Use case diagram, model yang digunakan untuk interaksi antara sistem dan actor dalam application domain. Pada use case diagram berisi actor dalam sebuah sistem.

5.

Sequence diagram menggambarkan secara grafis bagaimana objek objek berinteraksi satu sama lain melalui message message yang dilakukan dari suatu use case atau operasi.

6. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Navigation diagram menggambarkan semua windows user interface dan hubungan dinamisnya.

7. Component diagram merupakan sekumpulan dari bagian program yang memiliki keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang dirumuskan dengan baik.

8.

Deployment diagram menguraikan sebuah konfigurasi sistem dalam bentuk processor dan object yang dihubungkan ke processor. Deployment diagram menggambarkan komponen sistem program, external device dan hubungan struktural timbal balik.

19

2.1.9 Keunggulan Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek. Menurut Mathiassen analisis dan perancangan berorientasi objek memiliki beberapa keunggulan, antara lain : 1. Menyediakan informasi yang jelas mengenai systems context. 2. Hubungan yang erat antara analisa, perancangan, user interfaces dan pemograman berorientasi objek.

2.2

Teori Teori Khusus 2.1.1 Pengertian Penjualan Menurut Niswonger et al (1999,p.240) penjualan adalah pendapatan dari penjualan barang atau jasa yang biasanya diidentifikasi pada buku besar. Menurut Mulyadi (2001, p.202) penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, serta cara pembayaran dapat dilakukan secara kredit maupun tunai.

1. Penjualan Tunai Pada transaksi ini perusahaan mewajibkan pembeli melakukan pembayaran barang atau jasa terlebih dahulu sebelum dilakukan penyerahan barang atau jasa tersebut.

20

2. Penjualan Kredit Penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu kemudian setelah pembeli menerima barang yang dibeli. Dan biasanya pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan penjual dan pembeli.

Menurut Mulyadi (2001,p.211-213) fungsi fungsi terkait dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut : a. Fungsi penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order penjualan (seperti spesifikasi barang dan rute penggiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal penggiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim ,dan mengisi surat order penggiriman.

b. Fungsi kredit Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan status otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

21

c. Fungsi gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta

menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

d. Fungsi pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.

e. Fungsi penagihan Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

f. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur.

22

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah: 1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. 4. Nama dan alamat pembeli. 5. Kuantitas produk yang dijual. 6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.

2.1.2 Retur Penjualan Menurut Mulyadi (2001,p.226) retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan. Menurut Hall (2001,p.194) menjelaskan beberapa hal penyebab terjadinya pengembalian barang yang dilakukan oleh pelanggan, yaitu : Penjual mengirimkan barang yang tidak sesuai ke pelanggan. Barang yang dikirim ternyata rusak atau cacat. Penjual mengirimkan barang yang terlalu lama atau terjadi penundaan pengangkutan dan pembeli menolak penggiriman.

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan retur penjualan adalah:

23

1. Jumlah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2. Jumlah berkurangnya piutang karena retur penjualan. 3. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli. 4. Nama dan alamat pembeli. 5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli. 6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang

dikembalikan oleh pembeli. 7. Otorisasi pejabat berwenang.

2.1.3 Pengertian Piutang Menurut Niswonger et al (1999,p.324) piutang meliputi klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Menurut Mulyadi (2001,p.257) pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.

Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah: 1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur. 2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur. 3. Umur piutang kepada debitur pada saat tertentu. 24

2.1.4 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001,p.163) sistem pengendalian intern

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Unsur dan tujuan pengendalian intern Menurut Mulyadi (2001,p.164) unsur pokok dari sistem

pengendalian intern adalah : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Menurut Mulyadi (2001, p163-164) tujuan pokok sistem pengendalian intern dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Pengendalian intern akuntansi Merupakan bagian dari sistem sistem pengendalian intern, meliputi 25

struktur

organisasi,

metode

dan

ukuran

ukuran

yang

26

dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi.

2. Pengendalian intern administratif Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.1.5 Pengendalian Intern Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2001,p.220-221) unsur pengendalian intern dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut: Organisasi 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. 2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. 3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas. 4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi penggiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.

27

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order penggiriman. 2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order penggiriman). 3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order pengiriman. 4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada ditangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. 5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. 6. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit). 7. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat.

28

Praktik yang Sehat 1. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. 3. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselengarakan oleh fungsi tersebut. 4. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.

2.1.6 Pengendalian Intern Retur Penjualan Menurut Mulyadi (2001,p.235-236) unsur pengendalian intern dalam retur penjualan adalah sebagai berikut: Organisasi. 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan. 2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan. 3. Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi retur penjualan yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.

29

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan. 1. Retur penjualan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi dalam memo kredit. 2. Pencatatan berkurangnya piutang karena retur penjualan

didasarkan pada memo kredit yang didukung dengan laporan penerimaan barang. Praktik yang sehat. 1. Memo kredit bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertangungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. 3. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol buku piutang dalam buku besar.

2.1.7 Pengendalian Intern Penerimaan Kas dari Piutang Menurut Mulyadi (2001,p.490-491) unsur pengendalian intern dalam penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut: Organisasi 1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi peneriman kas. 2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

30

Sistem otorisasi dan prosedur penataan 1. Debitur diminta melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (bilyet giro). 2. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.

Praktik yang sehat 1. Hasil penghitungan kas harus direkam dalam berita acara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. 2. Para penagih dan kasir harus diasuransikan ( fidelity bond insurance). 3. Kas dalam perjalanan (baik yang ada ditangan Bagian Kasir maupun ditangan penagih perusahaan) harus diasuransikan (cashin-safe dan cash-in-transit insurance).

31

You might also like