You are on page 1of 39

OLEH Ir.

HAFID MALEWA

UPTD PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN PANGKEP

LATAR BELAKANG
Usaha budidaya ikan merupakan salah satu kegiatan aquabisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan bagi peningkatan Kesejahteraan masyarakat (Peningkatan PAD dan Devisa Negara). Kebutuhan ikan bagi penduduk indonesia pada tahun 2015 diperkirakan sebesar 10,5 juta ton atau hampir dua kali lipat dari potensi stok ikan laut indonesia saat ini. Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara penghasil ikan terbesar di dunia (perikanan budidaya mencapai 353 %) pada tahun 2014 KEBERHASILAN DALAM BUDIDAYA IKAN SANGAT TERGANTUNG PADA 5 FAKTOR YAITU : 1. Daya dukung Kolam dan lingkungannya 2. Kualitas benih / bibit ikan yang ditebar 3. Manajemen dasar Kolam dan kualitas air 4. Kualitas pakan dan manajemen pakan 5. Manajemen kesehatan Ikan dan pengendalian hama penyakit

INTERAKSI 3 FAKTOR YANG DAPAT MENIMBULKAN TERJADINYA PENYAKIT

stress

WABAH
infeksi
blooming

PATOGEN

P E NYAK I T

NON INFEKSIUS / NON PATHOGEN

INFEKSIUS / PATHOGEN

KUALITAS AIR (DO, pH, suhu) POLUTAN (NO2, NH3) STRESS NUTRISI (Vit A dan B)

PARASIT BAKTERI JAMUR VIRUS CACING


4

TANDA IKAN TERSERANG PENYAKIT

behaviour
Nafsu makan turun Lemah Berenang di dasar / permukaan Menggosokkan badan

eksternal
Warna tubuh Luka Popeye / exopthalmia Geripis sirip Hemoragik / ulcer Insang pucat / perdarahan Ekses lendir Pembengkakan perut

internal
Pembengkakan organ dalam (hati, limpa, ginjal) Terdapat cairan tubuh

Disebabkan

oleh faktor lingkungan Suhu, (cuaca), plankton dan kualitas air lainnya (pH, zat beracun, kelarutan gas) Keracunan oleh biotoxin dari plankton (Bluegreen algae dan atau dinoflagellata). Disebabkan oleh nutrisi Kekurangan nutrisi (vitamin, mineral, as lemak tak jenuh, dll) Gejala keracunan pakan.
6

A. Bintik putih (Ichthyophthirius multifiliis)


1. Gejala klinis : Nafsu makan menurun, gelisah Menggosokkan badan pada benda sekitarnya Frekuensi pernapasan meningkat Bintik- bintik putih di sirip, kulit atau insang
2. Penyebab : Jenis protosoa dari golongan chiliata Berbentuk seperti tapak kuda dengan ukurani 50-1000 m Sangat ganas dapat mematikan 100% Menyerang semua jenis ikan air tawar dalam tempo beberapa hari 3. Cara Pengendalian Mempertahankan suhu air lebih besar 290C selama 2 minggu lebih Meningkatkan daya tahan tubuh ikan dengan garam dapur Meningkatkan prekwensi pergantian air Perendaman dengan garam dapur 300-500 ppm selama 24 jam, diulang setiap 2 hari per 3 kali pemberian Transper berjangka setiap 3 hari pada lingkungan yang baru

1.

2.

3.

Gejala klinis : Terlihat adanya benjolan putih seperti tumor berbentuk bulat lonjong ,menyerupai butiran padi pada insang ikan. Pada infeksi berat, tutup insang (operkulum) tidak dapat lagi menutup sempurna Bengkak-bengkak/gembil di bagian tubuh (kanan/ kiri) Penyebab : Parasit berbentuk biji semangka terbungkus dalam kista Menyerang terutama benih ( ikan mas, tawes, sepat, dan Kolaman) Prefalensi serangan bervariasi Cara Pengendalian : Persiapan kolam (pengeringan, desinfeksi kolam beberapa hari dengan kaporit 10 ppm) Ikan yang trinfeksi dimusnahkan Hindari penggunaan air dari kolam terinfeksi Pengendapan air dengan menggunakan filtrasi fisik

Bio-ekologi: Parasit yang dikenal sebagai cacing jangkar (anchor worm) Menempel ketubuh ikan dengan jangkar yang menusuk dan berkembang di bawah kulit Badan parasit dilengkapi dengan dua buah kantung telur akan terlihat menggantung di luar tubuh ikan Hampir semua jenis ikan air tawar rentang terhadap infeksi parasit ini, terutama yang berukuran benih. Pada tingkat infeksi yang tinggi dapat mengakibatkan kasus kematian yang serius. Gejala klinis: Terlihat menyerupai panah yang menusuk tubuh ikan. Terkadang pada tubuh parasit ditumbuhi lumut sehingga ikan yang terinfeksi terlihat seperti membawa bendera hijau Terjadi luka atau pendarahan pada lokasi tempat penempelannya. Pada benih ikan dalamnya tusukan bisa mencapai organ dalam sehingga dapat mengakibatkan kematian

Bio-ekologi:
Argulus atau kutu ikan merupakan parasit ikan dari golongan udangudangan keluarga Branchira. Biasanya melalu pakan hidup. Diketahui ada sekitar 30 spesies Argulus. Dua diantaranya, yang erat kaitannya dengan akuarium, adalah Argulus foliatus dan Argulus japonicus Sifat parasitik Argulus cenderung temporer. Mereka mancari inangnya secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan atau bahkan meninggalkannya. Argulus diketahui dapat berahan selama beberapa hari diluar tubuh ikan. Argulus menempel pada ikan dengan menggunakan alat penghisap khusus.

Gejala klinis:
Argulus melukai kulit dalam rangka mendapatkan darah korbannya sehingga sering menimbulkan memar merah pada bekas "gigitannya". Selain dengan tanda ini, kehadiran parasit itu sendiri dapat mudah dilihat dengan mata telanjang berupa mahluk transparan berbentuk bulat mendatar dengan diameter 5 - 12 mm. Ikan yang terjangkit akan menjadi gelisah, meluncur kesana kemari, atau terkadang melompat keluar dari permukaan air; serta menggosokan badannya pada dasar akuarium atau dekorasi dan benda lainnya. Serangan yang parah bisa menyebabkan ikan manjadi malas , kehilangan nafsu makan, dan warna beruabah mejadi opak sebagai akibat produksi lendir yang berlebihan.

1. Gejala klinis : Terlihat benangbenang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka bagian external ikan Dapat dilakukan pengamatan misilia jamur secara mikroskopis 2. Penyebab : Jamur sebagai penginfeksi sekunder Menginfeksi semua jenis ikan air tawar dan telurnya Reproduksi secara aseksual Pertumbuhan optimun pada suhu 18-28 Dapat menyebabkan kematian 100% 3. Pengendalian ; Mengganti air segar dan menaikkan suhu Meningkatkan ketahanan tubuh ikan (vitamin C) Perendaman dengan larutan Kalium permanganat (1000 ppm)

Bio ekologi patogen Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, dan target organnya adalah insang ikan (pilamen dan pembuluh darah dilamella insang). Apabila jaringan dan/atau sel insang mengalami kematian atau lepas, maka spora jamur akan keluar dan menginfeksi inang lainnya. Suhu optimun pada kisaran 25-31oC dengan masa inkubasi 2-4 hari Infeksi bersifat kronis hingga akut dengan mortalitas mencapai 100% dalam tempo yang relatif singkat (1-2 minggu)

Gejala klinis: Ikan bernapas dengan bersengalsengal di permukaan air dan malas Insang berwarna merah dan tampak adanya bercak-bercak putih Insang mengalami nekrosa berat, berwarna merah menhitam dan akhirnya membusuk (gill rot)

1. Gejala klinis : Nafsu makan menurun, lemah, tubuh warna gelap, dan tumbuh lambat Mata menonjol, pendarahan perut gembung, luka memborok Pergerakan tidak terarah Pendarahan pada operculum 2. Penyebab : Bakteri berbentuk bulat kecil menyerupai rantai, koloni transparan dan halus Infeksi koloni hingga akut dapat menyebabkan kematian tiba-tiba Banyak ditemukan pada ikan yang dipelihara pada lingkungan perairan tenang Infeksi pada organ otak, sehingga gerakan ikan abnormal. 3. Pengendalian : Penerapan SCHM Vaksinasi dengan vaksin anti streptococcus FUJIPENIN TM 40 dosis o,25 gr/Kg ikan selama 5 hari berturut

1. Gejala klinis : Warna tubuh kusam / gelap, nafsu makan menurun, mengumpul dekat saluran pembuangan, kulit kasat, dan ekses lendir. Pendarahan pada pangkal siirip, ekor, sekitar anus dan bagian tubuh lainnya. Sisik lepas, luka disekitar mulut dan bagian tubuh lainnya. 2. Penyebab : Merupakan penyakit bakterial yang sering terjadi pada semua umur dan jenis ikan air tawar, meskipun jenis bakteri tersebut sering pula ditemukan pada ikan air payau dan laut. Infeksi bakteri ini biasanya berkaitan dengan kondisi stress akibat :
1. 2. 3. 4. 5.

Serangan bersifak akut, dan apabila kondisi lingkungan terus meroosot, kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. 3. Pengendalian : Pencegahan secara dini (benih) melalui vaksinasi anti Aeromonas hydrophila (HydroVac) Desinfeksi sarana budidaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan, Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan Vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan, Menghindari terjadinya stress Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan pathogen) Oxolinic Acid pada dosis 10 mg/kg bobot tubuh ikan/hari selama 10 hari

Kepadatan tinggi, Malnutrisi, Penanganan yang kurang baik, Kualitas air yang buruk, Fluktuasi suhu air yang ekstrim.

Gejala Kelinis: Warna tubuh pucat, napsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban Frekwensi pernapasan meningkat dan sering meloncat-loncat Berkumpul dan mendekat ke air masuk Insang pucat atau membengkak sehingga operkulum terbuka. Pengendalian : Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air > 29oC Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air. Ikan yang terserang dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman jenis desinfektan antara lain :

Larutan garam dapur pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam Larutkan kalium permanganate pada dosis 4 ppm selama 12 jam Larutkan pormalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih Glacial acetic acid 0,5 ml/l selama 30 detik setiap 2 hari selama 3-4 kali.

Menetralkan kadar keasaman dan/atau alkalinitas air melalui pengapuran Mengisolasi ikan sakit dan/atau membuan kan yang telah mati Hifa cendawan yang masih terdapat di dalam pembuluh darah tidak dapat di obatai, sedangkan sporanya yang ada dipermukaan tubuh ikan dapat diberantas dengan perendaman menggunakan beberapa desinfektan, antara lain: Kalium permanganat pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit Formalin pada dosis 100-200 ppm selama 1-3 jam Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit Mehtylene blue pada dosis 3-5 ppm selama 24 jam

Gejala Kelinis: Napsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap pertumbuhan lambat dan produksi lendir berlebih Peradangan pada kulit disertai warna kemerahan pada lokasi penempelan cacing Menggosok-gosokkan badannya pada benda disekitarnya

Diagnosa : Pengamatan secara visual terahadap tingkah laku dan gejala klinias yang timbul Pengamatan secara mikroskopis melalui pembuatan perparat ulas dari organ insang

Bio-ekologi patogen: Hanya menginveksi ikan Koi dan Ika Mas Tidak menular kemanusia yang mengkonsumsinya atau kontak dengan ikan yang terinveksi KHV (tidak Zoonosis) Sangat virulen, masa inkubasi 1-7 hari dengan kematian mencapai 100% Kondisi lingkungan yang buruk terutama suhu air < 26 oC memicu keganasan penyakit ini

Gejala klinis: Gelisah dan napsu makan menurun Mengap-mengap dan lemah Insang pucat, terdapat bercak putih, akhirnya rusak dan membusuk Kulit melepuh (umumnya pada ikan koi) Kematian massal bisa terjadi dalam waktu 24 48 jam

Disinfeksi sebelum/selama proses produksi Manajemen kesehatan ikan yang terintegrasi Vaksinasi anti-KHV dan atau pemberian unsur imunostimulan selama masa pemeliharaan Mengurangi padat tebar dan hindari stres

I. pengobatan :
1. methil biru dosis : 1% (1 gram/100 cc air) 2-4 cc Perendaman : pada 2-4cc methil biru dalam 4 liter air bersih selama 24 jam 3-5 kali interval 1 hari. m.b harus dibuang, tiap tiap hari menggunakan yang baru.

2. garam dapur * dosis : 0.1-0.3 ppm selama 5-10 menit. perendaman ikan dicuci dalam air bersih 3. malachite green (mg) * dosis : 0.15 ppm 3 kali interval 3 hari 4. formalin * dosis : 200-250 ppm (aquarium) 15 ppm kolam * campuran formalin 167-250 ppm dan mg 1-2 ppm, perendaman 24 jam efektif 5. larutan. kimia * dosis : 1 gram/20 ltr perendaman chloramin : 1 gram/100 liter bbrp hari

1. Pemeriksaan/pengujian kesehatan Ikan A. Prosedur pada budidaya 1. Sampling/pengambilan sampel pada Kolam - Lokasi Kolam di pilih secara acak - Sistim penarikan garis diagonal - Pengambilan sampel udang secara acak dan spesifik (gejala klinis) - Pengambilan sampel air/tanah secara acak - Labelisasi (lokasi,tanggal,tujuan pemeriksaan

2. Penanganan sampel Pengiriman hidup (kantong plastik + Oksigen) Pengiriman mati/dingin (kantong plastik + es batu) Pengiriman terfiksasi (botol plastik + alkohol 70 %)

3. Kelayakan Pemeriksaan Sampel


Kondisi sampel Hidup Mati, simpan dingin kurang dari 12 jam Terinfeksi Metode Uji Parasitologi Layak Bakteriologi Layak Hispatologi Layak Immunologi Layak molekuler Layak

Tidak Layak

Layak

Tidak Layak

Layak

Layak

Beberapa parasit sulit di ketahui Tidak Layak Tidak Layak

Tidak Layak

Layak

Tidak Layak

Layak

Mati, kurang dari 12 jam Mati, penyimpanan freezer

Tidak Layak Tidak Layak

Tidak Layak Tidak Layak

Tidak Layak

Layak

Layak

Layak

4. Pengiriman Sampel
-

Petugas penerima sampel mencatat identitas sampel dalam formulir FPPS,menghilangkan identitas sampel/pelanggan identitas lainnya, ganti dengan nama sampel Bilasampel di kirim, bagian administrasi mengisi formulir FPPS

Bagian administrasi menyerahkan sampel kepada manager teknis, di sertai surat tugas pegangan (STP) yang berisi perintah kepada analisis Untuk sampel yang di ambil oleh petugas pengambil sampel, maka sampel di serahkan kepada bagian administrasi, untuk selanjutnya di serahkan kepada petugas penerima

5. Pengujian Sampel - Manager teknis mengisi dan menandatangani STP di sampaikan kepada analisis - Analisis melakukan pengujian sesuai STP - Semua data pengujian di catat dalam buku kerja analisis - Analisis memindahkan data pengujian kedalam LHU (sementara) - Manager teknis melakukan ferifikasi terhadap data pengujian LHU sementara - Bila meragukan dilakukan pengujian ulang - Bila hasil uji sudah valid, maka LHU sementara di teruskan ke bagian administrasi untuk dibuat LHU - Manager teknis menandatangani hasil LHU

6. Pemeriksaan Lingkungan (air, tanah) Pemeriksaan kandungan bakteri - Total Vibrio (standar 104) - Total Bakteri (standar 106) Pemeriksaan Parameter Kualitas Air/tanah - Redoks Potensial (standar 50 mv) - Gas gas beracun/sifat fisika/kimia * pH, Alkalinitas, Salinitas, Oksigen * H2S, NH3, NO3, NO2 * Al, Fe, Zn, Mn, Cu, Ca * Ag, pb, cd, PO4, Cn, Phenol * Plankton (berbahaya, menguntungkan)

Monitoring perkembangan kesehatan ikan pada budidaya melalui deteksi/pemeriksaan laboratorium, merupakan tindakan akurat, cepat dan sensitif, hubungi UPTD Pembinaan Dan Pengembangan Sertifikasi Kesehatan Ikan Pangkep Call Center : Tlpn. (0410) 2312772 Fax. (0410) 2312771 Hp. 081342783100 ( Ir. Hafid Malewa ) E mail : uptdppski@yahoo.co.id

( SIAP MEMBERIKAN PELAYANAN )

You might also like