You are on page 1of 28

SIFAT-SIFAT GAS

By :
1. Dita Silviana Chichinnda 2. Dewi Puspita Sari 3. Fita Sukma Arini 4. Utari Yulia Ariska 5. Lilis Iren Tantia 6. Pungky Dilaka Putri (123654218) (123654220) (123654228) (123654237) (123654239) (123654240)

SAINS B 2012

PETA KONSEP

Sifat Sifat Gas

Pemuaian Gas
Pemuaian volume gas

Hukum Boyle

Hukum GayLussac

Hukum Boyle Gay - Lussac

Hukum Charles

Volume

Suhu

Jenis benda

TUJUAN

Menyelidiki Pengaruh Kalor pada Volume Gas yang Tekanannya tetap.

Melakukan ujicoba/menerapkan Hukum Boyle-Gay Lussac.

MATERI

Mungkin kita pernah menyaksikan mobil atau motor yang sedang melaju di jalan tiba-tiba bannya meletus? Mengapa demikian?

Gas mengalami pemuaian ketika suhunya bertambah dan mengalami penyusutan jika suhunya turun. Pada gas tidak dikenal muai panjang dan muai luas, yang ada hanyalah muai volume gas. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien muai volume semua gas sama yaitu : 0,00367 /K.

Pemuaian Gas pada Tekanan tetap/konstan berlaku Hukum Gay Lussac yaitu gas didalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian gas disebut dilatometer.

Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang dirumuskan sebagai :

Dimana

Keterangan : V = Volume akhir (m3) V0 = Volume mula-mula (m3) V = Pertambahan volume (m3) = Koefisien muai volume (oC) t = Kenaikan suhu (oC)

adalah koefisien muai volume. Nilai sama untuk semua gas, yaitu 1/273 C^-1

Hukum Boyle:
Gas pada suhu tetap ( T ) apabila mengalami perubahan tekanan mengakibatkan perubahan volume. Proses ini disebut ISOTERMIS

P1 P2

T1

V1 T1 V2

Apa yang terjadi pada gas jika tekanannya ditambah ?

Pada proses ini diperoleh hubungan volume(V) , tekanan(P) dan dirumuskan :


P1 . V1 = P2 . V2 P.V=k

Volumenya mengalami perubahan menjadi V2

HUKUM GAY-LUSSAC
Pada Gas suhunya dinaikkan dengan cara memberi kalor, selama proses volume gas dipertahankan tetap. Ternyata perubahan suhu sebanding dengan perubahan (T) tekanan ( P ). Proses ini dinamakan isokhorik.

P1

P
2

T1

V1

T2

V1

Gas dipanaskan, apa yang terjadi ?

Volume gas bertambah menjadi V2. Karena proses ini dikehendaki volumenya tetap V1, maka pada gas ditambah tekanannya menjadi P2

Pada proses ini diperoleh hubungan Tekanan (P), dirumuskan : suhu (T) dan dirumuskan :
P1 T1 = P2 T2

P =k T

Hukum Boyle - Gay Lussac :


Apabila dalam suatu proses variable gas tidak ada yang dibuat tetap (konstan)
Pada proses ini tekanan, volume dan suhu gas dibuat bebas, maka hubungan Tekanan (P), suhu (T) dan volume (V) dirumuskan : Persamaan Gas ideal
P1 . V 1 T1 = P2 . V 2 T2

P1 . V 1 T1

=k

Hukum Charles: Gas pada tekanan tetap ( P ) apabila mengalami perubahan suhu mengakibatkan perubahan volume. Proses ini disebut ISOBARIK

P1

P2

T1

V1

T2

V2

Gas dipanaskan, apa yang terjadi ?

Pada proses ini diperoleh hubungan volume (V), suhu (T) dan dirumuskan :
V1 T1 = V2 T2 V =k T

Suhu dan volume gas menjadi T2 , V2

Percobaan Pertama
Pengaruh Kalor pada Volume Gas yang Tekanannya tetap.

Alat dan Bahan :


NAMA ALAT Termometer-101000C Baskom aluminium Botol kaca Pembakar spiritus Kaki tiga Korek api JUMLAH 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

NAMA BAHAN
Air Air panas Balon

JUMLAH Cukup Cukup 1 buah

Langkah Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan yang telah dibawa, memasangkan balon pada ujung mulut botol kaca. Kemudian meletakkan botol kaca yang telah dipasangkan balon di dalam baskom seperti gambar diatas. Lalu mengisi baskom yang telah diletakkan botol kaca dengan air, metakkan termometer di dalam baskom yang telah terisi air.mengukur suhu awal (t0 dalam oC). Setelah mengukur suhu awal, mengganti isi baskom dengan air panas. mengurkur suhu akhirnya kemudian catat perubahan suhu yang terjadi.

Tabel Pengamatan
T0 = 29 C No 1. 2. 3. 4. Suhu air Perubahan suhu (t) Perubahan volume (v) 0,6 liter 0,7 liter 0,8 liter 0,9 liter 1 liter

30 C
31 C 33 C 34 C 35 C

1 oC
2 oC 4 oC 5 oC 6 oC

5.

Dari hasil pengamatan tersebut bahwa semakin besar volume benda awal maka nilai muai gasnya akan semakin besar. Semakin besar kenaikan suhu, maka semakin besar pula muai gasnya.

Pembahasan
Ketika botol kaca yang dimasukan ke dalam baskom dengan air panas, udara dalam botol akan memuai. Ini yang menyebabkan balon mengembang. Kemudian ketika botol kaca yang dimasukkan ke dalam baskom dengan air dingin, suhu udara berkurang. Sehingga udara menyusut dan menyebabkan balon mengempis.

Kesimpulan
Jika gas atau udara yang ada dalam botol kaca berisi udara dipanaskan, akan tampak adanya gelembung-gelembung gas atau udara yang keluar lewat pipa yang dimasukkan ke dalam air. Peristiwa ini menunjukkan telah terjadi pemuaian gas atau udara di dalam botol kaca berisi udara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemuaian Gas


Volume gas semula, kenaikan suhu, dan jenis benda

Semakin besar volume benda awal maka nilai muai gasnya akan semakin besar. Semakin besar kenaikan suhu, maka semakin besar pula muai gasnya

Percobaan Kedua Hukum Boyle-Gay Lussac.


III. ALAT DAN BAHAN Alat: 1)Botol, yang akan dipakai sebagai penampung gas 2)Pipa U, yang salah satu sisi selangnya dipanjangkan, untuk mengamati pemuaian gas dan mengukur h 3)Termometer, untuk mengukur suhu air yang akan dipanaskan 4)Panci, sebagai wadah penampung air yang akan dipanaskan 5)Pemanas air listrik, untuk memanaskan air dalam panci 6)Meteran, untuk mengukur panjang selang yang berisi gas 7)Dempul, untuk menutup sambungan antara botol dengan selang

Bahan:
1.Air, untuk membantu memanaskan gas dalam botol dan sebagai indikator pengukuran h dalam pipa U.

IV. CARA KERJA

1. Menyusun alat-alat yang diperlukan seperti gambar di bawah ini:

2. Mengukur volume, tekanan, dan suhu gas dari dalam botol. 3. Merebus air di gelas pengukur sampai mendidih dengan pemanas air listrik 4. Memasukkan air panas ke dalam bak air 5. Mengamati pemuaian gas dengan melihat permukaan air pada pipa U 6. Mencatat suhu, volume, dan tekanannya. 7. Mengulangi kegiatan di atas sehingga mendapat 10 data.

V. DATA PERCOBAAN

Dari hasil percobaan, didapatkan data-data sebagai berikut:


Suhu awal V gas awal =301 K N gas =1,652259572 1022 =677,66 cm 3 Daya listrik kompor(P) = 600 watt

Tabel 1. Nilai PV/T sistem


No. t (s) T(K) V(cm3) ha (cm) hb (cm) P (Pa)

1
2 3 4 5 6 7 8 9 10

10
20 30 40 50 60 70 80 90 100

302
302,2 302,4 302,7 302,9 303 303 303,1 303,2 303,5

677,69
677,73 677,73 677,8 677,83 677,86 677,97 678,04 678,12 678,19

17,9
18 18 18,2 18,3 18,4 18,7 18,9 19,15 19,35

17,7
17,6 17,6 17,4 17,3 17,2 16,9 16,7 16,45 16,25

103286,33
105247,66 105247,66 109170,32 111131,65 113092,98 118976,97 122899,63 127802,955 131725,615

VI. ANALISIS DATA I. Analisis

PV T

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

( Pa m3/K)
0,23 0,24 0,24 0,24 0,25 0,25 0,27 0,27 0,29 0,29

PV rata-rata = 0,26 Pa m3/K. T

Nilai cukup konstan terlihat dari hasil analisis. Hal ini bisa dibuktikan kebenarannya dari hukum-hukum yang ada. Dalam sistem pada percobaan ini, Volume yang ditempati gas tidak bisa dijaga tetap, karena gas yang ada bisa mendesak permukaan air dalam pipa U sehingga menyebabkan perbedaan ketinggian air di pipa U. Dengan begitu, Hukum Gay-Lussac tidak berlaku, sebab V sistem tidak tetap, melainkan terus memuai seiring perubahan suhu. Karena adanya perubahan suhu pula, maka PV tidak konstan, sebab Hukum Boyle mengatakan bahwa hasil PV tiap percobaan hanya bisa konstan bila suhu tetap, sementara suhu terus naik karena sistem menerima kalor dari kompor listrik. Untuk tekanan, suhu, dan volume tertentu, sesuai dengan hukum Boyle-Gay Lussac, hasil PV/T akan konstan, selama massanya tetap. Dan hasil analisis sesuai dengan hukum ini.

II. Analisis Usaha Sistem Berikut hasil penghitungan data: No.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

U (Joule)
103,3380281 103,4064639 103,4748997 103,5775534 103,6459891 103,680207 103,680207 103,7144249 103,7486428 103,8512965

Q (Joule)
6000 12000 18000 24000 30000 36000 42000 48000 54000 60000

W (Joule)
5896,661972 11896,59354 17896,5251 23896,42245 29896,35401 35896,31979 41896,31979 47896,28558 53896,25136 59896,1487

Jadi, sistem melakukan usaha sebesar 5896,661972 Joule saat 10 sekon pertama dalam menghadapi kalor yang ditambahkan dari kompor listrik, menyebabkan perubahan suhu, volum, dan tekanan. Begitu juga untuk selanjutnya.

III. Analisis Keseluruhan

Secara keseluruhan, terlihat bahwa data-data suhu, h, dan volum tiap percobaan perubahan nilainya kecil (<1 rata-rata dari satu percobaan ke percobaan berikutnya). Hal ini bisa kami jelaskan terkait dengan alat-alat yang digunakan. Botol dan panci yang digunakan sebagai penampung gas cukup besar, sementara air yang diisikan ke panci banyak, sehingga butuh waktu lebih lama untuk menaikkan suhu air dalam panci. Sementara itu, bagi air untuk mempengaruhi suhu sistem (botol dan gas di dalamnya) juga membutuhkan waktu lebih lama juga, daripada yang menggunakan panci serta botol lebih kecil. Sehingga pada waktu tertentu, perubahan data yang diperoleh juga kecil. Selain itu, adanya data per percobaan yang sama (tidak berubah) bisa dikarenakan ketidaktelitian dalam pengamatan, atau kelalaian dalam menjaga sistem agar tidak terganggu oleh lingkungan.

VII. KESIMPULAN

Dari data-data hasil percobaan yang telah dilakukan serta analisis terhadap penghitungan PV , dapat disimpulkan T bahwa hasil percobaan dan analisisnya dapat menunjukkan hukum Boyle Gay Lussac karena dari nilai yang didapatkan terlihat cukup konstan.

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Budi. 2002. Theory and Application of physics. Jalan Dr. Supomo No.23 Solo: Tiga Serangkai.

http://www.scribd.com/doc/20100821/Hukum-Boyle-Gay-Lussac
(diakses pada 11 April 2013) http://www.gajahfisika.net/index.php/hukum-boyle-gay-lussac.html (diakses pada 11 April 2013) Al-ummah, Maslahah. 2012. Pemuaian gas. http://id.scribd.com/doc/90116336/Pemuaian-Gas, diakses pada 10 April 2013. Moeluzie. 2012. Pemuaian gas. http://moeluzie.blogspot.com/2012/02/pemuaiangas.html, diakses pada 11 April 2013. Merthen, Kanginan. 2004. Sains Fisika. Jakarta : Erlangga.

You might also like