You are on page 1of 8

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007

Pengantar
Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) menjadi Instansi Teknis pengelola Panitia Teknis Perumus Standar Nasional Indonesia untuk bidang Nuklir dengan 3 (tiga) Panitia Teknis, sebagai berikut: 1. Panitia Teknis 45 E : Instrumentasi Nuklir dan Peralatan Laser 2. Panitia Teknis 85 S : Instalasi dan Keselamatan Nuklir 3. Panitia Teknis 135 S : Uji Tak Rusak Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah dihasilkan dalam ketiga lingkup bidang Panitia Teknis tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada tahun 2005, terjadi restrukturisasi Panitia Teknis oleh BSN, sehingga Panitia Teknis bidang Nuklir menjadi sbb: 1. Panitia Teknis 17.01 : bidang Pengukuran Radiasi 2. Panitia Teknis 19.01 : bidang Uji Tak Rusak 3. Panitia Teknis 27.01 : bidang Rekayasa Energi Nuklir Sejak terjadinya restrukturisasi Panitia Teknis tersebut (tahun 2005 s/d 2006), telah dihasilkan 6 (enam) RSNI3 bidang nuklir dengan rincian : 3 (tiga) RSNI3 hasil konsensus Panitia Teknis 17.01, dan 3 (tiga) RSNI3 hasil konsensus Panitia Teknis 27.01. Pada saat ini, RSNI tersebut masih dalam proses penetapan menjadi SNI oleh BSN. Judul Rancangan Standar Nasional Indonesia hasil konsensus (RSNI3) tersebut di atas dapat dilihat pada Lampiran 2

Lampiran 1

Daftar SNI yang dihasilkan Panitia Teknik 135 S "Uji Tak Rusak"

No 1 2 3 4 5 6

No. SNI 19-1862: 1990 19-1863: 1990 19-1864: 1990 05-1868: 1990 19-6364: 2000 18-6925 1-2002

Judul Cara uji uitrasonik menggunakan probe normal dengan metode kontak langsung ; Cara uji ultrasonik menggunakan probe sudut dengan meode kontak langsung Definisi dan istilah uji radiografi Spesifikasi balok standar V2 dan rekomendasi cara penggunaannya dengan alat ultrasonik Uji tak rusak-Kualifikasi dan sertifikasi personal Praktik yang direkomendasi untuk pengujian radiografi sambungan las fusi Bagian 1 :Sambungan tumpul las fusi pelat baja dengan tebal sampai 530 mm Praktik yang direkomendasiuntuk pengujian radiografi sambungan las fusi Bagian 2: Sambungan tumpul las fusi pelat baja tebal lebih 50 mm sampai dengan dan termasuk tebal 200 mm. Praktik yang direkomendasi untuk pegujian radiografi sambungan las fusiBagian 3: Sambungan melingkar las fusi pipa baja tebal sampai 50 mm Uji tak rusak - Radiologi sinar _ X dan Sinar bidang industri - Perbendaharaan kata Uji tak rusak Pengujian radiografi bahan logam dengan sinar X dan Aturan dasar Uji tak rusak Persyaratan minimum illuminator radiografi industri Uji tak rusak Film radiografi industri Bagian 1: Klasifikasi sistem film radiografi untuk industri Uji tak rusak Film radiografi industri Bagian 2: Pengendalian proses film sebagai nilai acuan Radiografi lasan dan kondisi pengamatan film Pemanfaatan pola Indikator Kualitas Bayangan (IKB) yang direkomendasikan Indikator kualitas bayangan radiografi untuk uji tak rusak Prinsip dan identifikasi

Adopsi dari SK Kepala B4T SK Kepala B4T SK Kepala B4T SK Kepala B4T ISO 9712: 1999 ISO 1106-1 1984

18-6925.2-2002

ISO 1106-2:1984

18-6925.3-2002

ISO 1106-4: 1984

18-69301-2002

ISO 5576:1997

10

18-6930.2-2002

ISO 5579: 1998

11 12 13 14

18-6930.3-2002 18-6930.4.1-2002 18-6930.4.2-2002 18-6931-2002

ISO 5580:1985 ISO 11699-1:1998 ISO 11699-2:1998 ISO 2504 : 1973

15

18-6932-2002

ISO 1027:1983

Lampiran 1

SNI yang dihasilkan Panitia Teknik 45 E "Instrumentasi Nuklir dan Peralatan Laser"

No 1 2 3

No. SNI 18-2038 1990 04-4518:1998 04-6265-1:2000

Judul Kalibrasi alat ukur radiasi, pengukuran keluaran sumber radiasi dan fasilitas kalibrasi Komputer digital terprogram yang penting untuk keselamatan PLTN Instrumentasi nuklir, sistem pengukuran dan istrumentasi listrik yang menggunakan sumber radiasi pengion Aspek umum Instrumentasi nuklir, persyaratan konstruksi untuk penunjang perlindungan terhadap radiasi ionisasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ruang kendali utama Verifikasi dan perlakuan disain Keselamatan produk laser Bagian 1: Klasifikasi perlengkapan, persyaratan dan petunjuk pengguna Spesifikasi survaimeter portable untuk radiasi sinar X atau sinar Tabung pencacah Geiger-Muller Instrumentasi nuklir- Sistem pencacahan sintilasi cair Verifikasi kinerja Instrumentasi nuklir Dimensi vial untuk pencacahan sintilisasi cair Karakteristik dan syarat uji alat pencitraan radionuklida Kamera gamma tipe anger Kalibrasi dan penggunaan sistem kamar pengion untuk pengujian radionuklida

Adopsi dari SK 84/DJ/VI/91 IEC 987:1989 first edition IEC 60476 (1993-07)

04-6265-2:2000

IEC 405 : 1972

04-6266:2000

IEC 1771 : (1995-12)

6 7 8 9 10 11 12

04-6294-1:2000 18-6934-2002 18-6935-2002 18-7027:2004 18-7104:2005 18-7105:2005 18-7106:2005

IEC 825-1 : 1993 ANSI N13.4:1971 JIS Z 4202:1998 IEC 1304:1994

JIS Z 4501: 1998 ISO 2855: 1976


IEC 1145 : 1992

Lampiran 1

SNI yang dihasilkan Panitia Teknik 85 S "Instalasi dan Keselamatan Nuklir" No 1 2 3 4 5 No.SNI 18-2031: 1990 18-2033: 1990 18-2034: 1990 18-2035: 1990 18-2036: 1990 Judul PLTN, Pedoman penentuan lokasi Reaktor nuklir, pembangunan dan pengoperasian Pedoman penentuan tapak reactor nuklir Keselamatan, pedoman pembuatan laporan analisis Ketentuan keselamatan kerja radiasi Analisa dampak lingkungan, pedoman pembuatan laporan reactor, ijin operasi dan supervisor Kalibrasi alat ukur radiasi, pengukuran keluaran sumber radiasi dan fasilitas kalibrasi Izin konstruksi dan operasi irradiator Limbah radioaktif, ketentuan keselamatan untuk pengelolaan Limbah radioaktif, petunjuk teknik pengelolaan Kualifikasi personil untuk operasi dan pemeliharaan reaktor nuklir Apron proteksi radiasi sinar X Pakaian proteksi sinar X untuk pasien Metode pengujian ekivalen timbale untuk peralatan proteksi radiasi sinar X Zat radioaktif Pembungkus Uji kebocoran isi dan radiasi Meja sinar X dan tempat berdiri untuk penggunaan medik Proteksi radiasi Sumber radioaktif tertutup Bagian 1: Persyaratan umum dan klasifikasi Adopsi dari SK 07/DJ/19/I/76 Abolisi SK 134/DJ/II/X/82 SK 149/DJ/25/X/82 Abolisi

18-2037: 1990

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

18-2038: 1990 18-2039: 1990 18-2040: 1990 18-2041: 1990 18-4149: 1996 18-6478: 2000 18-6479: 2000 18-6480: 2000 18-6933: 2002 16-6649: 2002 18-6650-1: 2002

SK 84/DJ/VI/91 PN 01/92/DJ/87 Abolisi Abolisi JIS Z 4803 : 1980 JIS Z 4830: 1992 JIS Z 4501: 1998 ISO 2855: 1976 JIS Z 4904: 1988 ISO 2919: 1999

Lampiran 1

18 19 20

18-6650-2: 2002 16-6656: 2002 18-6657: 2002

Proteksi radiasi Sumber radioaktif tertutup Bagian 2: Metode uji kebocoran Kaca timbal untuk proteksi radiasi sinar X Sarung tangan proteksi radiasi sinar X Proteksi radiasi Pakaian untuk proteksi terhadap kontaminasi radioaktif Disain, pemilihan, pengujian dan pengunaan Perangkat proteksi terhadap radiasi pengion Unit perisai timbal untuk dinding dengan ketebalan 50 mm dan 100 mm Pembangkit listrik tenaga nuklir Sistem instrumentasi dan kendali yang penting untuk keselamatan Klasifikasi

ISO 9978: 1992 JIS Z 3701: 1990 JIS Z 4802: 1991

21

18-7028: 2004

ISO 8194: 1987 (E)

22

18-7102: 2005

ISO 7212: 1986 (E)

23

18-7103:2005

IEC 61226: 1993

Lampiran 2

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI3) hasil konsensus Tahun 2005 No. 1. Adopsi ISO/ASTM 51818: 2002 Inggris Practice for dosimetry in an electron beam facility for radiation processing at energies between 80 keV and 300 keV Digital counting ratemeter Characteristic and test method Judul Indonesia Praktik dosimetri pada fasilitas berkas elektron untuk pemrosesan dengan radiasi pada energi 80 KeV sampai dengan 300 KeV Keterangan Panitia Teknis 85 S

2.

IEC 60793: 1983

Peralatan ukur laju pencacahan radiasi nuklir digital - Karakteristik dan metode uji

Panitia Teknis 45 E

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI3) hasil konsensus Tahun 2006 No. 1. Adopsi ISO/ASTM 51702: 2004 (E) Inggris Standard practice for dosimetry in gamma irradiation facilities for radiation processing Evaluation of surface contamination Part 1: Beta-emitters (maximum beta energy greater than 0,15 MeV) and alpha-emitters Radionuclide imaging devices Characteristics and test conditions - Part 3: Gamma camera based wholebody imaging systems. Nuclear Instrumentation Constructional requirements & classification of radiometric gauges Judul Indonesia Standar praktik untuk dosimetri dalam fasilitas iradiasi gamma untuk pemrosesan dengan radiasi Evaluasi kontaminasi permukaan - Bagian 1 : Pemancar beta (energi beta maksimum lebih dari 0,15 MeV) dan pemancar alfa Keterangan Panitia Teknis 17.01

2.

ISO 75031:1998,

Panitia Teknis 17.01

3.

IEC 616753: 1998.

Alat pencitraan radionuklida - Karakteristik dan kondisi uji Bagian 3: Sistem pencitraan seluruh tubuh berbasis kamera gamma.

Panitia Teknis 27.01

4.

IEC 60405:2003 ed 2

Instrumentasi nuklir Persyaratan konstruksi dan klasifikasi alat ukur radiometrik

Panitia Teknis 27.01

Lampiran 2

You might also like