You are on page 1of 7

I

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Usaha Berbicara tentang pendidikan sepertinya tidak akan ada habis-habisnya untuk dibahas dan diperdebatkan. Terlepas dari itu, pemerintah mewajibkan rakyatnya untuk bersekolah minimal 9 tahun dengan program yang dicanangkannya yakni wajib belajar sembilan tahun. Kemajuan-kemajuan di bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah agaknya telah membawa angin segar bagi rakyat Indonesia. Salah satunya dengan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sekolah gratis mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) menjadikan pula rakyat Indonesia, khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah sedikit tersembuhkan oleh sesak napas pendidikan yang begitu panjang selama ini. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal tersebut sudah bisa menjamin rakyatnya terbebas dari buta huruf dan belenggu kebodohan yang telah sekian lama menjerat bangsa Indonesia, mengingat kemajuan ilmu dan teknologi yang terus menerus berkembang dengan pesatnya. Melihat kenyataan yang ada saat ini, anakanak Indonesia justru masih memerlukan pendidikan di luar sekolah untuk membantu proses belajar ketika mereka kesulitan dalam menyerap pelajaran di sekolah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keterbatasan waktu yang diberikan di sekolah dan jumlah siswa yang seringkali terlalu banyak sehingga mempengaruhi kefektifan belajar di kelas. Oleh karena itu, sangat penting adanya keberadaan rumah kedua, selain sekolah dalam hal menggali pengetahuan yang bisa menjangkau semua kalangan dan terletak di tengah-tengah masyarakat. Di satu sisi sangat ironis ketika kita melihat rumah belajar, dalam hal ini kursus yang berlomba-lomba mengedepankan nilai komersial bukan sosial. Melalui penyuguhan fasilitas yang serba mewah dan janji-janji, mereka terlena untuk berlomba-lomba mencari murid sebanyak-banyaknya tanpa lagi memerhatikan kualitas. Melihat fenomena tersebut, kami tergerak untuk mendirikan rumah belajar yang bisa menjangkau semua kalangan dan keberadaannya dekat dengan masyarakat sekitar sehingga diharapkan mampu meningkatkan prestasi dan sosialisasi para anak di sekitarnya tanpa mengurangi kualitas pendidikan.

1.2 Visi dan Misi Visi yang dibawa dalam menyelenggarakan rumah belajar ini adalah Bangun Terus Intelektualitas Anak Bangsa Tanpa Batas Misi: 1. Menyelenggarakan pendidikan dengan biaya yang terjangkau. 2. Mencetak siswa-siswa intelektualitas yang kompeten dalam bidang akademik maupun non-akademik. 3. Mencetak siswa-siswa yang mampu berprestasi dan bersosialisasi. II Tujuan Usaha Tujuan pendirian rumah belajar ini guna membantu siswa-siswa Sekolah Dasar (SD), mulai dari kelas 4, 5, dan 6 yang menghadapi kesulitan dalam menerima pelajaran serta meningkatkan prestasinya di sekolah. Selain itu, melalui visi yang kami bawa, yakni Bangun Terus Intelektualitas Anak Bangsa Tanpa Batas diharapkan rumah belajar ini menjadi rumah belajar kedua setelah sekolah untuk seluruh kalangan. Artinya, tidak ada batasan apakah siswa tersebut pandai, kurang pandai, miskin, ataupun kaya. Lebih lanjut, dengan biaya yang terjangkau diharapkan pula dapat memberi kesempatan kepada para siswa, khususnya siswa menengah ekonomi ke bawah yang ingin mendapatkan pelajaran tambahan sehingga mampu meningkatkan kualitas mereka, dalam hal prestasi maupun sosialisasi. Dengan demikian, prinsip dari tujuan yang akan kami terapkan adalah berwirausaha sambil bersosial, bukan berwirausaha sambil berkomersial. Selain itu, melalui sebuah program bertajuk Cinta Bangsa Lewat Bahasa yang juga tercakup dalam usaha ini, kami mencoba menyalurkan bakat dan kreativitas nonakademik siswa-siswa rumah belajar kami, seperti menulis puisi, menulis cerita anak, menulis esai, dan sebagainya. Hasil karya dari para siswa tersebut kemudian akan dipublikasikan dalam bentuk mini buletin dan majalah dinding. Kami harap adanya program ini dapat mendekatkan para siswa dengan dunia bahasa serta semakin membangkitkan motivasi para siswa untuk berkarya. III Identifikasi Usaha 3.1 Deskripsi Usaha

Rumah belajar ini didirikan oleh beberapa mahasiswa UI yang konsen dan peduli terhadap pendidikan sekaligus juga sebagai ajang berwirausaha. Bermodal tekad peduli pendidikan sekitar dan keberanian, serta sebuah rumah mungil sewaan yang terdiri atas dua ruang dan terletak di tengah-tengah rumah penduduk di daerah Srengseng Sawah, kami berniat untuk mendirikan rumah belajar. Input yang kami terima, selain dapat membantu anak-anak di lingkungan sekitar dalam kegiatan belajar, juga iuran yang dikenakan setiap bulannya sebesar kurang lebih Rp80.000,00 dengan perincian 8X pertemuan perbulan (satu minggu 2X pertemuan) dengan durasi 1,5 jam per pertemuan dan kapasitas kelas maksimal 15 siswa. Mata pelajaran yang akan diberikan mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS. Masing-masing dengan persentase: 30%, 20%, 10%, 20%, 20% dari total pertemuan dalam satu semester. Lebih lanjut, rumah belajar ini tidak hanya sekadar untuk tempat menjawab soal-soal, tetapi juga untuk membuka wawasan dan cakrawala para siswa, maupun orang tua siswa melalui perpustakaan mini yang ada di sana nantinya. Selain itu kami juga membuat program yang bertajuk Cinta Bangsa Lewat Bahasa yang ditujukan bagi siswa-siswi bimbingan belajar ini. Melalui program ini diharapkan dapat menggali potensi dan kreativitas para siswa khususnya di bidang non-akademik, seperti menulis puisi, menulis cerita anak, menulis esai, dan sebagainya. Nama Alamat Tenaga Kerja : Smartest House : Jl. Arsip I RT 09/07 Kampung Kalibata Srengseng Sawah, Jakarta Selatan 12640 : Mahasiswa UI (Tim kami yang akan mengajar)

3.2 Sarana dan Prasarana


No 1 2 3 4 5 Keterangan Rumah Whiteboard Leker atau meja belajar Meja admistrasi Rak buku Jumlah 1 2 15 1 1

6 7 8 9 10 11 12

Kursi tamu Rak buku Printer Komputer Karpet ATK: Spidol, Penghapus whiteboard, Buku besar, Absensi, Pulpen, pensil, tipe-X, Tinta isi ulang Pengajar

5 1 1 1 5

3.3 Keunggulan Usaha Melalui program peduli pendidikan sekitar diharapkan pendidikan menjadi orang terdekat kedua di tengah-tengah masyarakat selain pendidikan di sekolah. Selain itu, dengan keberaadaannya di tengah-tengah masyarakat sehingga tidak menyulitkan para siswa untuk menjangkaunya, baik dalam hal sarana transportasi, maupun komunikasi. Lebih lanjut, dengan biaya kursus yang terjangkau sehingga masyarakat di sekitar, khususnya siswa yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah dapat berkesempatan bergabung di rumah belajar ini tanpa mengurangi kualitas pendidikan. Modul yang sesuai dengan kurikulum di sekolah dan merupakan hasil karya dari mahasiswa-mahasiswa yang berbakat sekaligus menjadi keunggulan rumah belajar ini. IV. Modal yang Dibutuhkan 4.1 Modal Pra-Operasional Keterangan Sewa Rumah Whiteboard Leker / Meja Belajar Meja Administrasi Karpet Printer Kursi Panjang Kursi Administrasi Rak Buku ATK: Spidol Tinta Refill Penghapus Whiteboard Buku Besar Absensi Jumlah 1 2 15 1 5 1 1 3 1 6 6 2 1 5 Biaya Rp 500,000 Rp 400,000 Rp 2,000,000 Rp 300,000 Rp 250,000 Rp 200,000 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 150,000 Rp 40,000 Rp 45,000 Rp 20,000 Rp 20,000 Rp 25,000

Jumlah 4.2 Biaya Operasional Biaya operasional dalam satu bulan untuk tiga kelas: Gaji Sewa Rumah ATK
Jumlah Tutor Kelas 4 Tutor Kelas 5 Tutor Kelas 6 8xpertemuan 8xpertemuan 12xpertemuan @ Rp. 30000 @ Rp. 30000 @ Rp. 30000

Rp 4,950,000

Rp Rp Rp Rp

240,000 240,000 360,000 500,000

Rp 100,000 Rp 1,440,000

V.

Asumsi Keuntungan Usaha Pemasukkan biaya kursus perbulan: Kelas Jumlah siswa minimal 7 org 4 7 org 5 7 org 6 Jumlah Dana Simpanan Modal Rp. 1,750,000 - Rp. 1,440,000 = Rp. 310,000/bulan Prediksi Balik Modal Rp. 4,950,000 : Rp. 310,000 = 15,9 bulan Minimal dalam 1 tahun 6 bulan sudah balik modal
@ Rp. 80000 @ Rp. 80000 @ Rp. 90000 Rp 560,000 Rp 560,000 Rp 630,000 Rp 1,750,000

VI. Rencana Pengembangan Usaha Smarteast house atau rumah belajar termasuk bisnis bidang pendidikan dalam skala kecil, maka kami akan melakukan konsolidasi secara serius dan bertahap dengan tujuan bisnis kami dapat bertahan dan berkembang secara berkala, seperti menggunakan keuntungan usaha atau omzet untuk memperbaiki sarana dan prasarana rumah belajar serta membuka cabang baru. VII. Peta Pemasaran Strategi pemasaran yang akan kita lakukan antara lain: Jangka Pendek:

1. 2. 3.

Sebar brosur, leaflet, dan pamflet Sasaran: rumah (door to door), sekolah dan lingkungan sekitar. Mengadakan kursus gratis selama sepekan (waktu ditentukan kemudian). Mengadakan seminar mengenai pendidikan. Sasaran: orang tua atau wali murid.

Jangka Panjang: 1. Pemasaran melalui email 2. Membuat blog rumah belajar.

VIII.Analisis SWOT 1. Strength Rumah belajar ini dirancang untuk menjadi rumah kedua dalam hal pendidikan setelah sekolah. Memeberikan kenyamanan ketika belajar dengan penggunaan konsep 3B: belajar, bermain, dan bersosialisasi. Pelajaran yang diberikan sesuai dengan kurikulum di sekolah. Para pengajar berasal dari perguruan tinggi negeri, khususnya UI dan telah memiliki pengalaman di bidang pengajaran atau pendidikan. Para pengajar selalu bersikap terbuka, konsultatif, serta solutif kepada para siswa maupun orang tua siswa. Modul yang diberikan merupakan hasil karya para pengajar sehingga memiliki licenci sendiri dan telah disesuaikan dengan kurikulum saat ini. Dengan mengedepankan program peduli pendidikan sekitar diharapkan dapat membantu anak-anak di lingkungan sekitar khususnya yang kesulitan dalam memahami pelajaran di sekolah. Mengedepankan visi sosial sambil berwirausaha bukan komersial sambil berwirausaha. 2. Weakness Para pengajar yang umumnya masih berstatus sebagai mahasiswa memungkinkan

terjadinya defisiensi manajemen waktu.

3.

Opportunity Kemampuan para pendiri yang notabene mahasiswa dalam menggordinasikan tim, dalam hal ini pengajar dan siswa merupakan ajang belajar untuk menjadi seorang pemimpin. Sinergisitas waktu kuliah, organisasi lain, dan pekerjaan di luar tugas sebagai pengajar. Mengaktualisasikan para pengajar untuk menjadi seorang penulis dengan mengeksplorasikan kemampuan dan kreativitas yang dimiliki.

4.

Theath Tidak adanya ancaman dari pihak mana pun, baik internal maupun eksternal. Keterlambatan iuran yang dibayarkan oleh siswa

IX. Kesimpulan Smartest House merupakan rumah belajar yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah. Lokasi yang berada di tengah-tengah masyarakat diharapkan dapat menjadi rumah kedua dalam menuntut ilmu setelah sekolah. Melalui visi Bangun Terus Intelektualitas Anak Bangsa Tanpa Batas diharapkan dengan biaya terjangkau dapat membantu para siswa di bidang akademik maupun non-akademik guna mencetak siswa-siswa intelektualitas yang kompeten sehingga mampu berprestasi dan bersosialisasi.

You might also like