You are on page 1of 96

BAB IV RENCANA KERJA DAN SUMBER PENDANAAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah merupakan Rencana Kerja Tahunan bagi Pemerintah Daerah yang harus disusun setiap tahun sekali serta dituangkan diamanatkan dalam oleh Peraturan Kepala Daerah, 25 hal ini sesuai 2004 dengan yang Sistem

Undang-Undang

Nomor

Tahun

tentang

Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana dalam Pasal 26 ayat (2) disebutkan bahwa RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Disisi lain dalam Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ditegaskan bahwa RKPD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daera (RAPBD). Sementara itu dalam Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Daerah menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Berdasarkan uraian tersebut diatas, pemerintah Kota Magelang dalam rangka menyusun APBD Tahun 2008 harus terlebih dulu menyusun RKPD, dimana sebelum tersusunnya RKPD tentunya telah melalui beberapa tahapan kegiatan yang diawali dari Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kelurahan, Tingkat Kecamatan dan Tingkat Pemerintah kota serta penyusunan Renja SKPD sebagai bahan awal penyusunan draft RKPD. Dalam menyusun RKPD kota Magelang tahun 2008 mengacu kepada prioritas yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selanjutnya pada bab ini akan

diuraikan urusan-urusan Pemerintahan, serta juga akan diuraikan mengenai kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program sedangkan penjabarannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang lampiran. Agar tercapai keselarasan dan keterpaduan dalam pengelolaan keuangan daerah, maka rencana kerja berdasarkan urusan Pemerintahan tersebut akan diuraikan dalam

diklasifikasikan menurut fungsi, urusan dan SKPD sesuai dengan Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas dan Meneteri Dalam Negeri Nomor : 008/M.PPN/01/2007/050 /264A/SJ tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa alternatif Daftar Isi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mencakup, Pendahuluan, Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Rencana Kerja Pendanaan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

Untuk Rencana Kerja dan pendanaan dijabarkan kedalam Fungsi Pembangunan, Sub Fungsi/Sub Bidang Pembangunan/Unit Kerja dan Program dari Sub Fungsi/Sub Bidang Pembangunan/Unit Kerja. Hal tersebut diatas sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah, pada Bagian Kedua tentang tentang RKPD, khususnya pada pasal 81 ayat 2 yang menyebutkan bahwa RKPD memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas Pembangunan dan Kewajiban Daerah, Rencana Kerja yang Terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sedangkan tujuan disusunnya RKPD menjamin keterkaitan dan sebagaimana dimuat pada pasal 82 adalah untuk konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan. Sebagaimana tertuang dalam Pasal 24 ayat (1) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, belanja Daerah dirinci menurut urusan pemerintah daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian belanja. Sedangkan dalam Pasal 33, klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari : a). Pelayanan umum; b). Ketertiban dan keamanan; c). Ekonomi; d). Lingkungan

Hidup; e). Perumahan dan Fasilitas umum; f). Kesehatan; g). Pariwisata dan Budaya; h). Pendidikan; dan i). Perlindungan sosial. Selanjutnya pada pasal berikutnya yaitu Pasal 34 dan Pasal 35 dijelaskan lebih lanjut bahwa klasifikasi belanja tersebut disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing daerah dan disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Mengacu pada penjelasan dalam pasal-pasal pada Permendagri 13 tahun 2006 tersebut diatas, prioritas dan kewajiban daerah yang telah disebutkan pada Bab III dimuka, dijabarkan menjadi klasifikasi belanja yang direncanakan

Pemerintah Kota Magelang untuk Tahun 2008 berdasarkan fungsi yang telah disesuaikan dengan susunan organisasi dan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Magelang adalah sebagai berikut : Urusan-urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

A. FUNGSI PELAYANAN UMUM

Dalam mengemban fungsi pelayanan umum, Pemerintah Kota Magelang melaksanakan 6 (enam) urusan pemerintahan yang mencakup urusan perencanaan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

pembangunan, urusan pemerintahan umum, urusan kepegawaian, urusan statistik, urusan kearsipan dan urusan komunikasi dan informatika. Urusan-urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

1. Urusan Perencanaan Pembangunan

a. Kondisi Umum dan Permasalahan. Wilayah Kota Magelang dengan segala keterbatasan sumberdayanya

baik secara kualitatif maupun kuantitatif berupa sumber daya alam, manusia, pendanaan, membutuhkan suatu perencanaan pembangunan secara spatial ( ruang ), agar keterbatasan yang dimiliki dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi secara bertahap dan berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar perubahan yang diharapkan dapat terwujud, yaitu menuju kondisi yang lebih baik Kota Magelang. Penyelenggaraan pemerintahan di suatu daerah memerlukan dukungan keuangan yang cukup besar, sedangkan kondisi pada saat ini kontribusi pendapatan daerah untuk mendukung penyelenggaraan tersebut masih kecil dibandingkan dengan kebutuhan dana secara keseluruhan. Sumber keuangan di daerah masih sangat tergantung dari pemerintah pusat, sedangkan kondisi keuangan pemerintah sangat terbatas, oleh karena itu pemerintah daerah sangat memerlukan strategi dalam merencanakannya agar dengan khususnya dalam mensejahterakan masyarakat di

keterbatasan tersebut, pemanfaatannya dapat optimal dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi di daerahnya. Hasil perencanaan tersebut akan menjadi pedoman yang terpadu baik bagi pemerintah pusat, propinsi, kota, maupun masyarakat di kota

Magelang, yang mencakup waktu pelaksanaan, program,dan pendanaannya. Disamping itu, disadari bahwa wilayah kota Magelang secara geografis berbatasan langsung dengan kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang dan masing masing kecamatan mempunyai kecepatan tumbuh yang berbeda, serta pengaruhnya cukup kuat bagi perkembangan kota Magelang khususnya dalam menghadapi bersama permasalahan dengan yang muncul, untuk itu diperlukan berupa

kebijakan

Pemerintah

Kabupaten

Magelang

perencanaan program dan pelaksanaan yang terpadu. Kota Magelang, dulunya dikenal dengan sebutan tuin van Java ( kota kebun ), dan saat ini secara visual vegetasinya cukup memberikan nuansa tersendiri ( dibandingkan kota kota lain di Pulau Jawa ) khususnya

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

dalam keteduhan, kesejukan, keindahan kota, oleh karena itu perlu kebijakan agar nuansa tersebut dapat dikembangkan dan dipertahankan. Perkembangan pemanfaatan lahan di Kota Magelang, didominasi oleh kegiatan permukiman dan perumahan. Adapun kondisi lingkungan

permukiman di kota Magelang saat ini cukup bervariasi, namun untuk permukiman padat dan kumuh perlu mendapat perhatian khusus, karena pada umumnya dihuni oleh keluarga miskin. Apabila kondisi ini tidak tersentuh oleh adanya suatu kebijakan, dikhawatirkan akan mengurangi kenyamanan menghuni bagi masyarakat kota Magelang. Adanya keluarga miskin di Kota Magelang, yang telah didata pada tahun sebelumnya, memerlukan program penanganannya secara nyata dan terpadu baik antara pemerintah sendiri ( pusat, porvinsi, dan kota ) maupun dengan lembaga dunia usaha yang diagendakan dan direalisasikan dalam setiap tahunnya melalui APBD Kota Magelang. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang dihadapi oleh keluarga miskin dapat terpecahkan melalui kegiatan kegiatan yang difasilitasi oleh instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota Magelang. Adapun kegiatannya meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Diharapkan dengan program tersebut pertumbuhan ekonomi di Kota Magelang dapat meningkat. Selain itu juga, guna mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kota Magelang juga diperlukan investor Magelang. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan promosi terhadap potensi dan prospek investasi secara gencar yang diimbangi dengan kemudahan baik dari dalam maupun luar Kota

pelayanan dalam berinvestasi. Efek ganda dari masuknya investasi dan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan diharapkan akan dapat mengurangi angka pengangguran di kota Magelang. Potensi wisata buatan dan alam yang ada di kota Magelang agar dapat lebih meningkat kunjungan wisatanya, perlu dilakukan jalinan kerjasama untuk promosi wisata dengan pihak pihak yang terkait baik di tingkat

regional, maupun nasional. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah kota Magelang. Adanya keterbatasan sumber dana yang dimiliki Pemerintah Kota Magelang dan permasalahan yang dihadapi masyarakat untuk memenuhi

penghidupan dan kehidupannya, maka dituntut strategi guna mengatasinya melalui seleksi yang ketat ( skala prioritas ) terhadap kebutuhan masyarakat. Selanjutnya kebutuhan tersebut akan difasilitasi oleh masing masing

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

Satuan kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah Kota Magelang dalam bentuk kegiatan. Perangkat untuk menyeleksi kebutuhan tersebut dapat melalui kebijakan kebijakan di daerah antara lain seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ), kebijakan pemerintah yang lebih tinggi, Prioritas dan Plafon Anggaran serta tinjauan terhadap kondisi di lapangan.

b. Arah Kebijakan. Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, maka arah kebijakan yang perlu dilakukan yaitu ; 1) Melakukan perencanaan pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yang dapat memfasilitasi kebutuhan dalam kurun waktu tertentu agar

permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat terselesaikan secara bertahap dan berkesinambungan. 2) Melakukan kerjasama pembangunan dengan Pemerintah Kabupaten

Magelang untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan. 3) Melaksanakan kerjasama khususnya di bidang ekonomi dengan dunia usaha / lembaga. 4) Agar kesejukan, keteduhan, keindahan kota Magelang, yang secara visual didominasi oleh vegetasi yang bernuansa hijau di ruang - ruang publik agar tetap terjaga dan menarik bagi masyarakat dalam dan luar kota, diperlukan upaya penataan dan pengelolaan ruangnya. 5) Melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan kenyamanan tinggal di lingkungan permukiman padat hunian dan kumuh diperlukan upaya identifikasi, perencanaan, penataan, pengelolaan, perbaikan fisik dan non fisik. 6) Melakukan kerjasama antar daerah untuk promosi pariwisata. 7) Melakukan pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

c. Sasaran. Dengan melihat dan mencermati arah dan kebijakan yang akan

dijalankan dan ditempuh pada tahun 2008, maka sasaran yang hendak dicapai yaitu ; 1) Terwujudnya perencanaan di bidang ekonomi, sosial dan budaya. 2) Pembangunan di wilayah perbatasan. 3) Kerjasama dengan dunia usaha / lembaga keuangan di tingkat kelurahan, untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

4) Perencanaan

dan

pengelolaan

Ruang

Hijau

Kota

melalui

kegiatan

pembangunan yang berkelanjutan. 5) Penataan lingkungan permukiman padat hunian dan kumuh menjadi lingkungan yang layak huni. 6) Terwujudnya kerja sama antar daerah untuk peningkatan promosi potensi pariwisata. 7) Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel.

d. Program Sesuai sasaran yang hendak dicapai dalam perencanaan pembagunan pada tahun 2008, maka program yang akan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Kota yaitu meliputi : 1) Program Perencanaan pembangunan ekonomi. 2) Program Kerjasama Pembangunan. 3) Program Perencanaan sosial dan budaya. 4) Program Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan 5) Program pembangunan daerah. 6) Program Lingkungan sehat perumahan. 7) Program Pengelolaan ruang terbuka hijau. 8) Program Pengembangan pemasaran pariwisata. 9) Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

2. Urusan Pemerintahan Umum.

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Didalam mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik di

Indonesia telah di ciptakan pedoman penyelenggaraannya melalui UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. UndangUndang ini telah memberikan keleluasan pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangganya Setiap sendiri daerah sesuai diberi dengan asas otonomi untuk dan tugas dan

pembantuan.

kewenangan

mengatur

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang lebih dikenal dengan daerah otonom. Untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik, efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka mencapai tujuan otonomi daerah bukanlah merupakan melaksanakan pekerjaan otonomi yang daerah mudah. tidak Keberhasilan hanya dapat daerah diwujudkan
IV -

dalam oleh
6

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

pemerintah saja, tetapi peranan masyarakat dan swasta harus ikut dilibatkan untuk berinteraksi dalam suatu sistem pemerintahan yang baik (good governance). Peranan masyarakat dalam pemerintahan tidak hanya berupa

pemberian masukan, tetapi dapat juga berperan dalam upaya pengawasan kinerja penyelenggaran pemerintahan. Sedangkan peranan swasta yang

berhubungan dengan

keterbatasan

kapasitas

pemerintah daerah

menuntut adanya dukungan swasta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercipta sistem pelayanan yang optimal. Kerjasama antara pemerintah dan swasta tersebut terutama berkenaan dengan

penyediaan pelayanan publik yang efisien, efektif, sinergis dan saling menguntungkan. Agar kedua komponen tersebut dapat berjalan lebih optimal maka pemerintah juga harus mengimbangi dalam pemberian kemudahan fasilitas yang berhubungan dengan birokrasi. Birokrasi memegang peranan yang penting dan sebagai fungsi

instrumen harus mampu menjabarkan peraturan-peraturan yang telah dibuat dalam kegiatan-kegiatan rutin untuk memproduksi jasa, pelayanan maupun komoditas diharapkan lainnya. birokrasi Sedangkan dapat sebagai fungsi katalis public interest dan

mengartikulasikan, dan

mengintegrasikan terhadap

mengimplementasikan

kebijakan

peraturan

aspirasi

kepentingan public secara benar. Namun demikian dengan melihat kondisi saat ini masih ada beberapa permasalahan dalam rangka menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, antara lain: 1) Kurangnya respon dan transparansi serta belum adanya standar

pelayanan minimum (SPM) yang efisien dan efektif untuk dijadikan tolok ukur (parameter) terhadap pelayanan masyarakat. 2) Birokrasi dan regulasi yang terlalu panjang serta infrastruktur yang belum optimal di bidang teknologi informasi menjadikan kurangnya informasi pelayanan yang cepat, murah akurat dan nyaman kepada masyarakat. 3) Sistem koordinasi yang kurang optimal dan tumpang tindihnya kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD. 4) Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

b. Arah Kebijakan Sejalan dengan kondisi umum dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka arah kebijakan yang ditempuh adalah:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

1) Mengoptimalkan

pelayanan

umum

kepada

masyarakat

dengan

mengedepankan transparansi, responbility dan komitmen yang tinggi. 2) Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang

aksesibiltas informasi pelayanan. 3) Pembentukan dan pembenahan struktur organisasi yang efektif dan efisien bukan berdasarkan keinginan melainkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. 4) Pemberian kepercayaan kepada masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan di segala bidang. c. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai untuk meningkatkan pelaksanaan

penyelenggaran pemerintahan yang baik adalah: 1) Terwujudnya pelayanan prima (service excellent) kepada masyarakat. 2) Penyederhanaan birokrasi dan regulasi untuk meningkatkan efisiensi, menekan biaya pelayanan (low cost service) dan meningkatkan efektifitas pelayanan. 3) Mengembangkan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good

Governance, antara lain: a) Responsif (tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dan stakeholders) b) Participatory keputusan) c) Transparants (kemudahan dalam mengakses informasi di segala bidang) d) Equitable (semua warga masyarakat mempunyai kesempatan (masyarakat mempunyai suara dalam mengambil

memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan) e) Accountable (pengambilan keputusan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum dan seluruh stakeholders) f) Consensus Oriented (mengutamakan musyawarah untuk menyamakan perbedaan pendapat) g) Effective dan efficient (penyelenggaraan pemerintahan memanfaatkan sumber-sumber daya secara optimal) 4) Terwujudnya Kinerja aparatur pemerintah yang optimal sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga tidak terjadi duplikasi pekerjaan/kegiatan SKPD 5) Terwujudnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan, masyarakat sehingga diharapkan akan

menumbuhkan kemandirian pembangunan.

untuk memenuhi kebutuhan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

d. Program Program yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik adalah: 1) Sekretariat DPRD a) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. b) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. c) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. d) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. e) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. f) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan. g) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.

2) Sekretariat Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan keuda. Program Pendidikan Kedinasan. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan. Program Penataan Daerah Otonomi Baru. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah. Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Program Penataan, Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah. Program Pemeliharaan Kantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Lingkungan. Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

Program Pembinaan dan Penataan Pedagang Kaki Lima dan Asongan. Program Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. Program Peningkatan Industri dan Usaha Kecil Menengah. Program Pengembangan Usaha Koperasi. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. Program Pengembangan Perumahan. Program Penguatan Kelembagaan Pengarus-Utamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalain Pelaksanaan Kebijakan KDH.

3) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. d) Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS. e) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan. f) Program Daerah. g) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Kabupaten/Kota. h) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH. i) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. j) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. k) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. l) Program Peningkatan Kuaitas Pelayanan Informasi. m) Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan. n) Program Penyelamatan dan Pelestarian. o) Program Pengembangan Data/Informasi. p) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. q) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. r) Program Optimalisasi Pemanfaatan Tehnologi Informasi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

10

4) Badan Pengawasan a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan. d) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalain Pelaksanaan Kebijakan KDH. e) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan. f) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan. 5) Kecamatan Magelang Utara a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun b) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang c) Program Perencanaan Pembangunan Daerah d) Program Penataan Administrasi Kependudukan e) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial f) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan g) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran h) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur i) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan j) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan k) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah

6) Kecamatan Magelang Tengah a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. d) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. e) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. f) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. g) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. h) Program Penataan Administrasi Kependudukan. i) Program Pelayanan dan Rehabilitasi kesejahteraan Sosial. j) Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal k) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. l) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

11

7) Kecamatan Magelang Selatan a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. b) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. c) Program Kerjasama Pembangunan. d) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. e) Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. f) Program Penataan Administrasi Kependudukan. g) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. h) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. i) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. j) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. k) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan. l) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah.

8) Kelurahan Kedungsari a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. d) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. e) Program Peran Serta Kepemudaan. f) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan

Kebudayaan. g) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa h) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa i) Program Penataan Administrasi Kependudukan. j) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan. k) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat. l) Program Pendidikan Non Formal. m) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. n) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat. o) Program Perbaikan Sistem Admininstrasi Kerasipan. p) Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan. q) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

12

r) Program Peningkatan Rasa Solidaritas dan Iktan Sosial di Kalangan Masyarakat. s) Program Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama. t) Program Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Limbah Industri dalam Menjaga Kelestarian Usaha Mikro Kecil Menengah.

9) Kelurahan Potrobangsan a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. d) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. e) Program Pendidikan Anak Usia Dini. f) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. g) Program Upaya Keshatan Masyarakat. h) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. i) Program Pengembangan Lingkungan Sehat. j) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita. k) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia. l) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan. m) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. n) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat. o) Program Pengembangan Data dan Informasi. p) Program Penataan Administrasi Kependudukan. q) Program Peran Serta Kepemudaan. r) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. s) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. t) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. u) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. v) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. w) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. x) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarkat Pedesaan. y) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. z) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan dalam

pembangunan.

10)

Kelurahan Kramat Utara

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

13

c) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. d) Program Pengelolaan Areal Pemakaman. e) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. f) Program Pengembangan Lingkungan Sehat. g) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa h) Program Penataan Administrasi Kependudukan. i) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. j) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. k) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV AIDS. l) Program Penyiapan Tenaga Pendampingan Kelompok Bina Keluarga. m) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya. n) Program Peningkatan Kesempatan Kerja. o) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. p) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. q) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. r) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan. s) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. t) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan. u) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. v) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. w) Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa.

11)

Kelurahan Kramat Selatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. d) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. e) Program Pembangunan Jalan/Jembatan. f) Program Lingkungan Sehat Perumahan. g) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV AIDS. h) Program Penyiapan Tenaga Pendampingan Kelompok Bina Keluarga. i) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. j) Program Pengembangan Perumahan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

14

k) Program Peningkatan Kesempatan Kerja. l) Program Peningkatan Kesiagaan dan pencegahan Bahaya Kebakaran. m) Program Pengelolaan Areal Pemakaman. n) Program Kerjasama Pembangunan. o) Program Pembinaan dengan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Desa. p) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia. q) Program Pengembangan Lingkungan Sehat. r) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. s) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita. t) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. u) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. v) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. w) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan. x) Program Pengembangan Nilai Budaya. y) Program Penataan Administrasi Kependudukan. z) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.

12)

Kelurahan Wates

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. d) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. e) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. f) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. g) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. h) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. i) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa.

13)

Kelurahan Magelang

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. c) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas dan Jaringannya. d) Program Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat. e) Program Pengembangan Nilai Budaya. f) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. g) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

15

h) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. i) Program Keberdayaan Masyarakat Pedesaan. j) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. k) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. l) Program Peningkatan Produksi Hasil Pertanian.

14)

Kelurahan Rejowinangun Utara

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. d) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. e) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. f) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. g) Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. h) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. i) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. j) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. k) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. l) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan

Perempuan. m) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat. n) Program Penataan Administrasi Kependudukan. o) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. p) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. q) Program Mengintesifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat. r) Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Daerah. s) Program Pengelolaan dalam Keragaman Budaya. t) Program Pelayanan Kesehatan Anak dan Balita.

15)

Kelurahan Gelangan

a) Program Pembangunan Trap/Talud/Bronjong. b) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong. c) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. d) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

16

e) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu dan Jaringannya. f) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan. g) Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. h) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. i) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. j) Program Pengembangan Data/Informasi. k) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. l) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. m) Program Penunjang Kegiatan Kelembagan Tingkat Kelurahan/Kota.

16)

Kelurahan Panjang

a) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. b) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. c) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. d) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. e) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. f) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

17)

Kelurahan Cacaban

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita. d) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. e) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. f) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. g) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. h) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan.

18)

Kelurahan Kemirirejo

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

17

d) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. e) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga f) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. g) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. h) Program Upaya Kesehatan Masyarakat. i) Program Pengawasan Obat dan Makanan. j) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan.

19)

Kelurahan Jurangombo Selatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. d) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. e) Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan. f) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. g) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan. h) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah. i) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. j) Program Peningkatan Peranserta Kepemudaan. k) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. l) Program Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. m) Program Perbaikan Sistem Admnistrasi Kearsipan.

20)

Kelurahan Jurangombo Utara

a) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. b) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Pedesaan. c) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. d) Program Penataan Administrasi Kependudukan. e) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. f) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. g) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. h) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. i) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. j) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

18

k) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan.

21)

Kelurahan Rejowinangun Selatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. d) Program Pendidikan Anak Usia Dini. e) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. f) Program Perbaikan Gizi Masyarakat. g) Program Pengembangan Lingkungan Sehat. h) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita. i) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia. j) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. k) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan. l) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. m) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. n) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. o) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. p) Program Kerjasama Pembangunan. q) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. r) Program Penataan Administrasi Kependudukan. s) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. t) Program Daerah. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

22)

Kelurahan Magersari

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. c) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. d) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. e) Program Peningkatan Partisipasi Masyarkat dalam Membangun Desa. f) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa. g) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

19

h) Program Pemberdayaan Masyarkat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan. i) Program Penataan Administrasi Kependudukan. j) Program Pengembangan Data dan Informasi. k) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. l) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan.

23)

Kelurahan Tidar Selatan

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan. c) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. d) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. e) Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong. f) Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong. g) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. h) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. i) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. j) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. k) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan. l) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.

24)

Kelurahan Tidar Utara

a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia. d) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita. e) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. f) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sampah. g) Program Penataan Administrasi Kependudukan. h) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. i) Program Penguatan Kelembagaan Pengurusertakan Gender dan Anak. j) Program Pembinaan Peran Serta Masyarkat dalam Pelayanan KB/KS Mandiri. k) Program promosi Kesehatan Ibu Bayi dan Anak melalui Kegiatan Masyarkat. l) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT, PMKS. m) Program Pembinaan Anak Terlantar.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

20

n) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. o) Program Peningkatan Peran Serta Pemuda. p) Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa.

3. Urusan Kepegawaian a. Kondisi Umum dan Permasalahan Terselenggaranya pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab merupakan hal yang sangat mendesak, agar cita-cita dan wibawa pemerintah menjadi baik. Birokrasi yang handal dan profesional, efisiensi ekonomi, pelayanan prima kepada masyarakat dan lain-lain. Hakekatnya birokrasi yang solid merupakan pondasi yang kokoh bagi pemerintahan yang maju dalam rangka pembentukan masyarakat madani yang demokratis, transparan yang mampu meningkatkan pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat. Birokrasi dalam era yang semakin dinamis seperti sekarang ini birokrasi diharapkan juga mampu mengantisipasi dinamika global yang menuntut kehandalan aparatur pemerintah melalui peningkatan kinerja aparatur. Selain hal itu birokrasi Pemerintah Kota Magelang merupakan cerminan bagi warga Kota Magelang terhadap penolakan segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotoisme (KKN) di lingkungan Pemerintah Kota Magelang melalui

peningkatan kemampuan, profesionalisme dan kedisiplinan serta adanya reward and punishment bagi aparatur pemerintah. Badan Kepegawaian Daerah memiliki peran yang strategis dalam membentuk karakter aparatur Pemerintah Kota Magelang melalui perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian dan penyedia pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Kondisi aparatur birokrasi Pemerintah Kota Magelang sekarang berjumlah 4046 orang dengan komposisi

berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan sebagai berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

21

TABEL. IV.1 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN GOLONGAN Golongan I Gilingan II Golongan III Golongan IV JUMLAH
Sumber : BKD Kota Magelang

JUMLAH PNS KOTA MAGELANG 28 814 2253 952 4046

PROSENTASE (%) 0,96 20,10 55,68 23,53 100,00

GAMBAR. IV.1 KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN


2% 0% 4% 39% 22%

4%

0% 15% SD SLTP SLTA D-1/D-2 SARMUD/D-3 14% D-4 S-1 S-2 S-3

Sumber : BKD Kota Magelang

Namun demikian dengan melihat dan mencermati kondisi aparatur pada Pemerintah Kota Magelang ternyata masih ada beberapa permasalahan dalam rangka meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah guna

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat antara lain : 1) Pelaksanaan administrasi perkantoran belum efektif dan efisien sehingga perlu ditingkatkan lagi. 2) Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 3) Masih terdapat PNS di lingkungan Pemerintah Kota Magelang yang memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah. 4) Masih minimnya fasilitasi terhadap PNS yang pindah tugas (mutasi) maupun purna tugas. 5) Upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas aparatur pemerintah belum dilaksanakan secara optimal dan belum variatif. 6) Belum optimalnya fasilitasi terhadap pendidikan kedinasan 7) Masih minimnya upaya peningkatan kapasitas, pembinaan dan pengembangan aparatur.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

22

b. Arah Kebijakan Sejalan dengan kondisi umum dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam rangka menciptakan aparatur pemerintah yang bersih, profesional dan memiliki kualitas serta kapabilitas yang unggul, maka arah dan kebijakan yang dijalankan dan ditempuh adalah : 1) Mengevaluasi dan menata kelembagaan perangkat daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2) Meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM aparatur dalam rangka peningkatan kualitas kualitas pelayanan publik 3) Meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk mendukung terciptanya aparatur yang bersih dan berwibawa. 4) Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintah daerah 5) Meningkatkan publik. c. Sasaran Dengan melihat dan mencermati arah dan kebijakan yang akan dijalankan dan ditempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kualitas aparatur pemerintah yang handal dalam pelaksanaan pelayanan publik, maka sasaran yang hendak dicapai adalah : 1) Evaluasi dan Penataan kelembagaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Magelang 2) Peningkatan masyarakat 3) Menciptakan aparatur Pemerintah Kota Magelang yang bebas KKN, bersih dan berwibawa dalam rangka mewujudkan efektivitas pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan 4) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pemerintah Kota Magelang yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan 5) Peningkatan sistem informasi dan kepegawaian dan Sumber Daya Manusia di lingkungan Pemerintah Kota Magelang dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. d. Program Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai dalam rangka mewujudkan aparatur birokrasi yang bersih dan berwibawa, maka program yang akan dilaksanakan oleh SKPD Badan Kepegaian Daerah adalah : 1) Program pelayanan administrasi perkantoran 2) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3) Program peningkatan disiplin aparatur 4) Program fasilitasi pindah dan purna tugas PNS
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 23

kualitas

program

sistem

informasi

kepegawaian

dan

sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan

kemampuan,

disiplin

dan

profesionalisme

aparatur

Pemerintah Kota Magelang dalam mewujudkan pelayanan prima kepada

5) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 6) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi 7) Program pendidikan kedinasan 8) Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 9) Pembinaan dan pengembangan aparatur 4. Urusan Statistik

a. Kondisi Umum dan Permasalahan. Kegiatan statistik menurut Undangundang nomor 7 tentang statistik tahun 1970 meliputi pengumpulan, penyusunan, pengumuman dan analisa dari pada keteranganketerangan yang berupa angka. Statistik bagi pemerintah daerah sangat penting khususnya dalam membuat kebijakan dalam perencanaan pembangunan di suatu daerah. Oleh karena itu mengingat pentingnya hal tersebut maka diperlukan dukungan dari masyarakat dan para pimpinan Satuan Perangkat Daerah lingkungan Pemerintah Kota Magelang dalam menghimpun data. Pada kenyataannya data yang tersedia masih belum seperti yang diharapkan, antara lain mencakup akurasi data, perbedaan data antar instansi dengan obyek data yang sama, belum adanya data base, data yang tersedia kurang selalu di updating, motivasi yang kurang dari sumber daya aparatur dalam mengelola data, image/citra terhadap data masih banyak menganggap bahwa data tidak begitu penting. Tahap pelaksanaan rencana pembangunan dalam penyelenggaraan pemerintahan perlu selalu dipantau dan dianalisis agar dapat diperoleh (SKPD) di

apakah indikator kinerja yang ditetapkan sebelumnya, dalam pelaksanaannya dapat terpenuhi atau tidak. Adapun kegiatan pemantauan dan analisis tersebut disamping mencakup pelaksanaan pembangunan secara

keseluruhan, juga memfokuskan analisis terhadap masalah permukiman, pendidikan, budaya, ruang publik, dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu siklus terakhir dalam perencanaan yang berupa kegiatan evaluasi juga perlu dari dilakukan agar dapat diketahui yang seberapa jauh dapat

keberhasilan

rencana

pembangunan

dilaksanakan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap Pemerintah daerah selalu membutuhkan alat ukur guna mengevaluasi hasil pembangunan yang dilakukan selama ini. Kegiatan ini sangat penting, karena dapat dengan diketahuinya apakah tingkat keberhasilan yang diambil

pembangunan

akan

diketahui

kebijakan

sudah/belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

24

b. Arah Kebijakan. Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, maka arah kebijakan yang diambil yaitu ; 1) Melakukan analisa terhadap hasil up dating data dan analisis data informasi capaian kinerja terhadap kebijakan pengentasan kemiskinan. 2) Melakukan analisa data hasil up dating dan analisis data informasi capaian kinerja dalam pembangunan manusia, dan pelaksanaan rencana

pembangunan. 3) Melakukan analisa data informasi sebagai dokumen perencanaan untuk permukiman, pendidikan, ketersediaan ruang terbuka publik dan

penelitian budaya. 4) Melakukan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan rencana pembangunan daerah terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) tahun 2005 - 2010. 5) Melakukan analisa data sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam bidang ekonomi makro. 6) Melakukan upaya penyediaan data / informasi statistik daerah. 7) Melakukan upaya penyediaan data / informasi yang mutakhir tentang geografis kota Magelang. 8) Melakukan publikasi hasil dari pelaksanaan rencana pembangunan di daerah. 9) Melakukan monitoring, evaluasi, pengendalian terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang sumber dananya dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat. 10) Melakukan pelaporan terhadap kegiatan pembangunan di daerah.

c. Sasaran Berdasarkan kebijakan yang dilakukan di atas maka hendak dicapai yaitu meliputi; 1) Terwujudnya analisa terhadap hasil up dating data dan analisis data informasi capaian kinerja terhadap kebijakan pengentasan kemiskinan. 2) Terwujudnya analisa data hasil up dating dan analisis data informasi capaian kinerja dalam pembangunan manusia, dan pelaksanaan rencana pembangunan. 3) Terwujudnya analisa data informasi sebagai dokumen perencanaan untuk permukiman, pendidikan, ketersediaan ruang terbuka publik dan sasaran yang

penelitian budaya.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

25

4) Terwujudnya pelaksanaan

monitoring, rencana

evaluasi,

pengendalian daerah

dan

pelaporan Rencana

pembangunan

terhadap

Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) tahun 2005 - 2010. 5) Terwujudnya analisa data sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam bidang ekonomi makro. 6) Terwujudnya upaya penyediaan data / informasi statistik daerah. 7) Terwujudnya upaya penyediaan data / informasi yang mutakhir tentang geografis kota Magelang. 8) Terwujudnya publikasi hasil dari pelaksanaan rencana pembangunan di daerah. 9) Terwujudnya monitoring, evaluasi, pengendalian terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang sumber dananya dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat. 10) Terwujudnya pelaporan kegiatan pembangunan di daerah.

d. Program. Sesuai sasaran yang hendak dicapai, maka program yang akan dilaksanakan yaitu meliputi : 1) Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik Daerah. 2) Program Pengembangan sistim pelaporan capaian kinerja dan keuangan. 3) Program Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistim dan prosedur pengawasan.

5. Urusan Kearsipan
a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Teknologi informasi seperti diketahui bersama telah maju dan berkembang

demikian pesatnya. Kehidupan manusia di era global ini, bidang teknologi informasi mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung aktifitas masyarakat. Kondisi inilah yang membuat Pemerintah Kota Magelang melalui Kantor Pengelolaan Data Elektronik (PDE) dan Arsip menyusun berbagai program dan kegiatan yang secara makro bertujuan untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Pelayanan publik yang berkualitas sudah menjadi harga mati untuk dipenuhi oleh pemerintah daerah termasuk Pemerintah Kota Magelang yang bertindak sebagai pelayan publik (public service). Peningkatan pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi sedang dikembangkan oleh Kantor PDE dan Arsip Kota Magelang. Sampai sejauh ini jaringan lokal antar Bagian maupun SKPD di lingkungan Sekretariat Daerah telah dipasang dan dapat dimanfaatkan guna peningkatan kinerja aparatur pemerintah. Meskipun demikian ternyata masih ada beberapa permasalahan yang dihadapai dalam rangka

pengembangan teknologi dan sistem kearsipan antara lain:


Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 26

1) Perangkat Komputer berupa komputer jaringan yang telah ada (di lingkungan Sekretariat Pemerintah Kota Magelang) belum digunakan secara maksimal. Sebagai contoh Net Meeting , Email Lokal dan koneksi internet. 2) Aplikasi SIMBARDA (Sistem Informasi Barang Daerah) yang telah terbangun dan telah diserahkan Ke DPKKD dan Bagian Umum belum dapat digunakan secara maksimal. Hal ini berakibat pada penyusunan asset dan neraca daerah. 3) Pelayanan bidang kearsipan kepada SKPD SKPD belum dapat maksimal dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana gedung penyimpanan arsip. 4) Pelatihan SDM di bidang komputer (operator) belum dapat dilaksanakan karena tidak ada dana untuk pelatihannya. (Permintaan pelatihan komputer dasar dari kecamatan dan kelurahan cukup banyak).

b. Arah Kebijakan Sejalan dengan kondisi umum dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi di bidang teknologi informasi dan kearsipan antara lain : 1) Pengembangan SDM di bidang Teknologi Informasi. 2) Pengembangan Infrastruktur Jaringan dan Aplikasi. 3) Mendorong Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Kegiatan Pelayanan Prima. 4) Pemanfaatan Web Site Untuk Promosi Daerah, Pelayanan Masyarakat,

Penyebarluasan Informasi dengan media internet dan Pusat Informasi Publik. 5) Pembangunan dan Pemanfaatan SDM untuk Mendukung Proses Kerja

c. Sasaran Dengan melihat dan mencermati arah dan kebijakan yang akan dijalankan dan ditempuh dalam rangka penyediaan teknologi informasi serta pengarsipan data-data yang penting di lingkungan Pemerintah Kota Magelang, maka sasaran yang hendak dicapai adalah : 1) Peningkatan SDM dibidang Teknologi Informasi dan Kearsipan. 2) Pembangunan Infrastruktur Jaringan dan Aplikasi. 3) Teknologi Informasi Untuk Kegiatan Pelayanan Prima. 4) Merupakan Alat Komunikasi dengan Media Internet. 5) Penyusunan Dokumen Pemerintahan dan Keuangan Serta Pembangunan dan Prasarana. Sarana

d. Program Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai di bidang teknologi informasi dan kearsipan sebagai upaya peningkatan pelayanan publik, maka program yang akan dilaksanakan adalah : 1) Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah 2) Program peningkatan kualitas pelayanan informasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 27

3) Program pelayanan administrasi perkantoran 4) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 5) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 6) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 7) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa 8) Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

6. Urusan Komunikasi Dan Informatika

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Kemajuan teknologi informasi komunikasi seperti kita tahu telah maju dan

berkembang demikian pesatnya. Bisa dikatakan bahwa dalam kehidupan manusia terlebih di era global ini, bidang informasi dan komunikasi mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung aktifitas masyarakat, menambah ilmu pengetahuan atau wawasan termasuk disini adalah dalam hal mendukung dinamika dan kebijakan Pemerintah Kota, yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Fungsi komunikasi dan informatika memiliki nilai yang sangat strategis dalam upaya mensosialisasikan

kebijakan Pemerintah Kota Magelang serta dinamika masyarakat dari media yang dimiliki. Dengan tingkat kepentingan dan kebutuhan masyarakat akan informasi yang semakin tinggi, maka tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan fungsi komunikasi dan informatika menjadi bagian yang penting mewujudkan visi Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Maju, Mandiri dan sejahtera. Dengan media yang dimiliki, pemerintah kota Magelang berusaha memenuhi kebutuhan informasi pada masyarakat, utamanya dalam meningkatkan kesadaran, partisipasi maupun motivasi dalam pembangunan dan tidak kalah pentingnya membangun opini positif masyarakat bagi pembangunan Kota Magelang, Aparatur Kantor Informasi dan Kehumasan bertindak selaku media mediator, fasilitator dan motivator. Namun demikian dengan melihat dan mencermati kondisi Pemerintah Kota Magelang khususnya di bidang informasi dan komunikasi ternyata masih ada beberapa permasalahan yang dihadapai dalam rangka penyampaian informasi kepada publik antara lain : 1) Adanya keterbatasan dana atau anggaran yang dimiliki, secara tidak langsung menjadi kendala dalam operasional aparatur Kantor Informasi dan Kehumasan untuk mengoptimalkan tugas dan fungsinya dibidang komunikasi dan informatika. 2) Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam mendukung kinerja maupun operasional.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

28

3) Masih diperlukan sumber daya manusia dibidang komunikasi dan informatika dengan klasifikasi dan kemampuan yang handal dibidang informasi dan komunikasi, maupun computer. Sehingga sisi aktualitas, kecepatan dan akurasi sebuah berita atau informasi dapat diandalkan serta dapat dipertanggung jawabkan. 4) sarana atau perangkat keras yang dimiliki, meskipun telah semakin meningkat dalam kuantitas dan teknologi, masih bisa dikatakan tertinggal. 5) masih diperlukannya peningkatan permohonan dan kesadaran tentang pentingnya kerjasama dan pemanfaatan media dalam bidang komunikasi dan informatika menjadi media informasi dalam upaya mensosialisasikan kebijakan dan program dari dinas instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota Magelang. 6) Pelayanan bidang kearsipan kepada SKPD belum dapat maksimal dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana gedung kantor.

b. Arah Kebijakan Sejalan dengan kondisi umum dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi dalam rangka komunikasi dan penyampaian informasi kepada publik antara lain : 1) Membangun kesamaan persepsi antar perangkat daerah dan masyarakat di bidang informasi kehumasan. 2) Membangun kemitraan dengan media massa dan kelompok komunikasi masyarakat. 3) Menyeimbangkan dan memeratakan arus informasi melalui permudahan dan percepatan akses terhadap media. 4) Memberdayakan masyarakat agar memiliki ketahanan terhadap dampak negatif informasi. 5) Mengembangkan kemitraan dan interaksi dengan Wartawan dalam kegiatan Pemerintah Kota Magelang.

c. Sasaran Dengan melihat dan mencermati arah dan kebijakan yang akan dijalankan dan ditempuh dalam rangka komunikasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat, maka sasaran yang hendak dicapai adalah : 1) Terjalinnya kerjasama dan koordinasi yang mantap antar instansi dalam bidang komunikasi dan informatika untuk mewujudkan Informasi yang positip dan akurat kepada masyarakat sehingga tercapai kesamaan persepsi antar perangkat daerah dalam bidang informasi dan Kehumasan. 2) Terwujudnya kemitraan yang mantap antara pemerintah, unsur media massa dan kelompok Informasi masyarakat dalam mensosialisasikan dinamika Informasi yang ada ditengah masyarakat. 3) Terwujudnya kondisi yang kondusif dalam memperoleh, mengakses Informasi yang lebih mudah dan cepat dan akurat kepada dan dari masyarakat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

29

4) Membangun dan memberdayakan potensi Kelompok Informasi Masyarakat sebagai mediator, motivator dan Informasi kepada masyarakat. 5) Terwujudnya dukungan dan interaksi yang mantap antara Wartawan dan kalangan Pemerintah Kota Magelang terkait dengan dinamika kegiatan Pemerintah Kota Magelang. 6) Terliputnya Magelang. 7) Meningkatnya jangkauan dan kecepatan informasi/komunikasi kepada masyarakat. 8) Meningkatnya informasi masyarakat melalui media massa. 9) Meningkatkan tertib administrasi umum, kepegawaian, dan keuangan. dan terdokumentasikannya kegiatankegiatan Pemerintah Kota

d. Program Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai dalam rangka peningkatan komunikasi dengan masyarakat khususnya dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat, maka program yang akan dilaksanakan adalah : 1) Program pelayanan administrasi perkantoran 2) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan 4) Program kerjasama informasi dengan mass media 5) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa 6) Program pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi 7) Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi 8) Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.

B. FUNGSI KETERTIBAN DAN KEAMANAN Fungsi ketertiban dan keamanan yang diemban Pemerintah kota Magelang hanya mencakup satu urusan pemerintahan yaitu urusan Politik Dalam Negeri. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program. Kesatuan Bangsa dan

1. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Terpeliharanya keamanan situasi dan kondisi utama stabilitas bagi sosial, politik dan

merupakan

prasyarat

keberlangsungan

praktik

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dalam


Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 30

realitasnya, meskipun tingkat pluralistik masyarakat kota Magelang cukup tinggi, namun terjadinya gejolak ataupun konflik baik yang bersifat vertikal maupun horizontal hingga kini dapat ditekan serendah mungkin. Walaupun begitu potensi terjadinya riak-riak kecil gesekan sosial tetap ada dan harus senantiasa kita waspadai bersama. Upaya antisipatif dan preventif dalam memperkuat jalinan kohesi sosial adalah memupuk dan

menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kegotongroyongan yang telah menjadi kharakter bangsa Indonesia. Penguatan wawasan kebangsaan dan semangat persatuan kesatuan akan menyuburkan rasa memiliki (sense of belonging) bagi setiap individu dan warga masyarakat terhadap lingkungan huniannya sendiri khususnya maupun wilayah kota pada umumnya,

meskipun antar satu dengan lainnya terdapat perbedaan-perbedaan baik sosial, ekonomi, budaya dan agama ataupun orientasi politiknya. Terjadinya pelanggaran dan ketidaknyamanan lingkungan akibat

gangguan keamanan pada satu sisi disebabkan oleh lemahnya kesiap-siagaan dan kewaspadaan aparat keamanan, dan juga karena kurangnya dukungan masyarakat dalam menjaga kondusifitas lingkungan sekitar melalui sistem keamanan lingkungan yang berbasiskan rakyat semesta. Karenanya

diperlukan aparat keamanan yang terlatih dan terbina secara berkelanjutan, sekaligus penyiapan komponen-komponen masyarakat dalam konteks cegah dan deteksi dini (security early wearning system) terhadap gejala-gejala

terjadinya ketidakamanan dan ketidaktertiban. Partisipasi masyarakat melalui peningkatan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana alam juga ikut menyumbang bagi terciptanya kenyamanan lingkungan dalam kehidupan bersama. Gangguan keamanan dan ketertiban berpotensi muncul apabila terjadi konflik antara buruh dan majikan dalam pengelolaan manajemen

perusahaan; perilaku tidak tertib kalangan sektor informal kaki lima, gelandangan kelompok dan pengemis tawuran; (gepeng); serta unjuk rasa; perkelahian pelanggaran antar dan

dan

berbagi

bentuk

ketidakdisiplinan lainnya. Adanya

kerawanan dan masalah sosial akan

berdampak negatif dan berpotensi melahirkan berbagai penyakit masyarakat seperti, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, minuman keras, perjudian,

pelacuran, dan premanisme. Selain itu, tidak boleh dilupakan juga terhadap ancaman bahaya terorisme, konflik yang bersifat SARA, dan gerakan radikalisme yang acapkali bersifat laten serta memiliki spektrum jaringan dan daya destruktif yang lebih luas. Upaya preventif, melalui antisipasi dini dan cegah tangkal, harus menjadi prioritas utama disamping penindakan melalui jalur hukum bagi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

31

kasus-kasus

kriminalitas

dan

gangguan

keamanan

yang

mengancam

keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Sedangkan terhadap masalah pelanggaran ketertiban dan ketidakdisplinan diambil tindakan penegakan hukum dan operasi penertiban yang harus dibarengi dengan langkah-langkah alternatif solusi lewat pembinaan dan pemberdayaan secara konstruktif dengan melibatkan berbagai unsur atau lembaga terkait. Sementara itu, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, memudar dan lunturnya nilai-nilai wawasan kebangsaan serta rendahnya kesadaran politik warga pada gilirannya dapat memunculkan sikap dan tindakan yang hanya bersemangatkan solidaritas sempit, ikatan primordial, dan sektarian dari satu kelompok masyarakat tertentu yang bisa

mengakibatkan retaknya keharmonisan, keserasian, dan integrasi antar warga dalam jalinan interaksi sosial. Di sisi lain, maraknya perilaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang menggerogoti kekayaan negara mencerminkan pula terjadinya erosi dan menipisnya rasa cinta air dari para pelakunya. Degradasi dan krisis terhadap nilai-nilai nasionalisme dan spirit kebangsaan harus dieliminasi atau setidaknya direduksi melalui perkuatan

persatuan dan kesatuan bangsa serta penanaman nilai-nilai luhur bangsa yang bersendikan ideologi Pancasila dan UUD 1945 secara substansial dengan metode yang bersifat dialogis, edukatif, atraktif, variatif, repetitif (berulangulang) dan berkelanjutan (sustainable). Dalam frame pembangunan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, berbagai permasalahan yang menghadang di Kota Magelang pada tahun 2008 anatara lain adalah : 1) Masih rendahnya kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia dari para aparat kamtibmas, satlinmas, dan petugas penanggulangan bencana alam. 2) Belum optimalnya daya dukung masyarakat dalam upaya penciptaan dan pemeliharaan keamanan/kenyamanan lingkungan. 3) Memudarnya nilai-nilai wawasan kebangsaan di sebagian masyarakat. 4) Kian merebaknya kerawanan sosial dalam bentuk penyakit masyarakat akibat kesenjangan dan problema sosial, ekonomi dan krisis jati diri. 5) Belum berkembangnya kesadaran politik masyarakat dalam

mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi secara substansial. 6) Terbatasnya akses informasi masyarakat dan kurangnya piranti

(equipment) penunjang dalam penanggulangan bencana alam.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

32

b. Arah Kebijakan Menggarisbawahi permasalahan-permasalahan di atas, maka arah kebijakan yang ditempuh meliputi sebagai berikut : 1) Peningkatan kapasitas SDM aparat kamtibmas, satlinmas, dan PBA. 2) Perkuatan dan revitalisasi sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dengan pola bottom-up. 3) Perkuatan dan internalisasi nilai-nilai wawasan kebangsaan. 4) Peningkatan ketentraman, keamanan, dan ketertiban masyarakat. 5) Perkuatan dan pengembangan pembelajaran politik warga masyarakat. 6) Penyiapan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana alam.

c. Sasaran Dari kebijakan-kebijakan di atas, selanjutnya dapat diketahui bahwa sasaran pembangunan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri pada tahun 2008 di Kota Magelang mencakup : 1) Sebanyak dua puluh persen SDM aparat kamtibmas, satlinmas, dan PBA kian terlatih dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik. 2) Terlatih dan adanya peningkatan kesiap-siagaan sebanyak dua puluh persen dari total 1.049 anggota satlinmas kelurahan. 3) Aparatur pemerintah, elemen masyarakat sipil, organisasi

kemasyarakatan, mahasiswa, dan pelajar tersosialisasi nilai-nilai wawasan kebangsaan. 4) Operasi yustisi dan penertiban yang dilanjutkan dengan pembinaan dijalankan secara rutin dan berkelanjutan guna memberantas penyakit masyarakat. 5) Partisipasi dan kesadaran politik warga masyarakat meningkat, utamanya pemahaman adanya perbedaan orientasi politik satu sama lain. 6) Tingkat pemahaman masyarakat akan ihwal bencana alam meningkat, serta kian lengkapnya sarana/prasarana penanggulangan bencana alam.

d. Program Program-program pembangunan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri yang akan dilaksanakan di Kota Magelang adalah : 1) Peningkatan keamanaan dan kenyamanan lingkungan. 2) Pemeliharaaan kamtrantibmas dan pencegahan tindak krimina. 3) Pengembangan wawasan kebangsaan. 4) Kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

33

5) Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. 6) Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat). 7) Pendidikan politik masyarakat. 8) Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam.

C. FUNGSI EKONOMI

Dalam

menjalankan

fungsi

ekonomi,

pemerintah

kota

Magelang

melaksanakan 10 (sepuluh) urusan pemerintahan yang meliputi : Tenaga kerja, Koperasi dan dan Usaha desa, Kecil menengah,

Perhubungan, modal,

Penanaman dan

Pemberdayaan

masyarakat

Pertanian,

Kelautan

Perikanan,

Perdagangan, Perindustrian dan Transmigrasi. Urusan-urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program. 1. Urusan Perhubungan a. Kondisi Umum dan Permasalahan Kota Magelang secara geografis terletak pada simpul jalur ekonomi dan pariwisata regional, yaitu pada simpul antara Semarang-Purwokerto; Semarang-Jogjakarta; Bandungan-Kopeng. Sebagai konsekuensi dari

posisi strategis tersebut, apabila dilihat dari aspek perhubungan dan khususnya perhubungan darat, maka sarana dan prasarana perhubungan darat di Kota Magelang harus dikelola secara lebih optimal. Sarana perhubungan darat yang ada yaitu angkutan perkotaan; angkutan antar kota, baik dalam propinsi maupun antar propinsi serta jalur angkutan kota dan perdesaan. Sedangkan prasarana perhubungan yang ada di Kota Magelang meliputi terminal induk; sub terminal; jaringan jalan serta kelengkapan lalu lintas lainnya. Pengelolaan sarana dan prasarana perhubungan dalam kota

menyangkut aspek pengelolaan rambu-rambu lalu lintas; pengelolaan perparkiran; penyelenggaraan uji kendaraan; pembinaan kepada

pengusaha angkutan darat dalam kota serta pengelolaan prasarana angkutan darat. Permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan perhubungan di Kota Magelang adalah: perlunya pemeliharaan dan peningkatan rambuRencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 34

rambu lalu lintas; masih perlunya peningkatan pengelolaan perparkiran; perlunya peningkatan ketertiban lalu lintas.

b. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan

perhubungan adalah: 1) meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana perhubungan; 2) meningkatkan pengelolaan perparkiran; 3) mengoptimalkan pelaksanaan uji kendaraan; 4) meningkatkan ketertiban lalu lintas.

c. Sasaran Sasaran perhubungan pengelolaan peningkatan di yang Kota dicapai Magelang dan dalam adalah pelaksanaan tercapainya perhubungan; kewenangan peningkatan tercapainya dan

prasarana pelayanan

fasilitas

angkutan;

tercapainya

rehablitasi

pemeliharaan prasarana dan fasilitas angkutan jalan serta terpenuhinya kelaikan kendaraan bermotor.

d. Program Program-program yang akan dilaksanakan adalah: 1) program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan; 2) program peningkatan pelayanan angkutan; 3) program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas lalu lintas angkutan jalan; 4) program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.

2. Urusan Tenaga Kerja a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Pengembangan Sumber Daya Manusia diawali dengan pembuatan perencanaan SDM yang dihitung berdasarkan pendekatan dari sisi persediaan tenaga kerja maupun dari sisi kebutuhan tenaga kerja. Untuk dapat digunakan hasilnya bagi pengukuran kecenderungan yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka diperlukan suatu kajian yang membahas penggabungan kedua hasil perhitungan tersebut.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

35

Permasalahan ketenagakerjaan pada saat ini yang dihadapi adalah: 1) Tidak seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja; 2) Penciptaan Lapangan Kerja yang terbatas; 3) Kualitas SDM dan Ketrampilan tenaga kerja yang relatif rendah; 4) Hubungan Industrial Pancasila ( HIP ) belum optimal dilaksanakan; 5) Fungsi dan peran Serikat Pekerja yang belum baik; 6) Penempatan, Penyaluran, Tenaga Kerja yang belum baik; 7) Program Transmigrasi dan Padat Karya yang belum konsisten dan secara terpadu dilaksanakan.

Dalam rangka menghasilkan kesesuaian antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja diperlukan suatu perencanaan ketenagakerjaan. Perencanaan tenaga kerja pada umumnya mencakup dua unsur kegiatan utama. Unsur Pertama adalah perencanaan kebutuhan tenaga kerja di berbagai bidang kegiatan pembangunan sesuai dengan perkiraan

perkembangan partum- buhan ekonomi di berbagai sektor, dengan adanya kegiatan ini akan didapat gambaran mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan khususnya menurut kualifikasi pendidikan. Unsur Kedua adalah persediaan tenaga kerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, baik lulus maupun putus sekolah dari setiap tingkatan pendidikan sebagai hasil suatu system pendidikan. Pada perkiraan lulusan dan putus sekolah yang masuk dalam kelompok angkatan kerja tersebut diperhitungkan bukan angkatan kerja yang tidak masuk kedalam pasar kerja.

Penggabungan hasil perhitungan proyeksi persediaan (Supply-S) dan kebutuhan tenaga kerja (Demand-D) dimaksudkan untuk

memperoleh ketrampilan

informasi

mengenai

programprogram

pendidikan,

dengan tuntutan lapangan kerja berdasarkan jenis jenis

keahlian tertentu.

Penggabungan ini akan menghasilkan alternatif sebagai berikut : a) Hasil perhitungan persediaan tenaga kerja lebih besar dari pada hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja, berarti terdapat kelebihan tenaga kerja ( Labour Surplus, S > D ); b) Hasil perhitungan persediaan tenaga kerja lebih kecil dari pada hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja, berarti terjadi keurangan tenaga kerja ( Labour Shortage, S < D );

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

36

c) Hasil

perhitungan

persediaan

tenaga

kerja

sama

dengan

hasil

perhitungan kebutuhan tenaga kerja, akan

tetapi secara nyata

keadaan ini tidak pernak terjadi dikarenakan kedua unsur ( S dan D ) tidak dapat bertemu pada tempat dan waktu yang sama. Hal ini permasalahan tenaga kerja terletak pada mekanisme penyaluran tenaga kerja ( S tidak sama dengan D ); d) Hasil perhitungan dengan kecenderungan a, b, c diatas terjadi sebelum memiliki atau masuk dalam pekerjaan. Hasil keseimbangan selanjutnya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan pekerjaan, baik pekerjaan dalam hubungan kerja (upah/buruh dan kontrak) maupun dalam pekerjaan mandiri. Keadaan ini dapat terjadi antara lain menyangkut pendapatan, kepastian tenaga kerja untuk memiliki dan mempertahankan

pekerjaan, keselamatan jasmani, ketentraman, perilaku adil dan produktivitas kerja. Ketidakseimbangan yang terjadi karena kondisi ini dinamakan sebagai ketidaklayakan dalam lingkungan kerja.

Setelah

mengetahui

hasil

kesesuaian

dari

persediaan

dan

kebutuhan tenaga kerja, maka selanjutnya disusunlah program dan kegiatan bidang ketenagakerjaan yang sesuai untuk mengatasi kelebihan atau kekurangan tenaga kerja. Apabila terdapat kelebihan tenaga kerja berupa adanya tenaga kerja yang kurang berguna atau pengangguran maka ditempuh kebijakan program penciptaan lapangan kerja, sedangkan bila kekurangan tenaga kerja akan mengganggu percepatan pertumbuhan ekonomi akibatnya terjadi inflasi dikarenakan unitunit produksi

mengalami kekurangan tenaga kerja tidak dapat menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Kondisi ketenagakerjaan di Kota Magelang masih terus ditandai dengan tingkat pengangguran yang tinggi, data menunjukan bahwa jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan sampai dengan tahun 2006 sejumlah 3.791 orang, sedangkan pencari kerja pada tahun 2006 sebanyak 1.895 orang. Dengan demikian jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan sampai dengan akhir tahun 2006 sejumlah 5.686 orang, dengan perincian 2.878 lakilaki dan 2.808 perempuan. Jumlah pencari kerja sebanyak 5.686 orang bila dirinci sesuai dengan tingkat pendidikan adalah SD = 17 Orang, SLTP = 101 Orang, SLTA = 2739 Orang, Perguruan Tinggi D-1 = 27 Orang, D-2 = 55 Orang, D-3 = 597 Orang, S-1 = 1668 Orang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

37

Dalam

UndangUndang Ayat 1, Bab

Nomor IV

13 7

Tahun bahwa

2003 dalam

tentang rangka

Ketenagakerjaan

Pasal

pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan menyusun Perencanaan Tenaga Kerja. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang

berksinambungan harus berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja.

Adapun aspek Perencanaan Tenaga Kerja mencakup 4 hal yaitu: a) Perhitungan Persediaan Tenaga Kerja ; b) Analisis Keseimbangan Tenaga Kerja ; c) Perencanaan Tenaga Kerja Makro dan Tenaga Kerja Mikro secara Teori dan Aplikasi d) Penggunaan Alat Alat Analisis Perencanaan Tenaga Kerja Daerah. Dengan rendahnya kualitas tenaga kerja perlu adanya pendidikan dan pelatihan (training) sehingga produktifitas tenaga kerja kualitasnya semakin baik pada masa yang akan datang.

b. Arah Kebijakan Berdasarkan kondisi umum dan permasalahan, arah Kebijakan yang akan ditempuh pada tahun 2008 adalah : 1) Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; 2) Mengembangkan Kebijakan Dasar Tenaga Kerja yang Fleksibel; 3) Menata Hubungan Industrial yang Kondusif dan Mencerminkan Azas Keadilan; 4) Memberdayakan Kelembagaan Tripartit serta Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran Berbagai Pihak untuk Mengupayakan Kesejahteraan dan Perlindungan bagi Pekerja; c. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan kebijakan Pemerintah Kota Magelang dalam Bidang Ketenaga kerjaan tahun 2008 adalah : 1) Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan bagi Pencari Kerja; 2) Terlaksananya Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan; 3) Terlaksananya Penyusunan Informasi Bursa Kerja; 4) Terlaksananya Penyebarluasan Informasi Bursa Kerja; 5) Terlaksananya Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan; 6) Terlaksananya Perluasan Kerja Sistim Padat Karya; 7) Terlaksananya Fasilitasi Penyelesaian Hubungan Industrial (PHI); 8) Terlaksanaya Fasilitasi Prosedur Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 38

9) Terlaksananya Sosialisasi Berbagai peraturan Pelaksanaan tentang Ketenagakerjaan; 10) Terlaksananya Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan

Hukum Ketenagakerjaan; d. Program Program-program yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sasaran yang ingin dicapai dalam bidang ketenagakerjaan pada tahun 2008 adalah: 1) Program Pelayanan administrasi perkantoran. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana aparatur. 3) Program Peningkatan Disiplin aparatur 4) Program Peningkatan Pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan. 5) Program Peningkatan Disiplin aparatur 6) Program Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. 7) Program peningkatan kesempatan kerja. 8) Program Perlindungan dan Pengembangan lembaga Ketenagakerjaan.

3. Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Ditengah-tengah perkembangan perekonomian saat ini,

menempatkan peran koperasi sebagai jalur utama dalam pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Koperasi dengan pelayanannya akan sangat membantu para anggota dalam meningkatkan kesejahteraannya. Perkembangan kinerja bidang Koperasi dan UKM di Kota Magelang menunjukkan adanya kenaikan. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah koperasi, UKM, permodalan dan volume usahanya. Pada tahun 2003 jumlah UKM yang dibina sebanyak 214 unit terus meningkat menjadi 286 unit di tahun 2004 atau mengalami kenaikan 33,64%. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan lagi sebesar 8,74% menjadi sebanyak 311 unit usaha. Perkembangan koperasi juga mengalami peningkatan sebagaimana tabel berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

39

TABEL.IV-2 DATA KOPERASI TAHUN 2003-2005 Tahun 2003 2004 2005 Banyaknya Koperasi 184 189 191 Jumlah Anggota 27.781 28.293 27.819 Permodalan (000) 30.752.147 34.442.575 45.275.506 Volume Usaha (000) 46.606.588 47.751.991 78.579.207 SHU (000) 2.404.521 3.213.735 3.457.380

Sumber : DDA 2005

Meskipun perkembangan kinerja bidang Koperasi dan UKM telah menunjukkan tren positif, namun perkembangannya masih jauh

tertinggal dibandingkan dengan pelaku ekonomi yang lain, hal ini dikarenakan adanya permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1) Rendahnya produktivitas sektor Koperasi dan UKM. 2) Masih rendahnya kualitas kelembagaan koperasi dan UKM. 3) Belum berkembangnya diversifikasi usaha dann sistem distribusi. 4) Belum optimalnya dukungan permodalan. 5) Kurangnya kemampuan koperasi dan UKM dalam pengembangan teknologi terapan. 6) Kurangnya kemitraan usaha oleh koperasi dan UKM. 7) Kurangnya jiwa kewirausahaan.

b. Arah Kebijakan Peran pemerintah pada upaya penciptaan iklim berusaha yang kondusif utamanya dalam memberikan bantuan perkuatan bagi koperasi dan UKM serta peningkatan manajemen pengelolaannya. Pelayanan yang telah diberikan selama ini yakni bantuan dana bergulir dan penyertaan modal, pelatihan manajemen dan kewirausahaan serta pembinaan pola kemitraan. Arah kebijakan yang akan ditempuh di tahun 2008 adalah : 1) Meningkatkan upaya pencapaian iklim usaha yang kondusif, dalam arti terselenggaranya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan bagi kelangsungan dan peningkatan kinerja koperasi dan UKM. 2) Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan koperasi dan UKM agar mampu berdaya saing dalam perekonomian. 3) Meningkatkan promosi dan informasi dalam kaitannya untuk

meningkatkan diversifikasi usaha dan memanfaatkan sistem distribusi. 4) Fasilitasi pengembangan koperasi dan UKM.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

40

c. Sasaran Sasaran atau Kondisi yang ingin dicapai dalam upaya

Pemberdayaan Koperasi dan UKM adalah sebagai berikut : 1) Tercapainya iklim usaha yang makin kondusif bagi pengembangan koperasi dan UKM. 2) Adanya peningkatan kemampuan kewirausahaan, perpajakan,

akuntansi dan manajemen koperasi dan UKM. 3) Tersosialisasinya peraturan-peraturan di bidang koperasi dan UKM. 4) Keikutsertaan dalam event promosi produk sebagai wahana

pemasaran, promosi, dan terjalinnya kerjasama (pola kemitraan). 5) Meningkatnya kualitas kelembagaan berikut ketersediaan sarana dan prasarananya. 6) Adanya peningkatan permodalan bagi koperasi dan UKM.

d. Program Program pengembangan koperasi dan UKM yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 adalah sebagai berikut : 1) Program peningkatan iklim usaha kecil dan menengah yang kondusif. 2) Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah. 3) Program Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM. 4) Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.

4. Urusan Penanaman Modal

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Salah satu kunci utama untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong investasi (PMA dan PMDN), yakni menggerakkan sektor swasta untuk ikut serta menggerakkan roda perekonomian. Aspek pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja serta upaya penanggulangan kemiskinan senantiasa menempatkan

investasi di ujung tombak. Kinerja investasi daerah selama ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sejak tahun 2001 hingga 2006 hanya terdapat satu perusahaan yang menanamkan modal baru PMDN sektor industri dan perdagangan pada tahun 2002 dengan nilai investasi sebesar
IV 41

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

Rp11.564.160.000,00 dengan bidang usaha industri perakitan sepeda motor. Selebihnya hanya merupakan investasi non fasilitas sebagaimana tabel berikut :
TABEL. IV-3 PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI NON FASILITAS SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN TAHUN 2003 2004 2005 2006 Sumber : PERDAGANGAN Perusahaan Nilai investasi 180 17.298.604.898 219 11.271.996.095 250 17.532.068.550 224 17.669.533.497 Disperindag & PM Kota Magelang. INDUSTRI Perusahaan Nilai investasi 11 457.493.000 25 1.780.970.000 32 1.066.003.000 63 6.950.006.200

Laju pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari besarnya investasi yang ditanamkan maupun besarnya produktivitas dari modal tersebut. Koefisien ICOR Kota Magelang pada tahun 2006 yang sebesar 10,11% (harga konstan 2000) merupakan angka yang cukup tinggi yang mengindikasikan bahwa investasi kurang efisien. Namun demikian trend perkembangan sejak tahun 2002 yang sebesar 14,81% dan prediksinya hingga tahun 2010 mengisyaratkan bahwa produktivitas investasi Kota Magelang cenderung semakin mendekati kondisi ideal 3,5%. Dengan demikian, perkembangan perekonomian Kota Magelang sampai dengan tahun 2006 menunjukkan kinerja yang relatif baik, sehingga bisa dijadikan modal untuk menarik investor. Salah satu faktor penentu daya tarik investasi adalah stabilitas perekonomian daerah yang mapan. Hal ini membutuhkan iklim yang sehat, kemudahan serta kejelasan prosedur penanaman modal, juga

kondisi makro ekonomi maupun infrastruktur dan ketenagakerjaan yang memadai. Berbagai permasalahan yang ada di dalam pengembangan

investasi, antara lain : 1) Iklim investasi yang masih kurang mendukung atau terbuka. 2) Masih terdapatnya berbagai macam perbedaan persepsi. 3) Kualitas SDM yang belum memadai. 4) Keterbatasan intermediasi. 5) Potensi unggulan daerah belum mampu menunjukkan daya saingnya. sarana dan prasarana pendukung, informasi dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

42

b. Arah Kebijakan Hasil penelitian di 228 Kabupaten/Kota se Indonesia menyebutkan bahwa Indeks Daya Saing Investasi Kota Magelang berada pada peringkat 4 se Jawa Tengah dengan skor 6,28.
TABEL. IV-4 INDEKS DAYA SAING INVESTASI 21 KOTA/KABUPATEN DI JAWA TENGAH

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

KAB/KOTA

Kota Surakarta Kab. Kudus Kota Semarang Kota Magelang Kab. Cilacap Kota Tegal Kab. Karanganyar Kab. Boyolali Kab. Pekalongan Kab. Banyumas Kab. Tegal Kab. Sukoharjo Kab. Kendal Kab. Purbalingga Kab. Magelang Kab. Jepara Kab. Klaten Kota Pekalongan Kab. Kebumen Kab. Pemalang Kab. Wonosobo Rata-rata Sumber : KPPOD

DAYA SAING INVESTASI Skor Ranking 6,74 A 6,56 A 6,54 A 6,28 B 6,26 B 6,25 B 6,24 B 6,02 C 6,02 C 5,99 C 5,97 C 5,93 C 5,91 D 5,88 D 5,80 D 5,77 D 5,75 D 5,63 D 5,58 E 5,53 E 5,12 E 5,99 C

Indeks

tersebut

secara

umum

berasal

dari

kontribusi

independent variable sebagai berikut :


TABEL. IV-5 DAYA SAING INVESTASI KOTA MAGELANG MENURUT INDEPENDENT VARIABLE INDEPENDENT VARIABLE Secara Umum 1 Kelembagaan 2 Keamanan, politik, sosial, budaya 3 Ekonomi daerah 4 Tenaga kerja 5 Infrastruktur Sumber : KPPOD KOTA MAGELANG SKOR 6,28 5,49 6,11 6,82 6,41 6,39 PERINGKAT B C D B A B 21 KAB/KOTA DI JAWA TENGAH SKOR RATA-RATA 5,99 5,50 6,40 6,34 5,03 6,32

Dari tabel terlihat bahwa skor untuk variabel kelembagaan dan variabel keamanan, politik, social, budaya berada di bawah rata-rata Jawa Tengah, artinya kedua variabel ini perlu lebih diperhatikan. Hasil Rakor Pengembangan Penanaman Modal Maret 2007

menyimpulkan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing investasi, kebijakan yang perlu dilaksanakan adalah mengoptimalisasi manajemen pelayanan publik One Stop Service dan infrastruktur.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

43

Sedangkan Kota Magelang merupakan salah satu dari beberapa Kab/Kota di Jawa Tengah yang belum melaksanakannya. Dari hal-hal tersebut, secara umum arah Kebijakan peningkatan investasi daerah yang diperlukan adalah : 1) Menciptakan kepastian hukum yang menjamin kepastian usaha. 2) Penyederhanaan prosedur dan tata cara perijinan. 3) Peningkatan SDM pengelola penanaman modal. 4) Pengembangan sarana pasarana penunjang investasi. 5) Fasilitasi kerjasama antar daerah. 6) Pengembangan sarana informasi dan promosi investasi 7) Peningkatan peran serta masyarakat dalam investasi. 8) Mendorong peningkatan fungsi intermediasi perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

c. Sasaran Dari rekomendasi hasil penyusunan Profil Investasi Tahun 2007, sasaran yang harus dicapai adalah : 1) Menggali dan mengembangkan potensi daerah menjadi potensi

penanaman modal yang mampu menarik investor. 2) Meningkatnya peran dunia usaha dalam pembangunan. 3) Meningkatnya promosi potensi investasi serta pengembangan jaringan kerjasama investasi. Secara lebih spesifik, sasaran yang akan dicapai pada tahun 2008 adalah : 1) Terwujudnya tertib administrasi, pelaporan dan informasi investasi. 2) Tercukupinya kebutuhan sarana prasarana dan kualitas SDM pengelola investasi. 3) Terwujudnya peraturan tata tertib investasi. 4) Terwujudnya koordinasi yang baik dan penyebarluasan informasi di bidang investasi. 5) Terwujudnya stabilitas pertumbuhan ekonomi dan standarisasi mutu barang.

d. Program Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa program-program dalam rangka

pengembangan investasi adalah sebagai berikut : 1) Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

44

2) Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. 3) Program Penyiapan sumberdaya, sarana dan prasarana. Dari arah kebijakan maupun sasaran yang telah ditetapkan, program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Magelang pada tahun 2008 sejalan dengan Permendagri tersebut adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi. 2) Pengembangan data dan informasi.

5. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Pembangunan bukan hanya merupakan tugas pemerintah semata, tapi juga merupakan tugas dari semua unsur lapisan masyarakat. Peran masyarakat perencanaan, sangat dibutuhkan dalam pembangunan, mulai dari

pelaksanaan,

pemantauan,

pengendalian,

hingga

pengawasan. Pemerintah dan masyarakat harus merupakan mitra yang bekerjasama menyelesaikan permasalahan pembangunan. Kota Magelang diyakini masih memiliki cukup banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing, baik yang berkait dengan kultur budaya, historia wilayah, sampai pada potensi sumber daya alam dan kawasan yang ada. Untuk itu dibutuhkan ide-ide inovatif yang sangat diharapkan muncul dari masyarakat sendiri. Keberdayaan masyarakat dan kerjasama dengan pemerintah

sangat dibutuhkan, utamanya untuk mengatasi permasalahan masyarakat sendiri dan lebih luas untuk mengatasi permasalahan Bangsa Indonesia. Ada kemiskinan, banyak masalah yang hingga menghinggapi masalah mental bangsa sosial seperti seperti

pengangguran,

kecenderungan

hedonis/apatis

(rendahnya

kepedulian),

menurunnya

mentalitas gotong royong, dan lain sebagainya. Mengatasi masalah tersebut dibutuhkan kualitas keberdayaan yang memadai. Namun, upaya pemberdayaan (yang memang tidak bisa diukur secara kuantitatif) sering menghadapi berbagai permasalahan antara lain : 1) Kurangnya intensitas dan efektivitas dialog antar pelaku pembangunan yang salah satunya adalah sarana dan kemampuan berkomunikasi yang baik. 2) Kurang terfasilitasinya potensi masyarakat dalam mengembangkan diri, baik potensi ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, kelembagaan dan sebagainya.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

45

3) Kurang optimalnya pola kemitraan pelaku pembangunan yang sering dikarenakan keraguan atas kualitas SDM masyarakat hingga

ketidakjelasan prosedur dan kewenangan. 4) Rendahnya kapasitas pemberdayaan oleh karena keterbatasan

sumberdaya dan pendukungnya. Selain permasalahan umum bangsa/masyarakat tersebut diatas, dalam kehidupan kelompok-kelompok masyarakat terdapat dinamika permasalahan yang berbeda-beda. Pada saat tertentu kondisi bisa sangat kondusif dan pada saat yang lainpun bisa terjadi sebaliknya. Ketenangan, ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat tidak hanya terpenuhi oleh kecukupan ekonomi belaka, tapi juga hal-hal lain seperti politik,

perbedaan pendapat, keamanan, toleransi, kegotongroyongan dan segala macam unsur budaya adat istiadat ketimuran yang harus selalu terjaga. Kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, modernisasi, globalisasi, kapitalisasi, dan gaya hidup baru masa kini dan masa yang akan datang, harusnya diimbangi dengan upaya-upaya makin mempererat

kebersamaan, kemitraan, keberdayaan untuk kesejahteraan bersama.

b. Arah Kebijakan Pemberdayaan harus dilaksanakan dalam upaya pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah mengembangkan kemampuan, kemandirian, dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan agar secara bertahap, masyarakat dapat membangun diri dan lingkungannya secara mandiri dengan menciptakan demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas dalam

pengelolaan pembangunan di tingkat masyarakat. Arah kebijakan pembangunan pemberdayaan masyarakat adalah 1) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 2) Mewujudkan kemitraan berbagai pelaku pembangunan (Stakeholder) yang didasari rasa saling percaya agar pembangunan dapat

dilaksanakan secara terarah, terencana, terpadu, dan komprehensif sehingga hasil pembangunan dapat dimanfaatkan secara benar sesuai dengan tujuan. 3) Meningkatkan kapasitas para pelaku pembangunan, khususnya dalam melakukan dialog untuk mencapai konsensus dan komitmen bersama. Upaya-upaya pemerintah yang telah dilakukan secara rutin tiap tahun dalam rangka mempertahankan rasa kebersamaan dan memupuk keberdayaan masyarakat seperti kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD),

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

46

Pemberian

Makanan

Tambahan

Anak

Sekolah

(PMT-AS)

serta

pengembangan lembaga ekonomi dan keuangan masyarakat akan tetap dijalankan.

c. Sasaran Sasaran kebijakan pemberdayaan masyarakat secara garis besar adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan sesuai potensi dan kapasitasnya. Sasaran tersebut jika diurai dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Adanya peningkatan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan. 2) Tercapainya stabilitas makro daerah untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi. 3) Meningkatnya partisipasi masyarakat. 4) Meningkatnya peran perempuan. 5) Meningkatnya budaya baca dan pembinaan perpustakaan. 6) Meningkatnya gizi anak sekolah.

d. Program Program-program pemberdayaan masyarakat sebagai tindakan perwujudan sasaran dan arah kebijakan sebagaimana tersebut diatas sesuai dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 terdiri dari 5 program ditambah 3 program yang terkait dengan kebutuhan daerah. 1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan, melalui kegiatan penyelenggaraan diklat tenaga teknis masyarakat dan

penyelenggaraan diseminasi informasi. 2) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, melalui kegiatan pelatihan ketrampilan manajemen badan usaha milik desa (Lembaga Keuangan Kelurahan) dan pelatihan ketrampilan usaha industri

kerajinan (Teknologi Tepat Guna). 3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun

masyarakat. 4) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa. 5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan, dalam bentuk pelatihan perempuan di bidang usaha ekonomi produktif. 6) Program Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah (PMT-AS) 7) Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, bekerjasama dengan TNI dalam bentuk TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

Sengkuyung I dan II.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

47

6. Urusan Pertanian

Pertanian di Kota Magelang adalah sektor primer yang termasuk dalam sector ekonomi tidak dominan dengan peran yang sangat kecil terhadap PDRB yaitu sebesar 3,16 % pada tahun 2004 dan 3,17% pada tahun 2005. Peran yang kecil tersebut disertai potensi lahan yang terbatas dengan luas yang cenderung menurun dari tahun ke tahun menjadi salah satu tantangan pembangunan pertanian di Kota Magelang. Secara geografis, posisi strategis Kota Magelang yang disertai dengan laju pertumbuhan pembangunan dan perkembangan Kota, menjadikan Kota Magelang sebagai daerah penyangga bagi wilayah hinterland-nya. Potensi demikian menempatkan Pertanian menjadi urusan pilihan yang dilaksanakan di Kota Magelang dalam rangka mensejahterakan masyarakat.

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Sebagaimana tipologi perkotaan, pertanian mempunyai kendala penurunan luas lahan yang disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan ke non pertanian. Kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan

pembangunan fisik sarana prasarana perkotaan termasuk permukiman akan memanfaatkan lahan pertanian di lokasi strategis sesuai dengan criteria yang dibutuhkan. Lahan potensi pertanian yang cenderung semakin sempit antara lain ditunjukkan dengan penurunan luas potensi tanah sawah di Kota Magelang sebagai berikut : 1) Tahun 2002 2) Tahun 2003 3) Tahun 2005 4) Tahun 2006 : 251,018 ha : 248,475 ha : 217,203 ha : 213,085 ha

Penurunan potensi lahan menyebabkan penurunan hasil sehingga akan menurunkan kemampuan penyediaan kebutuhan bagi masyarakat. Tabel berikut menunjukkan luas penggunaan lahan di Kota Magelang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

48

TABEL. IV-6. LUAS PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA MAGELANG TAHUN 2006 NO A. PENGGUNAAN LAHAN Lahan Sawah 1 Pengairan Teknis B. Lahan Kering 1 Pekarangan/lahan bangunan dan halaman 2 Tegal/kebun/ladang/huma 3 Perkebunan/hutan rakyat
Sumber: Dinas Pertanian Kota Magelang

LUAS LAHAN (Ha)

213,085

untuk

1.317,89

13,94 99,56

Keterbatasan

potensi

pertanian

tidak

menjadi

kendala

bagi

ketersediaan hasil dan produksinya karena Kota Magelang merupakan daerah penyangga bagi wilayah-wilayah hinterland-nya. Kota Magelang menjadi salah satu tumpuan distribusi hasil dan produksi pertanian daerah sekitar seperti hasil tanaman pangan, tanaman hias dan sayuran yang dipasarkan di Kota Magelang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah sekitar.

TABEL. IV-6 LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI, DAN RATA-RATA PRODUKSI TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KOTA MAGELANG TAHUN 2005
LUAS TANAM (ha) 480 8 LUAS PANEN (ha) 473 1 8 1 RATARATA (Kw/ha) 52,64 25,00 140,00 12,00

JENIS TANAMAN Padi Sawah Jagung Ketela Pohon Kacang Tanah

PRODUKSI (ton) 2.490,00 2,50 112,00 1,20

Sumber: Dinas Pertanian Kota Magelang

Dibanding dengan jumlah penduduk Kota Magelang yang berjumlah 117.565 jiwa (tahun 2005), maka produksi padi hanya mampu mencukupi kebutuhan perkapita 21,18 kg untuk satu tahun. Produksi telur pada tahun 2005 tercatat 1.595.448 butir telur ayam buras, 918.145 butir telur itik, dan 1.664.763 butir telur puyuh. Data tersebut menunjukkan bahwa produksi telur ayam buras hanya mampu mencukupi kebutuhan 14 15 butir per kapita per tahun.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 49

Hasil pertanian Kota Magelang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, namun ketahanan pangan tetap dapat terjaga dan terhindar dari kerawanan pangan karena kebutuhannya disuplai oleh wilayah sekitarnya. Demikian pula untuk kebutuhan sayuran yang dipasok oleh wilayah sekitar yang memasarkan hasil produksinya di Kota Magelang. Potensi pertanian lain yang berkembang pesat di Kota Magelang adalah perkembangan budi daya tanaman hias. Trend pemeliharaan dan pemasaran tanaman hias dengan berbagai jenis dan varietasnya semakin berkembang dilaksanakan oleh masyarakat, karena dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan ruang yang terbatas. Budidaya tanaman hias di masyarakat semakin berkembang dengan terbentuknya Asosiasi Pecinta Tanaman Hias sehingga mendorong untuk mengembangkan pola

pembibitan dengan teknologi Kultur Jaringan. Produksi peternakan yang terbatas dengan keterbatasan potensi yang ada juga tidak berpengaruh terhadap besaran produksi yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan dan sarana prasarana pendukung pemeliharaan, produksi dan pemasarannya diusahakan untuk meningkatkan kualitas produksi ternak dengan higienisitas yang dapat dipertanggung jawabkan. Pemantauan dan pemeriksaan hasil dan produksi peternakan dilaksanakan hingga ke tempat-tempat pemasaran seperti pasar dan super market dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen yang membutuhkan. Merebaknya penyakit flu burung yang membawa pengaruh bagi Kota Magelang dengan ditemukannya penderita suspect flu burung, menyebabkan konsekuensi untuk melaksanakan pengendalian agar

perkembangan penyakit tersebut dapat dicegah. Sosialisasi dan mobilisasi kepada masyarakat yang memiliki unggas agar selalu menjaga kebersihan kandang serta pemberian vaksin terhadap unggas-unggas yang

diperlihara masyarakat dilaksanakan dalam rangka pengendalian flu burung. Upaya tersebut akan terus dilaksanakan agar penyebaran penyakit dapat dicegah dan ditanggulangi. Permasalahan yang dihadapi dalam urusan pertanian menjadikan tantangan tersendiri dalam rangka menjaga eksistensi pertanian,

mengingat cakupan pertanian bukan hanya pada pengelolaan tanaman jenis makanan pokok dalam hal ini padi, tetapi juga meliputi : 1) Tanaman pangan 2) Hortikultura, termasuk tanaman hias, tanaman buah, dan dan sayuran 3) Peternakan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

50

4) Perkebunan 5) Perikanan (merupakan urusan pilihan tersendiri)

Permasalahan dimaksud adalah : 1) Keterbatasan luas lahan potensial pertanian yang semakin menurun sebagai dampak pertumbuhan dan perkembangan kota 2) Sebagai daerah penyangga bagi wilayah hinterlandnya, menuntut kesiapan profesionalisme Sumber Daya Manusia dengan unsur-unsur pendukungnya 3) Optimalisasi potensi pertanian memerlukan peran serta masyarakat

b. Arah Kebijakan Penurunan lahan potensi pertanian yang disertai dengan potensi Kota terhadap wilayah hinterland menimbulkan tantangan bagi Kota Magelang dalam menentukan kebijakan yang dimaksudkan untuk: 1) mengoptimalkan seluruh potensi pertanian yang ada termasuk

tanaman pangan, tanaman hias, dan potensi peternakan sehingga mampu mengurangi ketergantungan hasil dan produksi pertanian daerah lain. 2) meningkatkan penerapan teknologi dengan pemenuhan sarana

prasarana pendukungnya sehingga meningkatkan kualitas hasil dan produksi 3) memberdayakan masyarakat, petani, serta sumber daya pertanian lainnya sehingga tercipta kemandirian dan kemampuan untuk

berinovasi dan mendukung perkembangan pembangunan pertanian

c. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan pertanian yang dilaksanakan tahun 2008 adalah : 1) peningkatan kuantitas dan kualitas hasil dan produksi seluruh unsure pertanian dengan lahan potensial yang semakin terbatas 2) peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui efektifitas pemanfaatan lahan pekarangan 3) peningkatan kualitas hasil dan produksi pertanian melalui penerapan teknologi 4) terciptanya inovasi dalam rangka peningkatan kualitas hasil, produksi, dan pemasarannya 5) terciptanya kemandirian petani dan pelaku pembangunan pertanian untuk berpartisipasi dalam pembangunan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

51

d. Program Pembangunan pertanian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Magelang dilaksanakan dengan program-program

sebagai berikut : 1) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan produksi yang dipasarkan 2) Program peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan

kemampuan sumber daya pelaku pembangunan pertanian. 3) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian. 4) Program peningkatan ketahanan pangan untuk mencegah kerawanan pangan. 5) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan untuk

mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas produk pertanian 6) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap ancaman penyakit ternak. 7) Program peningkatan produksi, penerapan teknologi dan peternakan pendapatan untuk petani

meningkatkan peternak. 8) Program

pengetahuan,

Peningkatan

Produksi

hasil

peternakan

sebagai

upaya

peningkatan produksi peternakan yang berkualitas.

7. Urusan Kelautan Dan Perikanan

Secara administratif, posisi Kota Magelang dengan luas 18,12 km dikelilingi wilayah Kabupaten Magelang. Secara geografis, Kota Magelang berposisi di tengah-tengah Pulau Jawa sehingga tidak berbatasan baik langsung maupun tidak langsung dengan kawasan pantai. Oleh karena itu, Kota Magelang tidak memiliki kawasan pesisir sehingga urusan kelautan dan perikanan hanya terfokus pada urusan perikanan.

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Sebagai kawasan cepat tumbuh, ditambah deengan posisi Kota Magelang yang berada pada jalur strategis menyebabkan Kota Magelang menjadi daerah penyangga bagi wilayah hinterlandnya. Pada sisi yang lain, keterbatasan luas wilayah berpengaruh pada luas lahan potensi bagi perkembangan pembangunan perikanan. Potensi perikanan Kota Magelang adalah sebagai berikut :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

52

a. Potensi lahan untuk budidaya adalah 6,34 ha kolam, 42 ha sungai progo, saluran kali manggis dan kali bening, 216,44 ha sawah irigasi, dan 4,2 ha untuk mina padi. b. Potensi sarana prasarana pendukung usaha peikanan meliputi : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 310 orang petani ikan (kolam, minapadi) 14 kelompok tani ikan 25 pedagang ikan hias di Sasana Mina 33 pedagang ikan segar 1 swalayan ikan segar 23 pedagang ikan pindang 14 pengolah hasil perikanan 1 pasar benih ikan 10 toko ikan hias dan wquarium

10) 8 pedagang ikan asin 11) 1 unit balai benih 12) 157 petani miskin 13) 3 orang penyuluh pertanian bidang perikanan 14) 690 orang tenaga kerja yang terserap di bidang perikanan

Tabel

berikut

adalah

data

perkembangan

volume

produksi

perikanan dan luas lahan tahun 2003-2005.

TABEL. IV-7. PERKEMBANGAN VOLUME PRODUKSI PERIKANAN DAN LUAS LAHAN TAHUN 2003 2005
ASAL PRODUKSI Volume Produksi (Ton) Budidaya Kolam Budi daya Minapadi Budidaya Karamba Perairan Umum Unit Pembenihan rakyat JUMLAH: Luas Lahan (ha) Budidaya Kolam Budi daya Minapadi Budidaya Karamba Perairan Umum Unit Pembenihan rakyat JUMLAH: Sumber: Dinas Pertanian Kota Magelang 5,1 3,1 10,0 42,0 0,1 62,3 6,08 5,10 5,00 42,00 0,10 61,48 6,34 4,20 0,00 42,0 0,10 52,64 39,5 6,0 3,4 1,0 0,4 50,1 42,10 7,99 1,58 2,01 0,77 54,47 46,64 5,00 0,00 2,11 0,87 54,62 2003 2004 2005

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

53

Dengan luas tersebut, maka produksinya tidak akan mampu mencukupi kebutuhan gizi seluruh masyarakat di Kota Magelang. Sebagai ilustrasi produksi perrikanan tahun 2005 sejumlah 54,62 ton hanya mampu mencukupi kebutuhan 0,48 kg per kapita per tahun. Meskipun demikian, kebutuhan poduksi perikanan akan tetap tercukupi karena mendapat suplai daerah sekitar yang menjadikan Kota Magelang sebagai lokasi distribusi atau pemasaran produk-produk perikanannya. Menghadapi tantangan tersebut, pembangunan perikanan berupaya untuk meningkatkan sarana prasarana antara lain dengan telah

dibangunnya pasar benih ikan/hias Sasana Mina di kawasan Pusat Perekonomian Lembah Tidar dengan kapasitas 12 los dan 12 kios. Pasar tersebut dibangun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan benih ikan serta mengakomodasi perkembangan trend pemeliharaan ikan hias. Saat ini, Kota Magelang memiliki lima wadah pembudidaya dan penggemar ikan hias yaitu BOGOS (Borobudur Goldfish Society) yang menjadi wadah pembudidaya ikan Koki, BEMO dan BETA sebagai wadah pembudidaya ikan Cupang, TIDAR KOI sebagai wadah pembudidaya ikan Koi, dan Pguyuban Sasana Mina yang merupakan wadah pembudidaya Lobster Air Tawar. Kelima wadah pembudidaya tersebut masih mengalami kendala dalam pengembangan usahanya. Memperhatikan kondisi tersebut, diperlukan optimalisasi potensi perikanan dengan memanfaatkan luas lahan potensial disertai pemenuhan sarana prasarana pendukung dan profesionalitas sumber daya manusia pelaku urusan perikanan. Menyikapi potensi dan kondisi pembangunan perikanan dalam rangka pembangunan kota, maka permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah : 1) Keterbatasan lahan potensi dengan kecenderungan penurunan luas sehingga produksi semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. 2) Kota Magelang merupakan wilayah distribusi sehingga memerlukan peningkatan cakupan pelayanan beserta sarana prasarana

pendukung yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan wilayah sekitarnya. 3) Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi perikanan

memerlukan sumberdaya manusia yang handal, trampil, mampu mandiri, dan mau untuk berperan serta dalam membangun Kota melalui pertumbuhan dan perkembangan pembangunan perikanan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

54

b. Arah Kebijakan Keterbatasan harapan potensi dan produksi perikanan tetap menjadi

untuk mampu berperan dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, sehingga arah kebijakan pembangunan perikanan adalah : 1) Optimalisasi lahan potensial untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk perikanan. 2) Pemberdayaan para pelaku pembangunan perikanan termasuk,

masyarakat, dan aparat perikanan. 3) Pengembangan budidaya perikanan yang mencakup inovasi metode dan sarana pendukungnya.

c. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai pada pelaksanaan pembangunan perikanan tahun 2008 adalah : 1) Berkembangnya budidaya perikanan sehingga diperoleh

peningakatan kualitas produksi. 2) 3) Peningkatan kualitas sumber daya pelaku pembangunan perikanan Terciptanya inovasi budidaya yang mampu memanfaatkan

keterbatasan lahan.

d. Program Pelaksanaan pembangunan perikanan dilaksanakan dengan

program-program sebagai berrikut : 1) Program pengembangan budidaya perikanan dengan pengembangan bibit unggul, intensifikasi budidaya, disertai peningkatan

pengetahuan dan pengembangan sarana pendukungnya. 2) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau, dan air tawar melalui pengembangan sentra budi daya dan inovasi budi daya di lahan sempit.

8. Urusan Perdagangan

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Letak Kota Magelang yang berada di persimpangan jalur utama wilayah Jawa Tengah-DIY, kegiatan cukup strategis serta untuk kegiatan mendukung lain yang

berkembangnya

perdagangan

berorientasi pada penyediaan jasa publik seperti pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Bagi wilayah hinterlandnya Kota Magelang merupakan pusat pemasaran hasil pertanian dan pusat perdagangan barang-barang lainnya.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

55

Sehingga meskipun bukan merupakan kontributor terbesar terhadap pembentukan PDRB, namun sektor perdagangan cukup besar andilnya bagi perkembangan sektor-sektor lainnya. Keberadaan menggairahkan sentra-sentra roda ekonomi daerah yang yang kondusif artinya akan juga

perekonomian

menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat. Jumlah pasar yang ada di Kota Magelang adalah sebagai berikut: 1) Pasar Umum/Tradisional : 10 buah 2) Pasar Modern (swalayan) : 8 buah 3) Pasar Buah 4) Pasar Burung/Hewan 5) Pasar Ikan hias 6) Pasar Barang Bekas : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah

Jumlah : 22 buah Sedangkan kios, toko, warung, gudang, ruko dan sejenisnya banyak tersebar utamanya di pinggir jalan. Sisi lain keunggulan komparatif wilayah, posisi Kota Magelang yang dikelilingi sepenuhnya oleh wilayah Kabupaten Magelang juga memiliki potensi kelemahan dalam daya saing. Perkembangan perekonomian yang mulai terlihat di wilayah sekitar bias menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan sumbangsih sektor perdagangan dan angkutan terhadap PAD, karena kebutuhan masyarakat di wilayah hinterland sudah bisa dipenuhi tanpa harus masuk ke Kota Magelang. Pada tahun 2004 tercatat terdapat 5.358 pedagang informal dan 4.260 pedagang formal yang terdiri dari 3.647 pedagang kecil, 549 pedagang menengah, dan 64 pedagang besar. Diperkirakan jumlah pedagang tersebut saat ini telah bertambah hingga mendekati angka 6.000-an untuk pedagang informal. Kedudukan pedagang informal ini sering berpindah-pindah, sehingga pemantauan perkembangannya sulit dilakukan. Sedangkan perkembangan jumlah pedagang formal dapat dilihat dari penambahan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diterbitkan di Kota Magelang sebagai berikut :
TABEL. IV-8. BANYAKNYA PENERBITAN SIUP TAHUN 2006 Klasifikasi Baru Pedagang Kecil 213 Pedagang Menengah 24 Pedagang Besar 8 Jumlah Th. 2006 245 Jumlah Th. 2005 244 Jumlah Th. 2004 232 Sumber : DDA 2005 dan Disperindag Perpanjangan 183 81 12 276 106 81 Rehab 21 8 4 33 16 10 Jumlah 417 113 24 554 382 323

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

56

Dunia

perdagangan

sebagai

kelanjutan

dari

proses

produksi

(industri) membutuhkan pula syarat SDM yang berkualitas. Dengan adanya pedagang lain yang datang dari luar daerah dapat menggoyahkan eksistensi pedagang lokal yang tidak mampu bersaing. Hal semacam ini seringkali tidak disadari oleh para pedagang baik secara individu maupun kelompok. Termasuk juga kesadaran dalam mematuhi peraturan, seperti tempat berdagang, hanya memperdagangkan barang legal, hingga

perlindungan terhadap konsumen, tidak jarang hal ini terabaikan.

b. Arah Kebijakan Keunggulan komparatif harus diimbangi dengan keunggulan

kompetitif dalam rangka menstimulasi stabilitas perekonomian. Kondisi sarana dan prasarana perdagangan seperti pasar, pertokoan, area parker, transportasi dan lain-lain perlu terus ditingkatkan. Selain sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat juga dalam rangka

meningkatkan daya saing. Peningkatan tidak hanya dalam bentuk pembangunan baru, rehabilitasi maupun penambahan fasilitas, tapi termasuk pula peningkatan dalam kualitas data dan informasi,

perlindungan konsumen, dan SDM yang terlibat dalam dunia usaha. Arah kebijakan yang akan ditempuh dalam urusan perdagangan ini adalah: 1) Memberikan perlindungan kepada konsumen. 2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 3) Mengembangkan sistem informasi dan promosi. 4) Meningkatkan bantuan modal bergulir kepada IKM dan UKM. 5) Meningkatkan penataan distribusi barang.

c. Sasaran Sasaran yang akan dicapai adalah : 1) Menciptakan iklim perdagangan yang sehat dengan struktur pasar yang makin bersaing dan mantap yang melindungi kepentingan konsumen maupun pedagang. 2) Pengembangan dan perluasan usaha, baik secara individual maupun melalui sentra-sentra industri dan perdagangan yang ada.

d. Program 1) 2) Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

57

3) 4)

Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. Program pengembangan data informasi.

9. Urusan Perindustrian

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Sebagai kota yang menjadi pusat kegiatan bagi daerah sekitar tidak mengherankan bila di Kota Magelang banyak tumbuh berkembang perusahaan-perusahaan, sehingga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja bagi masyarakatnya. Sektor memberikan analisis industri kontribusi bukan merupakan sektor dominan dalam hasil ini

terhadap pembentukan menyatakan bahwa

PDRB, bahkan kontribusi

Location

Quation

sektor

merupakan yang terendah setelah sektor pertanian. Meskipun demikian, pada kenyataannya sektor industri adalah sektor yang paling sensitif dalam merespon pertumbuhan investasi. Pada umumnya nilai investasi swasta terbesar berada pada sektor industri. Mengingat keterbatasan lahan di wilayah Kota Magelang, industri yang ada lebih didominasi oleh industri kecil, karena industri yang lebih besar dan lebih memerlukan lahan yang lebih luas akan memilih daerah sekitarnya. Banyaknya perusahaan industri terus mengalami perkembangan sebagaimana tabel berikut :
TABEL. IV-9. BANYAKNYA INDUSTRI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA MAGELANG TAHUN 2003-2006 Jenis 2003 Jml TK 1574 6381 2004 Jml TK 1591 6613 10 1601 760 7373 1627 2005 Jml TK 1616 6743 11 790 7533 1688 2006 Jml TK 1674 6963 14 1260 8223

Industri Kecil Industri 10 1720 Menengah Industri Besar Jumlah 1584 8101 * Jml = Jumlah ** TK = Tenaga kerja Sumber: Disperindag & PM

Dari tabel tersebut terlihat bahwa di Kota Magelang tidak terdapat industri besar. Sedikitnya terdapat sekitar 63 jenis produk yang dihasil oleh industri kecil dan menengah yang dikelompokkan dalam industri kimia, agro, logam, mesin, elektronika dan aneka industri lainnya. Industri yang mengolah produk makanan merupakan kelompok yang paling besar baik dalam jumlah usaha, penyerapan tenaga kerja maupun nilai produksinya. Selain itu industri kerajinan dan souvenir berkembang cukup
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 58

baik sejalan dengan perkembangan industri jasa seperti perbengkelan, fotocopy, rental dan telekomunikasi. Hal ini sangat membantu

pertumbuhan sektor lain seperti sektor perdagangan, pariwisata dan lainlain. Permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha untuk

mengembangkan usaha industri antara lain sebagai berikut : 1) Keterbatasan lokasi usaha karena faktor kepemilikan dan sempitnya lahan. 2) Keterbatasan permodalan yang sekaligus menggambarkan adanya kondisi kemiskinan. 3) Kurangnya jiwa kewirausahaan dalam arti mentalitas berusaha dan kemampuan manajerial yang belum seperti yang diharapkan. 4) Kualitas SDM rendah, baik dari sisi keilmuan maupun teknologi. 5) Keterbatasan produk yang berorientasi ekspor. 6) Mutu produk belum cukup berdaya saing, inovasi yang dihasilkan masih sangat minim daya saing. 7) Jaringan distribusi, promosi dan pemasaran belum optimal. 8) Ketergantungan bahan baku produksi dari luar daerah.

b. Arah Kebijakan Menyikapi permasalahan-permasalahan tersebut maka arah

kebijakan pengembangan industri adalah sebagai berikut : 1) Mengoptimalkan jaringan pemberdayaan SDM masyarakat dan dunia usaha dengan kemampuan teknologi dan inovasi. 2) Meningkatkan kualitas SDM generasi baru maupun pengembangan dalam ketrampilan teknik produksi dan pengetahuan usaha. 3) Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana usaha industri. 4) Meningkatkan kualitas data dan informasi industri sebagai bahan pengambilan kebijakan.

c. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam usaha pengembangan industri adalah: 1) Terwujudnya peningkatan kualitas SDM industri. 2) Adanya peningkatan kualitas pembinaan usaha industri potensial. 3) Adanya industri. 4) Terwujudnya data dan informasi yang mampu untuk digunakan dalam pengambilan kebijakan. peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana usaha

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

59

d. Program Sasaran tersebut diatas kemudian dijabarkan ke dalam program sebagaimana Permendagri No.13 Tahun 2006 sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Program Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi. Program Pengembangan IKM. Program Peningkatan kemampuan teknologi industri. Program Penataan struktur industri. Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial. Program Pengembangan data dan informasi.

10.

Urusan Transmigrasi

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Berdasarkan data terakhir tahun 2005, jumlah penduduk kota Magelang sebesar 117.744 jiwa yang terdiri dari 56.770 laki-laki dan 609.794 perempuan dengan laku pertumbuhan penduduk sebesar 0,77 %. Dari jumlah se-eks Karesidenan Kediu, maka jumlah penduduk Kota Magelang mempunyai jumlah yang terkecil yaitu 2,49 %. Kepadatan rata-rata penduduk Kota magelang pada tahun 2005 adalah 8.498 jiwa/km2 dengan kepadatan di Kecamatan Magelang Utara sebesar 7.687 jiwa/km2 dan di Kecamatan Magelang Selatan sebesar 5.707 jiwa/km2. Di Tingkat Kelurahan, kepadatan tertinggi dimiliki oleh Kelurahan Cacaban dengan kepadatan Penduduk 14.406 jiwa/km2

sedangkan kelurahan dengan kepadatan terendah adalah kelurahan Jurangombo yaitu sebesar 2.599 jiwa/km2. Dilihat mata pencaharian penduduk yang berumur 10 tahun keatas di kota Magelang tahun 2005 sebanyak 51.712 orang telah memiliki

pekerjaan baik formal maupun non formal. Terbanyak adalah yang bermata pencaharian sebagai pedagang sebesar 11.655 orang (22,54%) sedangkan yang bermata pencaharian sebagai PNS/TNI sebanyak 10.043 (19,42%). Pensiunan 5.514 orang (10,66%), buruh 11.241 orang

(16,58%) dan Bidang Pertanian sebanyak 621 orang (1,20%). Di Bidang keagamaan, dari jumlah penduduk kota Magelang yang ada maka sebanyak 80,31% memeluk agama Islam, Kristen 10,11%. Katolik 8,87%, Budha 0,38%, dan Hindu 0,34%. Berdasarkan data akhir Bulan Desember tahun 2006 dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi jumlah penduduk Kota Magelang yang mengikuti program transmigrasi sejumlah 94 KK dari 14 Kelurahan di Kota Magelang. Masyarakat yang akan diberangkatkan untuk transmigrasi merupakan hasil penjaringan, pada tahun 2007 sejumlah 10 KK yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 60

rencananya akan diberangkatkan untuk transmigrasi. Sedangkan untuk tahun 2008 rencana penduduk yang akan diberangkatkan untuk

transmigrasi sejumlah 20 KK ke Sumatera Selatan.

b. Arah Kebijakan Berdasarkan kondisi umum dan permasalahan tersebut, maka kebijakan yang ditempuh Pemerintah Kota Magelang untuk urusan Transmigrasi melalui SKPD Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi untuk tahun 2008 adalah : 1) Meningkatkan Kualitas Dan Produktifitas Kerja ; 2) Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Dan Memperoleh hak Ekonomi Sosial, Politik Dan Budaya.

c. Sasaran Untuk mendukung tercapainya kebijakan dalam bidang

Transmigrasi, maka sasaran yang akan dicapai melalui : 1) Terlaksananya Kerja dan Sama Antar Daerah Rencana (KSAD) Lokasi di Bidang

Ketransmigrasian Transmigrasi;

Diperolehnya

Penempatan

2) Terlaksananya Penempatan dan Pembinaan Transmigrasi; 3) Terlaksananya Penyuluhan Transmigrasi Regional.

d. Program Agar sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Kebijakan yang ditempuh dalam bidang transmigrasi, maka program-program yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan Wilayah Transmigrasi; 2) Penyelenggaraan Transmigrasi Regional;

D. FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP Fungsi Lingkungan Hidup yang dilaksanakan Pemerintah Kota Magelang, mencakup 2 (dua) urusan pemerintahan yang meliputi urusan penataan ruang dan lingkungan hidup. Urusan-urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

61

1. Urusan Penataan Ruang

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Dalam aspek penataan ruang, suatu kawasan perkotaan dapat diklasifikasikan kedalam 3 jenis kawasan, yaitu: kawasan perkotaan metropolitan; kawasan perkotaan yang berstatus daerah kota; serta kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari daerah kabupaten. Kota Magelang merupakan kawasan perkotaan yang berstatus daerah kota. Hal itu dapat dilihat dari data empiris bahwa hampir seluruh kawasan yang berada diwilayah administratif Kota Magelang merupakan kawasan yang mewadahi kegiatan perkotaan, yang meliputi kegiatan jasa, perdagangan, industri kecil, serta sosial. Sedangkan kegiatan pertanian tidak terlalu dominan di Kota Magelang. Aspek penataan ruang meliputi perencanaan tata ruang;

pemanfaatan rencana tata ruang dan pengendalian pemanfaatan rencana tata ruang. Dalam aspek perencanaan tata ruang, permasalahan yang ada adalah masih perlu untuk menyempurnakan dan melengkapi rencana tata ruang. Untuk aspek pemanfaatan masih perlu peningkatan pemahaman terhadap dokumen rencana tata ruang yang sudah ada. Sedangkan dalam aspek pengendalian pemanfaatan rencana tata ruang, maka optimalisasi peran lembaga yang mengendalikan pemanfaatan rencana tata ruang masih perlu untuk ditingkatkan. Salah satu aspek dalam pengendalian pemanfaatan rencana tata ruang adalah melalui mekanisme perijinan. Salah satu prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 dalam perencanaan tata ruang adalah penyusunan rencana tata ruang terbuka hijau. Keberadaan ruang terbuka hijau di Kota Magelang perlu untuk dipertahankan dan untuk mengarahkan pemanfaatan dan

pengelolaannya maka perlu disusun rencana tata ruang terbuka hijau. Dalam penataan ruang salah satu aspek yang perlu menjadi prioritas adalah ketersediaan dokumen perencanaan tata ruang yang didasari dengan ketersediaan data dasar yang berupa peta dasar dari suatu kawasan yang direncanakan.

b. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan penataan ruang adalah meliputi: 1) meningkatkan pemahaman terhadap rencana tata ruang;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 62

2) mengoptimalkan pelaksanaan perijinan; 3) melengkapi dokumen penataan ruang.

c. Sasaran Sasaran yang dicapai dalam rangka penataan ruang di Kota Magelang adalah terkendalinya pemanfaatan ruang melalui peningkatan mekanisme pengendalian yang didukung dengan kelengkapan dokumen rencana tata ruang.

d. Program Program-program yang akan dilaksanakan dalam penataan ruang adalah: 1) program pengelolaan ruang terbuka hijau; 2) program pemanfaatan ruang; 3) program pengendalian pemanfaatan ruang.

2. Urusan Lingkungan Hidup

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Pengelolaan lingkungan hidup di Kota Magelang sangat terkait dengan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yang berarti bahwa pembangunan harus mampu memaksimalkan keuntungan kepada umat manusia dalam jangka panjang melalui upaya preservasi lingkungan. Preservasi lingkungan mensyaratkan bahwa sumber daya alam tidak boleh dieksploitasi secara maksimal, melainkan harus dijaga kelestariannya sehingga generasi yang akan datang masih dapat menikmatinya. Kota Magelang yang mempunyai luas kawasan + 1.812 hektare sangat terbatas dalam hal dukungan sumber daya alam. Sehingga konsep pengendalian lingkungan dan preservasi lingkungan lebih mengarah pada upaya mencari keseimbangan atau rasio yang paling dapat

dipertanggungjawabkan antara kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya adalah kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi perkotaan yang tujuannya adalah meningkatkan perekonomian kota dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan kawasan lindung adalah kawasan yang dilindungi dan tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

63

Kawasan lindung di Kota Magelang dapat dikategorikan sebagai kawasan hutan kota, taman kota, ruang terbuka kota, serta kawasan hijau lainnya. Upaya pembatasan eksploitasi kawasan lindung tentunya akan berdampak pada konflik kepentingan, yaitu antara kepentingan yang bersifat ekonomis dan ekologis. Salah satu kawasan hijau di Kota Magelang yang sulit dikendalikan pemanfaatannya adalah lahan

persawahan untuk pertanian, dimana rata-rata 4%-5% pertahun terjadi perubahan status lahan pertanian ke bukan pertanian. Cepatnya konversi lahan pertanian ke bukan pertanian tersebut disebabkan terutama oleh tuntutan ekonomi, karena kegiatan pertanian di Kota Magelang dipandang tidak mampu memberikan keuntungan finansial yang optimal. Dengan demikian upaya pengendalian kawasan lindung yang masih memungkinkan dilakukan adalah menjaga agar luasan lahan hutan kota, yaitu hutan di Gunung Tidar; luasan taman-taman kota, serta lahan terbuka hijau lainnya tidak berkurang. Bahkan apabila memungkinkan diupayakan untuk menambah luasan lahan untuk lapangan, yang selain digunakan bagi kepentingan sosial, juga dapat berfungsi sebagai paruparu kota. Pengelolaan taman-taman kota sebagai salah satu komponen dalam ruang terbuka hijau kota juga ditujukan untuk meningkatkan keindahan kota. Keindahan kota juga didukung dengan pengelolaan penerangan jalan umum kota. Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Magelang

melanjutkan kegiatan pemasangan instalasi jaringan penerangan jalan umum dimana sasarannya adalah terciptanya peningkatan keindahan kota dan terciptanya efisiensi pengelolaan penerangan jalan umum. Dalam menjaga lingkungan hidup di Kota Magelang juga didukung dengan pengelolaan persampahan. Pengelolaan persampahan Kota

Magelang meliputi pengelolaan sampah dari sumber sampah, penanganan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS), dan pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).

b. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan lingkungan hidup adalah: 1) meningkatkan lingkungan; 2) merencanakan dan menata kawasan ruang terbuka hijau; kegiatan pemantauan dan pemeriksaan kualitas

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

64

3) meningkatkan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; 4) merehabilitasi dan memulihkan sumber daya alam dan lingkungan hidup; 5) meningkatkan pengelolaan persampahan kota. c. Sasaran Sasaran yang dicapai dalam penyelenggaraan urusan lingkungan hidup adalah terkendalinya pencemaran tertatanya lingkungan; terpantaunya kota; tingkat

pencemaran

lingkungan;

taman-taman

tercapainya

peningkatan keindahan kota; tecapainya peningkatan kinerja pengelolaan persampahan. d. Program Program-program yang akan dilaksanakan adalah: 1) program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan; 2) program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan; 3) program perlindungan dan konservasi sumber daya alam; 4) program peningkatan kualitas akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; 5) program pengelolaan ruang terbuka hijau; 6) program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan; 7) program peningkatan pengendalian polusi; 8) program pengelolaan areal pemakaman; 9) program peningkatan upaya kesehatan masyarakat.

E. FUNGSI PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum yang dilaksanakan Pemerintah Kota Magelang mencakup 2 (dua) urusan pemerintahan yaitu urusan Pekerjaan umum dan urusan Perumahan. Kedua urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

1. Urusan Pekerjaan Umum

e. Kondisi Umum dan Permasalahan Urusan pekerjaan umum merupakan salah satu urusan wajib untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pelayanan masyarakat dan terutama berkaitan dengan aspek penyediaan prasarana dasar perkotaan, yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 65

meliputi prasarana perhubungan darat, prasarana air bersih, prasarana sanitasi, prasarana drainase, serta prasarana dasar permukiman di perkotaan. Kondisi umum yang menyangkut aspek pekerjaan umum di Kota Magelang sudah cukup baik, walaupun masih terdapat beberapa permasalahan yang harus ditindaklanjuti dengan penyusunan program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang dijumpai. Persebaran prasarana perhubungan darat di Kota Magelang saat ini pada umumnya masih terkonsentrasi pada kawasan pusat kota dan kawasan-kawasan pusat pertumbuhan ekonomi. Sedangkan kawasankawasan perbatasan dan kawasan lainnya yang diprediksikan akan mendukung penanganan pertumbuhan prasarana ekonomi kota perlu segera ditingkatkan kegiatan

perhubungan

darat,

baik

melalui

peningkatan bagi prasarana jalan yang sudah ada maupun pembangunan prasarana jalan baru. Prasarana drainase perkotaan disediakan untuk menyalurkan air hujan yang pada akhirnya dibuang ke saluran pembuangan akhir yaitu Kali Progo dan Kali Elo. Salah satu fungsi saluran drainase adalah untuk menghidari agar tidak terjadi genangan di jalan, terutama pada saat dan setelah hujan. Persebaran saluran drainase perkotaan sudah cukup merata, yaitu pada sisi kiri dan kanan jalan sudah ada saluran drainasenya. Namun demikian pada beberapa tempat masih didapati adanya genangan yang diakibatkan oleh kurang berfungsinya saluran drainase yang ada. Hal itu disebabkan karena terjadinya pendangkalan saluran akibat kurang disiplinnya masyarakat yang sering membuang sampah di saluran drainase. Saat ini luas daerah genangan di Kota Magelang adalah 3,28 kilo meter persegi. Peningkatan kualitas prasarana dasar permukiman perkotaan di Kota Magelang dilaksanakan sejak tahun 2001, dan sebagai upaya kelanjutan dari program-program yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2001, pendekatan yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan. Permasalahan yang ada adalah masih terdapat beberapa kawasan yang membutuhkan

peningkatan kualitas prasarana dasar permukiman. Urusan wajib pekerjaan umum pada tahun 2008 juga diarahkan untuk menangani pengembangan kawasan strategis di Kota Magelang. Kawasan yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah Kawasan Sidotopo dan Kawasan GOR Samapta. Untuk Kawasan Sidotopo prioritas

penanganan adalah melanjutkan penyempurnaan infrastruktur kawasan,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

66

sendangkan Kawasan GOR Samapta akan dimulai dengan melanjutkan pembangunan infrastruktur kawasan serta pembangunan Stadion Madya dan Kolam Renang Indoor. Hal itu untuk mengatasi permasalahan yang ada yaitu masih perlu dikembangkannya infrastruktur kawasan.

f. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan pekerjaan umum adalah meliputi: 1) mengoptimalkan fungsi jaringan drainase perkotaan; 2) meningkatkan jaringan jalan ke semua sudut kota; 3) memelihara prasarana jalan kota untuk meningkatkan usia pakai jalan; 4) meningkatkan kualitas jaringan irigasi yang ada.

g. Sasaran Secara umum, sasaran yang dicapai dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib pekerjaan umum adalah tercapainya peningkatan kualitas sarana dan prasarana dasar perkotaan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan komponen pekerjaan umum yang ditangani adalah meliputi: jaringan jalan; jaringan drainase

perkotaan; jaringan irigasi; sanitasi dan air bersih; prasarana dasar permukiman.

h. Program Program-program yang akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan urusan pekerjaan umum adalah: 1) program pembangunan jalan dan jembatan; 2) program pembangunan saluran drainase / gorong-gorong; 3) program pembangunan turap/talud/bronjong; 4) program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; 5) program inspeksi kondisi jalan dan jembatan; 6) program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; 7) program pembangunan infrastruktur perdesaan; 8) program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; 9) program pengaturan jasa konstruksi.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

67

2. Urusan Perumahan

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Kawasan perumahan dan permukiman di Kota Magelang merupakan kawasan yang dominan dalam menempati ruang kota, hal itu ditunjukkan pada data bahwa dari luasan Kota Magelang seluas + 1.812 ha, sebagian besar wilayahnya yaitu lebih dari 70 % merupakan kawasan terbangun dengan peruntukan yang paling dominan adalah sebagai kawasan perumahan dan permukiman. Kondisi tersebut menuntut adanya

pemenuhan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar perumahan dan permukiman, serta fasilitas umum perkotaan lainnya. Tipologi kawasan perumahan dan permukiman di Kota Magelang meliputi kawasan permukiman padat yang berlokasi disekitar pusat kota dan pusat pertumbuhan; kawasan permukiman baru dan kawasan permukiman pada daerah perbatasan. Permasalahan yang ditemui adalah masih perlunya peningkatan kualitas prasarana dasar perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan. Prioritas penanganan kawasan

perumahan dan permukiman di tahun 2008 adalah pada kawasan permukiman padat dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan. Permasalahan lain dalam urusan perumahan yang menjadi prioritas untuk ditangani pada tahun 2008 adalah perlunya sosialisasi PerundangUndangan di bidang perumahan. Hal itu dilaksanakan agar dapat tercapai kesamaan persepsi dalam menangani masalah perumahan dan

permukiman di Kota Magelang.

b. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan perumahan adalah meliputi: 1) meningkatkan kualitas lingkungan prasarana dasar permukiman di perkotaan; 2) meningkatkan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan dibidang perumahan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

68

c. Sasaran Sasaran yang dicapai dalam rangka penyelenggaraan urusan perumahan adalah tercapainya peningkatan kualitas prasarana dasar permukiman serta tersosialisasikannya peraturan perundang-undangan dibidang perumahan.

d. Program Program-program yang akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan urusan perumahan adalah program pengembangan perumahan.

F. FUNGSI KESEHATAN

Fungsi Kesehatan merupakan fungsi pelayanan dasar yang mencakup 2 (dua) urusan pemerintahan yaitu urusan kesehatan dan urusan keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Kedua urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

1. Urusan Kesehatan

a. Kondisi Umum dan Permasalahan. Penjabaran visi Kota Magelang sehat 2010 untuk mendukung terwujudnya kota jasa, menuju masyarakat yang sejahtera, memuat upaya-upaya untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan sesuai potensi dan budaya masyarakat; mendorong kemandirian

masyarakat untuk sehat; memelihara dan meningkatkan fasilitas jasa pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan mewujudkan memelihara derajat dan kesehatan masyarakat kesehatan yang individu, terjangkau guna optimal; keluarga serta dan

meningkatkan

masyarakat. Harapannya adalah masyarakat bersikap mandiri dalam menjaga kesehatannya melalui kesadaran yang lebih tinggi akan

pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Melalui serangkaian kebijakan dan program/kegiatan kesehatan tahunan, sebagai implementasi visi dan misi, dapat diketahui capaian kinerja pembangunan kesehatan yang intinya ditunjukkan dengan tolok

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

69

ukur derajat kesehatan, perilaku sehat, kesehatan lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Indikator untuk mengetahui derajat kesehatan antara lain adalah angka kematian, angka kesakitan, status gizi masyarakat, dan lain-lain. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2006 adalah 1,79 per 1.000 kelahiran hidup menunjukkan penurunan dibanding 2005 (1,85 per 1.000 kelahiran hidup). Meski tidak terdapat Angka Kematian Balita (AKABA), namun Angka Kematian Ibu (AKI) memperlihatkan peningkatan dari semula 0 per 100.000 kelahiran menjadi 2 per 100.000 kelahiran hidup. Tampak bahwa taraf kesehatan bayi dan anak mengalami peningkatan, sementara untuk ibu justru mengalami penurunan. Masalah ini hendaknya tetap harus mendapatkan perhatian dari para tenaga medis (bidan) dan non medis. Upaya menjaga kesehatan ibu dan bayi sejak dalam kandungan mestinya mendapat porsi prioritas yang utama. Angka kesakitan dibedakan berdasarkan kasus penyakit menular dan kasus penyakit tidak menular. Untuk penyakit menular, pada tahun 2005 tidak ditemukan kasus Malaria; TB Paru sebanyak 50 penderita BTA positif; terdapat 1 penderita HIV (+) di tahun 2005; kasus AFP (Accute Flaccid Paralyse) tidak ditemukan; Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 56 kasus, dengan angka kematian sebesar 3,57% yang menunjukkan bahwa Kota Magelang termasuk daerah endemisitas rendah DBD, sedangkan pada tahun 2006 meski terdapat kasus sebanyak 110 namun tidak ada angka kematian; ditemukan 1 kasus penyakit Flu Burung (Aviant Influence) yang disebabkan oleh Virus H5N1 pada tahun 2006. Walaupun ada upaya pengendalian, namun masih adanya kasus-kasus penyakit menular ini mengisyaratkan pentingnya konsistensi penerapan pola hidup yang bersih dan sehat dalam kehidupan masyarakat sehariharinya. Karenanya budaya menjaga kebersihan lingkungan sekitar harus digalakkan, disamping langkah pemeliharaan kesehatan lingkungan oleh pemerintah, seperti kegiatan pembasmian sarang nyamuk (PSN) yang salah satunya lewat fogging. Lebih dari itu perilaku hidup sehat dan normal harus pula diterapkan kepada setiap individu, khususnya mereka yang memiliki risiko tinggi, misalnya dalam kasus penyebaran Virus HIV. Adapun pada jenis penyakit tidak menular, beberapa kasus menonjol yang ditemukan, secara berurutan meliputi: penyakit Hipertensi, Stroke, Diabetes Militus, Angina Pektoris, Katarak, dan Ca. Mamae. Dari beberapa penyakit ini, terdapat 3 penyakit yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari semua pihak, utamanya lembaga kesehatan, yakni golongan penyakit jantung dan pembuluh darah (Hipertensi, Stroke dan Angina Pektoris).

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

70

Ihwal status gizi masyarakat, tercatat bayi lahir sebanyak 2.160 dengan BBLR sejumlah 118 bayi (5,46 %). Sementara itu dari sejumlah 9.346 balita, yang ditimbang adalah sebanyak 7.428 balita dengan catatan sebanyak 5.113 (68,83 %) berat badan balita naik (BB Naik) dan 239 (3.22 %) balita BGM (Bawah Garis Merah). Data tahun 2005 itu jika dibandingkan dengan 2006 menunjukkan adanya penurunan untuk jumlah balita yang naik berat badannya, tercatat hanya 64,23 %, sementara untuk BGM justru meningkat menjadi 3,80 %. Angka-angka ini

menunjukkan bahwa meskipun cakupan balita yang ditimbang mengalami peningkatan namun status gizinya sangat memerlukan perhatian yang khusus, terlebih-lebih dengan ditemukannya kasus gizi buruk pada balita. Mengenai perilaku sehat, berdasarkan hasil survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diperoleh data yang menunjukkan bahwa 89,91 % rumah tangga telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (Strata Utama dan Paripurna). Ini memperlihatkan tingginya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menjaga dan memelihara kesehatan diri dan keluarganya. Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan juga ditunjukkan dengan banyaknya Posyandu di Kota Magelang. Terdapat sejumlah 188 Posyandu yang terbagi dalam kategori Posyandu Pratama 5,85 %, Madya 45,21 %, Purnama 43,09 %, dan Mandiri 5,85 %. Indikasi perilaku sehat lainnya ditunjukkan dengan tingkat penggunaan prasarana kesehatan. Terhitung jumlah kunjungan rawat jalan puskesmas adalah sebanyak 216.379, sedangkan penduduk yang menggunakan prasarana kesehatan rumah sakit meliputi 21.877 kunjungan rawat jalan dan 136.853 kunjungan rawat inap. Kesehatan lingkungan, dari sejumlah 26.867 rumah di Kota Magelang, sebanyak 8.066 telah diadakan pemeriksaan dengan hasil 7.057 (87,49 %) rumah dianggap telah memenuhi syarat kesehatan. Ini berarti masih terdapat 12.51 % rumah yang belum memenuhi syarat kesehatan. Adapun untuk tempat-tempat umum, telah diperiksa sebanyak 217 dari 261 Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) dengan hasil sebanyak 198 (91,24 %) lokasi berkategori memenuhi syarat kesehatan. Dari hasil pemeriksaan di lapangan itu, terbukti masih ada rumah dan tempat-tempat umum yang belum memenuhi syarat

kesehatan. Karenanya diperlukan langkah-langkah pemecahan masalah guna meningkatkan taraf hygiene dan sanitasi sesuai standar kesehatan dengan melibatkan banyak unsur dan lembaga terkait. Pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Magelang meliputi: 5 Puskesmas, 11 Puskesmas Pembantu, 6 Puskesmas

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

71

Keliling, 1 RSU Pemerintah, 1 RSU ABRI, 3 RSU Swasta, 1 RS Jiwa Pemerintah, 2 RS Jiwa Swasta, 2 RS Bersalin, 188 Posyandu, 4 Balai Pengobatan/Klinik, 28 Apotek, 5 Toko Obat, 1 Gudang Farmasi, 52 Industri Kecil Obat Tradisional (Jamu Gendong), 2 Laboratorium Swasta, 28 Optikal, dan 161 Praktik Dokter Perorangan. Ketersediaan prasarana kesehatan tersebut, meskipun dipandang cukup memadai namun dalam perkembangannya harus senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Kelengkapan dan kecanggihan sarana teknologi

kesehatan harus ditingkatkan agar jasa kesehatan di Kota Magelang dapat memiliki nilai lebih sekaligus menjadi pusat rujukan bagi daerah

sekitarnya. Dengan tetap memegang komitmen kepada pelayanan prima sesuai Standar Pelayanan Kesehatan, yang berprinsip efisiensi, efektifitas, transparansi dan masyarakat. Pelayanan kesehatan persalinan, tercatat sebanyak 2.159 (88,01 %) persalinan ditangani melalu tenaga kesehatan dari 2.453 persalinan. Sedangkan kunjungan ibu hamil K4 di puskesmas se Kota Magelang tercakup sebanyak 2,345 (91,28 %) dari jumlah sasaran ibu hamil 2.569. Ini menandakan bahwa peran dan fungsi pelayanan kesehatan saat melahirkan dan pra-melahirkan dari waktu ke waktu semakin baik, meskipun masih ada pertolongan persalinan maupun kesehatan ibu hamil yang ditangani oleh tenaga non medis. Pelayanan vaksinasi bagi balita melalui program imunisasi pemeliharaan akuntabel, serta terjangkau oleh seluruh lapisan

menggunakan kriteria Universal Child Immunization (UCI) yang terdiri dari imunisasi dasar lengkap (DPT 3, Polio 4, dan Campak) minimal 80 % sebelum anak berusia 1 tahun dan cakupan kontak pertama (DPT 1, Polio dan BCG) minimal 90 %. Dari 14 kelurahan, telah masuk kategori UCI sebanyak 11 kelurahan dengan persentase 78,57 %. Kelurahan yang belum mencapai UCI pada tahun 2005 adalah Rejowinangun Utara, Rejowinangun Selatan dan Tidar. Mengingat pentingnya program

imunisasi balita ini, hendaknya pihak-pihak terkait dan orang tua anak menaruh perhatian yang seksama demi masa depan si anak. Cakupan pelayanan kepada ibu nifas untuk vitamin A mengalami peningkatan hingga mencapai 88,67 %. Sedangkan untuk ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet zat besi (Fe) naik sampai dengan 92,55%. Meskipun demikian, perhatian kepada cakupan pelayanan terhadap ibu hamil dan ibu nifas tetap harus ditingkatkan guna meningkatkan kualitas kesehatan ibu, bayi dan anak.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

72

Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dilakukan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang berupa

pemberian asuransi kesehatan kepada penduduk miskin. Tercatat semua keluarga miskin beserta anggota rumah tangga penerima SLT (Subsidi Langsung Tunai) sebanyak 6.905 KK (32.896 jiwa) akan mendapatkan Kartu Askeskin dengan masa berlaku satu tahun. Langkah afirmasi kepada masyarakat rentan ini merupakan rangkaian Program Kompensasi

Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) yang biaya pelayanannya ditanggung oleh PT. ASKES. Pelayanan kesehatan kepada penduduk miskin juga diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan dasar puskesmas dan jaringannya, serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan dan rawat inap kelas III di rumah sakit. Dalam pembayarannya, keluarga miskin harus menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu dari kelurahan dan kecamatan yang selanjutnya diklaim ke Dinas Kesehatan Kota Magelang, adapun sebagai rumah sakit rujukan adalah RSU Tidar, RST dr. Soedjono, dan RSJ dr. Soerojo. Pada sisi yang lain, sebagai upaya pencegahan timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat perlu ditingkatkan komitmen dan konsistensi dari para petugas kesehatan dalam mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan yang berbahaya dengan mengacu kepada peraturan perundangan-undangan dan hukum yang berlaku. Lebih dari itu juga

sangat perlu ditumbuhkembangkan kemandirian dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan memelihara kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Selintas profil kesehatan tersebut, disamping menunjukkan adanya peningkatan taraf kesehatan publik, namun juga memunculkan

permasalahan-permasalahan yang perlu segera dicarikan pemecahannya. Dalam rencana pembangunan tahun 2008, permasalahan pembangunan kesehatan di Kota Magelang dapat disebutkan antara lain : 1) Belum optimalnya derajat kesehatan ibu dan balita. 2) Belum optimalnya pencapaian perbaikan gizi masyarakat, utamanya bagi balita. 3) Belum optimalnya pencegahan dan pengawasan terhadap penyakitpenyakit menular. 4) Adanya kemungkinan terjadinya endemik dan pandemik penyakit yang diakibatkan oleh virus. 5) Perilaku hidup bersih dan sehat belum menjadi budaya masyarakat. 6) Belum optimalnya peran dan fungsi, serta masih rendahnya kualitas Posyandu dengan persebaran strata yang tidak merata.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

73

7) Belum optimalnya pelayanan kesehatan dengan dukungan kelengkapan sarana dan prasarana yang semakin memadai serta kapasitas SDM tenaga kesehatan yang berkualitas. 8) Partisipasi semua lapisan masyarakat dalam menjaga hygiene dan sanitasi lingkungan sekitar dan tempat-tempat umum belum maksimal. 9) Belum optimalnya upaya pengawasan obat dan makanan.

b. Arah Kebijakan. Dalam rangka meminimalkan permasalahan di bidang kesehatan, maka kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan kepada: 1) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 2) Perbaikan gizi masyarakat. 3) Penggalakan budaya hidup bersih dan sehat. 4) Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. 5) Peningkatan kemandirian masyarakat dan kemitraan dengan swasta dalam pemeliharaan taraf kesehatan masyarakat. 6) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan kesehatan. 7) Peningkatan kapasitas SDM tenaga kesehatan. 8) Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan. 9) Pengawasan dan pengendalian obat dan makanan.

c. Sasaran. Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan kesehatan pada tahun 2008 di Kota Magelang adalah : 1) 2) Menurunnya angka kematian bayi dan gizi buruk balita. Menurunnya angka kesakitan baik penyakit menular maupun tidak menular. 3) 4) Tercegah dan tertanggulanginya penyebaran penyakit menular. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dengan acuan Standar Pelayanan Kesehatan. 5) Terpenuhinya kebutuhan sarana dan parsarana kesehatan yang memadai dan berkualitas. 6) Adanya peningkatan kapasitas dan profesionalisme SDM tenaga kesehatan. 7) 8) Terjalin sinergisitas dan kemitraan dalam pelayanan kesehatan. Sebagian besar masyarakat memiliki kesadaran dan kemandirian yang tinggi dalam menjaga dan memelihara kesehatan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

74

9)

Sebagian besar masyarakat berpartisipasi aktif dalam gerakan hidup sehat dan bersih.

10) 11)

Meningkatnya taraf kesehatan lingkungan. Terdeteksinya penyalahgunaan masa peredaran dan kandungan bahan obat dan makanan yang berbahaya bagi kesehatan.

d. Program Merujuk pada kebijakan dan sasaran di atas, maka rincian susunan program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Obat dan perbekalan kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat. Pengawasan obat dan makanan. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Perbaikan gizi masyarakat. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. Pelayanan kesehatan penduduk miskin. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya. 9) Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan.

10) Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita. 11) Peningkatan pelayanan kesehatan lansia. 12) Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan. 13) Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata. 14) Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 15) Standarisasi pelayanan kesehatan. 16) Pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit

jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata 17) Peningkatan pelayanan dan Informasi Kehumasan.

2. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a.

Kondisi Umum dan Permasalahan Jumlah penduduk Kota Magelang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Sampai dengan kondisi yang terakhir, tercatat sejumlah 117.744 jiwa, sedangkan laju pertumbuhannya adalah sebesar 0,77 persen dengan tingkat kepadatan rata-rata 6.498 jiwa per km persegi (Daerah Dalam Angka Kota Magelang, 2005). Apabila dibandingkan dengan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

75

besaran di tingkat nasional yang mencapai 1,2 persen, situasi demografis di Kota Magelang itu merefleksikan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dalam mengendalikan laju pertambahan penduduk. Lebih dari itu juga menunjukkan kesadaran yang tinggi dari warga masyarakat mengenai arti penting kesejahteraan keluarga bagi masa depan putra-putrinya melalui pembentukan keluarga kecil yang sejahtera. Harapannya dengan beban tanggungan anggota keluarga yang tidak banyak maka akan memiliki kesempatan, kemampuan, dan ketahanan dalam mengakses segala macam kebutuhan hidupnya. Mengambil referensi data Kantor KB-KS Kota Magelang, diketahui bahwa sampai dengan Bulan Januari 2007 total Pasangan Usia Subur (PUS) adalah sebanyak 18.120, dengan jumlah akseptor KB aktif sebanyak 13.699 atau 75,6 persen dan peserta KB baru 2.090 (11.53 %). Dari besaran

peserta KB tersebut, sebanyak 37,7 persen dilayani melalui klinik KB, sedangkan 62,3 persen lainnya terlayani lewat dokter dan bidan swasta. Adapun alat kontrasepsi yang digunakan meliputi: IUD (17,52 %), MOW

(8,19 %), MOP (0,58 %), KDM (6,15 %), IMP (9,56 %), STK (41,67 %), dan PIL (17,05 %). Dengan demikian penggunaan alat kontrasepsi yang terbesar adalah menggunakan sistem kalender, yang dalam realitasnya ternyata cukup efektif menekan angka kelahiran meski seringkali dianggap tidak termasuk ber-KB. Menanggapi fenomena ini, hendaknya para aparat dan petugas KB-KS justru semakin teguh memperkuat komitmennya dalam memantapkan dan meningkatkan pelayanan kontrasepsi mandiri, guna lebih menjamin tingkat akurasi dalam pencegahan kehamilan yang tidak diharapkan. Kesinambungan pembangunan keluarga sejahtera dimulai dengan pemahaman pentingnya kesehatan reproduksi di kalangan remaja, yang kemudian diikuti dengan langkah pembinaan guna mempromosikan

pemeliharaan kesehatan ibu, bayi dan anak, serta pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. Rangkaian kegiatan pembinaan ini tidak bisa lepas dari peran serta masyarakat, yang di- back up petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) beserta para kadernya, untuk mendukung terciptanya peningkatan kesejahteraan bersama. Besarnya partisipasi

masyarakat terlihat dengan terbentuknya 112 kelompok UPPKS yang berarti 61,20% dari jumlah RW se Kota Magelang, 23 kelompok BKB (Bina Keluarga Balita), 14 kelompok BKR (Bina Keluarga Remaja) dan 36 kelompok BKL (Bina Keluarga Lansia). Kelompok-kelompok kegiatan ini memerlukan pendampingan dan advokasi agar terjaga jalinan ikatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

76

kesinambungan antara kebijakan dengan pelaksanaan program/kegiatan di lapangan. Seiring dengan dinamika kependudukan, secara alamiah akan terjadi pula perkembangan jumlah PUS baru yang membutuhkan pelayanan dan pembinaan tatkala berkeputusan untuk mengatur jumlah anak, menunda ataupun menghentikan kehamilannya. Karena itu peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan model pembinaan sangat diperlukan guna meningkatkan kepuasaan akseptor KB dengan harapan seluruh PUS yang ada dapat menjadi akseptor KB yang aktif dan mandiri. Mengingat domain pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera (KB-KS) tidak hanya mencakup pelayanan kontrasepsi an sich, namun juga menyangkut peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak secara berkelanjutan, maka problema yang muncul dan harus dihadapi juga berkembang selaras dengan dinamisasi kehidupan sosial kemasyarakatan. Isu dan permasalahan itu dapat disebutkan sebagai berikut : 1) Belum semua pasangan usia subur (PUS) menjadi aksektor KB aktif dan mandiri. 2) Belum optimalnya penyediaan alat kontrasepsi. 3) Masih adanya sebagian masyarakat yang belum sadar dan enggan untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera. 4) Belum optimalnya kelompok-kelompok kegiatan di masyarakat dalam mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. 5) Keterbatasan sarana/prasarana dan SDM pendamping yang memadai, serta kurangnya bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan

tumbuh kembang anak. 6) Belum optimalnya peran pusat pelayanan informasi dan konseling KRR. 7) Belum optimalnya peran dan fungsi BKB-Posyandu-PADU sebagai

wahana peningkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

b. Arah Kebijakan Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka arah kebijakan yang ditempuh adalah : 1) Kemudahan akses pelayanan keluarga berencana bagi semua pasangan usia subur. 2) Peningkatan kualitas sarana/prasarana dan profesionalisme SDM

aparatur dalam pelayanan keluarga berencana. 3) Pembinaan kesehatan reproduksi remaja. 4) Pembinaan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

77

5) Peningkatan sejahtera.

peran

serta

masyarakat

dalam

penciptaan

keluarga

6) Peningkatan kapasitas kelembagaan KB-KS. 7) Revitalisasi BKB-Posyandu-PADU.

c. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera pada tahun 2008 adalah : 1) Sembilan puluh persen pasangan usia subur (PUS) menjadi akseptor KB yang aktif dan mandiri. 2) Terjadi peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana. 3) Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kelompok-kelompok kegiatan di masyarakat. 4) Terpenuhinya sarana/prasarana dan SDM berkualitas yang diperlukan dalam pembinaan dan pengembangan kesejahteraan keluarga. 5) Meningkatnya peran fungsi BKB-Posyandu-PADU.

d. Program Bertitik tolak dari permasalahan, kebijakan dan sasaran sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya program-program pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi : 1) Keluarga berencana. 2) Kesehatan reproduksi remaja. 3) Pelayanan kontrasepsi. 4) Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri. 5) Promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat. 6) Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR. 7) Pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. 8) Penyiapan tenaga pendampingan kelompok bina keluarga. 9) Pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

78

G.

FUNGSI PARIWISATA DAN BUDAYA Fungsi Pariwisata dan Budaya yang dilaksanakan Pemerintah Kota Magelang,

mencakup 2 (dua) urusan Pemerintahan yaitu urusan kebudayaan dan urusan pariwisata. Kedua urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

1. Urusan Kebudayaan

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat berdampak pada perubahan pola pikir masyarakat sebagai akibat dari diterimanya arus informasi yang cepat dan hampir tidak terbatas. Apabila pengaruh globalisasi tersebut tidak diantisipasi, maka akan berdampak pada terkikisnya apresiasi terhadap budaya bangsa yang akan tergantikan dengan apresiasi terhadap budaya asing. Oleh karena itu maka nilai-nilai luhur yang dimiliki budaya Indonesia harus selalu dilestarikan melalui penyelenggaraan festival dan upaya peningkatan pemahaman terhadap budaya tradisional. Salah satu tolok ukur dalam menilai tingkat aspresiasi terhadap budaya bangsa adalah keberadaan museum, yang mempunyai fungsi

sebagai cagar budaya bangsa. Di Kota Magelang terdapat 5 buah museum, dan dari 5 museum tersebut yang langsung dibawah

pengelolaan Pemerintah Kota Magelang adalah Museum Sudirman. Permasalahan penyelenggaraan yang dijumpai seni dan adalah budaya masih tradisional; perlunya perlunya

festival

peningkatan pengelolaan cagar budaya bangsa; perlunya pembinaan kesenian dan kebudayaan daerah.

b. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan kebudayaan adalah: 1) mendorong terciptanya wadah yang terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan; 2) meningkatkan revitalisasi nilai-nilai budaya lokal; 3) meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

79

c. Sasaran Sasaran yang dicapai dalam penyelenggaraan urusan kebudayaan tercapainya peningkatan pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya lokal. d. Program Program-program yang akan dilaksanakan adalah: 1) program pengelolaan kekayaan budaya; 2) program pengelolaan keragaman budaya.

2. Urusan Pariwisata

a. Kondisi Umum dan Permasalahan Seiring dengan visi Kota Magelang, yang pada prinsipnya

menjadikan Kota Magelang sebagai kota jasa, maka pengembangan pariwisata di Kota Magelang dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Pengembangan pariwisata harus dikemas dalam satu paket wisata, sehingga wilayah administrasi bukan sebagai hambatan. Pengembangan kekhasan, serta pariwisata tarik harus bertumpu dan pada budaya, keunikan, sehingga

daya

wisata

alam

kelangsungan kegiatan pariwisata perlu pengelolaan yang mengacu pada prinsip pelestarian, keberlanjutan dan keterpaduan antar potensi wisata. Pengembangan pariwisata Kota Magelang akan dilihat dari sisi produk wisata dan dari sisi pasar wisata. Aspek produk wisata terdiri dari obyek dan daya tarik wisata; fasilitas pelayanan wisata serta aksesibilitas. Sedangkan pasar wisata adalah wisatawan baik lokal, regional maupun manca negara. Obyek dan daya tarik wisata di Kota Magelang terdiri dari wisata budaya, wisata alam dan wisata buatan. Fasilitas wisata terutama didukung dengan keberadaan jasa akomodasi pariwisata baik berupa hotel maupun rumah makan serta fasilitas pelayanan pariwisata lainnya. Sedangkan aksesibilitas terutama terkait dengan ketersediaan sarana prasarana perhubungan yang dapat menjangkau obyek-obyek dan fasilitas pariwisata di Kota Magelang. Permasalahan saat ini yang dijumpai dalam pengembangan

pariwisata di Kota Magelang adalah perlunya peningkatan pengembangan pemasaran pariwisata; pengembangan destinasi pariwisata serta

peningkatan sumber daya manusia yang terkait dengan kepariwisataan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

80

b. Arah Kebijakan Arah kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan pariwisata adalah: 1) meningkatkan kualitas obyek wisata; 2) menciptakan even-even pariwisata guna mendukung pengembangan pariwisata Kota Magelang; 3) meningkatkan pemasaran pariwisata melalui pemanfaatan teknologi informasi dan promosi pariwisata.

c. Sasaran Sasaran yang dicapai dalam penyelenggaraan urusan pariwisata tercapainya peningkatan pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya lokal.

d. Program Program-program yang akan dilaksanakan adalah: 1) program pemasaran pariwisata; 2) program pengembangan destinasi pariwisata; 3) program pengembangan kemitraan.

H.

FUNGSI PENDIDIKAN Fungsi Pendidikan merupakan fungsi pelayanan dasar yang mencakup (dua)

urusan pemerintahan yaitu urusan pendidikan dan urusan pemuda dan olah raga. Kedua urusan tersebut diuraikan dalam kondisi umum dan permasalahan, arah kebijakan, sasaran serta program.

1. Pendidikan a. Kondisi Umum dan Permasalahan Dalam kerangka investasi sumber daya insani (human capital investment), layanan pendidikan harus dilaksanakan dengan pendekatan komprehensif dan holistik yang didukung sinergisitas dan kinerja yang tinggi dari para stakeholder pendidikan di semua level (peserta didik dari semua jalur, jenjang, jenis pendidikan; praktisi pendidikan; dan

masyarakat). Acuan yang digunakan dalam penjaminan mutu, sekaligus sebagai dasar dalam perencanaaan, pelaksanaan dan pengawasan

(managerial approach) adalah 2005 tentang

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang didalamnya

memuat standar isi (PP No. 22/2005), standar proses, standar kompetensi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 81

lulusan (PP No. 23/2005), standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Mengingat bidang pendidikan merupakan salah satu unggulan daya tarik Kota Magelang serta berkontribusi sangat signifikan bagi upaya mewujudkan kota jasa, maka dalam mengimplementasikan grand design pendidikan tersebut Pemerintah Kota Magelang berkomitmen penuh memfokuskan dan memprioritaskan peningkatan mutu layanan pendidikan di semua jenjang. Dengan melihat konfigurasi lembaga pendidikan di Kota Magelang, secara normatif dapat dikatakan bahwa kapasitas daya tampungnya cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan warga masyarakat Kota Magelang maupun daerah sekitarnya. Posisi ini membawa konsekuensi dan tanggung jawab untuk secara terus-menerus meningkatkan kualitas dan melengkapi kuantitas sarana dan prasarana pendidikan guna menunjang optimalisasi penyelenggaraan proses belajar mengajar. Dengan harapan nantinya secara gradual akan dapat tercapai pelayanan pendidikan dengan kualitas berkategori sekolah mandiri, bertaraf nasional atau bahkan internasional. Dalam konteks keterpenuhan akses pelayanan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, serta daya serap lembaga pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah, indikator yang digunakan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Dari profil pendidikan Kota Magelang tahun

2006/2007 dapat diketahui bahwa APK SD/MI : 139,43 %, SMP/MTs : 165,96 %, dan SM/MA : 207,98 %, sedangkan APM-nya adalah untuk SD/MI : 119,05 %, SMP/MTs : 116,01 % dan SM/MA : 143,18 %. Pemenuhan akses dan pemerataan pendidikan juga ditempuh melalui jalur non formal yang mencakup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan program Kejar Paket A, B, dan C. Berkaitan dengan itu, dalam kerangka penuntasan desa buta aksara telah ditemukan fakta adanya sejumlah 858 penduduk usia 1544 tahun yang meliputi 746 buta huruf murni (86,95 %) dan 112 dropt out kelas II SD (13,05 %). Diupayakan melalui program Kejar Paket A, mereka bisa terbebas dari kebutaan aksara dan mendapatkan surat keterangan melek aksara yang kedua (Sukma II) atau keaksaraaan fungsional. Dalam praksis Program Kejar Paket ini, meskipun sudah berjalan dengan baik namun ihwal proses pembelajaran dan unsur pendukungnya dirasakan masih belum memadai sebagai lembaga yang diharapkan bisa menciptakan insan mandiri di era yang kian sarat dengan tantangan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

82

Sehubungan dengan penuntasan wajib belajar sembilan tahun, kebijakan afirmasi (affirmative policy) ditempuh melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada siswa tingkat

pendidikan dasar dengan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa lain untuk memperoleh layanan pendidikan berkualitas sampai tamat, sehingga mereka bisa melanjutkan ke tingkat pendidikan menengah serta mencegah putus sekolah akibat kesulitan ekonomi. Tetapi dalam kenyataannya masih terdapat sekolah yang tetap memungut biaya pendidikan, walaupun nilai biaya sekolah per siswa lebih rendah dari nilai BOS yang diterima. Ini menunjukkan masih adanya ketergantungan sebagian sekolah kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. Pada jenjang pendidikan

menengah, untuk membantu sisa SM/MA yang tidak mampu diberikan Bantuan Khusus Murid (BKM). Namun besarannya masih belum mampu meng-cover semua biaya yang harus ditanggung sesuai dengan

kebutuhan standar per anak sekolah. Karena itu dukungan daerah diperlukan melalui pengalokasian dana pendampingan, sehingga proporsi indeks minimal kebutuhan pendidikan setiap siswa dalam satu tahun secara bertahap dapat dipenuhi. Secara umum penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, tetapi yang harus

diperhatikan adalah masalah kualitas serta persebarannya yang belum merata. Selain itu ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan juga belum sepenuhnya memadai sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) pendidikan yang ada. Sebagai gambaran, dari sejumlah 557 bangunan ruang kelas SD/MI, yang mengalami kerusakan ringan

adalah sebesar 7,54 persen dan rusak berat 1,26 persen. Sementara untuk tingkat SMP/MTs, dari 281 ruang kelas yang ada, yang rusak berat 2,14 persen dan ringan 1,78 persen. Sedangkan untuk tingkat SM/MA, dari 412 ruang kelas yang ada, yang rusak berat sebanyak 0,97 % dan ringan 1,21 persen. Belum memadainya sarana prasarana pendidikan juga dapat dilihat dari ketersediaaan ruang fasilitas lainnya. Dengan jumlah SD/MI sebanyak 81 sekolah, hanya 55,56 persen yang memiliki ruang perpustakaan. Sekolah-sekolah ini juga tidak mempunyai fasilitas, seperti lapangan olah raga, UKS, ruang ketrampilan, BP, ataupun ruang serba guna. Pada tingkat SMP/MTs, dari 22 sekolah, semuanya memiliki ruang

perpustakaan, 13 lapangan olah raga, 20 UKS, dan 49 laboratorium. Adapun di jenjang pendidikan menengah, dari 33 SM/MA, semuanya

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

83

mempunyai ruang perpustakaan, 25 lapangan olah raga, 31 UKS, 78 laboratorium, 11 ruang ketrampilan, 35 ruang BP, 26 ruang serba guna, 22 bengkel, dan 42 ruang praktik. Dalam kaitannya dengan pendidik dan tenaga kependidikan, belum semua guru memenuhi kualifikasi standar minimal yang dipersyaratkan, di mana untuk setiap jenjang pendidikan, baik pendidikan usia dini, pendidikan dasar, maupun pendidikan menengah harus mempunyai ijazah kelulusan minimal D-4 atau S1. Dari data tahun 2006/2007 dapat diketahui bahwa 73,29 % guru SD/MI; 32,67 % guru SMP/MTs; dan 16,17 guru SMA/MA/SMK ternyata berlatar belakang jenjang pendidikan di bawah standar yang dipersyaratkan. Sisanya belum tersertifikasi, tahun 2007 hanya mendapat kuota sebanyak 50 orang. Kondisi ini memberikan gambaran sekilas adanya keterbatasan sumber daya manusia pelaku utama pendidikan dalam rangka memenuhi standar kualitas pelayanan pendidikan. Hal lainnya yang tidak dapat diabaikan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan adalah pengembangan budaya baca masyarakat sebagi pendorong terciptanya kreatifitas serta perluasan wawasan

pengetahuan masyarakat bagi pengembangan potensi diri. Permasalahan yang seringkali muncul adalah keterbatasan akses dan daya jangkau masyarakat yang rendah untuk membeli buku. Tercatat, baru terdapat 3 Taman Bacan Masyarakat (TBM) di Kota Magelang. Ini dirasakan masih sangat kurang dalam mendukung tumbuhkembangnya minat baca

masyarakat. Di sisi yang lain, belum semua satuan pendidikan memiliki perpustakaan, sementara keberadaan perpustakaan kota masih memiliki keterbatasan dalam hal koleksi buku maupun sarana pendukungnya. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah seperti, penyediaan buku-buku murah dan terjangkau masyarakat, serta peningkatan akses layanan perpustakaan. Perluasan cakupan dan jangkauan pelayanan perpustakaan yang dilengkapi peralatan penunjang yang kian berkualitas dan memadai menjadi faktor penting dalam mendukung terwujudnya masyarakat yang cerdas dan terdidik. Lebih dari itu harus dibangkitkan kebiasaan membaca (reading habit) kepada siswa sekolah, melalui penggalakan gerakan budaya baca, baik terhadap buku-buku teks wajib maupun referensi bermutu lainnya. Langkah ini merupakan upaya pengayaan imajinasi dan khazanah pengetahuan yang diharapkan akan memupuk dan mendorong lahirnya ide, gagasan, inisiatif, kreasi, dan kreatifitas anak sekolah di kemudian hari.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

84

Berbagai pemenuhan kebutuhan proses pendidikan di atas, dalam praktiknya harus juga didukung olah pola manajemen sekolah yang menjamin efisiensi, efektifitas, dan kemandirian. Dalam konteks ini diperlukan ketrampilan manajerial pendidikan dengan menerapkan prinsip good governance. Tranparansi dan akuntabilitas pelaksanaan manajemen sekolah diharapkan akan meningkatkan kerbersamaan dan sinergi antara pengelola, pendidik, komite sekolah, masyarakat, serta stake holder lainnya, sehingga dapat dihindari terjadinya distorsi dan penyimpangan pengelolaan sekolah, termasuk di dalamnya anggaran sekolah. Pentingnya manajemen pelayanan pendidikan yang akuntabel tersebut terdukung oleh digulirkannya beberapa program seperti, Asistensi Penyusunan APBS, Manajemen Berbasis Sekolah, serta peningkatan profesionalisme pelaku utama pendidikan. Memperhatikan kondisi pendidikan di Kota Magelang sebagaimana tersebut di atas, maka isu atau permasalahan pembangunan pendidikan yang muncul di tahun 2008 adalah : 1) Kualitas layanan semua jenjang pendidikan masih perlu ditingkatkan. 2) Belum memadainya sarana dan prasarana pendidikan. 3) Belum optimalnya penyelenggaraan pendidikan non formal. 4) Belum memadainya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. 5) Kurangnya minat baca masyarakat 6) Belum optimalnya penyelenggaraan manajemen pendidikan.

b. Arah Kebijakan Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka arah kebijakan pembangunan pendidikan yang akan ditempuh di Kota Magelang pada tahun 2008 meliputi : 1) Penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas pada semua jenjang pendidikan. 2) Kemudahan pendidikan. 3) Peningkatan relevansi dan mutu pendidikan. 4) Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga pendidikan. 5) Peningkatan minat baca melalui pembinaan pelayanan perpustakaan. 6) Peningkatan kualitas manajemen pendidikan secara transparan dan akuntabel. dan pengembangan akses, pemerataan, dan perluasan memperoleh

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

85

c. Sasaran. Mengacu kepada permasalahan dan arah kebijakan di atas, maka sasaran pembangunan pendidikan yang hendak dicapai adalah : 1) Terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan (SNP), utamanya standar isi dan standar kompetensi lulusan dengan dukungan ketersediaan

fasilitas sarana prasarana pendidikan yang kian memadai. 2) Semua penduduk usia sekolah tertampung dalam lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. 3) Sebagian besar lulusan (out put) lembaga pendidikan kejuruan memenuhi kebutuhan permintaan (demand) tenaga kerja atau mampu menciptakan usaha mandiri, sementara untuk sekolah umum sebagian besar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang bermutu. 4) Terpenuhinya standar minimal kualifikasi akademik pendidik dan tenaga pendidikan di semua jenjang pendidikan. 5) Tumbuh kembangnya budaya membaca dari masyarakat melalui peningkatan kebiasaan membaca (reading habit) yang didukung oleh meningkatnya kualitas dan kuantitas layanan perpustakaan. 6) Terjadinya penyimpangan (distorsi) pengelolaan lembaga pendidikan dapat dihindari atau ditekan serendah mungkin dengan mekanisme pertanggungjawaban publik yang jelas dan transparan.

d. Program. Dari permasalahan, arah kebijakan, dan sasaran di atas,

selanjutnya disusun program-program pembangunan pendidikan yang meliputi : 1) Pendidikan anak usia dini. 2) Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 3) Pendidikan menengah. 4) Pendidikan non formal. 5) Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. 6) Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. 7) Manajemen pelayanan pendididkan

2. Urusan Pemuda dan Olah Raga a. Kondisi Umum dan Permasalahan Sebagai pengemban cita-cita masa depan bangsa, para pemuda telah terbukti sebagai pilar utama jalannya arus perubahan yang sangat menentukan maju mundurnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Mewujudkan generasi muda yang tangguh atas dasar kecerdasan,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

86

keimanan, keuletan, berbudaya dan sarat prestasi memerlukan peran serta semua pihak, utamanya akses kebijakan pembangunan yang memprioritaskan pembinaan dan pengembangan kepemudaan. Berbagai prestasi dan capaian kinerja pemuda telah berhasil diguratkan melalui berbagai ajang kompetisi baik di jalur seni budaya, olah raga, agama maupun sains dan teknologi. Dari data terakhir, tercatat sekitar 45 persen (53.405 jiwa) penduduk Kota Magelang berada dalam kelompok usia muda (15-39 tahun). Ini mencerminkan besarnya potensi kekuatan pemuda yang harus digarap, dibina, dan ditumbuhkembangkan secara profesional, terpadu dan komprehensif guna menggerakkan kiprah dan semangat pemuda dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif menuju ke suatu bentuk kemandirian dalam kerangka perwujudan Kota Magelang yang maju, adil dan sejahtera. Pengembangan potensi, bakat, kreasi, inovasi, kreatifitas, dan penyaluran artikulasi aspirasi pemuda

memerlukan wahana yang dibangun dan dikemas dengan pelibatan semua unsur serta mencakup koordinasi yang bersifat lintas sektor. Namun mengingat kompleksitas penanganan masalah kepemudaan, dalam perjalanannya terkadang terbentur adanya kelemahan dalam koordinasi, sinkronisasi, dan kolaborasi antar instansi yang

menanganinya, sehingga kebijakan dan praksis pembinaannya belum berjalan secara optimal. Aspek pengembangan peran serta pemuda berkait kelindan dengan pembangunan keolahragaan yang mempunyai orientasi kepada upaya peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, sekaligus pembentukan perilaku terpuji seperti, kejujuran dan sportivitas.

Pencapaian prestasi di bidang olah raga juga akan dapat meningkatkan rasa bangga atas daerah. Namun demikian, penerapan hidup sehat dan kebiasaaan olahraga secara teratur dan berkesinambungan, belum sepenuhnya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh sebagian penduduk. Hal ini tercermin dari tingkat kemajuan pembangunan olah raga Indonesia di mana nilai indeks partisipasi masyarakat untuk berolah raga hanya mencapai 0,354. Artinya, hanya 35 persen masyarakat yang turut berpartisipasi dalam keolahragaan, sedangkan 65 persen lainnya tidak ikut (Sport Development Index/SDI tahun 2004). Nilai tersebut menunjukkkan masih rendahnya budaya olah raga di negara kita, termasuk di Kota Magelang. Adanya sarana dan prasarana umum untuk olah raga yang beralih fungsi menjadi pusat perdagangan dan fasilitas lainnnya, menyebabkan semakin sempitnya

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

87

ruang publik untuk olah raga sehingga pada akhirnya memengaruhi sikap dan minat masyarakat terhadap olah raga. Dampak lanjutan dari hal itu bisa berupa menurunnya prestasi olah raga. Penurunan prestasi ini juga karena kurang intensifnya pembibitan dan pembinaan prestasi olah raga dalam pengembangan olah raga yang berjenjang dan berkelanjutan. Hal ini, antara lain, dipengaruhi oleh belum mantapnya kelembagaan olah raga terutama para pengurus cabang dan klub-klub olah raga yang menjadi ujung tombak pembinaan. Tercatat, jika sebelumnya Kota Magelang mampu menduduki urutan ke-tujuh, pada PORDA Jawa Tengah XII tahun 2005 mengalami penurunan hingga hanya mencapai ranking ke-dua puluh satu.

Perolehan medali yang dihasilkannya adalah 6 emas (Atletik, Kempo, Tarung Derajat, dan Wushu), 13 perak (Renang, Atletik, Judo,

Taekwondo, Tarung Derajat, dan Wushu), dan 18 perunggu (Renang, Binaraga, Gulat, Judo, Kempo, Tarung Derajat, Tinju, dan Wushu). Capaian prestasi ini lebih rendah dari target yang telah ditetapkan. (dikutip dari Laporan Pertanggungjawaban KONI Kota Magelang 20022006). Dari paparan di atas dapat ditarik benang merah permasalahan yang muncul dalam pembangunan pemuda dan olah raga di Kota Magelang, yakni antara lain : 1) Belum optimalnya keserasian dan koordinasi antar lintas lembaga dalam pengembangan peran serta kepemudaan. 2) Rendahnya partisipasi olah raga masyarakat. 3) Prestasi olah raga yang menurun.

b. Arah Kebijakan Atas dasar permasalahan-permasalahan di atas, maka arah kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Magelang dalam

pembangunan pemuda dan olah raga pada tahun 2008 adalah : 1) Perkuatan peran serta pemuda melalui penguatan jaringan

kelembagaan dan aktivitas kepemudaan 2) Pemasyarakatan budaya olah raga. 3) Peningkatan pembinaan olahrga

c. Sasaran Mengacu kepada arah kebijakan tersebut di atas selanjutnya sasaran yang akan dituju mencakup :

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

88

1) Peningkatan koordinasi dan peran serta pemuda melalui fasilitasi aktivitas kepemudaan. 2) Peningkatan dan pengembangan partisipasi masyarakat di bidang olah raga, serta terfasilitasinya pembinaan secara intensif cabangcabang olah raga prestasi melalui instansi/lembaga terkait.

d. Program Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan, langkah-langkah yang akan ditempuh dijabarkan dalam program-program pembangunan

pemuda dan olah raga sebagai berikut : 1) Peningkatan peran serta kepemudaan. 2) Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga.

I.

FUNGSI PERLINDUNGAN SOSIAL

Fungsi Perlindungan Sosial yang dilaksanakan Pemerintah Kota Magelang, mencakup 3 (tiga) urusan pemerintahan yaitu Kependudukan dan catatan sipil, Pemberdayaan Perempuan dan Sosial.

1. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Kota Magelang dengan luas wilayah 18,12 Km2 dengan kepadatan penduduk ratarata 6.498 Jiwa/Km2, Kecamatan Magelang Utara

dengan kepadatan 7.667 Jiwa/Km2 dan Kecamatan Magelang Selatan 5.707 Jiwa/Km2 atau dengan pertumbuhan penduduk ratarata 0,77 % (+ 65 Jiwa/Tahun/Kelurahan). Jumlah penduduk Kota Magelang pada

akhir tahun 2006 sejumlah 119.904 jiwa, mengalami kenaikan 2.160 jiwa atau naik sekitar 1,83 % pada tahun 2005 sejumlah 117.744 jiwa. Perubahan jumlah penduduk bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kelahiran, kematian, perpindahan penduduk, adanya

program KB, adanya program kesehatan yang memperpanjang usia harapan hidup. Adapun yang dimaksud penduduk adalah semua orang yang berdomisili di Wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

89

TABEL.IV-10 DATA KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN KOTA MAGELANG TAHUN 2006

NO 1 I.

NAMA 2 MAGELANG SELATAN Jurangombo Tidar Rejowinangun Selatan Rejowinangun Utara Cacaban Magersari Kemirirejo MAGELANG UTARA Magelang Panjang Wates Kedungsari Gelangan Kramat Potrobangsan TOTAL

JUMLAH RT RW 3 4 535 109 88 16 93 24 71 15 85 21 68 11 75 14 55 8 461 48 59 74 62 66 81 71 996 74 12 8 11 11 10 15 7 183

JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN 5 6 31.617 32.699 4.728 4.888 6.203 6.355 4.197 4.300 5.723 5.707 3.873 4.134 4.074 4.330 2.819 2.985 27.093 3.607 3.089 3.584 3.474 3.745 5.590 4.004 58.710 28.495 3.821 3.239 3.840 3.514 3.909 5.611 4.561 61.194

JUMLAH 7 64.316 9.616 12.558 8.497 11.430 8.007 8.404 5.804 55.588 7.428 6.328 7.424 6.988 7.654 11.201 8.565 119.904

II.

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan sesuai dengan UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan mencakup beberapa aspek yaitu Sistem Administrasi Kependudukan, Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana Prasarana yang memadai. Permasalahan kependudukan yang diperkirakan masih dihadapi di kota Magelang sampai dengan tahun 2008 mendatang adalah : 1) Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap kepentingan kepemilikan identitas diri dan keluarga. 2) Belum optimalnya kualitas pelayanan kependudukan. b. Arah Kebijakan Berdasarkan kondisi umum dan permasalahan, arah Kebijakan yang akan ditempuh pada tahun 2008 adalah : 1) Meningkatkan keserasian kebijakan pembangunan kependiudukan dengan berbagai kebijakan kependudukan lainnya. 2) Meningkatkan kapasitas pelayanan administrasi kependudukan dan Catatan Sipil. 3) Meningkatkan Kualitas dan Profesionalisme SDM Aparatur dalam rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

90

4) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil dengan Pemantapan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan ( SIAK ); c. Sasaran Untuk mendukung tercapainya kebijakan dalam bidang kependudukan dan catatan sipil, maka sasaran yang akan dicapai melalui : 1) Meningkatnya keserasian kebijakan pembangunan kependiudukan dengan berbagai kebijakan kependudukan lainnya. 2) Meningkatknya kapasitas pelayanan administrasi kependudukan dan Catatan Sipil. 3) Meningkatnya ketrampilan pengelolaan administrasi pelayanan dan teknologi informasi SIAK bagi aparatur; 4) Tersedianya data informasi kependudukan; 5) Tersedianya informasi data kependudukan yang masyarakat luas; 6) Terselenggaranya Sosialisasi Kependudukan dan Capil; 7) Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik di Bidang kependudukan. d. Program Agar sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Kebijakan yang ditempuh dalam bidang Kependudukan dan Catatan Sipil, maka dapat diakses

program-program yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2008 adalah sebagai berikut : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3) Program Peningkatan Pengembangan Siatem pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. 4) Program Penataan Administrasi Kependudukan.

2. Urusan Pemberdayaan Perempuan

a. Kondisi Umum Dan Permasalahan Perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki merupakan fenomena alam yang telah ditentukan oleh kodrat Sang Pencipta. Pembedaan menurut cara pandang masyarakat terus berkembang hingga mengahsilkan berbagai macam karakteristik bagi masing-masing jenis kelamin yang seringkali memunculkan sikap pengkotak-kotakan peran yang terasa berlebihan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 91

Masalah gender pada dasarnya menganut prinsip kemitraan dan keharmonisan, meskipun dalam kenyataan seringkali terjadi perlakukan diskriminatif (tidak adil) seperti marjinalisasi (membatasi), sub ordinasi (menomor-duakan), stereotype (pelabelan), violence (kekerasan) dan multi/double burden (beban ganda). Masalah ini mengalir secara halus dalam kultur budaya dan peradaban yang makin mengakar. Hasil analisis gender yang dilakukan Pemerintah Kota Magelang pada tahun 2005, merekomendasikan bahwa kualitas hidup dan peran perempuan di segala bidang perlu ditingkatkan sesuai dengan

kebutuhan. Ruang gerak, peluang dan penghargaan atas kemungkinan berkembangnya potensi perempuan perlu diberikan. Kesenjangan gender yang terjadi di berbagai bidang

pembangunan, baik yang berada pada tataran pengambilan kebijakan, peraturan, program maupun kegiatan, salah satu kemungkinan

penyebabnya adalah lemahnya daya saing (kompetensi) perempuan pada posisi-posisi strategis yang selama ini menjadi keunggulan

kompetitif laki-laki. Sehingga pemberdayaan perempuan merupakan sesuatu yang mesti dilakukan. Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga dalam

pembentukan keluarga yang sejahtera, selain perlakuan tidak adil terhadap perempuan (ibu) sering pula terjadi perlakuan yang tidak patut terhadap anak, baik dalam bentuk kekerasan, penelantaran, eksploitasi dan sebagainya. Data kekerasan secara kuantitatif yang ada masih jauh dari akumulasi kejadian sebenarnya, dikarenakan masyarakat seringkali masih menganggap tabu dan malu melaporkan hal tersebut. Selain itu, masih minimnya data pilah gender berakibat sulitnya pengambilan kebijakan berperspektif gender. Hal ini disebabkan oleh pola piker sebagian besar aparat pengelola data belum responsif terhadap permasalahan gender.

b. Arah Kebijakan Guna pengambilan kebijakan dalam rangka perlindungan terhadap perempuan dan anak akurasi pendataan harus makin dikembangkan. Arah kebijakan dalam hal ini adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan. 2) meningkatkan kualitas hidup dan sumber daya perempuan. 3) Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 92

4) Menyempurnakan perangkat hukum dalam melindungi perempuan dan anak. 5) Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak. 6) Memperkuat kelembagaan dan koordinasi dan jaringan PUG dan PUA.

c. Sasaran Yang hendak dicapai dalam perjalanan pembangunan berkait dengan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak, adalah : 1) Keadilan gender yang terjamin dalam dengan program berbagai bentuk dan

perundangan,

teraktualisasi

pembangunan

kebijakan publik; 2) Penurunan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki, sehingga kaum perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk mandiri dan berperan dalam pembangunan; 3) Penurunan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang terjamin dalam kebijakan pembangunan dengan berbagai bentuk programnya. 4) Peningkatan menjamin kesejahteraan hak-haknya dan perlindungan generasi anak, sehingga untuk

sebagai

berpotensi

berpartisipasi dalam pembangunan Secara umum sasaran yang akan dicapai adalah menjamin keadilan gender serta perlindungan anak, peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak, sehingga dapat meningkatkan perannya dalam pembangunan. Lebih spesifik untuk tahun 2008, sasaran utama yang akan dicapai Pemerintah Kota Magelang adalah menguatnya kelembagaan pengarusutamaan gender dan perlindungan anak. d. Program Kelompok program Pemberdayaan Perempuan sebagaimana tertuang dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1) Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan

perempuan. 2) Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak. 3) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

93

4) Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Program utama yang akan dilakukan di tahun 2008 adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dalam bentuk kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak, dengan sasaran kegiatan berupa terlaksananya pendataan pilah gender dan pelatihan. Selain program utama tersebut, program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan anak diwujudkan dalam bentuk sosialisasi dan peningkatan , pengetahuan, kesadaran, serta ketrampilannya dalam menunjang keberdayaan ekonomi.

3. Urusan Sosial a. Kondisi Umum dan Permasalahan. Amanah adalah dalam penyelenggaraan kesejahteraan pemerintahan bagi yang utama lapisan

terwujudnya

sosial

seluruh

masyarakat. Namun demikian untuk memanifestasikan cita-cita dan harapan itu tidaklah semudah membalik telapak tangan, apalagi ketika proses pembangunan lebih diaksentuasikan kepada pertumbuhan dan

kurang memprioritaskan aspek pemerataan. Kendala dan keterbatasan pemerintah dalam mengakomodasikan kepentingan masyarakat secara adil dan merata, serta terbatasnya akses pemenuhan kebutuhan hidup dari sebagian kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial ekonomi antara kelompok sosial yang satu dengan lainnya. Akibat krisis ekonomi hingga krisis multidimensional yang belum terselesaikan secara tuntas hingga saat ini telah memperpuruk kondisi kesejahteraan sosial. Melemahnya daya beli masyarakat, ditambah rendahnya produktifitasnya karena kapasitas dan ketrampilan yang minim menyebabkan semakin bertambahnya jumlah penduduk miskin. Sementara itu, di sisi yang lain, akibat ketidaksiapan dalam menerima perubahan yang begitu cepat telah menimbulkan kegoncangan

psikologis dan krisis jati diri dari sebagian masyarakat yang rentan. Baik penduduk miskin maupun masyarakat rentan tersebut, keduanya

disebut penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), secara langsung atau tidak langsung telah termarginalisasikan dan menjadi korban derap laju putaran roda pembangunan yang sarat dengan kompetisi dan berbagai idiom produk unggulan penyertanya. Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Magelang cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008 IV 94

Sebagai gambaran umum, pada akhir tahun 2006 jumlah keluarga miskin tercatat sebanyak 8.982 KK (27.74 %) atau 31.607 jiwa naik sebesar 5.75 % dibandingkan hitungan akhir tahun 2005 yang

menunjukkan angka 7.120 KK (21.99 %). Disamping penduduk miskin, dari data kumulatif yang terakhir juga dapat diketahui bahwa jumlah anak terlantar adalah sebanyak 1.030, 238 anak jalanan, 597

penyandang cacat, 241 penyandang penyakit kronis, 13 penderita psikotik, 666 lanjut usia, dan 835 wanita rawan sosial. Sebagian dari mereka telah ditampung dalam 4 panti asuhan anak terlantar, 1 panti wredha (lansia terlantar), dan 3 panti rehabilitasi penyandang cacat yang terdiri dari: Panti Asuhan Kumuda Putra/Putri (140 anak), Panti Asuhan Wisma Harapan Kristen (30 anak), Panti Jompo Palereman Kristen (22 orang), Panti Jompo Tuna Karya (51 orang), YPPALB (44

anak), YBMAB (21 anak), Panti Asuhan Yatim Piatu dan Fuqoro Arrahman (43 anak), dan Panti Palereman Adi Mulyo (55 orang). Fenomena masalah sosial tersebut sudah tentu menuntut

konskuensi kepada peningkatan tanggung jawab dan daya respons pemerintah yang secara kuratif diwujudkan dalam bentuk pembinaan dan penyediaan fasilitas pelayanan/rehabilitasi sosial yang lebih baik, serta berbagai kebijakan dan tindakan afirmasi yang bermuara kepada pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini diperlukan kesiapan dan profesionalisme sumber daya manusia petugas sosial yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Disamping itu upaya memperbaiki kesejahteraan sosial masyarakat secara preventif pun harus dilakukan dari komponen terkecil yakni keluarga, melalui

pembinaan keluarga kecil dan sejahtera.

b. Arah Kebijakan. Berdasarkan data permasalahan di atas, maka arah kebijakan yang diambil dalam pembangunan sosial adalah : 1) Peningkatan aksesibilitas hidup PMKS. 2) Peningkatan kualitas layanan pembinaan dan rehabilitasi PMKS. 3) Peningkatan kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial. c. Sasaran Sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan sosial di Kota Magelang pada tahun 2008 mencakup : 1) Menurun dan terentaskannya jumlah PMKS hingga mencapai dua puluh persen. 2) Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian PMKS.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

95

3) Meningkatnya kualitas dan kelengkapan sarana prasarana pembinaan/rehabilitasi PMKS. 4) Meningkatnya kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial.

layanan

d. Program Mengacu kepada permasalahan, arah kebijakan dan sasaran pembangunan sosial sebagaimana tersebut, program-program

pembangunan yang hendak dilaksanakan meliputi : 1) Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya. 2) Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraaan sosial. 3) Pembinaan anak terlantar. 4) Pembinaan para penyandang cacat dan trauma. 5) Pembinaan panti asuhan/panti jompo. 6) Pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapida, PSK, Narkoba dan penyakit sosial lainnya). 7) Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial. 8) Pengembangan wawasan kebangsaan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2008

IV -

96

You might also like