You are on page 1of 23

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

Roni Setiawan (0851824104)

MANAJEMEN INDUSTRI
LAYOUT PABRIK

UNTUK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KATA PENGANTAR

Buku materi ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah manajemen industri. Buku materi ini berisi penjelasan singkat tentang pengaturan layout pabrik yang flexible dan menarik. Perencanaaan layout pabrik merupakan suatu harga yang tidak bisa ditawar lagi bagi kelangsungan suatu pabrik. Karena sangat pentingnya, layout pabrik yang akan digunakan harus dirancang dengan baik. Pengetahuan tentang perencanaan layout pabrik sebaiknya diberikan sejak awal, khususnya di SMK. Siswa SMK selain mempunyai ketrampilan berwirausaha maupun industri, siswa diharapakan dapat merancang dan merencanakan bentuk dan layout dari suatu pabrik. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat SMK (guru & siswa SMK), materi ini dibuat secara singkat, padat dan bermakna. Buku materi ini diharapkan bisa menambah wawasan tentang pengaturan layout pabrik yang flexible dan menarik. Pembahasan dimulai dari pengertian layout pabrik, manfaat dan tujuan, langkah-langkah dan cara menyusun layout pabrik, serta evaluasi layout pabrik. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diperlukan guna melengkapi isi dari buku materi ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i Kata Pengantar.. ii Daftar Isi .. iii BAB I A. Pengertian Layout Pabrik ..... 1 B. Prinsip Penyusunan Layout Pabrik ... 2 C. Manfaat dan Tujuan Layout Pabrik .. 3 BAB II A. Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi .. 4 B. Jenis Tata Letak Pabrik . 6 C. Langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik .. 9 D. Penetapan Kapasitas Produksi dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan 12 E. Evaluasi layout Pabrik ... 13 BAB III Kesimpulan .. 18 Evaluasi 19 DAFTAR PUSTAKA 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Layout Pabrik Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri, sehingga tidak perlu dibuktikan lagi bahwa setiap perusahaan/pabrik pasti membutuhkan layout dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perencanaaan layout yang baik merupakan suatu harga yang tidak bisa ditawar lagi bagi kelangsungan suatu pabrik. Karena sangat pentingnya, layout yang akan digunakan harus dirancang dengan baik, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Bisa dibayangkan bila tata letak suatu pabrik kurang mendukung? Tentu saja proses produksi dalam pabrik akan terganggu sehingga mengakibatkan kerugian bagi pabrik itu sendiri. Hal ini membuat peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa apabila perencanaan layout dilakukan sembarang saja. Layout pabrik dalam arti sempit adalah tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Sedangkan secara luas layout pabrik adalah cara penempatan seluruh fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan, serta tata letak dan susunan ruangan. Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana personilnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan. Dengan layout yang baik dalam perusahaan akan menimbulkan impulse buying bagi konsumen. Pentingnya perencanaan layout yang baik mempunyai kaitan tehadap efisiensi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Perecanaan aliran bahan (flow of material) yang direncanakan dengan baik akan memberikan proses produksi yang ekonomis

b. Pola aliran bahan baku (material flow pattern) yang menjadi basis terhadap suatu susunan peralatan yang efektif. c. Alat pemindahan bahan akan mengubah pola aliran bahan yang statis menjadi dinamis dimana dilengkapi dengan alat angkut yang sesuai d. Susunan fasilitas yang efektif dari berbagai proses yang saling berhubungan e. Operasi yang efisien akan meminimumkan biaya yang menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

B. Prinsip Penyusunan Layout Pabrik Perencanaan tata ruang suatu pabrik, tidaklah semudah seperti yang kita bayangkan. Tata ruangan pabrik yang pas akan memberikan kenyamanan bagi pekerja, dan proses produktifitas dalam pabrik tersebut semakin efektif. Prinsip dasar penyusunan layout suatu pabrik sebagai berikut : 1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi Tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu organisasi yang besar. 2. Jarak pemindahan bahan paling minimum Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan. 3. Memperlancar aliran kerja Diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan katalain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja. 4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja yang menyenangkan. 5. Fleksibilitas yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, kebutuhan konsumen. Untuk menjaga fleksibilitas, sebaiknya diadakan penyesuaian kembali (relayout), yaitu suatu perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan desain

produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.

C. Manfaat dan tujuan Layout Pabrik Sasaran yang jelas dan pasti dari layout suatu pabrik akan dengan sendirinya memberikan efek bagi kegiatan yang ada didalamnya. Adapun manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut : Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum. Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu. Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang berikutnya. Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan. Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain. Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga

menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material

menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).

BAB II PERENCANAAN LAYOUT PABRIK

A. Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik proses guna menunjang kelancaran

produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk

penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer

maupun permanen, personel pekerja, dan sebagainya (Wignjosoebroto, 2003). Perencanaan tata letak fasilitas produksi berhubungan erat dengan proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan pekerja pada masing-masing stasiun kerja (work station). Pengaturan tata letak fasilitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut : 1. Jenis produk, termasuk didalamnya desain produk dan volume produksi. 2. Urutan proses, apakah atas dasar arus ataukah atas dasar proses. 3. Peralatan yang digunakan, baik teknologi, jenis, maupun kapasitas mesin. 4. Pemeliharaan dan penggantian mesin dan peralatan (maintenance and replacement). 5. Keseimbangan kapasitas antar mesin dan antar departemen (balance capaciti). 6. Area tenaga kerja (employee area). 7. Area pelayanan (service area). 8. Feksibilitas (flexibility) Jenjang tata letak pabrik mengikuti logika tertentu berawal dari tingkatan terbawah berupa ruang lingkup yang kecil sampai tingktan yang teratas sampai ruang lingkup yang luas. Hirarki tata letak dapat digambarkan sebagai berikut:

Sasaran

layout

suatu

pabrik

adalah

meminimumkan

biaya

dan

meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Fasilitas produksi disini dapat berupa mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan alat pengawasan. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik. Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus

dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau jasayang dihasilkan. Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Mesin yang bersifat umum/serbaguna, mesin-mesin ini dapat digunakan untuk mengerjakan pelbagai macam pekerjaan. Misalnya mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu. 2. Mesin yang bersifat khusus, yaitu mesin-mesin yang penggunaannya hanya satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula pasir. Pada prakteknya sering kita jumpai perusahaan mengkombinasikan kedua

jenis mesin tersebut, hal ini bertujuan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas penggunaan mesin. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah : 1. Kapasitas mesin 2. Kecocokan (compatibility) 3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan 4. Keterandalan dan purna jual 5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan 6. Keamanan 7. Penyerahan 8. Keadaan pengembangan 9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada. Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain faktor pemilihan mesin, juga harus dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan lain didasarkan pada aspek ternis dan ekonomis.

B. Jenis Tata Letak Pabrik Yang dimaksud jenis tata letak adalah tata letak pada jenjang hirarki antar station yang dicirikan tata letak antar mesin. Tata letak didalam suatu pabrik dapat dibedakan menjadi : 1. Tata letak lokasi material tetap Pada tata letak ini material akan diubah menjadi produk jadi tetap ditempat karena tak mungkin dipindah-pindah. Yang bergerak adalah mesin, perlatan, bahan tambahan dan sebagainya. Biasanya bentuk pekerjaanya adalah proyek. Misalnya pada proyek gedung, jalan raya, bendungan, kapal laut dan sebagainya. Keunggulan tata letak ini terletak pada minimasi penanganan barang jadi. Tata letak ini juga memunkinkan manajer memanfaatkan secara efektif perencanaan dan pengendalian yang lebih berorientasi hasil yang cocok

untuk proyek. Tapi kekuranganya adalah tingginya ongkos menarik karyawan yang bermutu kelokasi proyek, terbatasnya fasilitas pendukung seperti air dan listrik, dan alat mahal terkadang tidak digunakan secara penuh. 2. Job Shop Job shop biasanya disebut juga tata letak proses atau fungsional. Dimana mesis- mesin sejenis dikumpulkan dalam satu lokasi yang sama.

Contoh tata letak job shop Tata letak proses cenderung mengandalkan perencanaan dan keterampilan manusia. Kelebihan job shop adalah : 1. Fleksibel dalam mengerjakan pesanan-pesanan beraneka ragam 2. Kepuasan kerja, karena setiap pekerja mendapatkan tugas-tugas yang variatif dan menantang 3. Invesatasi yang rendah pada mesin-mesin khusus Adapun kerugian-kerugianya antara laian : 1. Tinggi ongkos penanganan material 2. Tinggi ongkos teaga kerja yang trampil ditambah dengan produktivitas yang rendah karena keunikn produk 3. Pengendalian prduksi lebih rumit Oleh karena aliran kerja terputus-putus, maka setiap pesanan harus dialirkan dan dijadwalkan tersendiri. Semua persiapan bahan mesin, gambar teknikdan sebagainya harus dibuat khusus perpesanan.

3. Batch Processing Batch processing sama juga dengan job shop yang memproduksi pesanan tertentu dalam jumlah yang besar. Tata letak fasilitas pabrik juga sama dengan job shop. Dengan cara ini, perusahaan dapat mencapai skala ekonomis produksi. Karena jumlah produk yang dibuat relative banyak (belum mencapai jumlah massal) untuk setiap pesanan. 4. Lintas produksi Lintas produksi adalah penataan mesin-mesin berdasarkan urutan pengerjaan produk yang dibuat, dari awal sampai akhir. Tata letak ini bisa juga disebut tata letak produk. Karena mesin-mesin diatur berdasarkan urutan pengerjaan produk tertentu. Biasanya pabrik menggunakan tata letak ini untuk memproduksi produk dala jenis yang terbatas.

Contoh tata letak lintas produksi Keunggulan tata letak ini : 1. Lebih rendahnya ongkos penanganan material 2. Pengerjaan setiap mesin terspesialisasi sehingga bias disederhanakan dan dikerjakan oleh karyawan yang rendah ketrampilanya dan murah. 3. Rendahnya persediaan bahan setengah jadi 4. Pengendalian produksi lebih sederhana, karena variasi produk yang rendah dan airan bahan sudah terdefinisi dengan jelas Adapun kelemahanya: 1. Ketidak fleksibelan 2. Pekerjaan yang membosankan bagi para pekerja 3. Investasi mahal pada mesin-mesin khusus 4. Kesaling tergantungan antara mesin pada suatu lintasan yang tinggi. Bila satu mesin macet dapat menghentikan kerja mesin yang lain

5. Proses kontinyu Tata letak proses kontinyu tergantung pada proses pembuatan bahan baku menjadi bahan jadi. Jadi bagaimana teknologi prosesnya begitulah tata letak mesin-mesinya. Contohnya yaitu produksi zat kimia dan produksi listrik. Fasilitas produksinya sering dibuat secara otomatis dan dirancang sebagai satu kesatuan yang terpadu. Tata letak pabrik lebih bersifat rancangan sistem dan sangat kecil peluang perubahan kecuali rancangan sistem keseluruhan perlu diubah.

C. Langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan letak daripada mesin, peralatan dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja yang ada. Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Prosedur berikut ini adalah suatu hal yang umum dilaksanakan sebagai langkah didalam proses pengaturan tata letak pabrik, baik yang merupakan pengaturan fasilitas produksi daripada pabrik yang baru ataupun yang sudah ada (relayout). Secara singkat langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan layout pabrik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Analisa Produk Adalah aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat. Dalam langkah ini analisa akan didasarkan pada pertimbangan kelayakan teknis dan ekonomis. Hasil dari analisa produk ini keputusan berupa

apakah untuk suatu komponen tertentu sebaiknya kita harus

membuat sendiri (sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki), ataukah cukup kalau komponen tersebut, dengan pertimbangan ekonomisnya kita beli bebas saja di pasaran atau bisa juga disubkontrakkan pada pabrik lain. 2. Analisa Proses Adalah langkah untuk menganalisis macam dan urutan proses pengerjaan produk/komponen yang telah ditetapkan untuk dibuat.

3. Rute produksi (Production Routing) Pada analisa proses ini kita menentukan langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu operasi manufaktur dari sebuah benda kerja. Langkahlangkah operasi ini secara spesifik diatur dalam proses routing yang biasanya dibuat oleh Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Proses routing ini akan menyimpulkan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki. Rute produksi agar jelas dipahami sebaiknya dibuat dalam bentuk grafik atau flow diagram. 4. Peta Proses (Process Chart) Dalam menguraikan tahapan pengerjaan suatu benda dari phase

analisa sampai kephase akhir operasi dapat diperjelas dengan menggunakan peta proses. Peta proses adalah alat yang sangat penting dalam pelaksanaan studi mengenai operasi manufaktur dalam suatu sistem produksi. Diagram aliran proses ini terlihat akan lebih mmpunyai arti didalam usaha menganalisa tata letak pabrik, karena disini digambarkan bukan saja dalam bentuk peta aliran proses tetapi juga layout sebenarnya dari pabrik yang direncanakan. Dengan mengamati arah aliran proses, maka kita akan bisa mempertimbangkan pada lokasi mana suatu kondisi pemindahan bahan akan terlihat kritis, yaitu lokasi dimana perpotongan lintasan akan terlihat paling banyak. Prosedur penggambaran diagram aliran dalam hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggambarkan layout dan fasilitas pabrik yang ada kemudian dibuatkan sketsa aliran proses yang berlangsung dari awal sampai ke akhir proses seperti apa yang dilaksanakan dalam pembuatan peta aliran proses. Pembuatan diagram aliran proses terlihat akan lebih mempunyai arti didalam upaya menganalisa tata letak fasilitas produksi dan proses peimindahan bahannya. Dengan mengamati arah aliran proses operasi maka akan bisa dilihat dan dipertimbangkan lokasi-lokasi kerja mana yang kritis dengan memperhatikan terutama banyak garis perpotongan yang

rnenggambarkan lintasan pemindahan material. Demikian pula akan dapat diidentifikasikan secara jelas adanya gerakan perpindahan material yang

bolak-balik (back-tracking ) yang justru harus dihindari dalam perancangan tata letak fasilitas pabrik dan pimindahan material. 5. Peta Proses Operasi Peta proses operasi (Operation Process Chart) akan menunjukkan langkahlangkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang digunakan dalam suatu proses manufaktur yaitu mulai dari datangnya bahan baku sampai ke proses pembungkusan (packing) dari produk jadi yang dihasilkan. Beberapa keguanaan yang diperoleh dari peta proses operasi adalah : Dapat diketahui data kebutuhan bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi pada setiap elemen operasi kerja Dapat diketahui pola tata letak fasilitas kerja dan aliran pemidahan material Dapat diketahui alternative-aternatif perbaikan prosedur dan cara kerja yang sedang dipakai Dapat diketahui kebutuhan jenis proses atau mesin yang diperlukan dalam pelaksanaan operasi kerja dan penganggaranya. 6. Pengembangan Alternatif Layout Hal ini merupakan pokok pembahasan dari permasalahan yang ada. Dari mesin-mesin atau fasilitas produksi yang telah dipilih macam dan jumlahnya maka persoalan yang dihadapi adalah bagaimana harus diatur tata letaknya didalam pabrik. Didalam pemilihan pengembangan alternatif layout, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berkut : Analisa ekonomi yang didasarkan dipilih Perencanaan pola aliran material yang harus bergerak pindah dari satu proses kerja ke proses kerja lainnya Pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan luas area yang tersedia, letak kolom bangunan, struktur organisasi dan lain-lain Analisa aliran material (material handling) dengan memperhatikan volume, frekuensi dan jarak perpindahan material. Menentukan bentuk aliran material adalah langkah pertama dalam membangun pada macam tipe layout yang

layout. Selanjutnya desainer digunakan.

harus menentukan tipe layout yang

7. Perancangan Tata Letak Mesin Dalam Pabrik Hasil dari analisis terhadap alternatif layout, selanjutnya akan dipakai sebagai dasar pengaturan fasilitas fisik dari pabrik yang terlibat dalam proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penetapan

departemen-departemen penunjang (office, storage, personal facilities, parking area dan lain-lain) serta pengaturan tata letak departemen masingmasing akan dilaksanakan pada kebutuhan, struktur organisasi yang ada dan derajat hubungannya.

D. Penetapan Kapasitas Produksi dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan Penetapan kapasitas produksi yang diperlukan adalah kunci permasalahan pokok, tidak hanya untuk merancang fasilitas produksi atau ekspansi fasilitas yang ada, akan tetapi juga untuk mengantisipasi periode operasi yang pendek dimana ukuran pabrik tidak bisa dirubah begitu saja. Keputusan mengenai

kapasitas produksi yang dalam hal ini juga ditentukan oleh kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang menjadi begitu penting demi kelancaran perencanaan dan pengendalian produksi atau bisa juga berdasarkan jumlah

masukan (resources input) yang tersedia pada setiap periode operasi. Suatu langkah dasar dalam pengaturan sistem produksi yang baik adalah dengan menentukan jumlah mesin atau peralatan produksi yang dibutuhkan secara tepat. Untuk keperluan penentuan jumlah mesin atau tenaga kerja yang dibutuhkan maka di sini ada beberapa informasi yang harus diketahui sebelumnya, yaitu: Volume produksi yang dicapai Estimasi scrap (produk yang cacat) Waktu kerja standar untuk proses operasi yang berlangsung Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin dalam hal ini bisa pula untuk menentukan jumlah operator yang diperlukan untuk aktivitas operasi, maka rumus umum berikut ini dapat dipakai yaitu:

Keterangan: P = jumlah produk yang dibuat oleh masing-masing mesin per periode waktu kerja. T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi produksi yang diperoleh dai hasil time study atau perhitungan secara teoritas. D = jam operasi kerja mesin yang tersedia. E = faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up, break down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle. N = jumlah mesin ataupun operator yang dibutuhkan untuk operasi produksi.

E. Evaluasi Layout Pabrik Pengoperasian pabrik secara efisien dapat menekan biaya produksi dan operasi secara keseluruhan tanpa mengabaikan kualitas produk yang dihasilkan. Layout yang baik mengakibatkan setiap aktivitas terencana dan memiliki interelasi antara satu dengan yang lainnya. Suatu evaluasi pada akhirnya akan berpangkal pada suatu 1ayout yang mengusulkan alternatif apakah mempertahankan layout yang sudah ada atau melakukan perubahan terhadap layout tersebut. Selain berguna untuk menemukan peluang-peluang perbaiakan bagi layout yang ada, suatu evaluasi juga diperlukan bagi suatu tata letak yang diusulkan yang nantinya akan dipergunakan sebagai pembanding terhadap hasil evaluasi dan layout yang ada. Meskipun secara ideal suatu ealuasi mesti dilakukan dengan objektif namun hal tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Ada hal-hal diluar jangkauan dan diluar pertimbangan yang tidak bisa diukur secara objektif dengan alat-alat ukur yang ada. Setiap keputusan akhirnya harus dibuat dengan tidak hanya mengandalkan kepada pertimbangan kuantitatif semata. Beberapa macam teknik mengevaluasi layout pabrik adalah sebagai berikut: a. Evaluasi secara grafis Untuk rnelihat secara grafis situasi layout maka dipergunakan teknik berikut ini:

1. Flow process chart Merupakan pencatatan dari langkah-langkah dalam proses. Ini

memberikan rikan penampilan yang paling lengkap len secara grafis. fis. 2. Flow diagram Merupakan pencatatan pencata grafts atas layout area yang sedang diamati. 3. Pembuatan peta pe dari ke Peta ini menunj nunjukan hubungan dan jarak antara stasiun un kerja didalam pabrik.

b. Pola umum aliran an bahan Pola urnum aliran bahan pada umumnya dapat dapa dibedakan dalam dua tipe yaitu pola aliran bahan b untuk proses produksi dan pola alir liran bahan yang diperlukan unluk proses produksi. Bentuk urnum dan pola aliran bahan untuk proses produksi produksi : (Sritomo 2000) Bentuk garis lurus

Berituk ini digunakan bila lintasan produksi pendek, pendek relatif singkat dan hanya mengandung mengandung sedikit komponen dan beberapa peralatan produksi. Bentuk zig-zag zig

Bentuk ini digunakan bila lintasan produksi lebih lebi panjang dari ruangan ngan yang dapat ditempati. Untuk itu aliran bahan akan dibelokan dib untuk k rnenambah rn panjangnya garis s aliran yang ada dan secara

ekonom mis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbat rbatasan dan area bangunan. Bentuk tuk U (U-Shaped) (

Bentuk ini dapat digunakan jika diharapkan arapkan produk jadinya ditempatkan pada tempat mpat yang relatif sama dengan awal proses. Pemakaia makaian mesin yang bersarnaan. Aplikasi garis aliran bahan relatif panjang, maka (U-Shaped Shaped ini akan tidak efisien dan untuk itu lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig-zag. zig Bentuk melingkar m

tuk melingkar ini digunakan jika diharapkan d pkan barang atau produk Bentuk jadi kembali ketempat dimana proses produksi dimulai, dimula sehingga bahan an penerimaan dan pengiriman terletak pada tempat t mpat yang sama. Bentuk tak tentu

Bentuk ini digunakan bila pernindahan bahan mekanis atau bila b ruangan sanga terbatas sehingga tidak meirnungkinkan gkinkan pola lain. Bentuk umum dari pola aliran bahan bah untuk ntuk proses perakitan; (Sritomo,2000) o,2000)

Combination bination assembly line pattern Disini main assembly line akan disuplai dari sejumlah jumlah sub assembly line. Sub assembly line ini berada pada sisi-sisi sisi yang sama. Combination assembly line ini akan memerlukan ukan lintasan yang panjang. ng.

Tree assemb1y line pattern Pada tree assemb1y line pattern sub assembly akan berada dua sisi dari main-assembly main assembly line. Hal ini dirasakan cukup bemnanfaat karena k akan dapat diperkecil lintasan dari main assembly line. l Kalau combination assembly line pattern akan memungkinkan untuk rnenempatkan main assembly assembly line pada atau sepanjang jalan lintasan, lintasan maka tree assembly line pattern patte n ini akan baik dipakai terutama bila main assembly line berada di bagian tengah dari bangunan ngunan pabrik.

Dendretic assembly line pattern Pola a ini kelihatan lebih le tidak teratur ur dibandingkn dengan combination atau tree assembly line pattern. Disini Disi tiap bagian berlangsung ,operasi , sepanjang lintsan produksi sampai menuju produksi yang lengkap untuk proses assembling.

Overhead assembly as line pattern Merupak rupakani pola alirann bahan yang bergantung ung pada beberapa faktor, ktor, yaitu antara lain: o Area luasan yang tersedia dan ukuran dari lantai tersebut. o Luas area yang dibutuhkan untuk masing-masing masing masing mesin atau fasilitas produksi lainya.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Sebelum perencanaan layout pabrik dilakukan, harus diketahui dengan pasti untuk apa pabrik tersebut didirikan, apakah jenis usaha yang akan dilakukan, dan bagaimana proses produksi yang direncanakan. Hal-hal pokok tersebut harus diketahui dengan pasti, sehingga perencanaan layout pabrik dapat bejalan dengan pasti dan lancar. Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik yang dimaksud dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan, serta ruangan kerja. Sasaran layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Dalam mengevaluasi layout suatu pabrik ada dua hal yang harus dievaluasi yaitu, evaluasi secara grafis dan evaluasi aliran bahan. Jika keduanya sudah dirasa pas dan sudah harmonis, maka dapat dikatakan layout dari pbrik tersebut sudah layak digunakan.

EVALUASI Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas! 1. Apakah yang dimaksud layout pabrik? 2. Sebutkan syarat-syarat merencanakan layout pabrik yang efektif! 3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis layout pabrik yang anda ketahui! 4. Jelaskan secara singkat bagaimana layout pabrik yang paling efektif dalam pabrik pembuatan obat! 5. Bagaimana cara menilai kelayakan layout suatu pabrik? 6. Jika anda adalah seorang perencana pabrik, jelaskan langkah dan cara yang anda lakukan untuk membangun gedung suatu pabrik perakitan motor! 7. Layout pabrik yang bagaiamana yang harus diperbaiki? 8. Sebutkan keuntungan dan kerugian aliran bahan baku dengan bentuk melingkar! 9. Sebutkan 3 buah perbedaan aliran bahan baku dengan bentuk U dan bentuk zigzag! 10. Sebutkan pengaruh layout pabrik dengan produktivitas kerja dalam pabrik tersebut!

DAFTAR PUSTAKA

http://library.unisba.ac.id/jurnal_text/TI-05-01-2004-full-darmawan.pdf http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7050-2502100051-bab2.pdf http://www.energyefficiencyasia.org/docs/casestudies/languages/Indo/Hardcopy Guide Indonesia/Company examples of methodology (Bahasa Indonesia).pdf http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2845-m_sritomo-ie-JurnalTADwi Pramono.pdf Apple, James M., 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit ITB: Bandung. Numan, A. Harist, Ir, 2002. Diktat Perancangan Tata Letak Pabrik Program Studi Teknik Industri. UNISBA: Bandung. Sri, Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu: Yogyakarta.

You might also like