You are on page 1of 22

TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan pengembangan wilayah merupakan kajian yang

mengintegrasikan berbagai cabang ilmu untuk memecahkan masalah-masalah pembangunan serta aspek-aspek proses politik, manajemen dan administrasi perencanaan pembangunan yang berdimensi ruang atau wilayah (Rustiadi et al. 2009). Pemahaman dan pengetahuan terkait kondisi fisik alam hingga sosial ekonomi antar wilayah didukung teknik analisis beserta model sistem yang berfungsi sebagai alat (tools) membantu mendeskripsi fenomena yang terjadi di wilayah. Fenomena Urbanisasi Dunia mengalami urbanisasi fisik dan sosial pada dekade terakhir. Pertumbuhan kota terlihat signifikan di abad 20, terjadi peningkatan pesat tahun 1970 dan bergerak tetap/stabil di pertengahan abad 21. Periode tahun 2005-2009 setengah populasi dunia tinggal di perkotaan khususnya Afrika, Asia dan Amerika Latin. Tahun 1990-2005 pertumbuhan penduduk dunia di perkotaan sebesar 13,2%. Berbagai kota di Asia tumbuh sebesar 24,8%, Asia Tenggara 38.6%, dan wilayah pertanian Sahara Afrika 25.3 %. Wilayah pinggir kota berubah menjadi perkotaan (Spencer, 2007). Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota terjadi akibat pembangunan atau modernisasi (Spencer, 2007). Urbanisasi terjadi tanpa disadari, misalnya akibat ketimpangan antar wilayah. Kesejahteraan dan kenyamanan menjadi pemicu perpindahan penduduk dari wilayah desa ke wilayah kota. Perubahan ekonomi yang terjadi diantara daerah rural dan urban menjadi salah satu aspek perhatian dalam penataan ruang. Ketimpangan antar wilayah terkait sarana prasarana berdampak kepada pergeseran sosial dari petani menjadi masyarakat kota. Urbanisasi secara fisik memghubungkan secara langsung perilaku manusia kepada manusia, manusia dengan sarana prasarana dan lingkungan tempat mereka bermukim.

Sarana Prasarana Wilayah Sarana prasarana berasal dari kata infrastructure yaitu suatu sistem yang dibangun untuk mendukung kegiatan dari satu wilayah ke wilayah lain. Sarana prasarana berfungsi menyediakan pelayanan untuk mendukung aktifitas wilayah dengan substansi yang berbeda contohnya jaringan jalan, air bersih, listrik, sarana kesehatan masyarakat, sarana pendidikan dan sarana perdagangan. Sarana prasarana memerlukan pembiayaan besar untuk menunjang pertumbuhan sosial ekonomi, teknologi handal, ramah lingkungan dan faktor-faktor penting lain dari berbagai aspek yang mendukung kerangka kerja sehingga membentuk jaringan yang sistematis dan terpadu ( NCPWI, 1988). Peningkatan urbanisasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari berdampak pada peningkatan populasi. Kebutuhan jaringan sarana prasarana yang kompleks dan berteknologi diperlukan untuk melayani antar wilayah secara geografi. Sarana prasarana menjadi bagian pergerakan dan distribusi antar kota, antar wilayah di dunia. Sebuah kota sebagai contoh, memerlukan air bersih untuk memenuhi kebutuhan minum, saluran air limbah, makanan, sistem distribusi sampah yang berkaitan erat dengan tubuh manusia dan sistem metabolisme tubuh. Pertanian global, pengiriman dan perdagangan serta penyediakan makanan bagi kota-kota didunia. Jalan raya, pesawat, kereta api, dan jalan lingkungan mendukung dan menyebarkan penumpang ulang alik (commuter), perpindahan antar wilayah dalam sistem global yang menghubungkan wilayah pedalaman dan pinggiran kota. Kebutuhan tersebut diatas dapat terpenuhi didukung sarana prasarana. Sarana prasarana sistematis dan terpadu diperlukan untuk melayani/mendukung aktivitas antar wilayah, antar pulau dan antar negara (Graham, 2010)

Penginderaan Jauh Penginderaan jauh di definisikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dengan cara analisis data, diperoleh dengan sistem perekaman tertentu tanpa terjadi kontak langsung dengan obyek atau fenomena yang diamati (Barus dan Wirasdisastra, 2000). Produk penginderaan jauh bermanfaat untuk aplikasi pengembangan sumber daya alam dam lingkungan. Setiap kegiatan yang berkaitan dengan permukaan bumi, akan diperlukan data permukaan bumi sebagai

data referensi. Salah satu jenis data permukaan bumi adalah data yang berkaitan dengan spasial dan atribut suatu wilayah. Salah satu cara untuk mendapatkan data spasial dan data atribut suatu wilayah adalah dengan metode penginderaan jauh. Keuntungan dari metode penginderaan jauh ini adalah waktu

pengumpulan data yang relatif singkat dibanding dengan metode terestris untuk cakupan area yang sama. Adapun wahana yang digunakan dalam sistem penginderaan jauh adalah wahana udara (foto udara) dan wahana luar angkasa (satelit). Hasil dari penginderaan jauh wahana satelit adalah citra. Perkembangan teknologi citra satelit berdasarkan resolusi spasialnya digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: citra satelit resolusi tinggi, sedang, dan rendah. Keuntungan dari kemajuan teknologi bidang penginderaan jauh tersebut diantaranya adalah sangat mudahnya mengakses citra satelit berresolusi spasial tinggi secara gratis. Google Earth adalah salah satu dari software yang dapat menyajikan citra satelit resolusi tinggi secara gratis. Google Earth merupakan sebuah program virtual yang disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc.. Program ini memetakan bumi berdasarkan gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga lisensi berbeda: Google Earth, sebuah versi gratis dengan kemampuan terbatas; Google Earth Plus yang memiliki fitur tambahan; dan Google Earth Pro yang digunakan untuk penggunaan komersial (Google, 2011) Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam proses intepretasi menurut (Sutanto, 1992), yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, pendeteksian objek di wilayah tertentu. Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, misalnya mengidentifikasikan suatu objek kotak-kotak sebagai tambak di sekitar perairan karena objek tersebut dekat dengan laut. Proses analisis merupakan

pengklasifikasian berdasarkan proses induksi dan deduksi, seperti penambahan informasi bahwa tambak tersebut adalah tambak udang dan diklasifikasikan sebagai daerah pertambakan udang.

10

Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu intepretasi secara manual dan intepretasi secara digital (Purwadhi, 2001). Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti.

Sarana Prasarana Air Bersih Air adalah sumber daya alam pokok dan penting dalam pembangunan wilayah dan menjadi perhatian utama karena berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan sumber daya lingkungan. Perkembangan jumlah penduduk dan pembangunan wilayah secara ekonomi berakibat peningkatan kebutuhan air sehingga berdampak krisis dalam pembangunan wilayah. Schneekloth (2010) menerangkan bahwa setiap wilayah secara spesifik terdapat daerah aliran air dan menerima sejumlah air hujan setiap tahunnya. Beberapa kota berlokasi di mulut sungai atau daerah sepanjang sungai karena keterkaitannya sebagai sarana transportasi dan sumber air. Sebagian kota yang dialiri air harus mengelola kualitas dan kuantitas air sehingga dapat di konsumsi dan terhindar dari aspek yang merugikan seperti banjir. Air salah satu sumber daya alam yang sangat diperlukan untuk kehidupan manusia. Tubuh manusia 50% terdiri dari air (Notoatmojo, 2003). Menurut WHO kebutuhan air untuk manusia sebesar 60-120 l/hari. Saat ini konsumsi negara berkembang baru berkisar 30-60 l/hari. Kebutuhan air manusia sehari-hari meliputi minum, mandi, masak, mencuci dan yang terpenting adalah kebutuhan air bersih untuk minum. Aset air terbesar di muka bumi sebesar 97% adalah air asin, dan 3% air segar ( Gleick, 1996) . Dua pertiga bagian membeku dalam bentuk gletser dan es di kutub. Sumber air lain adalah air tanah. Air segar adalah sumber daya terbarukan, namun pasokan dunia akan air bersih terus berkurang. Kebutuhan pasokan air semakin meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dunia yang meningkat pula.

11

Penggunan sumber daya air untuk berbagai kepentingan kehidupan manusia diantaranya (WBCSD, 2005): 1. Pertanian Air untuk pertanian sebesar 69% digunakan untuk keperluan irigasi. Irigasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman sehingga dapat tumbuh dan hasilnya dapat di panen. 2. Industri Kebutuhan air untuk industri sebesar 22%, lebih kecil dari penggunaan bidang pertanian. Air digunakan dalam proses industri untuk menggerakkan mesin seperti turbin uap atau mesin pengendali panas. 3. Rumah Tangga Kebutuhan air dunia sebesar 8% digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti minum, mandi , memasak, mencuci, sanitasi dan taman. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Sebaran Sumber Air Sistem sarana prasana air bersih di tiap wilayah mempunyai permasalahan yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan air diantaranya keadaan geografi dan topografi, sumber air baku, distribusi air ke pelanggan dan rendahnya tarif dasar air bersih. Parameter sistem pengelolaan air bersih mempengaruhi kelayakan sarana prasarana air bersih (Pramono, 2002). Geografi dan Topografi Keadaan geografi wilayah mempengaruhi lokasi, jarak sumber air yang berkaitan dengan distribusi kebutuhan air bagi penduduk. Sumber air baku mempengaruhi penyebaran penduduk, aktifitas wilayah, tata letak penentuan lokasi untuk instalasi, pompa-pompa, tangki-tangki harus sesuai dengan topografi wilayah. Sumber Air Baku Sumber air baku menjadi faktor penentu bagi produktivitas air bersih di wilayah tertentu. Jika suatu wilayah tidak mempunyai sumber air baku misalnya tidak dilalui aliran sungai, maka pemerintah daerah harus berupaya memperoleh sumber air dari wilayah lain atau mencari alternatif sumber air baku baru.

12

Distribusi Air Distribusi air ke pelanggan dalam hal pemanfataan sarana air bersih bagi penduduk saat ini belum merata. Distribusi air saat ini belum terpenuhi ke semua pelanggan, banyaknya jumlah air hilang akibat kebocoran, banyaknya sambungan liar menghambat proses distribusi sehingga pelanggan tidak dapat menikmati air bersih secara maksimal.

Sarana Prasarana Listrik Listrik digunakan untuk menunjang aktifitas setiap manusia di dunia. Listrik dihasilkan melalui pembangkit tenaga listrik. Energi yang digunakan untuk membangkitkan listrik diantaranya adalah: air, uap, gas. Lokasi pembangkit listrik disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkitt listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG). Pembangkit listrik berfungsi memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Energi yang menghasilkan listrik didistribusikan dari pusat pembangkit tenaga listrik ke pusat distribusi melalui jaringan ke gardu induk kemudian didistribusikan ke jaringan distribusi primer masuk ke gardu distribusi kemudian disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Untuk skala kecil perusahaan listrik menggunakan potensi alam di wilayah tertentu untuk menghasilkan listrik. Negara kita terkenal dengan listrik desa, pusat pembangkit listrik kecil di usahakan melalui swadaya masyarakat dengan memanfaatkan tenaga air atau gas alam. Sistem listrik desa penyebarannya bersifat langsung dari sumber pembangkit langsung ke jaringan distribusi dilanjutkan ke penduduk. Sistem Distribusi Sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi (Prihastomo, 2008). Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga

listrik yang pa1ing banyak mengalami gangguan, sehingga masalah utama dalam operasi sistem distribusi adalah mengatasi gangguan. Sistem distribusi terdiri dari jaringan yang diisi dari sebuah Gardu Induk (G1). Jaringan Distribusi terdiri dari

13

sebuah GI pada umumnya tidak berhubungkan secara listrik dengan jaringan distribusi lain, sehingga masing-masing jaringan distribusi beroperasi secara tepisah. Sistem distribusi terdiri dan Jaringan tegangan Menengah (JTM) dan JaringanTegangan Rendah (JTR). JTM dan JTR beroperasi secara radial. Untuk sistem jaringan baru, jaringan distribusi langsung diisi oleh pusat listrik, karena bebannya relatif rendah sehingga tidak diperlukan sistem transmisi (penyaluran). Jaringan distribusi listrik disajikan dalam Gambar 2.

Gardu Induk Pembangkit Listrik Gardu Induk

Jaringan Tegangan Menengah

Jaringan Tegangan Rendah

Pelanggan

Gambar 2 Jaringan distribusi listrik Jaringan tegangan menengah dan rendah didukung oleh gardu distribusi. Gardu distribusi adalah perangkat pemasok tenaga listrik bagi tegangan menengah dan rendah. Berdasarkan Keputusan Direksi PT.PLN radius pelayanan gardu adalah jangka pelayanan diantara dua gardu (PLN, 2010) Pertimbangan radius pelayanan atas:\ 1. 2. 3. 4. Batas geografis antar dua gardu. Kepadatan beban antar dua gardu induk Jatuh tegangan Besar penghantar (maksimal aluminium 240m2).

Area pelayanan gardu distribusi terbagi atas: 1. Gardu distribusi tipe beton untuk daerah padat beban tinggi. Jalur pelayanan antar gardu berjarak 1 km2 terdiri dari 4 gardu beton 2. Gardu distribusi tipe beton padat beban rendah.\ Gardu distribusi padat beban rendah khusus untuk pedesaaan panjang jalur pelayanan dibatasi tingkat pelayanan tegangan (+ 5%-10%).

14

Sarana Prasarana Jaringan Jalan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 26 tahun 1985 tentang jalan, pengadaan jalan diselenggarakan dengan mengutamakan

pembangunan jaringan jalan di pusat-pusat produksi serta jalan-jalan yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan daerah pemasaran. Jaringan jalan dibangun dari jenjang terendah bersifat lokal/lingkungan hingga jenjang wilayah berhubungan satu dengan lainnya. Berdasarkan Sistem Jaringan dan Geometri Jalan (Direktorat Jenderal Cipta Karya,1998) terdiri dari: Sistem Jaringan Jalan Primer 1. Sistem Jaringan Jalan Primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang

menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut: a. Dalam satu satuan wilayah pengembangan menghubungkan secara menerus dari jenjang kota kesatu, ke jenjang kota kedua, ke jenjang kota ketiga, dan ke jenjang kota dibawahnya sampai ke persil. b. Menghubungkan jenjang kota kesatu dengan jenjang kota kesatu antar satuan wilayah pengembangan. 2. Jalan arteri primer menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. 3. Jalan kolektor primer menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. 4. Jalan lokal primer menghubungkan kota jenjang kesatu dengan Persil atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan Persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan Persil, atau kota di bawah jenjang ketiga sampai Persil. Sistem Jaringan Jalan Sekunder 1. Sistem jaringan jalan sekunder disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi

15

primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. 2. Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. 3. Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua kawasan sekunder ketiga. 4. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. Jaringan jalan berfungsi mendukung pergerakan manusia, kendaraan, dan akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Untuk merencanakan jaringan jalan, mengacu pada ketentuan teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur dalam Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1998). Gambar 3 memperlihatkan struktur bagan jalan.

Pagar Drainase Trotoar Bahu Jalan

Lajur Lalu Lintas

Lajur Lalu Lintas

Lajur Lalu Lintas

Lajur Lalu Lintas

Jalur Lalu Lintas

Jalur Lalu Lintas

Damaja Dawasja Damija Dawasja

Gambar 3 Deskripsi Bagan Jalan

16

Keterangan Gambar Damaja : Daerah Manfaat Jalan , daerah yang meliputi seluruh badan jalan, saluran tepi jalan dan amabang pengaman. Damija : Daerah yang meliputi daerah manfaat jalan dan daerah yang diperuntukkan bagi pelebaran jalan dan penambahan jalur lalulintas di kemudian hari serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Dawasja : Daerah pengawasan jalan. Lajur lahan berada di bawah pengawasan penguasa jalan, ditujukan untuk penjagaan terhadap terhalangnya pandangan bebas pengemudi kendaraan bermotor, kontur jalan dan ruang daerah milik jalan yang tidak mencukupi.

Sarana Prasarana Pendidikan dan Pembelajaran Penyediaan sarana pendidikan, melayani setiap unit administrasi pemerintahan baik informal (RT, RW) maupun formal (Kelurahan, Kecamatan), dan bukan didasarkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan dalam (BSN, 2004)

mempertimbangkan pendekatan kebutuhan ruang dalam unit-unit kelompok lingkungan. Terkait dengan bentukan bangunan/blok yang terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Penempatan penyediaan fasilitas ini mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai, dimana sarana pendidikan dan pembelajaran ini akan menyediakan ruang belajar harus memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap secara optimal. Oleh karena itu dalam merencanakan sarana pendidikan harus memperhatikan: 1. Berapa jumlah anak yang memerlukan fasilitas ini pada area perencanaan; 2. Optimasi daya tampung dengan satu shift;

17

3. Efisiensi dan efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara terpadu; 4. Pemakaian sarana dan prasarana pendukung; 5. Keserasian dan keselarasan dengan konteks setempat terutama dengan berbagai jenis sarana lingkungan lainnya.

Jenis Sarana Sarana pendidikan yang diuraikan dalam standar ini hanya menyangkut bidang pendidikan yang bersifat formal/umum, yaitu meliputi tingkat prabelajar (Taman Kanak-kanak); tingkat dasar (SD/MI); tingkat menengah (SLTP/MTs dan SMU). Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan pembelajaran ini meliputi: 1. Taman kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan belajar dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat pengenalan; 2. Sekolah dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program enam tahun; 3. Sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun sesudah sekolah dasar (SD); 4. Sekolah menengah umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan menengah mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi; 5. Sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan perumahan sebagai sarana untuk meningkatkan minat membaca, menambah ilmu pengetahuan, rekreasi serta sarana penunjang pendidikan. Sarana Prasarana Kesehatan Pengertian Sehat dan Kesehatan Masyarakat Sehat keadaan terbebas dari penyakit dalam seluruh kehidupan manusia meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual (WHO, 1947). Kesehatan

18

masyarakat adalah kemampuan masyarakat untuk menjaga, menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan berbasis lingkungan. Fungsi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah gerakan pemberdayaan kekuarga dan masyarakat untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan setiap individu dan keluarga yang bersifat mandiri. Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana ini didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu (BSN, 2004). Jenis sarana Beberapa jenis sarana yang dibutuhkan (BSN, 2004) adalah : 1. Balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan (currative) tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu juga untuk vaksinasi; 2. Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA)/Klinik Bersalin, yang berfungsi melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia sampai dengan 6 tahun; 3. Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya; 4. Puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan

19

terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil; 5. Tempat praktek dokter, merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan; dan 6. Apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.

Sarana dan Prasarana Persampahan Sampah adalah limbah padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan bagi lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Anggarkusuma, 2010). Sistem pengelolaan menjadi permasalahan di kota besar, berdasarkan data BPS tahun 2000, sebanyak 384 kota di Indonesia menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton/hari, sampah yang diangkut ke TPA sebesar 4,2%, dibakar sebesar 37,6%, dibuang ke sungai 4,9% dan tidak tertangani sebesar 53,3%. Peningkatan jumlah bangkitan sampah terjadi karena pertumbuhan penduduk di kota yang tinggi tidak didukung dengan sarana prasana sampah yang memadai. Besarnya bangkitan sampah jika tidak ditangani dengan tepat menyebabkan permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular baik penyakit kulit maupun gangguan pernafasan, dampak tidak langsungnya diantaranya bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus sungai karena terhalang sampah yang dibuang ke sungai. Kategori Sampah Sampah digolongkan menjadi dua (Anggarkusuma, 2010) yaitu: Berdasarkan jenisnya sampah dapat dipilahkan menjadi tiga yaitu: 1. Sampah yang mudah membusuk (garbage). Sampah ini terdiri atas bahan-bahan organik, diantaranya: sisa makanan, sisa sayuran, sisa buah-buahan, sering disebut dengan sampah basah. 2. Sampah yang tak dapat/sukar membusuk (rubbish).

20

Sampah yang terdiri atas bahan organik maupun anorganik, diantaranya: pecahan botol, kaca, besi, sisa bahan bangunan, disebut dengan sampah kering. Kelompok rubbish ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Dapat dibakar (combustible rubbish) Contoh: kertas, plastik, kayu, kulit, tekstil, karet. 2. Tidak dapat dibakar (non combustible rubbish) Sampah ini juga dapat dikelompokkan menjadi: 1. Metalic rubbish, terdiri dari sampah besi, timah, seng, alumunium dan barang-barang yang terbuat dari besi. 2. Non metalic rubbish, misalnya pecahan botol, gelas, tembikar, kaca dan barang-barang berbahan selain besi 3. Sampah yang berbentuk partikel halus (ashes and residues) Sampah yang berasal dari sisa pembakaran kayu, batubara, arang dan sisa pembakaran lain dari semua bahan yang ada di rumah, toko, instansi dan industri yang digunakan untuk tujuan memasak, memanggang ataupun membakar. Contoh: bubuk yang berasal dari material, abu api. Berdasarkan teknik pengelolaan dan jenis pemanfaatannya sampah dapat dibedakan menjadi: 1. Sampah yang dapat dimanfaatkan kembali yaitu: pupuk kompos, makanan ternak, bubur kertas. 2. Sampah yang dapat dibakar/digunakan untuk bahan bakar yaitu: briket dan biogas. 3. Harus dibuang karena pertimbangan ekonomis atau berbahaya yaitu: sampah berbahan bahaya dan beracun (B3) karena sifat dan jumlahnya secara langsung atau tidak mencemarkan, merusak dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya. Sumber Sampah Sumber sampah dibagi menjadi tujuh macam (Anggarkusuma, 2010), yaitu: 1. Daerah pemukiman/rumah tangga, berupa sampah basah/organik.

21

2. Daerah komersial, meliputi sampah dari pasar, pertokoan, restoran didominasi sampah organik. 3. Daerah institusional, terdiri atas sampah dari perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan merupakan sampah kering. 4. Daerah terbuka, sampah dari pembersihan jalan, trotoar, taman merupakan sampah organik dan debu. 5. Daerah industri, sampah dari sisa-sisa kegiatan industri, tergantung kepada jenis industrinya. 6. Daerah pembangunan, pemugaran dan pembongkaran dan bahan yang berasal dari kegiatan tersebut diantaranya: pecahan bata, kayu, besi, dan lain-lain. 7. Rumah sakit/poliklinik, sampah dari sampah kantor, sampah bekas operasi dan luka. Sistem Pengelolaan Sampah Sistem pengelolaan sampah dan, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir (BSN, 2002). Pewadahan adalah proses pertama kali penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), pengumpulan

adalah proses pengumpulan sampah ke Tempat Penampungan Akhir (TPA), pemindahan adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke lokasi pemindahan sampah, berfungsi sebagai tempat pertemuan alat pengumpul dengan alat pengangkut (truk), pengangkutan adalah memindahkan sampah dari TPS ke TPA, sehingga TPS pada daerah pelayanan menjadi bersih dari sampah. Pewadahan Pewadahan adalah proses pertama kali penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tujuan Pewadahan Proses pewadahan bertujuan untuk: 1. Agar Sampah tidak berserakan, sehingga lingkungan bersih, sehat dan mempunyai nilai estetika yang baik.

22

Bangkitan Sampah

Pemilahan, Pewadahan, dan Pengolahan di sumber Pemindahan Pengumpulan Pemilahan dan Pengolahan

Pengangkutan

Pembuangan Akhir

Gambar 4 Teknik Pengolahan Sampah 2. Memudahkan pengangkutan ke tempat selanjutnya. Pola Pewadahan Pola pewadahan sampah dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Pola individual Pola dimana wadah yang digunakan menampung sampah dari masing-masing sumber sampah. Kriteria wadah yang digunakan: 1. Mudah diambil. 2. Terletak di halaman muka bangkitan sampah kecil (rumah tangga). 3. Terletak di halaman belakang bila bangkitan sampah besar (rumah sakit, hotel, restoran, dan lain-lain). 2. Pola komunal Pola dimana wadah sampah yang digunakan dapat menampung sampah lebih dari satu sumber sampah. Kriteria wadah yang digunakan harus: 1. Terletak di lokasi khusus. 2. Tidak di tepi jalan protokol. 3. Jarak terdekat dengan bangkitan sampah. 4. Tidak mengganggu sarana umum.

23

Penempatan, Pengisian dan Pengosongan Wadah Untuk proses ini dibagi menjadi 3 kelompok berdasar pengguna wadah, yaitu: 1. Wadah untuk individual rumah tangga: 1. Wadah ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau penghuni dan petugas. 2. Sampah dibuang ke dalam wadah oleh pemilik sumber sampah. 3. Pengosongan wadah dilakukan oleh petugas. 4. Wadah yang sudah kosong dikembalikan ke tempat semula. 5. Secara periodik wadah dicuci atau dibersihkan. 2. Wadah untuk komunal perkotaan 1. Wadah ditempatkan di depan tanpa mengganggu pejalan kaki. 2. Sampah yang dibuang ke dalam wadah sebaiknya dalam keadaan terbungkus plastik. 3. Wadah komunal dikosongkan oleh petugas. 3. Wadah untuk pejalan kaki Wadah untuk pejalan kaki sebaiknya ditempatkan di tempat yang strategis contohnya terminal, tempat rekreasi, daerah pertokoan dan lain-lain. Pengumpulan Pengertian proses pengumpulan sampah ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) tediri dari empat jenis sesuai dengan pola pengumpulan yang digunakan, yaitu: Perseorangan langsung Penanganan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari masingmasing sumber sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Persyaratan proses pengumpulan dapat terlaksana jika: 1. Bila alat pengumpul yang digunakan tidak menggunakan mesin, topografi harus datar. 2. Kondisi jalan harus lebar, sehingga operasi tidak mengganggu pemakai jalan lainnya. 3. Kondisi dan jumlah alat memungkinkan.

24

4. Jumlah timbunan sampah besar, lebih dari 0,5 m3/ hari. Perseorangan tidak langsung Proses penanganan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber sampah diangkut ke TPA melalui proses pemindahan dengan menggunakan sarana pengangkut. Persyaratan pengumpulan bangkitan sampah: 1. Adanya lokasi pemindahan. 2. Bila alat yang digunakan untuk memindahkan non-mesin, topografi harus datar. 3. Lebar jalan dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan. 4. Jadwal waktu yang sesuai untuk pengumpulan dan pengangkutan. Komunal langsung Berdasarkan SNI-19-2452-2002 proses penanganan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari titik pewadahan komunal, langsung diangkut menuju TPA tanpa melalui proses pemindahan. Terlaksana dengan cara: 1. Peran serta masyarakat tinggi. 2. Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan lokasinya mudah dijangkau truk pengangkut. 3. Untuk daerah khusus berbukit, maka lokasi wadah komunal diletakkan di dekat jalan masuk. Komunal tidak langsung Proses penanganan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari masing- masing titik pewadahan komunal ke lokasi pemindahan menggunakan gerobak, kemudian diangkut ke TPA dengan truk. Persyaratannya adalah: 1. Peran serta masyarakat tinggi. 2. Wadah komunal ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau oleh alat pengumpul. 3. Adanya lokasi pemindahan. 4. Apabila alat pengumpul non-mesin, maka topografi harus datar. 5. Lebar jalan memungkinkan dilalui tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya. 6. Sesuai untuk kota besar dengan pertumbuhan tinggi. Pemilihan pola pengumpulan tergantung kepada:

25

1. Sistem pelayanan yang diperlukan masyarakat. 2. Keadaan topografi setempat. 3. Kepadatan penduduk. 4. Karakteristik fisik sampah. 5. Peraturan yang berlaku. 6. Kebiasaan masyarakat setempat. Pemindahan Pemindahan adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan alat angkut ke lokasi pemindahan sampah, berfungsi sebagai tempat pertemuan alat pengumpul dengan alat pengangkut (truk). Dalam proses ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Proses pemindahan diklasifikasikan menjadi dua ( Anggarkusuma, 2010) , yaitu: Pemindahan tidak langsung Pembuangan sampah dari alat pengumpul ke lokasi pemindahan, baru kemudian dipindah ke truk pengangkut. Pemindahan jenis ini biasanya dihindari oleh ahli persampahan karena: 1. Proses tidak higienis/sehat. 2. Membutuhkan waktu lebih lama karena melalui 2 tahap. 3. Membutuhkan ruang yang lebih besar. Pemindahan langsung Sampah dari lokasi pengumpulan dipindahkan ke dalam wadah yang dibawa oleh alat pengangkut. Wadah ini adalah kontainer berkapasitas 5-10 m3 yang diangkut ke truk secara hidrolik.. Pengangkutan Pengangkutan adalah proses memindahkan sampah dari TPS ke TPA, sehingga TPS pada daerah pelayanan menjadi bersih dari sampah. Untuk menunjang kelancaran proses pengangkutan, tempat untuk proses pengangkutan harus disesuaikan dengan proses pengumpulan, sehingga perlu ditentukan titik pengangkutan dan pengumpulan. Untuk menentukan titik pengumpulan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

26

1. Lebar jalan minimal 5 meter agar cukup untuk parkir truk dan lalu lintas kendaraan yang lain. 2. Untuk permukiman padat dapat ditentukan dengan interval sekitar 100 meter dan bersifat komunal. 3. Volume sampah pada lokasi tersebut berkisar antara 1-3 m3, ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan, ruangan yang tersedia dan komposisinya. 4. Tidak ada metode pasti untuk menentukan titik pengumpulan yang optimal, tapi dapat dilakukan uji coba dan evaluasi setiap 3 bulan dan kemudian 1 tahun. Penentuan titik pengangkutan dan pengumpulan dilihat segi efisiensi operasional, terutama waktu. Semakin sedikit titik pengangkutan dan

pengumpulan maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan pengumpul atau pengangkut untuk melaksanakan operasinya. Proses

pengangkutan dan pengumpulan yang berkaitan dengan waktu terdiri dari: 1. Waktu Tunggu Waktu yang digunakan petugas gerobak untuk menunggu kedatangan truk pengangkut. 2. Waktu Muat Waktu yang diperlukan untuk memuat sampah ke dalam truk hingga penuh. 3. Waktu Angkut. Waktu yang diperlukan untuk mengangkut sampah dari titik transfer ke TPA. Pembuangan Akhir Pembuangan akhir adalah proses terakhir sampah dari seluruh titik pengumpulan dibuang/dikumpulkan. Tujuan pembuangan akhir ini adalah untuk memusnahkan sampah di TPA dengan proses/sistem tertentu sehingga tidak

menimbulkan gangguan terhadap limgkungan sekitar dengan metode olah atau tanpa olahan. Sarana Prasarana Perdagangan dan Niaga Berdasarkan Peraturan Presiden No.112 tahum 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko. Definisi Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang

27

disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang. Toko adalah bangunan gedung dengan fungsi usaha yang digunakan untuk menjual barang dan terdiri dari hanya satu penjual. Penempatan penyediaan sarana prasarana perdagangan dan niaga terkait radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani wilayah terkait. Jumlah penduduk di wilayah terkait menjadi paramater jumlah sarana perdagangan dan niaga. Jenis Sarana Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah: 1. Toko / warung (skala pelayanan unit RT 250 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari; 2. Pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya; 3. Pusat pertokoan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan 30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, pakaian,

28

barang-barang kelontong, alat-alat pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti warnet, wartel dan sebagainya; 4. Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kecamatan 120.000 penduduk), yang selain menjual kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unitunit produksi yang tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan niaga lainnya seperti kantor-kantor, bank, industri kecil dan lain-lain.

You might also like