You are on page 1of 17

1. PENGANTAR TEKNIK TRAFIK A.

Pendahaluan Suatu sentral baru dapat beroperasi pertama sekali apabila seluruh perangkat-perangkatnya (Hardware dan Software) telah diinstalasi dan berfungsi dengan baik. Sentral baru tersebut ditempatkan pada sebidang lahan yang harus sudah dibebaskan (dibeli) beberapa tahun sebelumnya. Kabel-kabel telah diletakkan pada duct dimana kapasitas kebutuhan duct tersebut harus sudah diprediksi untuk kebutuhan periode waktu 20 tahun ke depan. Jumlah pairs kabel harus disediakan (direncanakan) paling sedikit untuk kebutuhan 5 tahun ke depan. Trunk dan junction circuits harus sudah direncanakan paling sedikit untuk kebutuhan 1 (satu) tahun ke depan yang kemudian dapat di tambah. Bangunan harus mempunyai ruang yang cukup untuk menempatkan perangkat-perangkat telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan seperti jumlah satuan sambungan telepon, perangkat switching, perangkat transmisi dan sebagainya. Bila bangunan tersebut adalah bangunan baru, maka harus direncanakan space untuk extension sesuai dengan kebutuhan 10 20 tahun. Sebelum sebuah sentral baru diaktifkan, seluruh perangkat harus sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini begitu banyak pekerjaan yang telah dilakukan oleh staf dengan tugas yang berbeda-beda pada jauh hari sebelumnya. Mungkin sebagian karyawan telah banyak menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan segala sesuatunya di lapangan, dan ada juga sebagian karyawan yang menekuni pekerjaannya untuk mencek fungsi-fungsi perangkat sentral. Mulai dari awal sampai akhir, dapat dikatakan setiap karyawan baik yang ada di administrasi dan teknisi, mempunyai andil secara langsung atau tidak langsung dalam persiapan ini. Pada waktu yang sama di mana sebuah sentral telah mulai beroperasi, sebagian staf akan mulai merencanakan extension berikutnya. Semantara staf lain mulai mengikuti training untuk menangani sentral-sentral baru yang lain. Perangkat telekomunikasi terdiri dari sejumlah komponen, di mana setiap komponen memiliki masa waktu (life time) tertentu dan dapat diganti setelah life time-nya habis. Periode design komponenkomponen tersebut bervariasi dari beberapa bulan sampai 20 tahun atau lebih. Setiap detailnya harus direncanakan sebelumnya. Tipe dan kuantitas harus diestimasi, komponen-komponen harus dipesan dari pabrik untuk penggunaan langsung atau untuk persediaan. Perangkat harus diinstalasi tanpa mengganggu perangkat lain yang sedang beroperasi. Dalam waktu bersamaan sebagaimana perencana-perencana yang selalu memandang kebutuhan ke depan, sementara beberapa staf secara full time harus menjaga agar perangkat tetap beroperasi dengan baik. Staf pemeliharaan akan berusaha memelihara perangkat beroperasi seefisien mungkin. Salah satu ilmu yang diterapkan untuk mendukung semua usaha di atas, khususnya untuk perangkat pada network adalah ilmu trafik. Pengalaman operasional seorang perencana sangat berharga dan bermanfaat, khususnya untuk membuat adjustment pada rencana yang akan datang. Aktivitas pada Administrasi Telekomunikasi ini sangatlah kompleks dan harus membutuhkan koordinasi dan kooperasi. Aliran informasi harus sanggup mencapai setiap unit kerja sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit. Tidak ada satu orangpun pada semua unit di administrasi telekomunikasi yang dapat bekerja secara independent. B. Aktivitas dan Tujuan Traffic Engineering Peranan Traffic Engineering dalam aktivitas administrasi telekomunikasi yaitu : Membuat perencanaan overall network telekomunikasi. Menentukan dimensi setiap komponen dalam network (perangkat dan rute). Membuat perencanaan extension yang akan datang secara akurat.

Meng-adjust ruting trafik secara terus menerus sesuai dengan variasi trafik dan demand. Mendapatkan keseimbangan antara cost dan service components pada network. Melaksanakan traffic engineering secara benar akan sangat berarti bagi administrasi telekomunikasi, yaitu untuk mengoptimalkan pengembalian investasi, dengan cara : Membuat ukuran extension yang benar, pada tempat dan waktu yang tepat. Menyediakan network yang cocok dengan kebutuhan trafik yang sesungguhnya dan yang sesuai dengan pola permintaan panggilan. Memperoleh pemakaian network setinggi mungkin dengan grade of service sebaik mungkin. C. Forcasting. Seorang peramal akan mengestimasi permintaan pada masa yang akan datang berdasarkan pengetahuannya dari kondisi sekarang dan permintaan pada masa lampau. Kesulitan mungkin akan timbul bila demand sekarang ini dan masa lampau, tidak memuaskan.

D. Pengukuran Trafik. Karena pengukuran dan pengamatan (observasi) trafik merupakan hal yang mutlak dilakukan, maka persoalannya adalah bagaimana melakukan pengukuran atau pengamatan secara benar.

E. Dimensioning Dengan mengetahui data trafik dalam Erlang dan rata-rata waktu percakapan, dan sebagainya secara benar maka pendemensian seluruh perangkat telekomunikasi dapat ditentukan dengan benar. Dengan demikian perangkat telekomunikasi akan dapat beroperasi secara baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan dimensioning, seseorang harus mengetahui gambaran umum dari perangkat switching dan bagaimana sistem itu bekerja, disamping itu juga harus mengetahui teori trafik. Penerapan teori trafik akan berbeda sesuai dengan kasus penyambungan misalnya pada sistem loss, sistem delay dan sistem overflow.

F. Perencanaan Network. Perencanaan Network adalah proses dinamis, seperti yang telah diuraikan dalam aktivitas telekomunikasi. Secara sempit dapat disebutkan bahwa kegiatan Perencanaan Network merupakan penentuan sirkit yang sesuai antar sentral dengan pelanggan, antar sentral dengan sentral. Traffic Engineering memberikan kontribusi yang sangat berarti kepada kegiatan Perencanaan Network. Pengukuran Trafik dan Forecasting menyediakan data dasar untuk perencanaan.

2. KONSEP DASAR TRAFIK A. DEFINISI TRAFIK Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi yang dikirim melalui media transmisi. Sehingga trafik dapat didefinisikan sebagai perpindahan informasi (pulsa, frekuensi, percakapan, dsb) dari suatu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi.

Misalkan ada 2 buah sentral A dan B dihubungkan dengan sebuah saluran (sirkit) seperti gambar di bawah ini :

Sirkit AB hanya dapat dipakai oleh satu panggilan percakapan dalam satu satuan waktu. Sirkit A-B dikatakan dipakai jika sirkit A-B sedang menggenggam sebuah panggilan atau percakapan atau dengan kata lain sirkit tersebut sedang diduduki oleh suatu panggilan. Dinyatakan bebas (idle) apabila tidak ada panggilan yang datang. B. BESARAN DAN SATUAN TRAFIK Trafik pada telepon dibangkitkan oleh sejumlah pelanggan, dalam suatu proses pemanggilan mulai dari saat pemanggil mengangkat hand-set pesawat telepon, menekan/ memutar nomor telepon yang dituju, penyambungan di level sentral sehingga tiap peralatan dapat diidentifikasi lama waktu pemakaiannya (besar trafiknya) Ukuran atau besaran trafik dapat ditentukan sebagai berikut : Misalkan link antar sentral P dan Q terdiri dari N=3 saluran/sirkit, pengamatan terhadap sirkit dilakukan selama T=25 menit. Selama waktu tersebut terdapat n=10 panggilan, lamanya pendudukan masingmasing panggilan dinyatakan dengan tv yang besarnya digambarkan sebagai berikut :

Volume trafik : Jumlah waktu dari masing-masing pendudukan pada seluruh saluran/ sirkit. Total waktu pendudukan = t1+t2+t3 . +t10 = 44 menit. Dengan cara lain, volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan dengan rata-rata waktu pendudukan sebagai berikut.

V = Volume Trafik n = jumlah panggilan h = Rata-rata waktu pendudukan (mean holding time) Rata-rata waktu pendudukan = total waktu pendudukan dibagi jumlah panggilan = 44 menit / 10 = 4,4 menit. Intensitas Trafik adalah jumlah waktu pendudukan persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T) = 44 menit / 25 menit = 1,76

A = Intensitas trafik Rumus lain dari intensitas trafik dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah panggilan per waktu pengamatan dengan rata-rata waktu pendudukan atau :

A = Intensitas trafik y = jumlah panggilan per satuan waktu pengamatan h = mean holding time Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa intensitas trafik tidak memiliki satuan. Sebagai penghargaan kepada A.K. Erlang yang pertama menyelidiki trafik telekomunikasi, maka ditetapkanlah satuan intensitas trafik dalam Erlang, dimana pengertian 1 (satu) Erlang adalah apabila sebuah sirkit diduduki secara terus menerus selama satu jam.

Istilah intensitas trafik untuk selanjutnya hanya disebutkan dengan besar trafik atau trafik saja. C. MACAM TRAFIK Dalam telekomunikasi, dikenal 3 (tiga) jenis trafik, yaitu : * Trafik yang ditawarkan ke system jaringan (offered traffic) = Ao * Trafik yang dimuat dalam system (carried traffic) = Ac * Trafik yang ditolak oleh system (rejected traffic) = Ar

Besar trafik Ac dapat diukur, sedangkan besar trafik Ao diestimasikan dengan menambahkan trafik yang dimuat dan kemungkinan (probabilitas) trafik yang ditolak.

Dalam mendisain jaringan antar sentral, jumlah sirkit yang harus diinstalasi tidaklah mungkin menyediakan sebanyak jumlah pelanggan. Dengan demikian, akan ada kemungkinan sejumlah panggilan ditolak (tidak terlayani) pada saat seluruh sirkit diduduki. Jumlah panggilan yang diperbolehkan ditolak tidak boleh lebih dari 1%. Artinya bila ada 100 panggilan yang datang bersamaan, hanya 1 panggilan yang diperkenankan ditolak (dibuang dari system). Besar probabilitas (kemungkinan) panggilan yang dapat ditolak dinyatakan dengan symbol B atau sering juga disebut sebagai Probabilitas Blocking. Dilihat dari sisi pelayanan istilah probabilitas blocking dinyatakan dengan Grade of Service (GOS). Besarnya probabilitas blocking untuk sejumlah panggilan identik dengan probabilitas trafik yang ditolak, sehingga besarnya Ar dapat dinyatakan dengan :

Karena Ao = Ac + Ar, maka trafik Ao dapat dihitung dengan persamaan :

D. KARAKTERISTIK TRAFIK Sumber trafik adalah pelanggan. Kapan dan berapa lama pelanggan mengadakan pembicaraan telepon tidak dapat ditentukan lebih dahulu. Jadi trafik ini besarnya merupakan besar statistik dan kuantitasnya hanya bisa diselesaikan dengan statistik dan teori probabilitas. Jumlah panggilan merupakan fungsi waktu, sedang variasi dari jumlah panggilan tersebut sama dengan variasi trafik. Bila trafik dalam suatu sistem peralatan telekomunikasi diamati, maka akan terlihat bahwa harganya akan berubah-ubah (bervariasi). Variasi trafik terjadi dalam interval waktu : * Menit ke menit * Jam ke jam * Hari ke hari * Musim ke musim (hari besar, musim liburan, dll) Variasi dalam waktu yang pendek (dalam satu jam) terlihat bahwa perubahannya tidak teratur, dapat naik, dapat turun ataupun tetap. Kurva trafik dalam satuan waktu dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1: Variasi trafik selama 1 hari

Gambar 2 : Variasi trafik selama 1 minggu

Pada gambar 1 di atas terlihat bahwa pada kira-kira pukul 10.00 nilai trafik merupakan yang tertinggi. Hal ini karena ternyata sumbangan trafik terbesar berasal dari pelanggan bisnis. Bila pengamatan trafik tersebut dilakukan pada hari-hari lain, bentuk kurvanya tidak tepat sama, mungkin nilai tertingginya terjadi pada sekitar pukul 10.30. Dari kurva-kurva tersebut terdapat pengertian : Jam Sibuk (Time Consistent Busy Hour). Jam Sibuk yaitu periode satu jam (60 menit) dalam satu hari di mana trafiknya mempunyai nilai tertinggi dalam jangka lama. Jadi jam sibuk ini didapat dari kurva rata-rata dari banyak kurva (banyak hari). E. JENIS NETWORK (JARINGAN) Ada 2 (dua) bentuk network dasar, yaitu : * Mata jala * Bintang

F. KASUS-KASUS DALAM PENYAMBUNGAN PANGGILAN (CONNECTION CASES) Terjadinya suatu penyambungan panggilan pada sistem telepon, akan mengalami sejumlah tahapan seleksi. Perhitungan dan perkiraan karakteristik trafik pada masing-masing tahapan seleksi harus lebih dahulu mendefinisikan faktor-faktor di bawah ini : a. b. c. d. input trafik grouping inlet dan outlet metode penanganan panggilan yang datang (hunting method) prosedur penanganan panggilan yang tidak berhasil

a. Input Trafik Input trafik didefinisikan oleh intensitas panggilan dan distribusi holding time. b. Grouping Dilihat dari ketersediaan antara inlet dan outlet, maka pengaturan penggrupan diklasifikasikan sebagai berikut : > Group Full Availability : setiap inlet dapat mangakses setiap outlet > Group Limited Availability : suatu inlet hanya diperkenankan mengakses sejumlah outlet tertentu c. Methode Hunting Ada 2 (dua) methode hunting, yaitu : > Sequential hunting > Random hunting d. Penanganan Panggilan Yang Tidak Sukses Dilihat dari terjadinya kemacetan (kongesti), pelanggan apakah diperkenankan menunggu atau harus melakukan panggilan ulang, sistem telepon dapat diklasifikasikan : Loss System ; panggilan yang datang saat seluruh sirkit sibuk, akan ditolak atau dibuang dari sistem. Bila terjadi repeated call (panggilan ulang) akan dianggap sebagai panggilan baru. System loss ini biasanya digunakan untuk menentukan dimensi (jumlah) saluran antar sentral telepon.

Delay System ; panggilan yang tidak dapat dilayani karena seluruh sirkit sibuk, maka panggilanpanggilan tersebut diperkenankan menunggu pada ruang tunggu (buffer) yang disediakan. Sistem ini biasanya digunakan untuk PABX. Overflow System ; panggilan-panggilan yang tidak terlayani karena seluruh group sirkit ke suatu arah dalam kondisi diduduki, maka diluapkan (diroutingkan) atau di-over ke group sirkit arah lain (alternative routing). Sistem ini biasanya diterapkan dalam mendisain jaringan Multi Exchange Area (MEA) dengan tujuan mengoptimalkan biaya investasi.

3. DISTRIBUSI TRAFIK
A. Distribusi Poisson Distribusi Poisson digunakan di Amerika Utara untuk perhitungan dimensioning pada final trunk groups. Asumsi yang digunakan untuk kondisi ini ialah : random sumber trafik tidak terbatas lost call held (LCH) Rumus Poisson:

dimana: P = Poisson loss probability N = Jumlah trunk pada full-availability group A = Trafik yang ditawarkan pada group dalam Erlang e = Natural logarithm base (2.71828..) Contoh soal: 1. Berapa Erlang kapasitas trafiknya, untuk suatu final trunk group dengan dengan sistem LCH dengan 24 sirkit jika ditentukan loss probability = 2% ? 2. Hitung grade of service untuk suatu final trunk group dengan 48 sirkit dan offered traffic 35 Erlang. Sistem yang digunakan ialah LCH. 3. Dari hasil pengukuran suatu final trunk group dengan menggunakan sistem lost call held dan grade of service 1% diketahui offered traffic = 20 Erlang. Hitung jumlah sirkit yang diperlukan.

TABEL POISSON B. Distribusi Erlang B


Distribusi Erlang B digunakan untuk menentukan dimensi pada high-usage trunk groups yang menggunakan sistem overflow. Asumsi yang digunakan untuk kondisi ini ialah : random

sumber trafik tidak terbatas loss system Rumus Erlang B :

dimana

B = Erlang B loss probability N = Jumlah trunk pada full-availability group A = Trafik yang ditawarkan pada group dalam Erlang

Contoh soal: 1. Apabila pada sejumlah 29 sirkit dengan menerapkan sistem loss, ditawarkan trafik sebesar 21 Erlang, berapa probabilitas lossnya? 2. Sejumlah trunk bekerja berdasarkan sistem loss, ditawarkan call sejumlah 200 call/jam. Bila mean holding time adalah 180 detik, tentukan jumlah trunk yang harus disediakan jika probabilitas loss = 1%. 3. High-usage trunk group dengan 24 sirkit dikehendaki loss probability = 2%. Berapa kapasitas trafik yang bisa dimuat jika system yang digunakan ialah loss system? 4. Dari suatu high-usage trunk group yang menggunakan system loss mempunyai 48 sirkit dengan offered traffic 36 Erlang. Ditanyakan : GOS = ?

TABEL ERLANG B C. Distribusi Erlang C


Distribusi Erlang C digunakan untuk menentukan dimensi common-equipment dimana panggilan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu (first-in first-out /FIFO) berdasarkan antrian. Asumsi yang digunakan untuk kondisi ini ialah : sequential sumber trafik tidak terbatas delayed system Rumus Erlang C :

dimana: P(>0) P(>t) N A T1 T2 D1 D2 e

= = = = = = = = =

Probability dari delay lebih besar nol Probability dari delay lebih besar T1 Jumlah server pada full-availability group Trafik yang ditawarkan pada group dalam Erlang Delay yang diperbolehkan dalam detik Waktu genggam rata-rata dalam detik Delay rata-rata seluruh call dalam detik Delay rata-rata pada call yang tertunda dalam detik Natural logaritm base (2,71828.)

D. Distribusi Binomial
Distribusi Binomial digunakan untuk menentukan dimensi final trunk groups antara PABX atau remote switching unit (RSU) dengan sentral induknya. Asumsi yang digunakan untuk kondisi ini ialah : random sumber trafik terbatas lost call held (LCH) Rumus Binomial :

dimana: P = Binomial loss probability S = Jumlah sumber trafik N= Jumlah trunk pada full-availability group a = Traffic offered to group in Erlangs per source Contoh soal:

1. Tentukan loss probability untuk sebuah remote switching unit dengan 30 pelanggan yang 2. 3.
tersambung ke sentral lokal dengan 12 sirkit dan trafik pada jam sibuk = 7,5 Erlang. Asumsi yang digunakan ialah Lost Call Held. Sebuah remote switching unit menggunakan asumsi Lost Call Held dengan 20 pelanggan, tersambung ke sentral lokal dengan 8 sirkit dan loss probability = 1,25%. Berapa offered trafficnya ? Sebuah PABX dengan 30 pelanggan menggunakan asumsi Lost Call Held. Jika diketahui trafik per pelanggan = 0,25 Erlang dan GOS = 3,9%, tentukan jumlah sirkit yang diperlukan untuk menghubungkan PABX tersebut dengan sentral lokal. TABEL BINOMIAL

E. Distribusi Engset
Distribusi Engset digunakan untuk menentukan dimensi common equipment dengan jumlah sumber yang terbatas, misalnya sentral rural kecil dan line concentrator. Asumsi yang digunakan untuk kondisi ini ialah : Random Sumber trafik terbatas Loss system Rumus Engset :

dimana: P = Engset loss probability S = Jumlah sumber trafik N = Jumlah server pada full-availability group A = Trafik yang ditawarkan pada group dalam Erlang Contoh soal: 1. Suatu sentral PABX terdiri dari 20 line, dihubungkan dengan sebuah sentral lokal. Bila trafik per pelanggan diperkirakan 100 mE dan loss probability = 2,7%, tentukan jumlah saluran antar PABX dengan sentral lokal tersebut. 2. Tentukan besarnya loss probability untuk line concentrator dengan 30 pelanggan, 9 kanal dan offered traffic 0,2 Erlang per palanggan. 3. Berapa besar offered traffic untuk PABX dengan 30 pelanggan, 9 saluran antara PABX dengan sentral lokal dan GOS = 0,004. 4. Tentukan jumlah saluran dari PABX ke sentral lokal, untuk sebuah PABX dengan jumlah pelanggan = 30 line, 0,1 Erlang per pelanggan dan GOS = 1,5%.

4. Pengukuran Trafik
A. PENDAHULUAN Pengukuran trafik memberikan data dasar untuk keperluan perencanaan, operasi dan pemeliharaan, management dan berbagai kasus perhitungan untuk pengelolaan network. Hasil pengukuran trafik yang telah diolah, memberikan gambaran antara lain tentang jumlah sirkit/saluran, perangkat sentral, beban trafik dan distribusi call serta unjuk kerja perangkat. Sasaran akhir dari pengukuran trafik adalah pembenahan kebutuhan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi sebaik-baiknya, dengan memperhitungkan faktor-faktor efektif dan efisien dari sarana telekomunikasi yang ada. B. TUJUAN PENGUKURAN TRAFIK a. Menentukan dimensi peralatan atau sirkit guna mengatasi stagnasi atau untuk kebutuhan peralatan dan perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. b. Melacak letak kegagalan. c. Mendeteksi kondisi peralatan maupun sirkit d. Mengetahui unjuk kerja jaringan (Network Performance). e. Mengetahui mutu pelayanan jaringan telekomunikasi (Quality of Service). C. KEGUNAAN PENGUKURAN TRAFIK a. Jangka pendek, yaitu menghindarkan timbulnya stagnasi dan mengoptimalkan trafik pada route, peralatan dan sirkit yang ada : - Apakah seluruh perangkat berfungsi dengan baik. - Apakah seluruh perangkat dan sirkit yang ada sudah berfungsi maksimal. - Apakah peralatan dan sirkit yang ada telah dipenuhi oleh sejumlah percakapan yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. b. Jangka panjang, yaitu untuk perencanaan pembangunan yang paling sedikit meliputi jangka waktu 1 2 tahun mendatang. D. FUNGSI PENGUKURAN a. Operasi Trafik Adalah pengawasan sehari-hari dari status dan performance (unjuk kerja) trafik dari sentral dan jaringan : - Membandingkan status dan unjuk kerja hasil ukur dengan tolok ukurnya. - Mengusulkan rencana perbaikan/pembenahan dalam hal : perubahan route, pencegahan kemacetan dan perbaikan pelayanan, dengan kerjasama dengan unsur lain yang terkait. - Penetapan rekayasa trafik dan perencanaan fasilitas baru. b. Administrasi Trafik Adalah menjamin agar trafik yang disalurkan ke sentral dan jaringan terbagi dengan rata dan seimbang. Hal ini diperoleh dengan perhitungan yang cermat mengenai jumlah peralatan dan sirkit pada jaringan berdasarkan pengukuran trafik dan analisa serta evaluasinya. E. SYARAT PENGUKURAN Hasil pengukuran (data) harus memenuhi syarat-syarat : a. Benar (akurat) b. Segar (up to date)

F. CARA MENGUKUR a. Secara visual, yaitu mengamati tanda-tanda atau lampu pendudukan pada sentral yang tidak ada alat ukurnya. b. Menggunakan alat ukur, dilakukan secara manual atau otomatis tergantung keadaan alat ukurnya. c. Dengan programming sentral. G. SISTEM PENGUKURAN Guna menganalisa suatu sistem teletrafik, diperlukan suatu model yang dapat menggambarkan semua atau sebagian sistem tersebut. Model dimaksud terdiri dari 3 elemen, yaitu: a. Struktur (hardware). b. Strategi (software) c. Proses Trafik (user requirements). Struktur perangkat secara teknis telah ditetapkan, dan dari perangkat ini dapat diperoleh informasi yang lengkap tentang sistem ini. Strategi terdiri dari aturan-aturan dan prinsip-prinsip di mana seorang traffic-engineer menerapkan strategi yang dimaksud guna memperoleh kondisi yang terbaik dari sistem pada situasi trafik yang ada. Pada sentral dengan sistem elektromekanik, strategi tersebut diwujudkan ke dalam apa yang disebut wired-logic dan pada sentral dengan sistem SPC (Store Programmed Control) strategi tersebut diwujudkan ke dalam software atau apa yang disebut dengan programmed-logic. Sedangkan trafik yang biasanya dibangkitkan oleh pemakai (user) terdapat pada suatu sistem yang beroperasi. Uraian yang realistik dari proses trafik dapat diperoleh dari suatu observasi pada sistem tersebut. Selanjutnya seorang traffic-engineer akan mencoba untuk mengadaptasi sistem ke proses trafik dengan menerapkan beberapa strategi yang berbeda, seperti routing, prioritas dsb. Sistem telepon adalah suatu sistem man-machine yang kompleks. Tujuan traffic-engineering adalah mendesain sistem secara optimal, yang dapat dipenuhi dengan cara melakukan penyelidikan dari tingkah laku pelanggan. H. HUBUNGAN ANTAR SENTRAL. Pengukuran ini biasanya dilakukan pada suatu group sirkit dari suatu sentral di mana seluruh group sirkit yang ada harus secara rutin diukur. Untuk intensitas trafik, maka seluruh group sirkit yang ada harus diukur secara serentak. I. APLIKASI DATA PENGUKURAN Suatu program pengukuran harus didisain dengan perhitungan yang cermat untuk meyakinkan bahwa tidak ada data yang tidak perlu untuk dicatat. Tujuan setiap pengumpulan data harus didefinisikan secara jelas, juga harus diformulasikan tujuannya untuk berbagai metode pengukuran yang berbeda. Sangat penting untuk mengeliminasi (menghilangkan) data yang tidak berguna sesegera mungkin.

J. CALL CHARGING Basis ekonomi dari administrasi adalah pembayaran oleh pelanggan dan administrasi lain. Pengawasan yang kontinyu pada kebenaran charging menjadi sangat penting. Tugas ini dapat dikerjakan oleh komputer dengan baik.

K. ASPEK OPERASIONAL Tujuan traffic engineering adalah untuk memaksimalkan perangkat yang ada. Terdapat hubungan yang erat antara pengukuran, dimensioning dan ukuran kriteria pelayanan. Data trafik adalah basis dari traffic engineering. Penggunaan data ini terutama adalah untuk pengelolaan perangkat sehari-hari. Profil trafik sehari-hari dapat diamati sehari penuh dengan perangkat komputer. Rata-rata waktu jam sibuk mungkin berubah bila diamati lebih seksama. Data dapat hanya direkam bila trafik lebih tinggi dari level tertentu. Perhatian khusus diperlukan untuk kejadian-kejadian tertentu misalnya : bencana alam, kabel terputus, dan sebagainya. Juga perlu terdapat catatan sirkit-sirkit yang di blok, di test dsb. Unjuk kerja sentral dikontrol dengan kongesti beban, pengukuran beban, waktu tunggu, time out dsb. Unjuk kerja Network terutama dikontrol dengan pengukuran beban yang memberikan gambaran up to date beban nyata pada route trafik tertentu. Network yang lebih baik memerlukan level efisiensi yang tinggi karena investasinya tinggi. Tetapi efisiensi yang tinggi membuat Network menjadi lebih sensitif terhadap variasi trafik. Sekali terjadi kongesti atau overload sangat sulit untuk memperkirakan level trafik yang sebenarnya atau untuk menginterpretasikan hasil-hasil pengukuran. Kongesti pada beberapa bagian kritis pada network dapat menyebabkan lebih banyak repeated call attempt, yang dapat menaikkan beban pada perangkat common control. Sehingga penting untuk mengidentifikasikan gangguan network dan mengambil langkah-langkah penanganan sebelum gangguan menjadi serius. Masalah ini berkaitan dengan langkah-langkah pengelolaaan network yang dinamis. L. PEMELIHARAAN Tujuan pengawasan jangka pendek adalah untuk melihat apakah perangkat sudah digunakan seefisien mungkin. Data yang dikumpulkan adalah untuk preventive dan corrective maintenance. Penelitian menunjukkan bahwa 30% dari semua gangguan dapat dicegah dengan preventive maintenance. Walaupun sistem kelihatan beroperasi dengan baik, pengukuran secara detail mungkin menunjukkan adanya sirkit yang tidak beroperasi. Pengawasan terhadap masing-masing sirkit (secara individu) adalah penting karena dapat mencegah gangguan serius pada trafik. Pengawasan on-line memungkinkan kita mengetahui secara cepat/dini. M. PERENCANAAN DAN PERAMALAN Pengumpulan data untuk perencanaan dan peramalan jangka panjang akan mendefinisi-kan kebutuhan saat ini dan membantu perencana untuk merencanakan pengembangan dimasa yang akan datang.

N. JENIS PENGUKURAN SECARA UMUM Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis pengukuran trafik yaitu : a. Pengukuran Kuantitatif. Menentukan dimensi peralatan maupun sirkit guna mengatasi stagnasi serta untuk kebutuhan peramalan jangka panjang guna perencanaan pembangunan. Yang diukur dalam pengukuran kuantitatif adalah volume (intensitas) trafik dalam Erlang (atau satuan lainnya) atau dalam call dan holding time dari suatu kelompok peralatan atau sirkit. b. Pengukuran Kualitatif. Melacak kegagalan panggilan Mendeteksi kondisi peralatan dan sirkit Mengetahui unjuk kerja jaringan (Network Performance) Mengetahui mutu pelayanan (QOS) O. SITUASI TRAFIK Sesuai dengan konsep-konsep dasar trafik, bahwa trafik mempunyai variasi yang luas dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Variasi selama setahun b. Variasi waktu selama jam sibuk c. Variasi hari ke hari d. Variasi musiman e. Variasi hari dalam satu minggu Oleh karena itu dalam melakukan pengukuran, harus diketahui bagaimana trafik pada saat-saat tersebut. Hal ini untuk menghindari kesalahan misalnya dalam menentukan dimensi untuk mengatasi stagnasi maupun kesalahan perencanaan. Agar situasi trafik dapat diketahui dengan pasti, harus dilakukan suatu pengamatan perilaku trafik sesuai dengan variasinya, minimal selama setahun. P. PERIODE PEREKAMAN Periode perekaman adalah interval waktu selama pengukuran dilaksanakan . Pengukuran ini dapat diaktifkan berdasarkan penjadualan atau secara On Demand. Periode yang berbeda dapat dijadualkan untuk hari yang berbeda selama satu minggu, sebagai contoh : Senin Jumat waktu pengukuran pukul 09.00 10.00 Sabtu Minggu waktu pengukuran pukul 08.30 09.30 Q. ARAH DATA KELUARAN Lokal atau Remote Terminal. Agar data hasil pengukuran dapat dibaca, maka data tersebut harus dicetak atau ditampilkan pada layar (display). Untuk itu data hasil pengukuran harus dapat diarahkan ke suatu printer atau terminal baik secara lokal atau secara remote sesuai yang dikehendaki. External Processing Center. Untuk memudahkan dalam pengumpulan data dan analisa data khususnya dalam kondisi jumlah sentral lebih dari satu, maka keluaran hasil pengukuran dapat diarahkan ke suatu pusat pemrosesan atau Operation and Maintenance Center (OMC).

Media Penyimpanan Lokal. Data masa lalu kadang-kadang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. Agar data tidak hilang dalam kurun waktu tertentu, maka data hasil pengukuran tersebut sebaiknya disimpan pada media penyimpanan yang ada di sentral seperti Magnetic Disk atau Magnetic Tape. Media penyimpanan ini sebagai alternatif untuk pengiriman data ke Operation and Maintenance Center (OMC).

You might also like