You are on page 1of 5

Perkembangan Peserta Didik Periode Sekolah Menengah Atas (SMA) Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu

yang berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa. Ada perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, perilaku, dan nilainilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka. Perkembangan Fisik Remaja. Masa remaja merupakan salah satu diantra 2 masa rentangna kehidupan individu, dimana terjadi perkembagan fisik yang sangat pesat. 1. hormon Hormon Seksual Dalam perkembangan hormone-hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder. a. Ciri-Ciri Seks Primer Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami mimpi basah. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami menarche (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.

b. Ciri-Ciri Seks Sekunder Wanita 1. tumbuh rambut pubik/ bulu kapok 1. disekitar kemaluan dan ketiak 2. bertambah besar buah dada 3. bertambah besarnya pinggul tumbuh Pria rambut pubik/bulu kapok

disekitar kemaluan dan ketiak 2. terjadi perubahan suara 3. tumbuh kumis 4. tumbuh gondok laki / jakun.

2. Pubertas. a. perubahan eksternal Perempuan Laki-laki anak laki-laki

Usia 17 dan 18 tahun Rata-rata 1. Tinggi mencapai matang. 2. Berat tinggi

yang setahun sesudahnya.

Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai

3. proporsi tubuh

perbandingan tubuh yang baik.

b. perubahan internal 1) Sistem Pencernaan Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang. 2) Sistem Peredaran Darah Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. 3) Sistem Pernapasan Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian . 4) Jaringan Tubuh Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

Perkembangan Psikologis Remaja 1. Pembentukan Konsep Diri Secara psikologi, kedewasaan adalah keadaan berupa sudah ada cirri-ciri psikologis tertentu pada seseorang. Cirri-ciri psikologi tersebut menurut A.W. Allport adalah sebagai berikut : 1) pemekaran diri sendiri (extention of the self), yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang ; hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga. 2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan unutk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. 3) Memiliki falsafah hidup tertentu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia.

Khusus pada diri remaja proses perubahan itu merupakan hal yang harus terjadi karena dalam proses pematangan kepribadiannya remaja sedikit demi sedikit memunculkan kepeermukaan sifat-sifat dirinya yang sesungguhnya yang harus berbenturan dengan rangsangan dari luar. Oleh karena itu, inti dari tugas perkembangan menurut Richmond dan shlanshy, seperti yang dikutip oleh Sarlito adalah memperjuangkan kebebasan. Sedangkan menemukan bentuk kepribadian yang khas dalam periode ini, belum menjadi sasaran utama. Jadi, dalam proses pembentukan konsep diri teman lebih besar pengaruhnya dari pada ibu dan ayah . karena perasaan negative justru lebih besar pada orang tua. Demikian pola perasaan keterbukaan. 2. Perkembangan Inteligensi Masa remaja adalah suatu periode kehidupan di mana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini adalah karena selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangnan, kebanyakan anak remaja mulai memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat mereka.

Ada ahli yang berpandangan bahwa adalah keliru jika dianggap IQ bisa ditingkatkan, walaupun perkembangan IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Yang sebenarnya terjadi adalah : bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) sehingga ia mampu berpikir reflektif. Banyaknya pengalaman dan latihan latihan memecahkan masalah, sehingga ia dapat berpikir proporsional. Adanya kebebasan berpikir.

Pengklasifikasian IQ IQ Sampai dengan 67 68-79 80-90 91-110 120-127 128 Klasifikasi % di antara pnduduk di dunia 2,2 6,7 16,1 50,0 6,7 2,2

Terbelakang Perbatasan Kurang dari rata-rata Rata-rata Superior Sangat superior

Kemampuan mental remaja pada tahun pertama remaja akhir dan seterusnya, jika tidak mendapatkan gangguan-gangguan lain ( lingkungan social, emosi dan sebagainya) mengalami perjalanan kemampuan berpikir yang stabil. Maka membimbing atau mengkonseling remaja akhir lebih lancer dibandingkan dengan membimbing remaja awal. 3. Perkembangan Moral dan Religi Moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adapt istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai masam perilaku yang harus dipatuhi. Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan menghindari konflik konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.

Ada 2 perlakuan remaja akhir yang dapat timbul dalam situasi sosialnya. a. Moral dan etnis digunakan oleh remaja sebagai patokan dalam menilai tatanan masyarakat tidak memuaskannya. b. Remaja justru ikut hanyut dalam kebobrokan praktek moral (kalau ada) Tahap tahap perkembangan moral dapat dibagi sebagai berikut :

a. Tingkat Prakonvensional Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya, dan terhadap ungkapanungkapai budaya mengenai baik buruk, benar salah. Akan tetapi, hal ini semata-mata ditafsirkan dari segi sebab akibat fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaran dan kebaikan). b. Tingkat Konvensional Pada tingkat ini, anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Sikapnya bukan hanya konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib social, melainkan juga loyal (setia) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung dan membenarkan seluruh tata tertib atau norma-norma tersebut serta mengidentifikasi diri dengan kelompok orang tua atau kelompok yang terlibat didalamnya. c. Tingkat Pasca-Konvensional (otonom/berlandaskan prinsip) Pada tingkat ini terdapat usaha yang jalas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok tersebut. Selama masa remaja ada beberapa pola perubahan perkembangan minat religiusnya yaitu : Periode kesadaran religius Periode keraguan religius Periode Rekonstruksi religius Lambat/cepat remaja membutuhkan kayakinan religius/agama meskipun ternyata keyakinan pada masa kanak-kanak tidak lagi memuaskan.

You might also like