You are on page 1of 3

Gemuruh tabuh bukan kepalang diasah lembing berkilat-kilat, Gementar tubuh harimau belang nampak kambing pandai bersilat,

Buah salak di rumah tuk imam sirih sekapur pergi menjala, Anjing menyalak harimau demam Kucing di dapur pening kepala, Dari Kelang lalu ke Jawa naik sigai ke atas atap, Ikan kering lagi ketawa dengar tupai baca kitab, Elok rupa pohon belimbing tumbuh dekat limau lungga, Elok berbini orang sumbing walau marah ketawa juga, Anak dara datuk tinggi buat gulai ikan tilan, Datuk tua tak ada gigi bila makan kunyah telan, Pokok pinang patanya condong dipukul ribut berhari-hari, Kucing berenang tikus berdayung ikan di laut berdiam diri, Orang menyanyam sambil duduk kalau sudah bawa ke balai, Melihat ayam memakai tanduk datang musang meminta damai, Buah salak di rumah tuk imam sirih sekapur pergi menjala, Anjing menyalak harimau demam Kucing di dapur pening kepala,

Setelah diri bertambah besar di tempat kecil tak muat lagi, Setelah harga bertambah tinggi orang pun segan datang menawar,

Rumit beredar di tempat kecil kerap bertemu kawan yang culas, Laksana ombak di dalam gelas diri merasai bagai terpencil, Walaupun musnah harta dan benda harga diri janganlah jatuh, Binaan pertama walaupun runtuh kerja yang baru mulailah pula, Pahlawan budi tak pernah nganggur khidmat hidup sambung bersambung, Kadang turun kadang membumbung sampai istirehat di liang kubur, Tahan haus tahanlah lapar bertemu sulit hendaklah tengang, Memohon-mohon jadikan pantang dari mengemis biar terkapar, Hanya dua tempat bertanya pertama tuhan kedua hati, Dari mulai hidup sampai pun mati timbangan insan tidaklah sama, Hanya sekali singgah ke alam sesudah mati tak balik lagi, Baru rang tahu siapa diri setelah tidur di kubur kelam, Wahai diriku teruslah maju di tengah jalan janganlah berhenti, Sebelum ajal, janganlah mati keredhaan Allah, itulah tuju, Selama nampak tubuh jasmani gelanggang malaikat bersama setan, Ada pujian ada celaan lulus ujian siapa berani, Jika hartamu sudah tak ada belumlah engkau bernama rugi, Jika berani tak ada lagi separuh kekayaan porak peranda,

Musnah segala apa yang ada jikalau jatuh martabat diri, Wajah pun muram hilanglah seri ratapan batin dosa namanya, Jikalau dasar budimu culas tidaklah berubah kerana pangkat, Bertambah tinggi jejang di tingkat perangai asal bertambah jelas, Tatkala engkau menjadi palu beranilah memukul habis-habisan, Tiba giliran jadi landasan tahanlah pukulan biar bertalu, Ada nasihat saya terima menyatakan fikiran baik berhenti, sebablah banyak orang membenci supaya engkau aman sentosa, Menahan fikiran aku tak mungkin menumpul kalam aku tak kuasa, Merdeka berfikir gagah perkasa berani menyebut yang aku yakin, Celalah saya makilah saya akan ku sambut bertahan hati, Ada yang suka ada yang benci hiasan hidup di alam maya,

You might also like