You are on page 1of 24

Untukmu Kader Dakwah : Materi mentoring Mahasiswa 1.

Allah Melihatku, Allah Bersamaku


Jika makhluk-makhluk tahu apa yang mungkin mereka jumpai di akhirat kelak, niscaya mereka takkan pernah merasakan hidup enak di dunia. (Malik bin Dinar rahimahullah) Dahsyat sekali cara seorang shalih, Malik bin Dinar rahimahullah memberi ilustrasi tentang kengerian hari akhirat. Alam akhirat yang didahului oleh gerbang kematian, yang juga menakutkan dan menyakitkan. Datang kapan saja menjemput siapapun yang bernyawa. Dan, tak mungkin ditolak. Ia, akhir kehidupan dunia. Gerbang alam akhirat yang setiap kita akan mengalaminya. Hanya waktunya saja yang berbeda-beda.

Saudaraku, Jika kita termasuk hamba Allah yang mengetahui konsekuensi hidup dan mati, mengimani apa yang ada setelah mati, mempercayai kehidupan akhirat, harusnya tidak menunda-nunda taubat. Tidak segan-segan memohon ampun. Tidak lelah dan bosan untuk terus meminta agar kesalahan diampuni Allah swt. Menyadari, seperti ungkapan ulama, Betapa banyak syahwat yang dilampiaskan hanya beberapa detik, mewariskan kedudukan yang sangat lama. Lalu member kehinaan dan kepapaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, Ketahuilah-semoga Alah swt

memperbaiki hatimu--, bahwa hati itu sebenarnya tersiksa dan sakit karena kemaksiatan dan syahwat yang dituruti oleh pemiliknya. Rasa sakit dan ketersiksaan hati karena dosa, sama dengan rasa sakit yang dialami tubuh. Hanya saja, bila rasa sakit tubuh bisa diobati dengan ragam obat, sedangkan dosa-dosa yang menjadikan hati sakit itu hanya satu obatnya. Tidak ada yang lain, kecuali meninggalkan dosa. (Ad daau wa ad dawaa, 121) Semoga kita tidak termasuk orang yang menganggap ringan kemaksiatan dan dosa, karena akibatnya yang sangat berbahaya dan menyakitkan. Ibnul Qoyyim rahimahullah, menguraikan berbagai dampak dosa dan kemaksiatan. Misalnya, kemurungan wajah, kegelapan di hati, rasa sempit, gelisah, kecewa, mudah frustasi, merasa sakit, merasa terkucil, jiwa yang sangat tidak tenang, merasa tidak berdaya, dilucuti dari pakaian yang diberikan Allah yakni pakaian takwa, hilang perlindungan atas diri, berganti rasa takut, berkurangnya rizki, karena seorang hamba bisa dihalangi rizkinya karena dosa yang dilakukannya, atau bisa

hilang keberkahan rizki lalu membuat seseorang dijauhi orang. Akibat dosa yang paling menyedihkan adalah, hilangnya kenikmatan dalam melakukan ketaatan. Orang yang berbuat dosa bila ia melakukan ketaatan, tak mendapatkan kenikmatan saat melakukannya, tidak bertambah kekuatan dan keimanannya serta tidak bertambah kerinduannya pada akhirat.

Saudaraku, Rasa kebersamaan dengan Allah setiap waktu, atau mengahayatai pengelihatan Allah swt kepada kita setiap saat, merupakan salah sau cara kita bisa terhindar dari banyak dan berulang-ulang melakukan kesalahan. Seperti dikisahkan Sahal bin Abdullah Ab Tasatturi yang mengatakan, Dahulu ketika aku masih berusia tiga tahun, aku berdiri di suatu malam melihat shalat malam yang dilakukan pamanku Muhammad bin Suwar. Ia mengatakan kepadaku, Wahai Sahal, mengapa engkau tidak berdzikir kepada Allah yang menciptakanmu? Aku menjawab, Bagaimana caranya aku berdzikir kepada-Nya? Ia mengatakan, Dengan hatimu saat engkau berganti pakaian. Ucapkanlah tiga kali tanpa menggerakan lisanmu : Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku. Aku lalu mempraktekan apa yang disampaikan pamanku itu dalam beberapa hari, dan aku lalu memberitahukan kepadanya. Ia mengatakan, Katakan seperti itu setiap malam tujuh kali. Aku pun melakukannya. Aku merasa hatiku nikmat melakukannya. Hingga setelah satu tahun berlalu, pamanku berkata, Ingatlah apa yang telah aku beritahukan kepadamu. Lakukanlah terus sampai engkau masuk ke liang kubur. Itu sangat bermanfaat bagimu di dunia dan akhiratmu. Sampai bertahun-tahun setelah itu aku terus melakukannya. Aku benar-benar merasakan nikmat dalam kesendirianku. Sampai suatu ketika, pamanku berkata lagi kepadaku, Wahai Sahal, barangsiapa yang merasakan Allah bersamanya, melihatnya dan menyaksikannya, maka ia takkan pernah bermaksiat kepada-Nya. Hati-hatilah engaku dari kemaksiatan. (Ibyaa Ulumiddin, 3/74) Saudaraku, Sadarilah secara baik-baik bahwa Allah swt memang selalu memperhatikan dan melihat semua gerak gerik kita. Yang secara kasat terlihat bahkan juga yang terbersit di dalam hati. Sadari juga bahwa Allah swt Maha Rahmah, Maha Kasih Sayang, meski terhadap hamba-Nya yang melakukan kemaksiat-an sekali pun. Agar hati kita selalu optimis untuk memohon ampun dan segera merubah langkah yang terlanjur menyimpang. Dengarkanlah kisah menarik untuk direnungi. Yusuf bin Al Husein bercerita, ketika ia pergi bersama Dzin Nun Al Mishri ditepi sebuah sungai. Ia melihat seekor kalajengking besar. Didekatnya muncul seekor katak yang juga besar. Kalajengking itu lalu naik ke

punggung katak yang kemudian menyebrang ke sisi sungai lain. Dzin Nun mengatkan, Kalajengking ini punya suatu keperluan! Ayo kita ikuti dia. Kami lalu mengikuti kalajengking itu yang ternyata menghampiri seseorang yang sedang tidur dalam kondisi mabuk. Tak lama kemudian muncul seekor ular berbisa yang merayap ingin menggigit orang yang sedang tidur itu. Tapi ia seperti meminta izin kepada kalajengking besar yang ada di dekat pemabuk yang tertidur. Kalajengking lalu mencapit ular tersebut hingga lari dan tak lama kemudian. Ia lalu kembali kearah tepi sungai dan menaiki punggung katak yang tadi membawanya hingga menyebrang ke sisi sungai yang lain. Dzin Nun membangunkan pemabuk yang tertidur itu lalu mengatakan, Lihatlah, bagaimana Allah swt menyelamatkan hidupmu. Kalajengking itu, Allah utus kepadamu untuk menyelamatkanu dari ular yang ingin menggigitmu. Pemuda itu terkejut dan mengatakan, Inikah yang Engkau lakukan terhadap orang yang telah bermaksiat kepada-Mu? Bagaimana kebaikan-Mu dan kasih sayang-Mu terhadap orang yang berlaku taat kepada-Mu? Orang itu pun lalu pergi. Dzin Nun bertanya, Mau kemana? Ia menjawab, Kerumah Allah, untuk taat kepada Allah. (At Tawwabii, Ibnu Quddamah, 227).

2. MENCINTAI SANG IDOLA


TUJUAN : 1. Memahami makna dan pengertian rasul 2. Memahami urgensi mencintai Rasulullah SAW 3. Menjadikan Rasulullah SAW sebagai satu-satunya panutan dalam kehidupan PENDAHULUAN Mengenal rasul adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk mengamalkan Islam secara sempurna. Tanpa rasul maka kita tidak dapat melaksanakan Islam dengan baik.Kehadiran rasul memberikan panduan dan bimbingan kepada kita bagaimana cara mengamalkan Islam. Dengan demikian rasul adalah penting bagi muslim sebagai metode untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengenal Rasul tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi segala aspek syari berupa sunnah yang disampaikan kepada kita sampai tingkah laku, perkataan ataupun sikap. Pengenalan kepada Rasul dapat dilihat melalui sirah nabi yang menggambarkan kehidupan Nabi serta latar belakangnya seperti nasab.

Dengan mengenal Rasul diharapkan kita dapat mencintai Rasul dan mengikutinya, perkara ini sebagai cara bagaimana kita taat dan mencintai Allah SWT. Setengah masyarakat mengetahui dan mengamalkan sunnah Nabi dari segi ibadah sahaja bahkan dari segi penampilan sahaja. Sangat jarang muslim yang mengambil contoh kehidupan Nabi secara keseluruhannya sebagai contoh, misalnya peranan Nabi dari segi politik, pemimpin, pedagang dan juga Nabi sebagai suami, ayah dan ahli di masyarakat. Semua peranan Nabi ini perlu dicontoh dan diikuti sehingga kita dapat mengamalkan Islam secara sempurna dan menyeluruh.

PEMBAHASAN Pengertian Rasul Rasul adalah seorang laki-laki (QS. Al Anbiya :7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT dengan berkewajiban untuk mengamalkannya dan diperintahkan untuk menyampaikan risalah kepada seluruh umat manusia. Risalah adalah sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akherat. Jadi Rasul adalah pembawa risalah Allah. Rasul yang dipilih Allah itu banyak sekali mulai dari Adam As sampai dengan Rasul yang terakhir yaitu Muhammad SAW. Keberadaan Rasul ini adalah atas kehendak Allah, bukan atas hasil usaha manusia (Qs. Shad:47). Meskipun seseorang sampai pada tingkat kesucian yang tinggi menurut pandangan dan pengakuan manusia, misalnya sebutan wali, ulama tetap tidak dapat dikategorikan sebagai Rasul. Isa adalah Rasul Allah, beriman kepadanya adalah wajib. Muhammad adalah Rasul Allah, beriman kepadanya adalah wajib.Rasul Allah yang terakhir adalah Muhammmad SAW, sehingga syariat yang berlaku saat ini sampai hari kiamat adalah risalah yang dibawa oleh Muhammad SAW Sekilas tentang Rasulullah Muhammad SAW Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, ayahnya Abdullah meninggal dunia ketika ia berusia 2 bulan dalam kandungan ibunya, Aminah. Allah tidak memberikan kesempatan yang lama bagi Muhammad kecil untuk merasakan kasih sayang dan belaian dari ibunya. Aminah meninggal dunia ketika Muhammad berumur 6 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muntholib seorang tokoh yang paling terhormat di antara kaumnya, Bangsa Quraisy yang juga merupakan kabilah terhormat dari semua kabilah bangsa Arab ketika itu tak lama ketika Muhamad berusia 8 tahun , kakeknya pun dipanggil oleh Allah. Setelah itu Muhammad tumbuh menjadi pemuda yang baik, jujur, amat dipercaya, disenangi semua orang karena keluhuran akhlaknya. Pemuda yang cakap, baik lahiriyah maupun ruhiyah.Ia berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia kemudian menikah,

menjadi suami yang baik, ayah yang amat cinta kepada anaknya, pemimpin yang adil dan bijaksana dan dai yang senantiasa berdzikir dan beristigfar kepada Rabb-Nya, meskipun Allah telah menjanjikan jannah paling mulia baginya di akhirat kelak.

Fungsi diutusnya Rasulullah untuk manusia Dan tiadalah kami mengutus kamu, melankan untuk menjadi rahmat semesta alam ( Qs. Al Anbiya:107) Yaa Siin. Demi Al-Qur;an yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul (yang berada) di atas jalan yang lurus (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapa.k mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai(Qs. 36:1-6) Dua ayat di atas memberi gambaran kepada kita bahwa Allah mengutus Muhammad untuk dijadikan rahmat bagi semesta alam, yang menjelaskan kitabNya dan memberi peringatan kepada manusia, agar mereka tidak sesat dalam menjalani kehidupan yang fana ini. Banyak lagi penjelasan Allah dalam Al-Quran tentang hakikat kerasulan Muhammad SAW. Analogi pembahasan ini akan menjelaskan hakikat kerasulan Muhammad SAW dan hakikat kerasulan nabi-nabi sebelumnya. Ada seorang ibu yang sangat tertarik pada sebuah iklan Saya Ibu Singer! Lihatlah dengan Singer maka menjahit akan lebih mudah bagi Anda. Singer membuat lubang kancing sendiri, mengobras sendiri, membordiri sendiri dst . Kemudian si ibu tadi membeli mesin jahit Singer yang baru untuk keluarganya. Tetapi apa yang terjadi ??? sesampainya di rumah ternyata tidak semudah apa yang dibayangkan meskipun itu ini sudah berusaha berkali-kali untuk membaca buku petunjuknya. Maka akhirnya, ibu ini menelepon kepada dealer mesin jahit tempat dimana ia membeli. Tidak berapa lama, datanglah teknisi Singer yang dikirmkan oleh dealer. Hanya dalam tempo 15 menit, segalanya menjadi beres. Ternyata hanya masalah-masalah sederhana yang sebenarnya secara umum sudah tercantum dalam buku petunjuk. Tetapi karena sebelumnya si ibu ini belum pernah menggunakan mesih jahit, maka ia tidak mengetahui secara persis apa yang dimaksud dalam buku petunjuk mesin jahit tersebut sampai yang sekecil-kecilnya kepada teknisi tersebut hingga tuntas dan jelas betul. Teknisi itu kemudian pergi dan tidak pernah berjanji untuk datang kembali.

Lewat analogi diatas, jelaslah fungsi Rasul adalah sebagai teknisi yang diutus Allah untuk menjelaskan pedoman hidup manusia, yaitu Al-Quran.. Lihat firman Allah dalam Quran surat Al-Jumuah ayat 2 dan Al-Baqarah ayat 119.

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Rasulullah SAW Seorang muslim yang telah menyatakan syahadatnya, maka dituntut untuk menjalankan kewajiban kepada Rasulullah antara lain : 1. Beriman kepada Rasulullah (QS Al Araf :158). Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya (QS. An Nisa : 136). 2. Mencintai Rasulullah Seorang muslim wajib mencintai Nabi Muhammad melebihi cintanya kepada segala sesuatu. Allah melukiskan secara dramatis dalam Al Qur'an tentang pengertian cinta yaitu (Qs. At Taubah :23-24). Rasulullah juga bersabda : dari Anas Ra Tiga perkara jika kalian memilikinya, maka akan didapati manisnya iman. Pertama, siapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya.Kedua, mencintai seseorang semata-mata karena Allah SWT. Ketiga, tidak senang kembali kapada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah SWT, sebagaimana ketidaksenangannya dilempar ke dalam api neraka (HR Bukhari-Muslim) 3. Taat dan mengikuti Rasulullah Konsekwensi dari seseorang yang telah mencintai adalah ia memberikan ketaatan dan mengikuti terhadap apa yang ia cintai. Allah telah memberikan kabar tentang kerugian yang besar dan penyesalan yang mendalam bagi seseorang yang mengetahui ajaran Nabi Muhammad SAW kemudian tidak taat dan tidak mengikutinya (QS. Al Furqan :27,29). Kewajiban mentaati dan mengikuti Rasulullah adalah kewajiban yang mutlak (QS.An Nisa :80; Ali Imran :31,32). Barangsiapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan menyediakan baginya surga (QS.An Nisa : 13). Mengikuti Rasulullah dapat diaplikasikan dengan cara mengagungkan(QS. Al Fath :7)membelanya (QS. At Taubah : 40, QS. Ash Shaf :14), mencintai para pencintanya (QS. Al Fath :29), menghidupkan sunnahnya (QS. Ali Imran :130), memperbanyak shalawat (QS. Al Ahzab :56), dan mewarisi risalahnya (QS. Al Fath 28).

KESIMPULAN Pengenalan kepada Rasul juga meliputi pengenalan kepada Allah dan Islam. Memahami Rasul secara komprehensif adalah cara yang tepat dalam mengenal Islam yang juga komprehensif. Rasul dikenal sebagai pribadi teladan dan panutan yang unggul dan lelaki terpilih di antara manusia yang sangat layak dijadikan model bagi setiap muslim. Mencintai Nabi sebagai hasil dari mengenal Rasul tidak hanya dalam menyebut namanya setelah sholat, merayakan hari Maulid Nabi dan bentuk acara-acara lainnya.Kemudian mereka tidak mengamalkan sunnah ataupun tingkah laku yang dimilikinya seperti sidiq, tabligh, amanah dan fathonah. Keadaan demikian sangat merugikan bagi setiap muslim.Bahkan beberapa orang sangat menaruh perhatian dan mengikuti cara berpakaian Nabi, seperti sorban, songkok dan sebagainya, ada pula yang hanya sekedar mengutip hadits Nabi untuk ceramahnya tetapi tidak diamalkan, namun ada juga yang menolak beberapa sunnah atau tingkah laku Nabi.Keadaan demikian, berlaku di tengah masyarakat awam sebagai akibat dari tidak fahamnya mereka kepada Rasul secara benar dan utuh. Kewajiban kami (muslim) kepada Rasul adalah mengimaninya, mencintai, mengagungkan, membelanya, mencintai para pencintanya, menghidupkan sunnahnya, memperbanyak shalawat, mengikutinya dan mewarisi risalahnya. Dengan kewajiban ini setiap muslim akan senantiasa menjaga dirinya berada di dalam saf Islam.Kewajiban ini sebagai janji dan komitmen dari persaksian kita kepada Nabi bahawa Muhammad SAW adalah Rasulullah. Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang dijadikan sebagai Nabi dan Rasul penutup.Beliau sebagai model terbaik dan melengkapi nabi dan rasul sebelumnya.Risalah yang dibawanya sangatlah bersesuaian dengan keadaan saat ini dan diperuntukkan bagi semua manusia.Berbagai kelebihan dan keutamaan pada diri Nabi sangatlah banyak, sehingga kita perlu menyimpulkan bahawa beliaulah yang paling sesuai untuk diikuti. Orang yang beriman adalah tentara yang siap dan sedia mendapat arahan dan perintah dari atasan.Atasan kita adalah Allah SWT dan Nabi SAW.Dialah yang berhak sebagai atasan kita karena dialah pencipta, pemberi rizki, pengatur dan pemilik kita.Sedangkan Nabi adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Allah sebagai pembimbing kita.Sikap kita yang terbaik adalah mendengar dan mentaati perintahNya.Karena setiap perintah itu adalah untuk kebaikan kita juga.

Mentaati Allah mesti melalui ketaatan kepada Rasul.Yang ditaati adalah syariat yang dibawanya seperti yang disampaikan di dalam Al-Quran ataupun Sunnah Nabi. Kita tidak akan dapat beribadah kecuali mengikuti Rasul dan syariatNya.

3. ADAB PERGAULAN SEORANG MUSLIM

TUJUAN 1. Memahami realitas yang terjadi saat ini akibat pergaulan bebas. 2. Memahami pentingnya bergaul dalam Islam untuk tujuan baik. 3. Memahami tata hubungan antara pria dan wanita agar tidak terjadi hal hal yang merusak.

PENDAHULUAN Kalau kita perhatikan sekarang ini, masalah masalah di dunia sebagian besar terjadi karena adanya pergaulan yang terlalu bebas. Status anak yang tidak jelas, broken home, anak anak yang terlantar dan menjadi nakal (generasi tidak berkualitas), kasus aborsi, dll. Yang akhirnya menjadikan sebuah negara hancur. Kita bisa mengambil contoh dari negara negara Skandinavia yang memberikan kebebasan penuh kepada rakyatnya untuk melakukan pergaulan bebas (pergaulan seks secara terbuka). Mereka diberi kebebasan mengumbar nafsu syahwat tanpa terkendali. Pertanyaannya sekarang : Apakah dengan cara begitu mereka dapat hidup bahagia ?. Mereka justru menjadi pemecah rekor dalam kasus bunuh diri, penyakit syaraf, narkotika, dan obat obat terlarang serta apa saja yang mendorong mereka untuk lari dari tanggung jawab kehidupan. Sebenarnya tidak ada satu pun agama langit atau agama bumi, kecuali Islam, yang memuliakan wanita, memberikan haknya, dan menyayanginya, memeliharanya sebagai manusia dan memeliharanya sebagai anak perempuan, istri, ibu dan anggota masyarakat. Islam memuliakan wanita sebagai manusia yang diberi tugas (taklif) dan tanggung jawab yang utuh seperti halnya laki-laki, yang kelak akan mendapatkan pahala atau siksa sebagai balasannya. Tugas yang mula-mula diberikan Allah kepada manusia bukan khusus untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan,yakni Adam dan istrinya (Al-Baqarah: 35).

PEMBAHASAN Apakah Islam tidak memperbolehkan kita untuk bergaul ??? 1. Islam adalah agama yang sempurna yang selalu memperhatikan fitrah manusia dalam segala peraturan yang berhubungan dengannya (QS.Al Mulk : 13) yang mengambil jalan tengah antara yang mudah dan yang sulit. 2. Islam memperbolehkan kita untuk bergaul Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( QS.Al Hujurat:13 ) 3. Tujuan Pergaulan dalam Islam Ayat ini memperlihatkan hakekat sifat hubungan antara kaum mukminin dan mukminat yaitu hubungan cinta, kasih sayang, ketaatan, dan saling tolong menolong. Bisa dilihat juga dalam QS At-Taubah : 71 4. Batas batas Pergaulan Islam adalah sistem hidup dari Allah yang bersih dari segala kekurangan dan kontradiksi. Dan misi Islam adalah mengadakan perbaikan di dunia ini (di antaranya dari hal hal yang disebutkan di atas). Kita sadari bahwa antara laki laki dan perempuan memiliki daya tarik sesuai yang dikatakan dalam ilmu Biologi yang menggambarkan bahwa manusia juga memiliki nafsu kebinatangan. Kalau pergaulan antara laki laki dan wanita tidak memiliki peraturan maka permasalahan di atas bisa mungkin terjadi. Berangkat dari hal tersebut, Allah menetapkan peraturannya di dalam Islam yang harus kita jaga, yaitu : 1. Kebersihan Hati dan Niat Hidup seorang mu'min untuk beribadah (QS.Adz Dzariat:56) dan ibadah juga mencakup segala aktivitas hidup yang salah satunya adalah pergaulan (QS.Al An'am:162). Realita ibadah adalah tunduk dan patuh (QS.Ibrahim:40) bahkan ditegaskan bahwa seseorang tidak beriman sampai dia mau berhakim dengan hukum Al Qur'an (QS.An Nisa':65). Walaupun nanti saat melaksanakan perintah menjaga pergaulan membuat kita dimusuhi manusia maka yakinlah bahwa Allah akan selalu melindungi (QS.Az Zumar:36). Kebersihan hati ditandai oleh sikap seorang muslim yang tidak akan melakukan dalam pergaulannya sesuatu apapun yang melanggar tujuan pergaulan. Adapun unsur asasi dalam kebersihan hati adalah rasa malu (kepada Allah bila dia melanggar hukum Allah) yang akan

menjadi pengawas. Seperti yang tertuang dalam sebuah hadits : Jika engkau tidak mempunyai rasa malu maka berbuatlah sekehendak hatimu. Penyelewengan tentang hukum pergaulan ini kadang datangnya dari arah yang sangat lembut, antara lain : a. Fitnah Hati Zina yang masih berada di hati. Terdapat sebuah hadits yang berbunyi Dua mata berzina dan zinanya melihat, dua tangan berzina dan zinanya memegang, dua kaki berzina dan zinanya berjalan, dan zina kesan berbicara, zina jiwa mengangan angan, menginginkan dan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakan. b. Fitnah Pandangan Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud: Wahai Ali jangan engkau ikuti pandangan dengan pandangan lagi, sesungguhnya buatmu yang pertama, bukan yang kedua, dan dosa atas yang kedua. Juga dijelaskan dalam Al Quran Surat An Nur : 31. c. Fitnah Suara Pembicaraan Hati yang khianat menyebabkan seseorang memerdukan suara dengan logat yang menarik ketika berbicara, lebih lengkapnya dapat dilihat pada QS. Al Ahzab ayat 32. d. Fitnah Suara Kalaupun kesannya diam tapi anggota tubuh yang lain jangan menimbulkan suara yang mengundang. Dijelaskan dalam An Nur ayat 32. e. Fitnah Minyak Wangi Seorang wanita jika memakai minyak wangi, kemudian melewati suatu majelis, maka dia telah berbuat demikian (berzina). (HR.Tirmidzi) 2. Tingkah Laku dalam Bergaul Sebenarnya pertemuan antara laki-laki dengan perempuan tidak haram, melainkan jaiz (boleh). Bahkan, hal itu kadang-kadang dituntut apabila bertujuan untuk kebaikan, seperti dalam urusan ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kebajikan, perjuangan, atau lain-lain yang memerlukan banyak tenaga, baik dari laki-laki maupun perempuan. Namun, kebolehan itu tidak berarti bahwa batas-batas diantara keduanya menjadi lebur dan ikatan-ikatan syar`iyah yang baku dilupakan. Kita tidak perlu menganggap diri kita sebagai malaikat yang suci yang dikhawatirkan melakukan pelanggaran, dan kita pun tidak perlu memindahkan budaya Barat kepada kita. Yang harus kita lakukan ialah bekerja sama dalam kebaikan serta tolongmenolong dalam kebajikan dan takwa, dalam batas-batas hukum yang telah ditetapkan oleh Islam. Batas-batas hukum tersebut antara lain:

a. Menahan pandangan dari kedua belah pihak. Artinya, tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak berlama-lama memandang tanpa ada keperluan. Allah berfirman: Katakanlah ke pada orang laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.` Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya (An-Nur:30-31) b. Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan sesuai syara` Yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan. Jangan yang tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh. Allah berfirman: dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya(An-Nur:31). Diriwayatkan dari beberapa sahabat bahwa perhiasan yang biasa tampak ialah muka dan tangan. Allah berfirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan: Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu (al-Ahzab:59) Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita yang baik-baik dengan wanita nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada laki-laki yang suka mengganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk

menghormatinya. c. Pihak wanita harus mematuhi adab-adab wanita muslimah dalam segala hal, terutama dalam pergaulannya dengan laki - laki 1. Dalam perkataan, harus menghindari perkataan yang merayu dan membangkitkan rangsangan. Allah berfirman: Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. (al-Ahzab: 32.) 2. Dalam berjalan, jangan memancing pandangan orang. Firman Allah Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan(an-Nur:31) serta yang dijelaskan dalam Surat Al-Qashash ayat 25. 3. Dalam gerak, jangan berjingkrak atau berlenggak-lenggok, seperti yang disebut dalam hadits: (Yaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-laki cenderung kepada kerusakan (kemaksiatan) (HR Ahmad dan Muslim). Jangan sampai bertabarruj (berlebihan dalam berhias) seperti yang dilakukan wanita jahiliah dulu.

d. Menghindari Ikhtilat Ikhtilat adalah bercampurnya laki-laki dan wanita, sebagaimana hal ini kita lakukan saat shalat berjamaah, maka hal itu seharusnya tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Kadang kita menganggap pergaulan bebas adalah bentuk dari modernisasi seperti yang dicontohkan barat. Padahal masyarakat Eropa dan Amerika, sebagian besar menolak pergaulan bebas. Mereka menjaga betul pergaulan anak-anaknya. Di Paris banyak orang tua melarang pergi bersama pemuda untuk misalnya ke bioskop. Ada juga yang muak jika nonton film porno. Di Amerika banyak orang tua yang memilih sekolah khusus putri untuk anak-anaknya. Sekolahsekolah disana juga banyak yang memisahkan kegiatan belajar laki-laki dan wanita dengan alasan meningkatkan semangat belajar e. Jangan berduaan (laki-laki dengan perempuan) tanpa disertai mahram. Banyak hadits sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan, Karena yang ketiga adalah setan. Jangan berduaan sekalipun dengan kerabat suami atau istri. Sehubungan dengan ini, terdapat hadits yang berbunyi: Jangan kamu masuk ke tempat wanita. Mereka (sahabat) bertanya, Bagaimana dengan ipar wanita. Beliau menjawab, Ipar wanita itu membahayakan. (HR Bukhari). Maksudnya, berduaan dengan kerabat suami atau istri dapat menyebabkan kebinasaan, karena bisa jadi mereka duduk berlama-lama hingga menimbulkan fitnah. Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerja sama, tidak berlebihlebihan yang dapat mengeluarkan wanita dari naluri kewanitaannya, menimbulkan fitnah, atau melalaikannya dari kewajiban sucinya mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak. KESIMPULAN 1. Pergaulan yang tidak sesuai dengan syariat Islam, atau dapat dinamakan pergaulan bebas dapat memberikan dampak negatif yang luas. Islam memperbolehkan kita bergaul dengan syarat tertentu. 2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan yaitu : kebersihan hati dan niat serta tingkah laku dalam bergaul berupa pakaian dan metode interaksi yang digunakan laki-laki dan perempuan dan berhubungan. 3. Kita dapat merubah tern pergaulan sekarang yang begitu bebas dengan pergaulan ala Islam yang tentunya lebih banyak manfaatnya. Hal tersebut dapat kita mulai dari lingkunan terkecil kita, diri kita sendiri, tempat tinggal (kos dan kontrakan) barulah pada masyarakat di sekitas tempat kita tinggal.

4. KEPRIBADIAN MUSLIM UNGGULAN Tujuan: 1. Mampu memahami karakter seorang muslim 2. Mampu menumbuhkan kepribadian seorang muslim

PENDAHULUAN Apa yang terbayang di benak kita ketika ada pertanyaan mengenai Kepribadian Muslim? Mungkin ada yang menjawab; Kepribadian muslim itu tercermin pada orang yang rajin menjalankan Islam dari aspek ritual seperti shalat, zakat, puasa dsb. Ada yang mengatakan kepribadian muslim itu terlihat dari sikap dermawan dan suka menolong orang lain atau aspek sosial. Mungkin ada yang berpendapat kepribadian muslim itu terlihat dari penampilan seseorang yang kalem, lemah lembut, dan baik hati. Jawaban di atas hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolaholah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah (ibadah mahdhoh). Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. PEMBAHASAN Seorang muslim memiliki beragam peran yang dituntut oleh Islam, Islam sebagai agama yang syamil atau menyeluruh sudah pasti menuntut pemeluknya untuk dapat mengaplikasikan Islam dalam segala bidang kehidupan. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih) Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam (QS. 6:162). Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal dawahnya

kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid. 2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar) Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan. 3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Quran. Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS. 68:4). 4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani) Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim) 5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Quran juga banyak mengungkap ayat ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: pada keduanya itu terdapat

dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir (QS Al Baqarah :219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: Katakanlah: samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS 39:9) 6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu) Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam) (HR. Hakim). 7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu) Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Quran dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka

diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin. 8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan) Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Quran maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas. 9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri) Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Quran maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan. 10. Nafiun Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain) Nafiun lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.

Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Sebaik -baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).

KESIMPULAN Islam dapat dirasakan sebagai agama yang sempurna jika dalam kehidupan kesehariannya dapat dibuktikan melalui akhlak dari para penganutnya. Oleh sebab itu kita sebagia seorang muslim haris senantiasa berusaha untuk dapat menerapkan akhlak islami tersebut dalam keseharian kita. Berikut ini beberapa hal yang akan dapat memotivasi kita untuk berakhlak islami, yaitu pentingnya akhlak islami : 1. Akhlak adalah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. Paling sempurna orang mukmin adalah yang paling luhur akhlaknya. (HR. Tirmidzi) serta hadits dari Thabrani, Ahmad dan Abu Yala yang berbunyi : Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik man usia keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya. 2. Akhlak adalah buah ibadah Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan munkar (Surat Al Ankabut : 29) 3. Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi kejujuran akhlaknya (HR Abu Daud dan Tirmidzi). 4. Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat oleh karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT. Akhlak Islami sangat penting untuk direfleksikan dalam skala pribadi, skala masyarakat serta berikutnya skala umat. 5. Akhlak juga terbentuk dari lintasan hati. Dari lintasan hati dilakukan atau dicoba, lalu menjadi kebiasaan hingga membentuk akhlak, misalnya : kebiasaan merokok. Maka berusahalah untuk membentuk lintsan hati yang baik dan enar menurut syariat Islam. 6. Akhlak dapat berubah tergantung kemauan individu tersebut. Seseorang berakhlak baik atau buruk tergantung usaha yang dilakukannya.

Nb : Mentor harap memberikan contoh contoh yang ada di dalam kehidupan sehari hari terhadap 10 pernyataan di atas dan mohon cek kembali ayat ayat Al Qurannya!!!

5. APA KABAR HATI ?? TUJUAN : 1. Mengetahui fungsi dianugerahkannya hati kepada manusia 2. Mengetahui macam-macam cinta 3. Mengetahui tanda-tanda hati yang sehat PENDAHULUAN Hati merupakan panglima dari tubuh kita, ketika informasi dari luar kita peroleh, maka otak akan memprosesnya secara rasional, memahami makna dari informasi yang kita dapatkan berikut dampak serta definisi-definisi lainnya. Kemudian informasi tersebut akan diteruskan ke hati untuk memutuskan tindakan apa yang dilakukan untuk merespon hal tersebut. Hati ya itulah yang masih menyisakan belas kasihan, iba, serta kasih sayang diantara manusia. Oleh sebab itulah orang-orang sangat rajin mengkaitkan antara hati dengan cinta. Lebih spesifiknya lagi cinta antara dua jenis manusia, laki-laki dan wanita. Pemaknaan hati ternyata berbeda untuk masing-masing individu. Ada yang menganggap hati adalah sumber kekuatan untuk mendekat kepada Rabb nya, namun ada pula yang menganggap hati hanyalah sebagai alat indikator seseorang mendekati lawan jenisnya untuk yang sering mereka katakan -mengekspresikan cinta mereka-. Ketika godaan untuk mengekspresikan tadi muncul, maka getaran hati akan mereka terjemahkan sebagai sinyal untuk memulai. Padahal jika mereka tahu, sebenarmya syetanlah yang membuat segala hal tersebut indah. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa hati merupakan bagian penentu, dimana jika satu bagian tersebut baik, maka baiklah seluruh amalan anggota badannya dan begitupun sebaliknya. Agar kita lebih dapat mengenali hati kita berikut kondisi kesehatannya, uraian berikut ini akan memberikan penjelasan tentang hal tersebut. Uraian ini dapat digunakan oleh siapa saja, khususnya pada Anda remaja muslim yang peduli dengan kondisi hatinya. PEMBAHASAN Hati dalam bahasa arab sering disebut dengan qolbun. Dia merupakan salah satu organ dalam yang berfungsi sebagai penetralisir racun dan penggumpal lemak menjadi asam lemak. Sedangkan hati dalam arti lainnya adalah penentu perilaku yang akan kita lakukan.

Hati identik dengan kelembutan dan kasih sayang. Maka dari itu banyak sekali masalah yang timbul dari pendefinisian hati yang salah. Salah satu dari sekian banyak permasalahan hati adalah problematika seseorang yang tidak bisa menjaga perasaannya (baca : mengungkapkan perasaannya pada seseorang yang tidak ada jaminan akan menjadi pasangannya kelak). Intensitas yang terlalu sering beriteraksi antara laki-laki dengan perempuan atau sebaliknya yang notabene mereka adalah partner kita, mekipun sedikit namun saya yakin pasti pernah mengalami gejolak hati terhadap sang partner tersebut. Kagum, sebel, marah dan bahkan jatuh cinta pada mereka adalah hal yang manusiawi dan tidak dilarang. Cuma permasalahannya adalah bagaimana menyikapi perasaan tersebut. Kalau lah jatuh cinta pada lawan jenis itu dilarang niscaya Khadijah tidak akan melamar Rasulullah. Dan Fatimah tidak akan pernah mengungkapkan perasaannya pada Ali bahwa ia pernah mencintai seorang laki-laki sebelum menikah dengan Ali. Ketika ditanya oleh Ali, Apakah kamu menyesal menikah denganku wahai Fatimah?. Apa jawaban Fatimah? Aku tidak menyesal. Karena orang yang aku cintai adalah engkau Luar biasa!! Keagungan cinta yang terpendam, yang tidak pernah terjamah oleh siapa pun dan tetap terjaga kesuciannya hingga tak ada satu pun orang yang tau sampai tiba saatnya. Karena ketika rasa itu keluar sedikit saja dan diketahui oleh selain kita, pasti rasa itu akan terjamah oleh orang dan bisa jadi akan terkontaminasi oleh hal-hal yang bisa menyebabkan timbulnya fitnah dan akan semakin membuka lebar pintu buat syetan untuk menodai cinta itu. Kepada siapa pun, para muslim dan muslimah yang pernah atau sedang mengalami gejolak hati, mohon dijaga rasa itu agar tidak keluar. Jangan mempertimbangkan diri sendiri, apakah si dia tersebut juga punya rasa yang sama dengan kita atau jangan-jangan kita kedahuluan oleh orang lain bila tidak segera mengungkapkannya? Disisi lain yang berbeda, mungkin kita bisa dikatakan bebas virus yang satu itu. Tapi syetan tidak berhenti sampai disitu. Syetan akan berusaha menanamkan perasaan yang kontra dengan rasa itu. Bukan perasaan cinta, tapi sebaliknya, kebencian. Masalah cinta itu sampai ke si dia atau tidak itu urusan Yang Maha Mencintai.

Macam-Macam Cinta Islam mengakui adanya cinta dengan berbagai macamnya. Sebagiannya dipuji bahkan diwajibkan, sebagian lain adalah cinta terlarang.

Pertama. Cinta Syari. Ini adalah cinta tertinggi dan mulia yang diperintahkan Allah Azza wa Jalla terhadap hamba-hambaNya yang beriman, yaitu cinta kepada Allah dan syariatNya, RasulNya dan sunahnya, mencintai Jihad dijalanNya, serta cinta kepada kebaikan dan pelaku kebaikan. Cinta terhadap mereka tidak boleh dikalahkan oleh yang lainnya. Allah Azza wa Jalla berfirman: Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah : 24). Inilah cinta mulia yang tidak tergantikan oleh lainnya. Tidak cukup hanya pengakuan di mulut tetapi tidak ada pembuktian. Bukanlah cinta kalimat manis di lisan, tetapi cinta adalah pembuktian dengan perbuatan. Mengaku cinta Allah Taala tetapi sering melupakanNya, melanggar perintahNya, dan melakukan laranganNya. Mengaku cinta RasulNya tetapi asing terhadap sunahnya, tidak mengikuti petunjuknya, dan tidak ada gairah untuk membelanya ketika beliau dihina. Mengaku mencintai jihad dan merindukan mati sebagai syahid (martyr), tetapi tidak pernah mau tahu kondisi umat Islam dan tidak ada niat sama sekali membantu mereka. Allah Taala berfirman: Katakanlah (hai Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran (3): 31) Kedua. Cinta Thabii (natural) Ini adalah cinta tingkatan kedua yaitu cinta yang secara alami ada dalam jiwa setiap manusia. Baik dia muslim atau bukan, perasaan ini ada pada siapa saja. Cinta ini tidak tercela karena memang Allah Azza wa Jalla titipkan kepada hati manusia. Namun, cinta ini tidak boleh melebihi dan mengalahkan cinta syari. Di sisi lain, hendaknya kita sederhana terhadapnya tidak berlebihan, karena cinta ini hanya sesuatu yang boleh-boleh saja. Jika cinta ini telah melebihi cinta syari, lebih mementingkan ini dibanding Allah dan rasulNya, maka menjadi terlarang sebagaimana ayat di atas. Di sisi lain, cinta thabii tidaklah dipuji, sebab dia memiliki potensi melalaikan Allah dan rasulNya.

Contoh cinta ini adalah mencintai isteri, suami, anak, orang tua, saudara, kawan, pekerjaan, kekayaan, makanan, pakaian, tempat tinggal, tanah kelahiran, dan hal-hal yang alami ada di kehidupan manusia secara umum. Ada pun berbakti kepada kedua orang tua adalah wajib, menghormati saudara sesama muslim adalah wajib, bekerja mencari nafkah halal adalah wajib bagi laki-laki, namun kewajiban harus dilaksanakan baik dengan cinta atau tidak. Maka, mencintai orang tua, saudara, dan pekerjaan adalah hal lain. Sebab cinta atau tidak kita harus tetap menghormati mereka, dan tetap harus mencari nafkah. Allah Taala berfirman: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran (3): 14) Ketiga. Cinta fasadi (merusak) Ini adalah tingkatan terendah dari semuanya yakni mencintai kemaksiatan dan membanggakannya. Tidak malu berbuat buruk, berkata kotor, justru menjadi bagian hidupnya. Judi, mabuk, zina, mencuri, dan menjadi candu yang jika ditinggalkan dia merasa kurang hidup. Ini merupakan cinta yang rendah dan hina. Saat itu tak ada bedanya manusia dengan hewan, bahkan lebih sesat lagi. Allah Taala berfirman: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tandatanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al Araf (7): 179) Nah, setelah kita mengetahui macam-macam cinta, kita dapat mengevaluasi diri; pada tingkatan mana cinta kita berada?

Karakteristik Hati yang Sehat Hati yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab Ighatsatul Lahfan min Mashayid asy-Syaithan. Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat

dan memberikan kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan sakitnya Hati. Sedangkan tanda Hati yang sakit adalah sebaliknya. Santapan Hati yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-Quran. Selain itu, Hati yang sehat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembara ke Akhirat Hati yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya. Nabi shallallhu alaihi wasallam bersabda, "Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melewati suatu jalan." (HR. al-Bukhari). 2. Mendorong Menuju Allah SWT Di antara tanda lain sehatnya Hati adalah selalu mendorong si empunya untuk kembali kepada Allah SWT dan tunduk kepada-Nya. Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, kedekatan dan tunduk terhadap-Nya. Merasa tenang dan tentram dengan Allah, berlindung kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, yakin, berharap dan takut kepada Allah semata. Abul Husain al-Warraq berkata, "Hidupnya Hati adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-Nya." 3. Tidak Bosan Berdzikir Di antara sebagian tanda sehatnya Hati adalah tidak pernah bosan untuk berdzikir mengingat Allah SWT. Tidak pernah merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan selain-Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan ke jalanNya, orang yang mengingatkan dia kepada Allah SWT atau saling mengingatkan dalam kerangka berdzikir kepada-Nya. 4. Menyesal jika Luput dari Berdzikir Hati yang sehat di antara tandanya adalah, jika luput dan ketinggalan dari dzikir dan wirid, maka dia sangat menyesal, merasa sedih dan sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya.

5. Rindu Beribadah Hati yang sehat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah SWT, sebagaimana rindunya seorang yang kelaparan terhadap makanan dan minuman. 6. Khusyu' dalam Shalat Hati yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan. Sangat memperhatikan masalah shalat dan bersegera melakukannya, serta mendapati ketenangan dan kenikmatan di dalam shalat tersebut. Baginya shalat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa. 7. Kemauannya Hanya kepada Allah Hati yang sehat hanya satu kemauannya, yaitu kepada segala sesuatu yang diridhai Allah SWT. 8. Menjaga Waktu Di antara tanda sehatnya hati adalah merasa kikir (sayang) jika waktunya hilang dengan percuma, melebihi kikirnya seorang yang pelit terhadap hartanya. 9. Introspeksi dan Memperbaiki Diri Hati yang sehat senantiasa menaruh perhatian yang besar untuk terus memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia terus bersemangat untuk meningkat kan keikhlasan dalam beramal, mengharap nasihat, mutaba'ah (mengontrol) dan ihsan (seakan-akan melihat Allah SWT dalam beribadah, atau selalu merasa dilihat Allah). Bersamaan dengan itu dia selalu memperhatikan pemberian dan nikmat dari Allah SWT serta kekurangan dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.

KESIMPULAN Setelah mengetahui apa saja macam-macam cinta dan tanda-tanda hati yang sehat, sebagai seorang muslim tentunya kita akan memilih yang terbaik buat kita. Perlu diingat untuk senantiasa menjaga hati kita, karena Allah SWT begitu pencemburu, Dia cemburu kepada hambaNya yang justru mencintai selainNya. Orang jatuh cinta, sama dengan orang jatuh sakit. Memiliki gejala dan tanda-tanda yang khusus. Orang jatuh cinta kepada apa pun tidaklah akan keluar dari tanda-tanda berikut: 1. Banyak mengingat dan menyebut nama yang dicintai. Setiap momen dan keadaan selalu disebut namanya. 2. Mengagumi apa yang dilakukan yang dicintainya itu. Apa pun saja walau buruk- terasa indah.

3.

Ridha terhadap apa yang diperbuatnya. Dia tidak marah terhadap apa yang diperbuat oleh yang dicintainya itu, walau begitu menyakitkan. Apalagi sesuatu yang menyenangkan!

4. Memberikan pengorbanan untuknya. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan, bukan hanya uang, nyawa pun siap dikorbankan demi sang kekasih. 5. Takut. Bukan takut sebagaimana dengan hewan buas, tetapi takut jika dia beralih ke lain hati, takut dia pergi, takut dia sudah tidak cinta lagi. 6. Penuh pengharapan. Berharap agar bisa sehidup semati dan selalu ada di sampingnya baik sudah dan senang. 7. Mentaatinya. Apa yang diinginkan sang kekasih akan dituruti walau pun sulit. Semua ini demi cinta! Lihatlah tanda-tanda ini! Apakah ada dalam diri anda? Jika ada maka anda -diakui atau tidaksedang mengalami jatuh cinta. Masalahnya adalah kepada siapa cinta itu anda berikan? Anda sedang mencintai Allah, Rasul, dan amal shalih, maka ciri dan tandanya sama dengan di atas. Anda mencintai harta, tahta, dan wanita/laki-laki, maka ciri dan tandanya sama dengan di atas. Anda mencintai maksiat dan kejahatan, maka ciri dan tandanya sama dengan atas juga. Semua pilihan ada di tangan anda, dan akibatnya pun akan kita terima masing-masing sebagai bentuk hak dari apa yang kita putuskan terhadap cinta. Sesungguhnya dalam satu rongga dada hanya ada satu hati Dalam satu hati hanya ada satu cinta yang tinggi dan mulia Cinta itu hanya kepada Allah, Rasul, dan berjuang untuk agamaNya

You might also like