You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Didalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah (by product) disamping produk utama yang diperlukan atau yang digunakan.Untuk daerah pedesaan,dimana pertanian merupakan kegiatan atau pekerjaan utama dimana sampah yang dihasilkan jumlahnya sedikit yang mana sampah tersebut dapat diuraikan sendiri oleh alam, dimana hewan memakan sisa makanaan dan bahan-bahan lain dapat dibuang ketanah, dengan demikian alam dapat menguraikan sampah tersebut. Didaerah perkotaan, dimana jumlah penduduk semakin besar dan kepadatan semakin tinggi, sampah tidak dapat lagi diolah oleh alam. Karakteristik sampah menjadi semakin beragam, sejalan dengan meningkatnya standar hidup dan volume sampah semakin meningkat dengan cepat. Cara pewadahan sampah telah berubah dari sistem manual atau menggunakan hewan menjadi motor dan dari truk terbuka menjadi truk dengan sisitem kompaktor. Permasalahan baru juga muncul dengan adanya bangunan-bangunan bertingkat apartemen, supermarket, limbah industri, dan lain-lain. Selama dua dekade terakhir terjadi kecendrungan perkembangan teknologi dalam pengelolaan sampah dari manual menuju mekanisasi. Hal ini disebabkan oleh kenaikan upah tenaga kerja. Oleh karena itu pada negara maju permasalahan sampah terhadap kesehatan dan lingkungan telah dapat diselesaikan pada sistem pewadahan dan sistem pengumpulan yang baik. Dalam hal ini ekspose sampah terhadap manusia dijaga sekecil mungkin, meskipun untuk final disposal resources recovery masih cukup bermasalah. Pada saat ini terjadi polemic dalam penanganan sampah yaitu kewenangan public service atau private service. Akan tetapi untuk negara maju pengelolaan sampah telah baik, ini dikarenakan adanya dana untuk pengelolaan sistem sampah yang efisien sudah tersedia dan masyarakat bersedia untuk berpartisipasi dengan sistem yang ada, serta didukung dengan teknologi pengelolaan yang canggih. Pada negara berkembang atau kota-kota asia yang mempunyai kepadatan penduduk yang lebih tinggi dari kota-kota negara maju. Hal ini disebabkan oleh adanya urbanisasi(perpindahan menuju ke kota). Negara berkembang bukannya tidak peduli terhadap pencemaran lingkungan yang semakin buruk. Kita sudah memikirkan tentang kualitas lingkungan perkotaan dan

pentingnya pengelolaan sampah yang efisien sudah mulai dikenal. Pengelolaan persampahan dinegara maju sangat memprihatinkan dikarenakan ketidak tersediaan dana yang mencukupi serta tidak adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan, serta adanya perbedaan iklim, ekonomi, dan social budaya. Hal-hal yang menyulitkan penerapan teknologi dari negara maju adalah perbedaan iklim, keterbatasan dana dan devisa, ekonomi, karakteristik dari kota, social dan agama, kesadaran akan kesehatan lingkungan, kualitas dari menejerial dan kemampuan teknis. Sedangkan masalah yang perlu diperhatikan dalam pemilihan adopsi sistem teknologi dan menejemen pengelolaan sampah adalah perlindungan terhadap kesehatan dan lingkungan dengan biaya yang dapat ditanggung oleh kota setempat, pengembangan sistem berdasarkan pada kondisi iklim, fisik, dan faktor-faktor social setempat, produksi barang-barang dan perlengkapan yang efisien dan asli, pencapaian produktifitas yang tinggi dari tenaga kerja dan peralatan, terutama alat-alat transportasi, penyuluhan masyarakat, lapangan kerja. Selain itu juga diperlukan terobosan dan inovasi dalam pengelolaan sampah. Diharapkan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah yang benar-benar sudah tidak dapat diolah atau ditangani. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengelola sampah sejak dari sumbernya yaitu rumah tangga. Banyak kelompok masyarakat yang telah memulai usaha ini, munculnya kelompok ini merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah.

1.2 Tujuan Tujuan dari tugas 1 mata kuliah pengelolaan sampah yaitu untuk: Memberikan gambaran nyata mengenai kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan pengurangan, pembatasan, dan atau pendaur ulangan sampah. Agar mahasiswa berfikir kreatif dalam melakukan pengelolaan sampah yang berbasis technopreuneurship. Memahami konsep dan prinsip dalam pengelolaan persampahan. Mengetahui pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat dengan tinjauan berbagai aspek yaitu aspek kelembagaan, aspek teknis pengolahan sampah berbasis masyarakat, aspek financial dan wirausaha, dan aspek lingkungan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI


2.1 Letak Geografis Dalam tugas ini masing-masing kelompok mendapatkan dua tempat untuk melakukan penyelesaian tugas. Kelompok kami mendapatkan dua lokasi, lokasi pertama KPSM Desaku Hijau Mraen RT. 02 RW. 09 Sendangadi, Mlati, Sleman, dan lokasi kedua UD.SREGEP Yogyakarta yang tidak jauh dari lokasi pertama. Secara geografis lokasi pertama dan kedua yaitu berada di kecamatan Mlati, Sleman. KPSM Desaku Hijau Mraen RT. 02 RW. 09 Sendangadi, Mlati, Sleman dan UD.SREGEP Yogyakarta merupakan kecamatan yang terletak disisi barat wilayah kota Yogyakarta. Batasbatas wilayahnya
Sebelah Utara : Desa Pendowoharjo, Tridadi, Donoharjo Sebelah Selatan : Desa Sinduadi Sebelah Barat : Desa Tlogoadi Kec Mlati Sebelah Timur : Desa Sariharjo Kec Ngaglik Luas wilayah kecamatan Mlati, Sleman adalah 536 ha. 2.2 Situasi Demografis Secara demografis kecamatan Mlati mempunyai situasi kependudukan sebagai berikut : Kecamatan Mlati dihuni oleh 23.645 kepala keluarga. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Mlati adalah 72.438 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 36.369 orang dan penduduk perempuan 36.069 orang. Sebagian besar penduduk Kecamatan Mlati adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat 12.196 orang atau penduduk Kecamatan Mlati bekerja di sektor pertanian.

BAB III ASPEK SOSIAL DAN KELEMBAGAAN


Aspek sosial merupakan salah satu aspek yang dipikirkan oleh para pengelola sampah berbasis masyarakat. Aspek sosial ini meliputi dari individu, kelompok dan masyarakat. Aspekaspek yang diterapkan pada pengolah sampah dilokasi pertama KPSM Desaku Hijau Mraen RT. 02 RW. 09 Sendangadi, Mlati, Sleman bertujuan untuk kepentingan masyarakat dan suatu kelompok tertentu. Pendiri atau penggerak kegiatan tersebut sangat peduli akan lingkungan sekitarnya. Kepedulian tersebut diterapkan beliau di daerah tempat tinggal dan ditempat beliau bekerja. Penerapan yang dilakukan adalah bagaimana memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi barang yang bisa digunakan kembali dan bermanfaat. Salah satunya adalah kegiatan pengumpulan sampah dan pengolahan sampah yang digerakan oleh beliau. Didaerah tempat tinggal beliau daerah Mraen RT.02 RW.09 Sendangadi, Mlati, Sleman ini sudah dilakukan pengumpulan dan pemanfaatan sampah. Dalam satu RT di kawasan ini masyarakatnya sudah digerakkan untuk sadar akan pentingnya sampah bila tidak diolah kembali. Sehingga masyarakat sekitar pun juga mempunyai kesadaran untuk mengolah sampah, mereka menerima usul kegiatan tersebut dengan lapang dada dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan lingkungan masyarakat sendiri dan juga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Masyarakat ada yang menerima tetapi juga ada yang tidak setuju akan adanya kegiatan tersebut, tetapi hanya sebagian kecil masyarakat yang menentang adanya kegiatan ini. Masyarakat yang menentang kegiatan tersebut mungkin belum adanya tingkat kesadaran bagaimana sampah itu jika terbengkalai dan tidak diolah. Sosialisasi yang dilakukan oleh penggerak kegiatan ini dengan cara mempromosikan dalam kegiatan dasa wisma yang ada di wilayah beliau. Selain itu juga mengadakan lombalomba yang berhubungan dengan sampah. Lomba yang diadakan bukan hanya untuk orang dewasa, tetapi mencakup untuk semua kalangan, sehingga anak-anak kecilpun diberikan pemahaman terhadap pentingnya sampah.

You might also like